Semua Bab Dikhianati Tukang Selingkuh, Diratukan Tuan CEO: Bab 71 - Bab 80

97 Bab

71. Orang Paling Dicari Jonash

Jonash tertegun, kerongkongannya tercekat. Ia membaca nama Benigno Jacob Andriano pada dokumen perjalanan sebuah kargo sebuah kapal yang saat ini akan ia tuju. Orang yang selama ini ia cari, nasibnya berada dalam genggamannya. Ia tidak terpikirkan kemungkinan sangat besar bahwa lelaki pengacau itu adalah bagian dari the Dreamer Club. Bahkan mungkin orang terdekat Germain Abraham.Kapal berukuran empat puluh kaki itu mengangkut hampir selusin pejabat dari Pebean dan Drug Enforcement Agency, termasuk Letnan Jonash Abellard, polisi yang bertugas pada satuan Direktorat Narkoba sedang menuju sebuah kapal bernama Magisca. Kapal berbendera Turki itu sedang berlabuh di New York Harbor, dekat Ambrose Light.Kapten Mohammed Romzi menyumpahi nasib sialnya ketika memeriksa dokumen setebal lima halaman yang dicap stempel resmi Pabean, Departemen Keuangan. Rokok tanpa filter yang terselip di bibirnya yang bengkak dan putih, kering mengelupas. Burung-burung camar terbang berputar, memekik keras diat
Baca selengkapnya

72. Terungkap

"Aku mendapatkan kartu truffnya,” kata Jonash kepada Parker.Tapi apakah Grand Jury, bisa melumpuhkan kakinya semudah itu. Mengingat pembicaraan yang telah ia lakukan dengan seseorang yang beberapa waktu lalu, telah tidak menaruh harapan terhadap Grand Jury.Anthony Parker meyakinkan dirinya, mengatakan semua hal yang ia alami kepada letnan Jonash adalah keputusan tepat. Langkah itu diambilnya saat sebelum kejadian Atlantic City itu tepatnya setelah ia merasa beberapa tugas sebagai Death Squad, melakukan tugas pembunuhan bos-bos mafia telah ia lakukan, suatu siang kala itu, seserang menelepon ponselnya “The Man.”“Aku ingin bertemu denganmu. Dimana kita bisa ketemu,” tanya seseorang di seberang sana. Sejenak, sebuah usul melintas di kepala Parker. “Naiklah kereta api dari New York Central seperti biasa kau pergi bekerja,” kata Parker. “Tapi pagi ini turunlah di Two Hundred Twenty Sixth Street. Aku akan menunggu. Jangan khawatir, tak akan ada seorangpun yang mengenalmu. Tidak ada seo
Baca selengkapnya

73. Pertemuan Orang Jahat

Telephone Benigno Jacob Andriano telah mengguncang jiwanya. Ia tidak bisa tidur sesudah telephone itu. Ia berbaring dengan mata terbuka. Mengingat tahun-tahun berlalu penuh kepedihan, penderitaan, tidak saja menghancurkan harga diri dan kehormatannya, tapi terbunuhnya keponakan serta pengasuhnya. Jonash berpikir keras, berarti kemungkinan besar kakaknya masih hidup. Dimana keberadaannya? Apakah Audrey berada dalam penguasaan lelaki jahat itu?Pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi isi kepala. Ia telah menunggu selama tiga tahun lebih, untuk membalaskan dendamnya, membalaskan dendam untuk kakaknya.Jonash merasakan tindihan perasaan frustasi. Kebebasan dan kecongkakan Benigno mencemoohnya. Benigno telah menempatkan dirinya di luar hukum, di luar sistem moral dan etika.Jonash sudah menceritakan kejadian itu pada rekannya Parker demikian pula hal yang mengguncangkan hatinya. Akhir-akhir ini, ia pun melewatkan malam demi malam tanpa tidur. Sudah bulat tekat mereka untuk membereskan kasus ya
Baca selengkapnya

74. Agen Rahasia

Seorang wanita cantik menyetir sendiri Bugatti Centodieci putih seharga sembilan juta dollar AS atau sekitar seratus tiga puluh enam koma enam miliar rupiah. Dia masuk ke kesebuah gedung perkantoran di kota New Jersey dan menjemput seorang wanita Dirangkulkan tangannya ke leher wanita itu. “Kau sudah tiga bulan berlatih, aku rasa cukup sudah usahamu.”“Ah, Cecil, kau memang adikku yang cerewet.” Audrey tertawa menyambut kedatangan saudara iparnya, Cecilia Amethyst Diangello.Bagaimanapun, Audrey harus berusaha menerima takdir hidupnya. Pelatihan yang ia jalani dia rasa sudah cukup. Ia menyanggupi saja keinginan adik suaminya ini untuk menerima undangan kawan adiknya itu merayakan sebuah pesta karnaval. Itu ia lakukan juga karena Cecilia memegang janjinya untuk tidak menghubungi kakaknya, Nathanielle Salvatore Diangello mengenai keberadaannya. Bukannya tidak ingin bertemu, Audrey ingin membereskan sendiri masalahnya. Ventria anak kandungnya, dia saja yang memiliki kewajiban membela har
Baca selengkapnya

75. Pedansa Handal

Jemari Cecilia menempel erat pada bahu Lane sampai kemudian dia memundurkan tubuh dan mengamati sekali lagi. “Aku tidak tahu namamu.” Mereka memang tidak saling kenal. “Tapi itu lebih baik,” imbuh wanita itu sambil mengangguk tipis. “Karena ini akhir pertemuan kita.”Tidak, sama sekali jauh dari akhir.Cecilia berkata lagi, “Setelah aku pergi, kuharap kau melakukan hal sama.”Wanita itu memerintahnya? Tapi tugasnya baru dimulai.“Pergilah ke pintu belakang. Posisinya lima meter di kirimu. Turuni tangga disitu. Itu pintu keluar masuk staff acara ini. Tidak akan ada tamu yang menyadari kepergianmu. Aku tidak ingin melihatmu lagi.” Cecilia tersenyum mengatakan itu, sedetik berikutnya wajahnya mengeras. “Jangan ganggu aku!”Kemudian wanita itu berbalik dan pergi.Menarik.Tatapan Lane menyusuri pinggang ramping wanita itu. Terlalu banyak kulit---yang sempurna---yang terekspos karena gaun berpotongan rendah itu memperlihatkan punggungnya.Cecilia tidak menolehnya lagi. Ia menghampiri wanit
Baca selengkapnya

76. Diselamatkan Penembak Jitu

Cecilia berlari menuju Audrey yang disandera. Tapi agen itu tidak tinggal diam. Tangan panjangnya segera terulur menggapai lengan Cecilia.“Sayang sekali,” bisik pria itu. “Tapi aku tidak akan membuatkanmu menghadapi mereka.Pria itu tidak memahami apa yang tengah terjadi. Sedangkan Cecilia mengetahui. Ia juga lebih dari sekedar siap untuk bertukar tempat dengan Audrey. Darahnya mendidih melihat saudari iparnya diacungi senjata. Cecilia melepaskan rengkuhan tangan itu di lengannya.“Lepaskan dia!” teriak Cecilia membentak dan menghampiri kawanan itu.Sang agen mengumpat dalam hati.Seorang pria bertopeng menatap Cecilia. Pistol yang diarahkan Audrey teralih pada wanita berambut pirang yang menghampiri. Pistol itu diarahkan ke dada Cecilia, tepat di titik jantungnya.Cecilia mengangkat dagunya dan menunggu.Hanya saja, pada detik setelahnya, si agen mendorongnya ke belakang.“Jangan sok pahlawan, kau sudah bosan hidup?!” hardik lelaki bertopeng itu.“Kalau itu resikonya akan kuterima,”
Baca selengkapnya

77. Nyaris Bertemu

Lane menyapu pandangannya ke sekitar. Para wanita yang mengenakan gaun cantik dan pria-pria yang membalut tubuhnya dengan tuksedo mahal berdiri gemetara, dalam kegelapan, sambil mendongak, menatap gedung lantai dua yang terbakar. Malam yang penuh kesenangam telah berubah menjadi malam yang menakutkan.“Lepaskan aku,” pinta Cecilia. “Tolong.”Lane menurunkan Cecilia dari bahunya perlahan-lahan. Wanita itu telah kehilangan sepatu hak tingginya, entah kemana. Sepatu mahal besutan Dior, tapi Cecilia tidak begitu mempedulikan. Kini ia beejalan dengan kaki telanjang lembutnya di atas lantai granit yang dingin. Dengan cepat dan agak sempoyongan dia berlari ke arah Audrey, mereka saling memeluk erat. Kemudian terdengar pembicaraan dalam bahasa Italia, yang dapat diartikan Lane karena ia juga mengerti bahasa itu, ucapan Audrey yang takut dan panik bahwa---kematian---nyaris mereka berdua alami.Tapi itu salah. Lane tak akan membiarkan kematian mendekati Cecilia---dan saudaranya itu.Penglihatan
Baca selengkapnya

78. Kisah Penculikan Peter

21 Juni 2024Pukul 7.32Adalah pagi sebelum pesta mencekam di Midtown, Manhattan, New York City itu terjadi. Semilir angin sejuk yang tidak begitu dingin karena sinar matahari terasa hangat.Peter berdiri di sebuah kanopi hijau tua rumah mereka. Austin mendekati, anak berumur lima tahun itu selalu menyapa Peter dengan kalimat-kalimat sederhana untuk bocah seusianya. Mereka terlihat asyik berinteraksi. Masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Sejak pulang ke rumahnya, Alicia mendaftarkan anaknya ke sebuah pre school. Mungkin memang sangat dini, tapi Alicia perlu menanamkan sikap kedisiplinan dan keteraturan sejak masih balita.Sekolah mereka hanya terletak di belokan Park Avenue.Ini cara menyenangkan untuk menghabiskan beberapa saat ekstra. Sambil mengamati Peter yang berjalannya sudah lincah. Alicia merasa kehidupan yang dijalaninya sekarang ini tidak nyata.“Kurasa sebaiknya kita berangkat,” akhirnya ia berseru pada Peter.Peter mengucapkan selamat tinggal pada Austin.Alicia
Baca selengkapnya

79. Hasil Negatif

Mansion Turner, Palo Alto CaliforniaMasih belum ada mobil patroli di Sixty-sixth Street. Detektif dan polisi patroli kemudian datang berjalan kaki dari kepolisian setempat. Si detektif membawa sebuah buku kecil bersampul kulit warna hitam dan pena. Seakan siap memberikan surat tilang. Bukan cara yang simpatik mengadapi seorang ibu yang anaknya telah diculik.“Anak Anda hilang dari sekolah?” tanya si detektif. “Saya detektif Raymond,” ia menambahkan.“Dia tidak hilang dari sekolah. Dia diculik di jalan. Saya berada di sana. Kami jalan menuju sekolah bersama-sama.” Alicia menceritakan kronologi kejadian. “Seorang pria pakai setelan jas coklat muda membawa Peter ke sebuah mobil hitam setelah sebelumnya ia memukul saya dengan keras, sampai berteriakpun saya tidak mampu.” Alicia menangis lagi. Ia tidak tahan.Detektif itu menegakkan badan dengan kaku. Tubuhnya gemuk dengan wajah kemerah-merahan. Ia hampir saja marah sewaktu melihat Alicia menangis. Britney yang berada disampingnya menepuk
Baca selengkapnya

80. Audrey Diculik

"Tak akan ada yang terjadi padamu,” kata Patrick. “Lane salah satu anggotaku yang terbaik. Tidak akan ada yang bisa mendekatimu kalau dia yang menjagamu.”Kalau tidak ada yang bisa mendekatiku…bagaimana aku bisa menyelesaikan misiku? Hanya saja Patrick mengira ia tak punya misi. Patrick pkir ia butuh dilindungi. Huh!Bahwa ia tak cukup kuat untuk menghadapi bahaya yang ada di dunia ini.Itu salah. Patrick tidak mengenalnya dengan baik.“Tidak. Ini hidupmu dan aku tak mau membahayakannya.” Sama sekali tidak terdengar tanda-tanda menyerah dalam suara Patrick.Rasanya ia ingin melempar ponselnya. Kapan ia mendapatkan apa yang ia inginkan? Tanpa perlu berlama-lama, Cecilia merasa bujukannya tidak mempan. Ia segera mengakhiri penggilannya.Malam terakhir agen itu di kamar hotel miliknya, dia telah memperkenalkan dirinya, dan betul ia mengakui salah satu bagian pelindung dirinya dan menolak mentah-mentah saat diminta Cecilia disuruh mengakhiri tugasnya, ia menantang Cecilia untuk meneleph
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status