Tatiana ikut melihat ke arah pintu. Di sana, Gladys berdiri tegak memandang mereka berdua. Matanya berlarian gelisah melihat Bian dan Tatiana.Bian yang semula kaget segera mengendalikan diri.“Kenapa nggak ketuk pintu dulu sebelum masuk?” Itu satu-satunya pertanyaan yang berhasil keluar dari mulutnya.“Maaf, aku nggak tahu kalau ada tamu.”Tamu? Tatiana tertawa dalam hati mendengar Gladys menyebutnya sebagai tamu. Lo kali yang tamu! Rutuknya sebal.“Pak, maaf, saya sudah larang Mbak Gladys, tapi dia nggak peduli, Pak.” Kania yang datang kemudian memberitahu.Bian mengangguk pelan, tapi hatinya menggeram kesal. Kania yang sadar situasi segera pergi.“Duduk, Dys,” suruh Bian pada Gladys yang masih berdiri.“Aku mau duduk di mana?” tanya Gladys seraya melirik pada Tatiana.“Kamu duduk di sini aja, aku udah mau pergi kok,” jawab Tatiana seraya berdiri dan menyampirkan tasnya ke bahu.“Tia!” seru Bian melarang agar istrinya itu tidak meninggalkannya.“Ya, kenapa, Bi?” sahut Tatiana santai
Read more