Share

Kinda Possessive

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-16 13:39:04

“Aunty Tia!” Lala menyongsong Tatiana yang baru saja turun dari mobil Rei.

Tatiana tersenyum dan balas menyapa. “Lala sudah mandi?” tanyanya melihat rambut panjang anak itu yang setengah basah.

“Sudah, Nty.” Lala menggandeng tangan Tatiana, mengajaknya masuk ke dalam rumah.

“La... Aunty bawa ini lho buat kamu.” Tatiana memberikan kantong dalam jinjingan.

“Apa itu, Nty?”

“Coba deh kamu lihat sendiri.”

Lala membuka kantong itu dan mengeluarkan isinya. “Aunty kok tau sih kalau aku suka ini?” Binar di mata Lala semakin nyata saat melihat vannila pana cotta di dalam jar yang dibawa Tatiana. “Pasti papa yang bilang kan?”

“Nggak… Aunty tau sendiri kok. Gimana, kamu suka?”

“Suka banget, Aunty…”

“Ya udah, kalau gitu mending dimakan sekarang aja.”

Lala mengangguk cepat, lalu menyuap dessert yang tadi dibeli Tatiana di toko kue.

“Rei, kamu nggak mau sekalian?” Tatiana menawarkan.

“Ntar aja deh, aku mau mandi dulu.” Rei menolak. Badannya sudah menuntut untuk dibersihkan terlebih dulu.

‘’Tapi nan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yuli Yuliyuli
syukurin emang enak,, itu yang selama ini tatiana rasakan bian
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
wkwkwkkkk......ruwet
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Pilih Aku Atau Dia?

    Bian tidak bisa lagi untuk tetap tenang dan diam mendengarkan aksi roman picisan atau pun drama murahan yang dimainkan oleh orang-orang yang menamakan dirinya dengan sebutan mama, papa, serta Lala itu. Kesabaran tidak akan pernah cukup untuk membuatnya terus bertahan. Langkahnya pun terayun kasar. “Tatiana!” sergahnya dengan nada suara yang sungguh tidak bisa ditahannya lagi agar tetap terdengar wajar.Keluarga cemara wanna be itu sontak melihat ke sumber suara. Di sana, di sisi pintu, Bian berdiri dengan angkuh. Rahangnya mengeras, sedangkan tangannya terkepal erat.“Hei, Bi, duduk dulu!” sapa Tatiana tanpa peduli pada muka tegang sang suami.“Aku menjemputmu. Ayo pulang sekarang, Tatiana!” perintah Bian tegas. Lelaki itu tidak menghiraukan tatapan keberatan keponakannya, atau pun mata kurang senang adik kandungnya.“Kenapa pake dijemput segala sih? Aku belum bisa pulang sekarang. Lagian nanti Rei bakal ngantar aku kok.”Tanggapan santai Tatiana rupanya membuat Bian ingin menyeretny

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Stay with Me

    Tatiana memerhatikan Bian yang mondar-mandir nggak jelas di kamar. Sudah belasan atau mungkin puluhan menit lamanya. Sepertinya begitu sulit bagi Bian untuk memilih. Lelaki itu kemudian membuka lemari pendingin yang berada di sebelah meja kerjanya. Tatiana segera menghampirinya sebelum tangan Bian sempat meraih sebotol red wine di antara botol-botol lainnya.“Jangan, Bi!” larang Tatiana cepat sembari menahan Bian dengan mencekal lengannya.Bian menoleh dengan sorot mata bertanya-tanya pada sang istri.“Nggak semua masalah harus diselesaikan dengan cara mabuk-mabukan. Tunda dulu minum-minumnya karena kamu butuh kesadaran penuh untuk berpikir jernih. Tolong, kali ini kamu dengarkan kata-kata aku, Bi.”Bian meletakkan kembali minuman beralkohol itu, lantas menutup kulkas. Terdengar helaan napasnya yang sangat berat.“Aku nggak akan memaksa kamu buat mempertahankan pernikahan kita,” ujar Tatiana setelah mereka duduk di sofa. Di seberangnya Bian duduk dengan tatapan galau dan terus meman

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Aku Pilih Kamu

    “Kalau aku sih terserah kamu. Memangnya kamu yakin mau ngebiarin dia sendiri?” tanya Tatiana. Hatinya meragu kalau Bian sanggup melakukannya.Bian mengangguk pelan. Mati-matian dia menepis wajah Gladys yang terus melintas di depan mata, seolah memanggilnya untuk segera datang. “Bi, apa dia nggak punya keluarga?” tanya Tatiana lagi. Rasanya dia juga tidak tega membiarkan Gladys sendirian di rumah sakit tanpa ada yang mendampingi. Apalagi sakitnya bukan penyakit biasa.“Ada sih…,” jawab Bian gantung.“Tapi?”“Gladys nggak ngebolehin aku buat kasih tau keluarganya.”“Kenapa?” tanya Tatiana heran. Sudah sewajarnya mereka tahu kondisi Gladys yang sesungguhnya. Apalagi dengan penyakit yang dideritanya saat ini.“Dia bilang nggak mau bikin mereka khawatir.”Logika Tatiana mulai bekerja setelah mendengar penuturan Bian. Kenapa Gladys tidak mau? Justru malah bagus kalau keluarganya tahu sejak awal. Jadi mereka akan lebih siap menghadapi kenyataan jika terjadi sesutu yang buruk pada anak merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Pria Sejati Tidak Ingkar Janji

    Pagi ini terlihat berbeda dari biasanya. Ruang makan yang pada hari-hari sebelumnya hanya ada Tatiana dan Lina, sekarang terasa lebih hidup dengan kehadiran Bian. Pagi ini mereka memang sarapan bersama. “Tumben banget Bu Tia dan Pak Bian sarapan bareng,” celetuk Lina melihat kedua majikannya duduk berdampingan.“Iya nih, Bi, kebetulan jadwalnya samaan.” Tatiana yang menjawab. Sedangkan Bian bersikap acuh tak acuh. Lelaki itu mengaduk-aduk kopinya yang masih mengepulkan uap panas. Kopi hitam yang dibuatkan Lina untuk Bian memang sengaja tidak diaduk. Memang kesukaan Bian seperti itu. Dia ingin mencampur gulanya sendiri.“Kalau sering-sering kayak gini kan bagus. Pak Bian dan Bu Tia baru kayak pasangan suami istri betulan,” celetuk Lina sambil tersenyum. “Memangnya selama ini nggak kayak betulan ya, Bi?” Tatiana menukasi. Ternyata gerak-geriknya dan Bian menjadi perhatian pekerja di rumah mereka.Lina tersenyum canggung. “Bukan gitu sih, Bu, cuma Pak Bian dan Bu Tia kan jarang-jarang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Bertemu Di Rumah Sakit

    Tatiana melempar senyum dari jauh saat melihat Rei. Lelaki itu membalas senyumnya lalu menunggu di depan lift.“Ceria banget kayaknya,” komentar Rei setelah Tatiana berada di dekatnya.“Ceria gimana?”Rei menekan tombol lift, lalu masuk diikuti Tatiana. “Muka kamu yang ceria. Ada apa? Bian baru menang tender?”Tatiana memegang pipinya. Seolah dengan begitu dia bisa membuktikan kata-kata Rei. Perempuan itu lalu tertawa. “Aku nggak tau. Lagian nggak ada hubungannya dia baru menang tender atau nggak."Rei tertawa. Dia memang merasa aura Tatiana yang berbeda pagi ini. “Lalu kenapa?” tanyanya belum puas.“Mmm… kenapa ya…” Tatiana pun tidak tahu. Dia merasa biasa-biasa saja padahal.“Atau karena kamu jadi pisah sama Bian?” tebak Rei menerka-nerka sambil memiringkan kepala.Tatiana mengangkat bahu. “Nggak jadi.”“Oh ya? Kenapa?” Rei mencoba bersikap biasa, tapi rupanya gesturnya terlihat antusias dengan sahutannya yang terlalu cepat.Tatiana berdehem guna menjernihkan suaranya yang mengeru

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Satu Abad Lagi

    “Om, sebaiknya kita bicara di sana aja.” Bian menunjuk ke arah lain. Ada tempat duduk di sana. Wiryawan menyetujuinya. Bian lalu menggandeng tangan Tatiana agar juga mengikutinya. Sementara Rei terpaku sendiri di tempatnya berdiri. Tatiana menoleh ke belakang , menatap Rei. Lelaki itu membalas dengan anggukan kepala. Memberi tanda agar Tatiana ikut saja dengan Bian.“Om, nggak apa-apa kan kalau Tia ikut mendengar pembicaraan kita?” Bian bertanya setelah mereka sama-sama duduk.“Nggak apa-apa, apa salahnya?” jawab Wiryawan sambil tersenyum samar. Bian memandang Tatiana yang duduk di sebelahnya sebelum mulai bicara. Bian memang sengaja mengajak istrinya itu agar bisa mendengar secara langsung penjelasannya pada orang tua Gladys juga agar Tatiana percaya kalau Gladys memang sakit beneran dan bukan hanya karangannya semata.“Om, kemarin saya sudah bicara dengan dokter. Dan dokter bilang Gladys kena kanker lambung stadium akhir. Waktunya udah nggak lama lagi, Om,” ucap Bian dengan lidah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Dijemput Paksa

    Bian membuka jasnya lantas melempar ke sembarangan ke arah sofa. Begitu juga dengan dasi yang tadi menggantung erat di lehernya kini juga mendapat perlakuan yang sama. Diedarkannya mata ke setiap sudut kamar, tapi dia tidak menemukan Tatiana.Kekesalannya sejak tadi siang semakin terakumulasi karena dia tidak menemukan sosok sang istri. Tidak hanya di kamar, tapi juga di rumah.“Ibu Tia belum pulang, Pak,” kata Lina saat Bian bertanya padanya.“Maaf, Pak, tapi Ibu Tia yang menyuruh saya pulang duluan.” Itu jawaban lain yang didengarnya saat Bian bertanya pada Reza.“Sudah saya bilang berkali-kali, kamu harus ikut ke mana pun dia pergi,” tegas Bian jengkel. Apa kata-kata dan instruksinya masih kurang jelas? Padahal bukan hanya sekali dua kali Bian mengatakannya, melainkan sudah berulang-ulang.Reza berdiri dengan tubuh kaku. Dia menjadi salah tingkah sendiri. Entah siapa yang harus didengarkannya. Tatiana menyuruhnya untuk pulang, sedangkan lain lagi perintah yang didapatnya dari Bian.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Kiss Your Lips

    Lelah mengoceh dan tidak dapat tanggapan, Bian pun diam. Sesaat kemudian dia sadar. Mungkin dia harus mengubah cara untuk menghadapi Tatiana. Tapi bagaimana caranya agar Tatiana bisa bersikap sedikit hangat padanya?Setibanya di rumah. Mereka langsung masuk ke kamar. Dan masih seperti hari-hari sebelumnya, Tatiana langsung mandi dengan membawa baju ganti ke kamar mandi. Bian pastikan pasti setelah ini Tatiana akan tidur, sama seperti biasa. Bian bosan. Apa tidak ada lagi kegiatan lain selain mandi dan tidur? Bahkan rasanya bisa dihitung dengan jari berapa kali mereka makan malam bersama di rumah ini.Bian masih duduk termangu saat beberapa menit kemudian Tatiana keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Jujur saja Bian menyukai melihat Tatiana seperti ini. Tetesan air dari rambutnya menitik jatuh ke leher. Ingin rasanya Bian membantu mengeringkannya. Tapi yang bisa dilakukannya hanya memandangi dari jauh. Padahal sebenarnya dia berhak untuk melakukan apa pun pada Tatiana.Benar d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18

Bab terbaru

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Tamat

    Tokyo pagi itu lebih dingin dari biasanya. Gerimis yang turun sejak tadi menimbulkan rasa sejuk yang menembus hingga ke tulang. Membuat sebagian orang enggan keluar dari rumah. Jangankan dari rumah, bahkan Davin terlalu malas keluar dari selimut dan memilih meringkuk di dalamnya bersama wanita tercintanya.Sudah satu tahun belakangan Davin memboyong Angel dan anak-anak ke negara sakura itu. Sesuai dengan keinginan opinya—Delta Mahendra, yang mewariskan seluruh aset padanya. Maka Davin pun menggantikan Delta yang sudah sepuh menjalankan tugas sebagai pemimpin perusahaan dan pemilik berbagai usaha.Si kembar tiga saat ini sudah berusia sembilan tahun, disusul dengan El yang tahun ini menginjak delapan tahun. Sedangkan Romeo, ini adalah tahun ketiga hidupnya di dunia. Repot? Itu pasti. Pusing apalagi. Sering kali terdengar keributan di rumah itu. Semakin bertambah usia anak-anak rumah itu semakin ramai dan ricuh. Setiap hari ada saja yang diributkan. Yang besar suka mengganggu, sedangka

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Kebiri Saja Aku (Extra Part 17 - Davin & Angel)

    Lima tahun kemudian.Davin mondar-mandir sepanjang lorong rumah sakit. Sudah sejak tadi dia melakukan hal tersebut. Pikirannya kacau balau. Hatinya resah dan gelisah memikirkan seseorang yang berada di dalam ruangan sana. Seharusnya Davin mendampinginya, menemaninya dan tetap berada di sisinya sambil membisikkan kata-kata cinta dan semangat, serta sesekali mengecup lembut keningnya dengan tangan saling menggenggam. Namun semua itu hanya ada di dalam angan-angannya. Karena…Sembilan bulan yang lalu.Saat itu Angel dan Davin sedang bercengkerama di suatu sore di teras belakang rumah mereka. Sementara itu El dan si kembar yang sudah bersekolah di bangku taman kanak-kanak sedang bermain di taman belakang rumah yang sudah mereka modifikasi menjadi mini playground lengkap dengan kolam renang.Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas membuat keduanya bahagia. Pelan-pelan mereka mulai menunjukkan bakat, minat, serta hobi masing-masing. Si kecil El mewarisi nyaris seratus

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Istriku Kesurupan (Extra Part 16 - Davin & Angel)

    Angel dan Davin sama-sama menghempaskan badan ke kasur begitu mereka sampai di kamar hotel. Nyaris sembilan puluh menit tayangan film di bioskop, dan keduanya tidak tahu apa-apa. Mereka ikut keluar ketika para penonton lain juga keluar saat film sudah selesai.“Duh, capek banget…,” keluh Angel sambil mengembuskan nafas.“Nggak ngapa-ngapain kenapa capek?”Mereka mungkin hanya duduk saja, tapi tingkah Davin yang terus menggerayanginya membuat Angel lelah. “Capeknya kerena kamu.”“Memangnya aku ngapain?” tanya Davin pura-pura bodoh dengan ekspresi yang membuat Angel gemas. Angel mendekat, melingkari pundak Davin dengan tangannya lalu mengecup lembut bibirnya yang hangat.“Dave, kira-kira anak-anak sekarang lagi ngapain ya?” tanyanya kemudian. Seharian ini mereka sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan para buah hati mereka.“Mungkin udah tidur,” jawab Davin mengira-ngira sambil melirik arloji mahalnya yang limited edition itu.“Kita telfon yuk, aku kangen.”“Nggal usah, Dek, katanya

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Membuat Film Berdua (Extra Part 15 - Davin & Angel)

    Seperti rencana yang sudah tersusun di kepalanya, Davin membawa Angel ke hotel paling mewah di kota mereka. The Sun, namanya. Hotel itu teletak di pinggir kota dan jauh dari kawasan pemukiman penduduk. Namun sengaja dibangun dengan konsep all in one building. Semuanya ada di sana. Mulai dari pusat perbelanjaan, restoran, pusat kebugaran tubuh dan kecantikan hingga playground. Tempat itu memang dirancang bagi orang-orang yang ingin menghilangkan penat dan beristirahat sejenak, namun tetap bisa memanjakan diri dengan hal-hal apapun yang mereka butuhkan.Setelah check in dan meletakkan barang-barang di kamar hotel, Davin mengajak Angel ke pusat perawatan kecantikan. Davin memang paling mengerti perempuan dan memahami istrinya. Mereka akan melakukan perawatan tubuh di sana. Berpasang-pasang mata tertuju pada pasangan ideal tersebut ketika tangan Davin membuka pintu kaca dan mempersilakan Angel masuk terlebih dahulu. Untuk sesaat mata keduanya menyapu sekitar. Menyaksikan resepsionis dan

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Aku Suka Yang Sempit Kayak Kamu (Extra Part 14- Davin & Angel)

    “Kita mau ngobrolin apa, Dave?” tanya Angel di atas pangkuan Davin. Embusan nafas hangat Davin menggelitik lehernya. Membuat sekujur tubuhnya meremang. Memanggil-manggil jiwa terdalamnya untuk datang.“Aku rasa kita perlu honeymoon lagi, Sayang…,” bisik Davin dari belakang. Tangannya melingkari Angel dengan erat dan rapat.“Maksudnya mau nambah anak lagi?” sahut Angle seperti tersentak.“Lho, kok nambah anak? Memangnya orang yang pergi honeymoon itu mau nambah anak?”“Tapi biasanya kan gitu. Aku nggak mau lagi lho, Dave, udah cukup El yang terakhir,” ucap Angel sambil memberengut.Davin tersenyum kecil. Dikecupnya pundak Angel yang membuatnya gemas. “Anak itu kan rezeki. Rezeki nggak boleh ditolak kan? Aku ngajak kamu honeymoon tapi kapan-kapan, kalo El udah bisa ditinggal lama-lama. Sekarang honeymoon-nya di sini aja dulu.”Bisikan Davin di telinganya membuat Angel kian meremang. Pasti sebentar lagi Davin akan mengeksekusinya.Davin membalikkan tubuh Angel mengarah padanya sehingga s

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Fantasinya Dave (Extra Part 13 - Davin & Angel)

    Jujur saja selama ada Gendiz sedikit banyak meringankan Angel dan Davin. Hampir setiap hari Gendiz bermain ke rumahnya, atau memboyong anak-anak ke rumah orang tua mereka. Saking sayangnya pada para bocah, Gendiz juga menahan si kembar agar menginap bersamanya dan tidak mengantarnya pulang. Sesekali Davin dan Angel membiarkan si kembar tidur bersama Gendiz di rumah Kiano dan Adizty. Mereka yakin dan percaya sepenuhnya kalau adiknya itu bisa menjaga ketiganya dengan baik. Meskipun sepanjang malam keduanya tidak bisa memejamkan mata karena tidak terbiasa berpisah dengan anak-anak mereka.“Kalian kalo mau kencan, pergi aja, biar anak-anak aku yang urus,” ucap Gendiz pada suatu hari. Melihat keseharian Angel yang disibukkan dengan mengasuh, menjaga, merawat dan mengurus anak-anaknya membuat Gendiz merasa kasihan. Begitu pula dengan Davin yang terlalu sibuk bekerja dari pagi hingga sore. Kadang sampai senja atau malam. Pasti keduanya butuh waktu untuk hanya berdua saja tanpa direcoki anak-

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Berlian vs Perunggu (Extra Part 12 - Davin & Angel)

    “Halo, Mbak Angel, masih ingat sama saya?” Suara Nilam mengagetkan Angel yang berdiri di tempatnya dan belum bergeming sejak berdetik-detik yang lalu.Angel maju beberapa langkah mendekati Gendiz dan Nilam. “Tentu saja aku ingat. Kamu yang dulu resek kan? Yang suka menggoda suamiku?” sahut Angel tidak suka. Kehadiran Nilam membuatnya merasa tidak nyaman. Bukan karena dia takut akan kehilangan Davin, tapi tingkah Nilam begitu meresahkan.“Hehe…” Nilam tertawa canggung sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “maaf ya, Mbak Angel, tapi Mbak Angel jangan salah sangka dulu sama saya. Maksud saya baik kok. Saya hanya ingin menguji kadar cinta Mbak Angel sama mas Davin. Dan ternyata Mbak Angel cemburu sama saya. Hehehe…,” ucap Nilam penuh percaya diri.Angel tidak mengerti dengan gadis di hadapannya. Setelah minta maaf, eh bisa-bisanya bicara sesantai itu. Tidak ingin ambil pusing, Angel beralih pada Gendiz dan memeluk adik iparnya itu. Wangi vanila dari tubuh dan rambut Gendiz me

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Amazing (Extra Part 11 - Davin & Angel)

    “Halo, Mas Davin, masih ingat siapa saya?” Nilam memamerkan senyum lebar pada Davin yang termangu saat beradu mata dengannya. Nilam harap pemuda tampan yang menawan hatiya sejak awal perkenalan itu tidak melupakannya.Davin membalas senyum Nilam sekenanya dan berbasa-basi sekadarnya. “Hai, apa kabar?”“Baik, Mas, bapak sama ibu juga sehat. Mereka titip salam buat Mas Davin.”“Terima kasih,” jawab Davin singkat, lalu segera menarik tangan Gendiz menjauh dari sana diiringi tatapan penuh tanda tanya Kiano, Adizty serta Nilam. Sedangkan anak-anak sibuk bermain dengan bonekanya.“Ada apa sih, Dave?” tanya Gendiz tidak mengerti karena Davin menarik tangannya tiba-tiba.“Ndiz, kenapa kamu bawa dia ke sini?” Suara Davin setengah berbisik. Meskipun saat itu mereka berada di ruangan yang terpisah, tapi bisa saja dinding mempunyai telinga dan menyampaikannya.“Maksudnya Nilam?”“Iya, siapa lagi kalo bukan dia,” jawab Davin kesal. D

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Ketemu Dia Lagi (Extra Part 10 - Davin & Angel)

    “Dave, jangan lupa nanti jemput anak-anak di rumah mami,” kata Angel mengingatkan saat menelepon Davin melalui panggilan video sore itu, meskipun dia tahu kalau Davin tidak akan pernah melupakan hal tersebut.Davin tersenyum sambil merebahkan kepala ke sandaran kursi. Mendengar suara Angel mengusir penat yang menderanya.“Iya, Dek, aku nggak akan lupa kok. Mana mungkin aku bisa lupa. Kamu pasti modus kan?”“Modus apa?”“Bilang aja kalo sebenarnya kamu lagi kangen sama aku, pengen dengar suara aku terus pake alasan mengingatkan aku biar nggak lupa jemput anak-anak.”“Ih, apaan sih, Dave?” Angel tertawa saat merasakan pipinya menghangat digoda Davin.“Jadi serius kamu nelfon aku cuma buat kasih tahu jemput anak-anak?”“Kangen juga sih sebenarnya.”“Tuh kan ngaku akhirnya.” Davin tertawa karena berhasil menggoda Angel dan membuatnya mengakui perasaannya. “Aku juga kangen kamu, suara kamu itu bagai candu buat aku. Kamu nelfon kayak gini udah bikin aku bersemangat dan ngilangin semua rasa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status