All Chapters of Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku: Chapter 11 - Chapter 20

31 Chapters

Bab 11

11. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Juragan Agung melecehkan Aku. Penulis : Lusia Sudarti Part 11 Aku hanya pasrah dengan semua yang telah ditakdirkan untukku. "Ampun Juragan, Jangan lakukan itu Juragan! Jangaaaan .... !" Dengan kasar dan tanpa perasaan Juragan Agung menggagahiku. Hidupku hancur berkeping-keping, duniaku runtuh seketika. Air mataku tak terbendung lagi. Aku kotor, aku hina ....!Manusia laknat itu tertawa puas melihatku tak berdaya. "Heh jal4n9 ... awas jika kamu berani mengadu! Aku pastikan hidupmu akan lebih menderita dari ini!" ancamnya sembari mengenakan celananya kembali, lalu melepaskan ikatan tanganku dan melenggang santai meninggalkan kamarku. "Bunuh saja aku b4j1ng4n ... ! Hidupku kini telah hancur. Tak ada lagi yang tersisa dalam hidupku ini ... !" tubuhku luruh kembali. Manusia iblis itu tak menggubris semua ucapanku. Brraaaakk! Ia berlalu sembari menutup pintu kamarku dengan keras. Aku terlonjak karena terkejut. 'Oh Tuhan, apakah salah d
Read more

Bab 12

12. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku.Bermimpi Di datangi Sesosok Mahluk Yang berubah Menjadi Sosok Bang Hardi. Penulis : Lusia Sudarti Part 12"Dek ... !" tubuhku di dekap dengan erat.Namun aku merasakan ada yang aneh dengan suamiku! 'Mengapa tubuhnya begitu dingin bagai sebongkah es!" aku mengurai pelukanku untuk menatap wajahnya. "Deekk ... tolong Abang Dek ... ," Tiba-tiba ... "Awww ... !" aku mundur satu langkah kebelakang. Bagaimana tidak! Wajah bang Hardi sangat menyeramkan. Kedua netranya melotot, usus terburai, tangan kanan hampir putus. Bibirnya ternganga seketika aroma busuk bercampur amis memenuhi rongga hidungku. Ketakutan merajai hatiku, namun aku berusaha menguatkan hatiku untuk tetap berdiri ditempatku semula. Aku merasakan bahwa sosok mahluk tersebut ingin menyampaikan sesuatu kepadaku."Tolong Abang Dek ... !" rintihnya pilu. Benar dugaanku, sosok mahluk yang berdiri dihadapanku itu mencoba berinteraksi denganku. "Apa yang terjadi Bang? Kenapa Abang sep
Read more

Bab 13

13. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku Mendapat Rejeki Tak Terduga. Penulis : Lusia Sudarti Part 13 Seketika aku berlari meninggalkan batang singkong yang telah aku cabut.Dengan nafas tersengal aku masuk kedapur dan menutup pintu sedikit kencang.Aku mengusap dadaku yang berdetak kencang, jantung seakan terlepas dari tempatnya. 'Selama ini aku tak pernah mendapat gangguan sedemikian rupa! Tetapi mengapa rumahku terasa horor!" batinku berucap.Aku menoleh kearah tungku, apinya masih menyala, dan air dalam kukusan telah mendidih. Segera aku memasukkan beras yang telah aku cuci kedalam panci kukusan.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Semburat warna kuning keemasan menghiasi ufuk timur, cahaya matahari mengintip malu-malu menembus dedaunan. Aku telah selesai dengan aktivitasku. Memasak, menyapu lantai, mencuci pakaian kotor. Dengan lelehan air mata yang terus merembes dari celah-celah manik netraku, menemani semua aktivitas yang aku lakukan. Duka mendalam begitu aku rasakan.Aku diperkos4, belum
Read more

Bab 14

14. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku.Hari Paling Menyakitkan, Bang Hardi Pulang Tinggal Nama. Penulis : Lusia Sudarti Part 14Juragan Sekar menatapku. "Siapa yang bilang kalo kamu merepotkan saya Num! Saya ihklas kok, dan ini hanya makanan kecil!" sahutnya tegas.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tok! Tok! Tok! "Assalamu'alaikum." Terdengar ketukan dan salam dari depan. Aku bertanya-tanya dalam hati, siapakah yang bertamu di gubukku? Selama ini jarang ada yang bertamu. Aku melangkah tergesa sembari menerka tamu yang berkunjung. Krieett! "Waalaikumsalam. Siapa!" tanyaku sambil membuka pintu. "Num ... ada yang ingin kami sampaikan! Tetapi kami harap kamu harus kuat ya?" Pak RT dan Bu RT telah berada di hadapanku dengan tatapan antara bingung dan iba kepadaku. "Ada apa Bu, Pak? Ayo silahkan duduk dahulu!" ucapku kepada mereka berdua dengan sopan. "Num ... yang sabar ya!" tiba-tiba Bu RT memelukku dan menangis. Aku yang tak menyangka bahwa Bu RT akan memelukku seketika terpaku karena
Read more

Bab 15

15. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Penulis : Lusia Sudarti Part 15'Kaki ini tak pernah lelah berjalan demi mencari nafkah untuk kami," tak urung air mataku luruh kembali. Segera aku usap jejak yang menggenang agar tak terjatuh di jenazah Bang Hardi. Hidupku hancur saat ini, entahlah apa aku akan sanggup menjalani hari-hariku kelak ...!🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Di gubuk milikku yang biasanya sepi seolah tak berpenghuni, dari siang hingga malam sangat ramai. Ya ... mereka melayat dan membantu segala persiapan untuk mengebumikan jenazah Suamiku. Ada yang bertugas menggali makam, ada yang memasak di dapur sederhanaku.Ada yang gotong royong membersihkan ruangan untuk takziah malam pertama nanti. Aku menatap tubuh yang berbalut kain putih yang terbujur kaku di depanku. Lelaki yang membersamaiku selama hampir sepuluh tahun kini telah berpulang kepangkuan-Nya. Meninggalkan tanda tanya dan duka yang mendalam bagiku."Assalamu'alaikum ...! "Waalaikum salam ... !" jawab Pak RT yang sed
Read more

Bab 16

16. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Meninggalnya Bang Hardi. Penulis : Lusia Sudarti Part 16Wajah mereka sedikit sumringah menaiki mobil dan bibir membentuk sebuah lengkungan tipis.Mereka belum pernah menaiki mobil selama ini. Inilah kali pertama mereka menaikinya. "Om, mobilnya bagus ya?" tanya Kurnia dengan wajah polos. "Adek suka naik mobil?" tanya Indra tersenyum sembari menoleh kearah Kurnia yang juga sedang menatapnya. "Suka Om ...!" sahut-nya. Aku hanya diam sambil menatap keluar kaca. "Lain kali Om ajak jalan-jalan ya Sayang. Abang-nya juga," sambung Indra. Aku hanya meliriknya sekilas."Beneran Om! Mauuu ... tapi ...!" Ia menjeda ucapan-nya seraya menatapku dengan raut wajah segan. Aku hanya mencoba tersenyum tipis. "Num, apapun yang terjadi kepada kalian. Saya harap kamu tabah dan kuat menghadapinya. Saya tau, kamu adalah wanita kuat!" ujar juragan Sekar sembari merangkul bahuku. Tak terasa air mataku kembali luruh mendengar kata-kata bernada semangat jura
Read more

Bab 17

17. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Bersumpah Untuk Mebalaskan Dendam Bang Hardi. Penulis : Lusia Sudarti Part 17Di sudut ruangan aku melihat Indra. Ia menatapku dengan sorot yang nampak sayu. Namun aku segera mengalihkan tatapanku kearah lain.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Hari-hari aku lalui dengan penuh duka dan kecewa. Meskipun air mataku telah mengering, namun batinku yang menangis. Para tetangga masih berdatangan untuk membantuku selama takziah diadakan hingga tujuh hari tujuh malam.Hari ini adalah hari ketujuh. Para tetangga saling membantu menyiapkan hidangan.Malam ini! Malam takziah terakhir.Aku menyendiri di kamarku. Sementara Kurnia sedang bermain dengan Anak tetangga seusianya.Ibunya membantu pekerjaan di dapur. Tok! Tok! Tok! "Num ... boleh aku masuk." Pintu diketuk dari luar kemudian terdengar suara Siti meminta ijin untuk masuk kekamarku. "Silahkan Sit!" seruku lirih. Ceklek! Daun pintu terbuka, aku menoleh sekilas kearahnya. Ia menatapku lembut dan mengha
Read more

Bab 18

18. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Hari Ini, Hari Istimewa Kita Dan Hari Ulang Tahunmu, Bang! Penulis : Lusia Sudarti Part 18Aku mengangguk dan mengikuti langkah Juragan Sekar dengan dipapah Siti menuju keruang depan."Selamat sore Ibu Hanum!" lelaki berpakaian serba hitam itu bangkit dari duduknya lalu menjabat tanganku. "Selamat sore Pak." "Ayo silahkan duduk kembali Pak!" seru Juragan Sekar. Beliau mengambil posisi berada disisiku. "Terima kasih Bu!" ucap lelaki itu kembali seraya menjatuhkan bobotnya kembali. "Begini Bu Hanum ... identitas pelaku pembunuhan terhadap saudara Hardi telah kami peroleh. Dan saat ini kami sedang melakukan pengejaran," jelasnya dengan panjang lebar. "Alhamdulillah Pak! Semoga pelaku dapat segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya, agar tak membuat resah warga lainnya! Kalo boleh kami tau, siapakah pelak pembunuhan sadis yang tak berperikemansiaan itu Pak?" tanya Juragan Sekar, dari raut wajahnya nampak lega mendengar kabar jika iden
Read more

Bab 19

19. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kedatangan Indra Kembali. Penulis : Lusia Sudarti Part 19Aku bersimpuh dan memeluk nisan Suamiku dengan erat. Hati ini belum mampu sepenuhnya mengikhlaskan kepergiannya dari hidupku. "Num ...." Aku terperanjat mendengar suara panggilan dari belakangku. Aku mendengar suara seseorang yang aku kenal! Yah ... itu suara Indra. Aku memperbaiki posisi tubuhku lalu menoleh kearah sumber suara. Benar saja! Indra telah berdiri dengan kedua Anakku. Bibirnya terukir sebuah senyuman. Senyum yang menyimpan kerinduan. Namun aku tak tau, kerinduan itu tertuju kepada siapa? "Mak ....!" Kurnia dan Fandi menghambur dan memelukku dengan erat. Sementara Indra melangkah mendekati kami. "Num, apa kabar?" tanyanya sambil mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tanganku. "Baik In! Kamu sendiri apa kabar?" jawabku berbasa-basi. "Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat!" ujarnya sambil kembali tersenyum. Indra melangkah menuju kepusara Bang Hardi, kemudi
Read more

Bab 20

20. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Penulis : Lusia Sudarti Part 20"Bang itu Oom datang, bawa banyak sekali belanjaan ....!" seru Kurnia kepada Fandi, aku mengikuti arah petunjuknya. Indra tersenyum lebar melihat kedua Anakku. "Wah, seru sekali sepertinya!" ucap Indra sembari menaruh paper bag di atas meja.Ia tersenyum kepada mereka. Aku gak enak hati kepada Indra! Bagaimanapun juga Indra bukan siapa-siapa buatku. Ia hanya orang dari masa laluku. Aku akan memintanya berhenti selalu memberikan hadiah-hadiah kepada Anakku. Aku tak ingin selalu merepotkan dan bergantung dari orang lain. "Ayo Anak-anak, cepat dihabisi es creamnya! Setelah itu kita pulang. Oom mau berangkat tugas dan Emak mau cari kerja tambahan," ungkapku. "Iya Mak! Kapan-kapan kita beli es cream lagi ya Mak, kalo punya duit ....!" kata Kurnia dengan netra berbinar dan senyum merekah di bibirnya. Indra pun tersenyum mendengar ucapan Kurnia. Ia mengulurkan tangannya dan mengusap lembut pucuk kepala Kurnia d
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status