“Yo, ada nggak teman kamu yang nganggur?” Bian membuka obrolan setelah mereka membelah jalan raya.“Banyak sih, Pak. Kalau boleh tau untuk apa, Pak?” Mario balik bertanya.“Untuk antar jemput Bu Tia.”Sontak Tatiana memandang pada Bian yang duduk di sebelahnya. “Antar jemput ke mana, Bi?”“Pokoknya ke mana aja. Mulai besok kamu kemana-mana nggak boleh sendiri.”“Lho, kenapa gitu?”“Nggak usah banyak tanya, Tia. Pokoknya kamu ikuti aja apa yang aku perintahkan,” tandas Bian menunjukkan keegoisannya. Lelaki itu kemudian beralih pada sang supir yang pura-pura serius memerhatikan jalan, padahal telinganya mendengar dengan jelas percakapan kedua majikannya. “Nanti kamu bawa dia ke rumah. Syaratnya harus punya SIM, nggak neko-neko, benar-benar pengen kerja, terus satu lagi kalau bisa yang sudah berumur, kalau perlu yang agak tua dan sudah berkeluarga.”Mario mendengarkan dengan baik kata-kata Bian. Dia lalu memikirkan dan mengingat-ingat apa ada temannya yang memenuhi syarat seperti yang d
Read more