All Chapters of Setelah Cerai, Mantan Suami Minta Anak!: Chapter 41 - Chapter 50

50 Chapters

Bab 41

"Sa ... sayang."Kata ini berhasil menghibur Aldo. Dia langsung tersenyum lebar, kemudian meletakkan kedua tangan di bagian pinggang dan menggendongnya turun.Angel mengambil pangsit dengan wajah yang tersipu malu, kemudian membawa ke atas meja.Mereka berdua masing-masing makan satu mangkuk.Angel menundukkan kepala sambil makan pangsit. Aldo makan sambil mengangkat telepon, lalu entah apa yang dikatakan orang itu, Aldo langsung mengernyit dan berkata, "Siapa yang melakukannya?!"Tidak tahu jawaban apa yang diberikan, ekspresi Aldo menjadi semakin buruk, dia berkata, "Periksa! Harus diperiksa!"Panggilan diakhiri, Aldo melirik Angel berkata, "Kejadian ibumu bukan sebuah kecelakaan."Pangsit yang barusan diambil langsung terjatuh ke dalam mangkuk. Dia menatap Aldo dengan terkejut, "Apa maksudmu?"Aldo berkata, "Keruntuhan itu terjadi karena ulah seseorang."Angel dalam seketika tidak sanggup makan lagi. Dia melepaskan alat makannya."Siapa yang mau melukai ibuku?!"Aldo berkata, "Aku s
Read more

Bab 42

Aldo meliriknya dan berkata, "Kalau nggak jadi cerai, maka jadilah istriku yang baik. Kalau nggak, apa tujuanku membantu mencari pelaku yang melukai ibumu?!"Angel buru-buru menganggukkan kepalanya. Dia hampir lupa kalau dirinya masih memerlukan bantuan Aldo.'Setelah masalah Ibu selesai baru urus perceraian ini juga belum telat.'Aldo memeluknya dengan erat, Angel pun tidak melakukan perlawanan apa pun dan berbaring di dadanya.Meskipun tidak tidur semalaman, bahkan mungkin malam ini juga harus tetap di rumah sakit, Aldo masih saja ingin melakukan sesuatu.Dia menyentuh ujung telinga Angel yang lembut, lalu mendekatinya dan menciumnya.Tubuh Angel tiba-tiba menjadi tegang, dia teringat lagi dengan kata-kata Aldo. Angel merangkul lehernya dan mulai menanggapinya.Anggap saja mendapat seekor binatang peliharaan, tapi binatang peliharaan seperti Aldo adalah binatang yang langka.Wajah tampan, tubuh kekar, kuat dan tahan lama!Angel jarang-jarang begitu menjiwai hingga Aldo tidak berhenti
Read more

Bab 43

Aldo seakan-akan masih bisa melihat wajah Angel yang menawan sambil memanggilnya sayang dalam kondisi menangis. Ingatan ini pun membuat hatinya sangat tersentuh.Angel merasa kepanasan di wajahnya. Barusan tadi dia memang memikirkan banyak gambaran mesum. Pria ini terlihat sangat menahan diri dan cuek saat di bawah kasur, tapi dia malah pria yang berengsek ketika di atas kasur.Aku sama sekali nggak bisa menyamakan pria berpakaian rapi ini dengan binatang buas di kasur beberapa jam lalu."Nggak perlu."Angel berjalan turun dari tangga.Angel dengan cepat berjalan ke luar seakan-akan dengan cara ini baru bisa melupakan semua gambaran di otaknya.Saat Angel bersama Aldo datang ke rumah sakit, entah apa yang dibicarakan Hana, mereka berdua tertawa dengan bahagia walaupun wajah Suryani terlihat sedikit pucat."Ibu."Angel membuka pintu kamar."Ya."Panggilan ini langsung menarik perhatian mereka berdua.Mereka pun tertawa bersama-sama.Hana menanyakan Aldo, "Apakah sudah diselidiki?"Aldo
Read more

Bab 44

"Apa kamu berteman dekat dengannya?"Aldo langsung menanyakan tanpa memedulikan Suryani yang ada di sampingnya.Angel merinding di sekujur tubuh. Kenapa pria ini selalu cemburu terhadap apa pun?"Dia hanya kakak seniorku saja."Angel menjawabnya.Aldo bertanya, "Kenapa dia begitu akrab denganmu kalau hanya sekadar kakak senior saja? Dia bahkan cari tahu kamu ada di Kota Dopena atau nggak."Aldo berlagak seakan-akan Angel menyembunyikan sesuatu.Angel sangat emosi hingga kehabisan kata-kata.Ketika Angel tidak tahu bagaimana melawannya, Suryani berderham dan berkata, "Aldo, tolong potongkan apel untuku. Tenggorokanku sedikit nggak nyaman, jadi perlu sedikit yang basah."Aldo mengambil kembali apel yang sudah terkupas setengah. Setelah memikirkannya, Aldo membuang ke dalam tempat sampah, lalu mengupas apel yang baru.Angel biasanya tidak pernah melihat Aldo mengupas apel untuknya di rumah, melainkan Angel yang selalu memotong apel dan mengantar ke ruang kerjanya.Melihat Aldo yang mahir
Read more

Bab 45

Aldo tidak menanyakan apa pun lagi. Ponsel Aldo berdering, setelah dia mengangkat telepon, dia memberi tahu Angel bahwa ada yang terjadi pada Kefas, kemudian dia pun langsung pergi.Tidak lama setelah Aldo pergi, Suryani pun ketiduran. Angel mengeluarkan ponsel memeriksa foto lampu yang dikirimkan Milan.Dia melihat setiap foto dengan sangat detail, kemudian melingkar beberapa jenis lampu dengan warna merah. "Aku pribadi suka beberapa jenis lampu ini. Pak Milan lebih baik tanya ke keluarga saja. Bagaimanapun lampu akan diletakkan di rumah, jadi lebih baik kalau semuanya suka."Milan sepertinya sedang sibuk, jadi dia tidak langsung membalasnya.Angel menunggu sebentar, dia pun akhirnya ketiduran.Suryani memimpikan Erika.Di dalam mimpi itu, Erika terlihat sangat sombong. Dia berkata, "Suryani, jangan kira Suhendra nggak cerai denganmu karena masih mencintaimu, dia hanya ingin memainkan wanita secara gratis saja. Hahaha ...."Suryani pun akhirnya terbangun karena merasa tidak nyaman dal
Read more

Bab 46

'Isi otak pria ini nggak ada hal lain lagi selain hubungan aneh pria dan wanita,' pikir Angel.Aldo berkata, "Aku nggak memikirkan apa pun.Klien? Apa ada klien yang tertarik pada istri orang?'Ponsel Aldo berdering, dia mengangkat setelah melihat nomornya.Meri dengan lembut berkata, "Kak Aldo, aku merasa sudah membaik. Aku ingin keluar dari rumah sakit."Aldo juga berkata dengan lembut, "Nanti kusuruh Nolan membantumu mengurus prosedurnya."Mendengar suara Aldo yang lembut, Meri bingung kenapa Aldo tidak ikut datang.Dia kira Aldo akan datang menjemputnya.Kalau tahu begini, Meri lebih baik terus berpura-pura sakit dan tinggal di rumah sakit saja."Aduh!" Terdengar suara terjatuh diikuti dengan suara teriakan. Aldo langsung menjadi tegang, kemudian memegang ponselnya menanyakan, "Ada apa?"Tidak ada lagi yang berbicara di ponsel, tapi terdengar jelas keadaan di sana sangat kacau.Aldo segera memerintah Nolan, "Kita ke rumah sakit!"Angel dengan kesal berkata, "Pak Aldo, aku masih di
Read more

Bab 47

Aldo menatapnya dengan aura yang mematikan.Angel merasa sangat pasrah, dia berkata, "Mata Pak Aldo sudah buta, ya? Periksa mata saja dulu."Angel hendak pergi setelah mengatakannya.Aldo menahan pundaknya dan memaksanya untuk berhenti. "Kalau kamu nggak senang, kamu serang aku saja!"Aldo memang berjanji tak akan meninggalkan Angel di tengah jalan lagi. Dia memang sudah mengingkari janjinya itu sekarang. Namun, dia berpikir bila Angel ingin balas dendam, juga tidak seharusnya menyakiti Meri.Angel tidak sanggup tersenyum lagi, dia berkata, "Oke, oke."Angel langsung pergi tanpa menoleh ke belakang.Kalau bukan karena masih butuh bantuan Aldo untuk mencari pelaku yang mencelakai ibunya, Angel benar-benar tidak ingin bertahan di sisi Aldo, bahkan sedetik pun.Rekan kerja dan muridnya Suryani sudah pergi. Angel menarik napas panjang sebelum masuk ke kamar. Suryani dengan ceria berkata, "Angel.""Ibu."Angel duduk dan mengambil sebuah apel. Hatinya sangat kacau, tapi ada sedikit kerjaan s
Read more

Bab 48

Kasur di sebelah sisi pun menurun setelah ditimpa Aldo."Nyonya Angel masih ada sebuah misi."Angel terdiam.Dia menyatukan kedua tangan di depan dada dengan gaya menolak, lalu berkata, "Pak Aldo, saya sedang datang bulan."Aldo terus menatapnya, dia menelan air liur, kemudian bangun dan turun dari badannya Angel.Angel tidur dengan tenang malam ini.Pagi hari tiba dengan cepat.Saat Angel bangun, Aldo sudah pergi. Hari ini dia perjalanan bisnis ke Kota Luntung. Angel pergi ke Restoran Mulia membelikan sarapan kesukaan Suryani dan membawakan ke rumah sakit.Suryani tercengang ketika membuka pintu kamar.Kamar sudah kosong, di sini hanya ada dua perawat yang sedang merapikan kamar."Di mana ibuku?" tanya Angel.Seorang perawat berkata, "Nona Angel, Bu Suryani sudah keluar rumah sakit."Angel bertanya, "Kenapa?"Perawat itu berkata, "Kemarin ada seorang pria yang datang."Perawat itu menjelaskan penampilan orang itu, lalu berkata, "Setelah pria itu pergi, Bu Suryani nggak mengatakan apa
Read more

Bab 49

"Kamu!" teriak Meri dengan ekspresi tidak senang.Angel menatapnya berkata, "Kalau nggak salah, kemarin kamu sendiri yang akting didorong olehku hingga tanganmu ketusuk kepingan kaca, 'kan?'Meri mengangkat alisnya berkata, "Bukankah dia tetap percaya?"Meri berlagak dengan kepercayaan Aldo percaya apa pun yang dikatakannya.Angel tersenyum, lalu mengambil ponsel yang disimpan di belakangnya. Angel melihat ke arah ponsel sambil mengangguk dengan puas. "Oke, bagus!""Kamu! Hapus!" Meri baru menyadari kalau dia dijebak Angel, dia pun mengamuk hingga wajahnya menjadi pucat dan asmanya hampir saja kambuh.'Kalau Aldo mendengar rekaman itu, citraku di dalam hatinya akan rusak!'Angel tertawa bertanya, "Kenapa aku harus menurutimu?"Hari ini Angel sengaja menyinggung Meri. Dia mau melihat asmanya Meri akan kambuh atau tidak. Sebenarnya dia tidak merekam apa pun di ponselnya.Meri mengamuk hingga mengentakkan lantai dengan sangat kesal.Angel memainkan alisnya menjawab, "Hmm!""Sudah cukup!"
Read more

Bab 50

Itu adalah Aldo.Di pagi hari, Angel berangkat ke kantornya. Asistennya membawakan sebuah kantong yang cantik, bahkan terdapat logo real estat paling elite di Kota Bawasru, "Bukit Utama Bawasru"."Kak Angel, ada orang mengirimkan ini padamu," ujar asistennya sambil meletakkan kantong di mejanya.Angel mengambil kantong itu, dia mengeluarkan sebuah kotak merah indah, setelah dibuka, isinya adalah sebuah kunci.Bukit Utama Bawasru adalah real estat paling elite di Kota Bawasru. Harganya sudah sangat tinggi saat baru dipasarkan lima tahun lalu, beberapa tahun ini lebih naik lagi harganya. Harga satuan per meter persegi sudah mencapai 600 juta.Ponsel Angel berdering, dia angkat dan mendengarkan suara Aldo yang tenang, "Itu hadiah untukmu. Ke depannya kamu juga sudah punya rumah di Kota Bawasru."Angel menjadi tegang.Menurut informasi di dalam tas, harga rumah berukuran besar ini mencapai ratusan miliar."Pak Aldo memang sangat loyal."Angel tentu saja tahu alasan Aldo memberikan hadiah i
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status