Semua Bab Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku: Bab 51 - Bab 60

104 Bab

Bab 51

51. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Warungku Terbakar Habis. Penulis : Lusia Sudarti Part 51Cteekk! Aku terkejut listrik tiba-tiba padam saat aku melipat mukenaku. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Mukena kutaruh diatas pembaringan dan aku melangkah perlahan menuju kearah nakas dimana gawaiku sedang aku isi daya.Setelah meraba-raba akhirnya aku menemukan gawai yang aku cari. Menscrol layar dan menghidupkan senter ponsel. Aku keluar kamar untuk memeriksa apa yang menyebabkan listrik di rumahku padam. Luar rumah terasa sepi dan sunyi ... horor banget rasanya letak amper listrik di pojok kiri bersebelahan dengan lahan kosong milik penduduk, cahaya senter aku arahkan keatas dimana terletak amper.Cteeekk! Tombol aku naikkan dan listrik kembali menyala, aku mengamati keadaan sekitar yang kini terang benderang kembali. Amper listrik turun rupanya ...! Tetapi, apa penyebabnya sedangkan selama ini tak pernah padam! Meskipun semua menyala baik siang maupun malam karena aku tak pernah menunggak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-26
Baca selengkapnya

Bab 52

52. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Penulis : Lusia Sudarti Indra Melamarku Part 52Teh Wulan, Bapak dan Mbak Murti tersenyum bahagia mendengar ucapan beliau. Sedangkan aku terkejut mendengarnya, entahlah apakah aku bahagia atau sedih ...!🥀🥀🥀🥀🥀🥀Satu-persatu masalahku berkurang itu semua karena campur tangan Indra dan keluarganya, mereka betul-betul maksimal dalam membantuku mengusut tentang terbakarnya warung makan milikku dan pelakunya adalah Cindy dan antek-anteknya. Kedua orang tua Indra telah meminta ijin kepada Bapak untuk meminangku dalam waktu dekat, namun aku meminta waktu untuk berfikir dan mempertimbangkan dengan matang. Aku ingin mewujudkan impian almarhum Suamiku terlebih dahulu untuk membangun kembali warung makan yang baru saja habis terbakar.Dan mereka pun menyetujuinya. Namun ... ada satu masalah yang menurutku cukup menyita perhatian dan fikiranku, yaitu tentang Pak Dewa yang bertubuh tinggi tegap dan tamp4n yang selalu mencari perhatian kepadaku.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 53

53. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Mimpi Bertemu Bang Hardi. Penulis : Lusia Sudarti Part 53"Ayo kita kedalam Pak, Bu, Mas! Masa dari tadi diluar!" ucapku kepada calon Mertua dan calon Suamiku untuk berbincang di dalam rumah.Mereka pun menyetujuinya dan kami melangkah beriringan untuk masuk kedalam ruang tamu dirumahku. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Entah mengapa aku merasakan jika waktu seolah berjalan begitu cepat, aku merenungi semua yang telah terjadi padaku dalam kurun satu bulan ini ... bermacam-macam ujian seolah tak ingin menjauh dari kehidupan yang aku jalani. Lima tahun sudah Bang Hardi pergi meninggalkan aku untuk selamanya. Problema dan dilema selalu mewarnai kehidupanku. 'Sudah benarkah keputusanku untuk menerima pinangan Indra ...," lirihku seorang diri. Aku menatap bayangan diriku di dalam cermin. 'Pantaskah aku mendampingi Indra yang begitu sempurna dimataku ..."Aku memutuskan untuk melakukan kewajibanku terlebih dahulu, kegiatan rutin yang selalu aku kerjakan disep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Bab 54

54. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Ziarah Ke Makam Almarhum Suamiku. Penulis : Lusia Sudarti Part 54"Baik Bu ...!" sahut mereka serentak dan menghabiskan sarapan mereka. 🥀🥀🥀🥀🥀Di halaman terdengar deru mesin mobil dan berhenti tepat di teras rumah. Braak!Terdengar pintu mobil di tutup kemudian suara alarm berbunyi dua kali, itu menandakan jika pemiliknya telah menjauh dari mobil.Aku dan Anakku masih menyiapkan keperluan yang akan dibawa.Air mineral, bunga untuk taburan dan satu buah yang telah dirangkai dengan cantik. Fandi dan Kurnia membawa tas bahu mereka masing-masing berisi keperluan-nya. Fandi mengenakan stelan koko dan Kurnia mengenakan gamis berwarna biru senada dengan pakaian Fandi. Hijab berwarna hitam senada denganku. Tunik dan hijab berwarna hitam dipadu dengan jeans berwarna biru. Aku mematut diriku di depan cermin sesaat. Fandi dan Kurnia menyambut kedatangan Indra lebih dulu karena aku belum selesai. Meskipun wajahku tidak cantik, namun aku sela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

Bab 55

55. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Ziarah Ke Makam Bang Hardi Penulis : Lusia Sudarti Part 55"Mas Indra ..." Kami dikejutkan oleh teriakan orang yang sepertinya juga terkejut melihat sosok Indra. Dengan gerakan serentak seolah dikomando kami menoleh kearah suara itu. "Mas Indra ... aku kangen deh! Apa kabarnya Mas?" teriak Selvi seraya menghambur kearah kami, tepatnya kearah Mas Indra dengan tanpa rasa canggung sama sekali. Teh Wulan menggamit lenganku dan menatap kearahku dengan kening bertaut meminta penjelasan dariku tentang wanita yang menghampiri Indra. "Apaan sih kamu ...! Maaf kami akan melakukan ziarah!" sentak Indra saat Selvi yang tiba-tiba akan merangkul lengan kekar Indra. Seketika wajah Selvi yang tadinya ceria kini berubah mendung dan cemberut.Aku dan Teh Wulan menutup mulut menahan senyum mendengar penolakan Indra kepada Selvi sedang Indra segera meraih jemariku lalu kami melangkah memasuki area pemakaman. "Ayo Dek ..." Bapak hanya diam tak bersuara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Bab 56

56. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Selvi Selalu Mengganggu Kami. Penulis : Lusia Sudarti Part 56 "Ayo Anak-anak ... kita duduk disana!" ajak beliau sembari menuju bangku dibawah pohon. Aku dan Teh Wulan juga kedua Anakku mengekor dibelakang Bapak. Aku memperhatikan Indra yang sedang fokus mendongkrak mobil dan membuka baut roda satu-persatu. "Bapak dan Teh Wulan lapar?" tanyaku kepada mereka berdua. "Sedikit Neng, hehehe ...!" jawab beliau sambil terkekeh. "Aku haus Teh," sahut Teh Wulan. "Adek juga Bu ..." "Kalo Abang haus dan lapar hehehe," celetuk Fandi. Mereka akhirnya tertawa terbahak-bahak. "Hahaha ... berarti kita samaan dong ...," seru Bapak. "Oke, semua tenang! Tadi sebelum berangkat Mas Indra beli nasi dan ditaruh di rantang susun. Sebentar aku ambil dulu!" sahutku seraya berdiri lalu menuju kemobil untuk mengambil bekal yang sengaja kami siapkan untuk sekedar berjaga-jaga jika dalam posisi darurat seperti ini. "Mas, kita makan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya

Bab 57

57. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Secarik Kertas Dari Pak Dewa. Penulis : Lusia Sudarti Part 57Kami terdiam sejenak dengan semua pikiran masing-masing.Bunyi klakson dan kendaraan dijalan raya mendominasi pendengaran kami.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Pukul 15;00 tiba di kediamanku ... Mas Indra memarkir mobil tepat di teras rumahku dan Murti menyambut kedatangan kami.Dia memang aku minta untuk membantuku dirumah untuk mengurus para pekerja bangunan yang sedang mengerjakan warungku yang kini telah berdiri separuhnya. "Wah baru pulang ya Abang jalan-jalan-nya bersama Ibu dan Pak Indra ...?" tanya-nya kepada kedua Anakku. "Ihh Ate ini, bukan jalan-jalan kali! Tetapi berziarah ke makam Bapak," sungut Kurnia kepada Mbak Murti yang membuatku tertawa melihat wajahnya yang lucu. "Aduuhh Adek bikin gemas Tante sih ... uuhhh!" seru Mbak Murti sambil mencubit kedua pipi Kurnia dengan gemas. "Mbak Hanum mau dibikin apa? Dan juga Pak Indra ...?" tanya Mbak Murti ketika kami berada diruang tamu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 58

58. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Minder Penulis : Lusia Sudarti Part 58Mas Indra menjabat tangan Pak Dewa lalu mempersilahkan untuk duduk kembali.Aku menjadi serba salah kepada mereka berdua. Akhirnya aku memutuskan untuk membuatkan minuman untuk Pak Dewa yang sedang terlibat perbincangan serius tentang pekerjaan. 'Duuhh ribet banget ya ...," gumamku.🥀🥀🥀🥀🥀 "Oh iya Pak Dewa ... sebelumnya saya ingin bertanya satu hal tentang secarik kertas yang Bapak tulis menjadi satu dalam amplop buat calon Istriku! Apa maksud Bapak dengan kata-kata sayang! Bukankah Bapak mengetahui jika Hanum itu calon Istri saya ..." Aku tercekat mendengar percakapan Pak Dewa juga Mas Indra, sungguh aku tak menduga jika Mas Indra akan menegur Pak Dewa perihal secarik kertas yang ditaruh di dalam amplop di antara tumpukan uang. Aku mengurungkan niatku sejenak untuk menyuguhkan minuman untuk Pak Dewa.Sejenak suasana menjadi hening, aku ingin mendengar apa jawaban yang akan dikatakan Pak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya

Bab 59

59. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Acara Makan Malam Yang Menegangkan. Penulis : Lusia Sudarti Part 59Kembali Mbak Murti mempersilahkan masuk kepada tamu yang disebut Pak Indra.Aku melangkah menuju keruang tamu untuk menemui Mas Indra.🥀🥀🥀🥀🥀 "Ayo cucu-cucu Oma ... makan yang banyak ya, biar cepat besar dan bertambah pinter!" titah Mama Mas Indra Kepada kedua Anakku. Aku tersenyum tipis mendengarnya. "Iya Oma terima kasih banyak! Tetapi Adek sudah kenyang," jawab Kurnia sambil menyunggingkan senyum dan menampilkan deretan gigi susunya yang putih cemerlang. "Fandi juga kenyang Oma," sambung Fandi. Aku dan kedua Anakku memang diminta untuk makan malam bersama kedua orang tua Mas Indra dan para kerabat mereka.Kami mengelilingi meja makan panjang yang cukup menampung 15 orang.Suasana terasa begitu hangat. Namun ada dua orang yang menatapku penuh dengan kebencian. Tatapan-nya begitu sinis dan tak bersahabat kepadaku dan kedua Anakku. 'Namun aku tak ambil pusing deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya

Bab 60

60. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Fitting Baju Penulis : Lusia Sudarti Part 60"Iya Ibu dan Bapak ..." Setelah berpamitan kami pun pulang dengan diantar oleh Mas Indra.🥀🥀🥀🥀🥀"Mbak ... Anak-anak biar sama aku aja dirumah, dan akunya biar ada yang nemani dirumah," jelas Murti kepadaku saat aku sibuk menyusun baju-baju kedalam lemari sehabis disetrika. "Oh iya sudah Mbak kalau begitu, soalnya kasihan nanti kalau kelamaan menunggu!" jawabku. "Tapi ... oh iya Mbak, aku hampir lupa. Anak-anak dijemput oleh Ibunya Mas Indra Mbak!" jawabku sambil menatapnya. "Oh ya udah enggak apa-apa Mbak ..." "Mbak Hanum bersiap gih ... biar aku yang lanjutin menyusun pakaian," imbuh Murti menawarkan diri untuk membantuku. "Beneran Mbak Murti mau bantu menyusun pakaian?" tanyaku sambil menatapnya. "Iya, coba deh Mbak Hanum lihat udah jam berapa?" ucapnya sambil melihat kearah jam weker diatas nakas, aku mengikuti arah tatapan-nya. "Astagfirrullah ... udah jam delapan rupanya! Baikl
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status