“Oh iya, kalau kamu ngapain di sini? Siapa yang sakit? Istri?” Kiano bertanya balik.“Bukan,” jawab Bian sambil tersenyum kikuk.“Jadi siapa?”Bian terbatuk-batuk kecil sambil berdeham. Dan Kiano terus memerhatikannya. “Kamu mau minum nggak, Bi? Aku kasihan ngeliat kamu batuk-batuk kayak gitu. Yang, ada air mineral yang masih segel nggak?” tanya Kiano pada Adizty. Tadi mereka memang membeli dua botol.“Ada, Pi, ini.” Adizty menjawab sambil mengeluarkan air mineral dari dalam tas lantas memberikannya pada Kiano.“Ini, Bi, coba kamu minum dulu.” Kiano memberikan botol air pada Bian. Lelaki itu lalu meneguknya sampai tersisa setengah botol.“Gimana, Bi? Udah tenang?”Bian mengangguk pelan. “Makasih.”“Iyaa… slow, Broo… Oh iya, tadi kamu belum jawab siapa yang sakit?” tanya Kiano lagi.“Gladys,” jawab Bian akhirnya dengan lidah kelu.“Gladys?” ulang Kiano kaget. “Maksudnya Gladys yang script writer itu? Yang bekasan Darrel?”“Iya,” jawab Bian pahit. “Yang temannya Giselle,” tukasnya menam
Read more