Share

Bab 13

Penulis: Lusia Sudarti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-29 11:49:05

13. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku

Mendapat Rejeki Tak Terduga.

Penulis : Lusia Sudarti

Part 13

Seketika aku berlari meninggalkan batang singkong yang telah aku cabut.

Dengan nafas tersengal aku masuk kedapur dan menutup pintu sedikit kencang.

Aku mengusap dadaku yang berdetak kencang, jantung seakan terlepas dari tempatnya.

'Selama ini aku tak pernah mendapat gangguan sedemikian rupa! Tetapi mengapa rumahku terasa horor!" batinku berucap.

Aku menoleh kearah tungku, apinya masih menyala, dan air dalam kukusan telah mendidih. Segera aku memasukkan beras yang telah aku cuci kedalam panci kukusan.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Semburat warna kuning keemasan menghiasi ufuk timur, cahaya matahari mengintip malu-malu menembus dedaunan. Aku telah selesai dengan aktivitasku. Memasak, menyapu lantai, mencuci pakaian kotor. Dengan lelehan air mata yang terus merembes dari celah-celah manik netraku, menemani semua aktivitas yang aku lakukan.

Duka mendalam begitu aku rasakan.

Aku diperkos4, belum
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 14

    14. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku.Hari Paling Menyakitkan, Bang Hardi Pulang Tinggal Nama. Penulis : Lusia Sudarti Part 14Juragan Sekar menatapku. "Siapa yang bilang kalo kamu merepotkan saya Num! Saya ihklas kok, dan ini hanya makanan kecil!" sahutnya tegas.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tok! Tok! Tok! "Assalamu'alaikum." Terdengar ketukan dan salam dari depan. Aku bertanya-tanya dalam hati, siapakah yang bertamu di gubukku? Selama ini jarang ada yang bertamu. Aku melangkah tergesa sembari menerka tamu yang berkunjung. Krieett! "Waalaikumsalam. Siapa!" tanyaku sambil membuka pintu. "Num ... ada yang ingin kami sampaikan! Tetapi kami harap kamu harus kuat ya?" Pak RT dan Bu RT telah berada di hadapanku dengan tatapan antara bingung dan iba kepadaku. "Ada apa Bu, Pak? Ayo silahkan duduk dahulu!" ucapku kepada mereka berdua dengan sopan. "Num ... yang sabar ya!" tiba-tiba Bu RT memelukku dan menangis. Aku yang tak menyangka bahwa Bu RT akan memelukku seketika terpaku karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 15

    15. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Hancur Karena Kepergian Suamiku. Penulis : Lusia Sudarti Part 15 'Kaki ini tak pernah lelah berjalan demi mencari nafkah untuk kami," tak urung air mataku luruh kembali. Segera aku usap jejak yang menggenang agar tak terjatuh di jenazah Bang Hardi. Hidupku hancur saat ini, entahlah apa aku akan sanggup menjalani hari-hariku kelak ...! 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Di gubuk milikku yang biasanya sepi seolah tak berpenghuni, dari siang hingga malam sangat ramai. Ya ... mereka melayat dan membantu segala persiapan untuk mengebumikan jenazah Suamiku. Kutatap tubuh yang terbaring kaku beralaskan tikar dan tertutup selimut dengan rasa tak percaya, karena hatiku benar-benar merasa kehilangan dengan kepergian Bang Hardi yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, aku berharap ini hanyalah mimpi dan berulang kali aku mencubit dan memukul kedua pipiku, namun terasa sakit ... dan tubuh itu benar-benar tak bergerak. Ada yang bertugas menggali makam, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 16

    16. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Meninggalnya Bang Hardi. Penulis : Lusia Sudarti Part 16 Wajah mereka sedikit sumringah menaiki mobil dan bibir membentuk sebuah lengkungan tipis. Mereka belum pernah menaiki mobil selama ini. Inilah kali pertama mereka menaikinya. "Om, mobilnya bagus ya?" tanya Kurnia dengan wajah polos. "Adek suka naik mobil?" tanya Indra tersenyum sembari menoleh kearah Kurnia yang juga sedang menatapnya. "Suka Om ...!" sahutnya. Aku hanya diam sambil menatap keluar kaca. "Lain kali Om ajak jalan-jalan ya Sayang. Abang-nya juga," sambung Indra. Aku hanya meliriknya sekilas. "Beneran Om! Mauuu ... tapi ...!" Ia menjeda ucapan-nya seraya menatapku dengan raut wajah segan. Aku hanya mencoba tersenyum tipis. "Num, apapun yang terjadi kepada kalian. Saya harap kamu tabah dan kuat menghadapinya. Saya tau, kamu adalah wanita kuat!" ujar Juragan Sekar sembari merangkul bahuku. Tak terasa air mataku kembali luruh mendengar kata-kata bernada se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 17

    17. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Bersumpah Untuk Mebalaskan Dendam Bang Hardi. Penulis : Lusia Sudarti Part 17 Di sudut ruangan aku melihat Indra. Ia menatapku dengan sorot yang nampak sayu. Namun aku segera mengalihkan tatapanku kearah lain. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Hari-hari aku lalui dengan penuh duka dan kecewa. Meskipun air mataku telah mengering, namun batinku yang menangis. Para tetangga masih berdatangan untuk membantuku selama takziah diadakan hingga tujuh hari tujuh malam. Hari ini adalah hari ketujuh. Para tetangga saling membantu menyiapkan hidangan. Malam ini! Malam takziah terakhir. Aku menyendiri di kamarku. Sementara Kurnia sedang bermain dengan Anak tetangga seusianya. Ibunya membantu pekerjaan di dapur. Tok! Tok! Tok! "Num ... boleh aku masuk." Pintu diketuk dari luar kemudian terdengar suara Siti meminta ijin untuk masuk kekamarku. "Silahkan Sit!" seruku lirih. Ceklek! Daun pintu terbuka, aku menoleh sekilas kearahnya. Ia menatapku

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 18

    18. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Hari Ini, Hari Istimewa Kita Dan Hari Ulang Tahunmu, Bang! Penulis : Lusia Sudarti Part 18 Aku mengangguk dan mengikuti langkah Juragan Sekar dengan dipapah Siti menuju keruang depan. "Selamat sore Ibu Hanum!" lelaki berpakaian serba hitam itu bangkit dari duduknya lalu menjabat tanganku. "Selamat sore Pak." "Ayo silahkan duduk kembali Pak!" seru Juragan Sekar. Beliau mengambil posisi berada disisiku. "Terima kasih Bu!" ucap lelaki itu kembali seraya menjatuhkan bobotnya kembali. "Begini Bu Hanum ... identitas pelaku pembunuhan terhadap saudara Hardi telah kami peroleh. Dan saat ini kami sedang melakukan pengejaran," jelasnya dengan panjang lebar. "Alhamdulillah Pak! Semoga pelaku dapat segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya, agar tak membuat resah warga lainnya! Kalo boleh kami tau, siapakah pelak pembunuhan sadis yang tak berperikemansiaan itu Pak?" tanya Juragan Sekar, dari raut wajahnya nampak lega mendengar kabar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 19

    19. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kedatangan Indra Kembali. Penulis : Lusia Sudarti Part 19Aku bersimpuh dan memeluk nisan Suamiku dengan erat. Hati ini belum mampu sepenuhnya mengikhlaskan kepergiannya dari hidupku. "Num ...." Aku terperanjat mendengar suara panggilan dari belakangku. Aku mendengar suara seseorang yang aku kenal! Yah ... itu suara Indra. Aku memperbaiki posisi tubuhku lalu menoleh kearah sumber suara. Benar saja! Indra telah berdiri dengan kedua Anakku. Bibirnya terukir sebuah senyuman. Senyum yang menyimpan kerinduan. Namun aku tak tau, kerinduan itu tertuju kepada siapa? "Mak ....!" Kurnia dan Fandi menghambur dan memelukku dengan erat. Sementara Indra melangkah mendekati kami. "Num, apa kabar?" tanyanya sambil mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tanganku. "Baik In! Kamu sendiri apa kabar?" jawabku berbasa-basi. "Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat!" ujarnya sambil kembali tersenyum. Indra melangkah menuju kepusara Bang Hardi, kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 20

    20. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Penulis : Lusia Sudarti Part 20"Bang itu Oom datang, bawa banyak sekali belanjaan ....!" seru Kurnia kepada Fandi, aku mengikuti arah petunjuknya. Indra tersenyum lebar melihat kedua Anakku. "Wah, seru sekali sepertinya!" ucap Indra sembari menaruh paper bag di atas meja.Ia tersenyum kepada mereka. Aku gak enak hati kepada Indra! Bagaimanapun juga Indra bukan siapa-siapa buatku. Ia hanya orang dari masa laluku. Aku akan memintanya berhenti selalu memberikan hadiah-hadiah kepada Anakku. Aku tak ingin selalu merepotkan dan bergantung dari orang lain. "Ayo Anak-anak, cepat dihabisi es creamnya! Setelah itu kita pulang. Oom mau berangkat tugas dan Emak mau cari kerja tambahan," ungkapku. "Iya Mak! Kapan-kapan kita beli es cream lagi ya Mak, kalo punya duit ....!" kata Kurnia dengan netra berbinar dan senyum merekah di bibirnya. Indra pun tersenyum mendengar ucapan Kurnia. Ia mengulurkan tangannya dan mengusap lembut pucuk kepala Kurnia d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 21

    21. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Membaca Surat Dari Indra Penulis : Lusia Sudarti Part 21 "Iya, terima kasih!" Indra meraih gelas lalu menyesap kopi perlahan. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Malam ini Siti, ijin pamit untuk menjenguk orang tuanya. Aku duduk termenung di tepi pembaringan sembari menatap kedua buah hatiku yang telah terlelap dengan damai. Aku menyimpan semua kesedihan dan duka yang aku rasakan. Aku tak ingin Anak-anak melihatku larut dalam kesedihan. Aku tak ingin mereka tau, jika sesungguhnya Ibunya begitu rapuh. Biarlah ... biarlah semua kusimpan dalam hatiku. 'Emak akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari uang buat kalian Sayang!" lirih batinku penuh kepiluan. Aku harus kuat demi mereka, karena saat ini aku adalah orang tua tunggal. Kedua kakiku harus berdiri dengan kokoh, kedua tanganku harus sekuat besi dan kedua bahuku harus tangguh, untuk memikul beban hidup ini. Tiba-tiba aku teringat pemberian Indra siang tadi, sesaat sebelum dia berpami

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08

Bab terbaru

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 85

    85. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku.Mendapat Kabar Tentang Meninggalnya Kedua Mertuaku.Penulis : Lusia Sudarti Part 85"Iya Mbak! Kalau begitu saya ijin kembali bekerja," jawab Mbok Narti sembari tersenyum.🥀🥀🥀🥀🥀🥀"Baik! Saya akan segera menuju ke lokasi target, amankan lokasi!" Mas Indra sedang berbicara melalui headsetnya. "Sayang, Mas tinggal dulu ya? Pak saya ada tugas menangkap anggota pembelot. Titip keluarga saya ya Pak?" pamit Mas Indra kepada kami. Disaat kami sedang bersantai diruang tamu, setelah sarapan pagi. Bapak mengangguk. "Iya Nak, hati-hati selalu ya?" jawabnya. Mas Indra mengangguk, aku mencium punggung tangannya, kemudian keningku di kecupnya lembut. Mas Indra pun mencium punggung tangan Bapak dengan takzim. 'Ya Allah, selamatkan suamiku dimanapun berada! Amiiinn," gumamku pelan. "Pak, jika Bapak merasa bosan. Jalan-jalan Pak, di kebun belakang banyak terdapat pohon buah-buahan lho Pak!" kataku kepada Bapak yang nampak sedikit gelisah. "Iya Ne

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 84

    84. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Tak Ingin Menyakiti Mu Lagi Mas. Penulis : Lusia Sudarti Aku mendengarkan cerita Mas Indra dengan seksama, sementara fikiranku melanglang buana dan membayangkan perbuatan tak terpuji yang Ratna lakukan. Part 84🥀🥀🥀🥀🥀"Sebetulnya, saat Mas Indra koma, Ratna pernah mengancam Hanum. Saat itu, berada di mushola rumah sakit." Mas Indra masih memelukku, aku berada di pangkuannya. "Oh iya ... benarkah?" tanya Mas Indra. "Iya, namun saat itu tak aku hiraukan semua kata-kata pedas yang terlontar darinya. Karena bagiku saat itu yang paling penting adalah Mas Indra," jawabku pelan. "Yah, Mas tahu bagaimana Adek." "Rupanya, Ratna selama ini merasa sakit hati terhadap Mas dan akhirnya dia membelot. Kemudian bekerja sama dengan pemberontak." "Hanum tahu tentang itu. Makanya Mas di pindahkan ke ruang rahasia." "Sekarang ini, tim pasukan inteligen sedang menyebar mata-mata untuk menangkap anggota yang melarikan diri! Jika Mas menghilang, i

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 83

    83. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Mas Indra Menghilang Lagi, Demi Sebuah Tugas. Penulis : Lusia Sudarti Part 83Kami berdua akhirnya tertidur dengan lelap di bawah selimut di atas pembaringan.🥀🥀🥀🥀🥀Allahu akbar! Allahu Akbar ...! Aku terjaga saat mendengar adzan subuh berkumandang dari kejauhan. Terdengar sayup-sayup terbawa angin.Tanganku menggapai sisi kiri pembaringan, namun aku tak menemukan siapapun disana. Hanya bantal guling berada di tengahnya. Segera aku beringsut bangun dan mencari-cari keberadaan Mas Indra di sekitar kamar. Tetapi tak ada siapa-siapa. "Mas ..." Aku memanggilnya sembari menurunkan kedua kaki ke atas lantai dan menyibak selimut yang membalut tubuhku. "Astaga ... ternyata aku belum memakai pakaianku," gumamku pelan. Gegas aku meraih handuk yang tergantung di tempatnya.Segera aku menuju ke kamar mandi untuk memversihkan tubuhku, lalu mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat subuh. Dalam sujudku, aku berdoa agar diberikan kesehatan da

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 82

    82. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Terpaksa Mengungsi Karena darurat. Penulis : Lusia Sudarti Part 82"Selamat datang Mbak, Bapak dan Adik-adik. Saya Mbok Narti yang menjaga villa Mas Indra."🥀🥀🥀🥀🥀Mbok Narti menyambut kami dengan hangat dan menjamu kami dengan makanan lezat. Selepas makan malam, kami berbincang sebentar di ruang keluarga. Sementara Mbok Narti menyiapkan minuman hangat dan beberapa macam cemilan untuk menemani berbincang. "Jadi, bagaimana keadaan rumah, Nak Indra?" tanya Bapak sedikit khawatir. "Bapak dan Teteh tenang saja, saya sudah memperketat keamanan untuk menjaga rumah dengan pasukan khusus," jawab Mas Indra. Kami tertegun mendengar ucapan Mas Indra. "Bagaimana dengan warung Hanum dan Bapak Mas? Kok jadi rumit begini ya?" ucapku. "Sabar Sayang! Percayalah, ini semua tak akan berlangsung lama!" kata Mas Indra menenangkan hatiku. Kami bercerita hingga larut malam. Becanda bersama kedua Anakku, juga Mbok Narti. Fandi dan Kurnia becanda bersam

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 81

    81. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Penulis : Lusia Sudarti Part 81Aku, Bapak dan Teh Wulan tersenyum bahagia. 🥀🥀🥀🥀🥀 Kami melakukan perjalanan ke makam Bang Hardi. Bapak dan Teh Wulan pun demikian. "Ayah, habis ziarah kita jalan-jalan kemana?" tanya Fandi saat sedang dalam perjalanan. "Abang, jangan ganggu Ayah yang sedang mengemudi ya?" ujar Hanum sambil mengusap kepala Fandi dengan lembut. "Enggak apa-apa kok. Kita jalan-jalan kemana ya ..." Mas Indra pura-pura sedang berfikir. " ke pantai ... setuju?" sambungnya setelah terdiam beberapa saat. "Setuju ..." Kurnia dan Fandi menjawab serentak.Bapak, Teh Wulan dan aku hanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum. "Tetapi pantai lumayan jauh Nak Indra! Sebaiknya di tunda dulu ke pantainya. Bapak khawatir sama kesehatan Nak Ibdra yang baru saja pulih!" sahut Bapak. "Iya Mas, kita cari tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh!" imbuhku. Mas Indra tersenyum. "Enggak apa-apa kok Pak! Indra ingin membahagiakan kalia

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 80

    80. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Secarik Kertas Pesan Dari Mas Indra Penulis: Lusia Sudarti Part 80"Bagus juga tuh saran Bapak Sayang. Agar Adek enggak capek, apalagi jika perut Adek membesar, tentu sangat kerepotan bukan?" imbuh Mas Indra. Aku mempertimbangkan saran mereka berdua. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀"Abang kalau sudah besar cita-citanya mau jadi apa?" tanya Mama mertuaku. "Abang cita-citanya mau jadi tentara seperti Ayah, Opa!" jawab Fandi. "Oh ya ... apa Abang enggak takut kena tembak?" "Enggak takut Opa! Abang ingin melindungi negara seperti Ayah!" Fandi menjawab dengan semangat. Teh Wulan tersenyum. "Bagus Bang, menjadi tentara memang mulia." Mama mertuaku menambahkan. "Tapi jangan lupa ya Sayang, pendidikan itu lebih penting. Ayah ingin kamu menjadi tentara yang pintar." Aku tersenyum bahagia mempunyai keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan. "Tentara yang pintar dan tampan seperti Ayah!" Mas Indra menambahkan, dan membuat kami semua tertawa mendengarnya.

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 79

    79. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Malam Yang Di Nanti. Penulis : Lusia Sudarti Part 79Aku menutup mulut karena terkejut.Sedangkan Mas Indra kembali berdiri dan pura-pura membaca slip gaji untuk pegawaiku.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Aku merasa wajahku memanas menatap Mas Indra dengan mata terbelalak. "Mas Indra jangan begini dong. Aku kan jadi malu!" ucapku dengan menyembunyikan senyum bahagia dihatiku. "Kenapa memangnya Sayang, heemm! Mas telah begitu lama menantikan malam ini!" katanya sembari tersenyum nakal. Aku merasakan bulu romaku meremang mendengar ucapan dan melihat ekspresi Mas Indra yang menggodaku. "Heemm mulai deh nakalnya ya?" sungutku sembari mencubit hidungnya yang mancung. Tanganku di raih Mas Indra ketika hendak menyentuh hidungnya. "Mas sangat merindukan kamu Sayang!" Mas Indra menatap lekat kearah kedua bola mataku, tatapan syahdu yang juga selama ini aku rindukan. Malam syahdu membuatku larut dalam suasana yang indah yang dinantikan oleh setiap pasangan. "Seh

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 78

    78. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Pujian Mas Indra Membuat Hatiku Meleleh. Penulis : Lusia Sudarti Part 78Aku dan Mbak Murti kembali meneruskan memasak hingga selesai. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tujuh hari berlalu dan kondisi luka suamiku telah membaik, meskipun belum sepenuhnya mengering di bagian dalamnya. Hari ini Mas Indra akan melakukan serangkaian pemeriksaan, tim Dokter akan bertolak kerumah demi keamanan. Dihalaman depan terdengar deru mesin kendaraan yang lebih dari satu dan berhenti tepat di depan rumahku. Aku bergegas keluar dari kamar dan membuka pintu depan. "Silahkan masuk Dokter! Sudah ditunggu dikamar." "Baik Bu, terima kasih." Aku melebarkan daun pintu untuk memberi jalan pada Dokter Iqbal dan beberapa lelaki tinggi tegap berpakaian serba hitam. Aku melihat keluar halaman dan mendapati beberapa orang yang juga berpakaian hitam berjaga diluar. Aku segera menutup pintu dan masuk kedalam kamar.Diluar kamar tepatnya disisi kanan dan kiri pintu dua orang berjaga,

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 77

    77. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Akhirnya Mas Indra Kembali Pulang. Penulis : Lusia Sudarti Part 77Aku terharu dengan apa yang aku alami.Syukur aku panjatkan kepada Allah SWT, karena telah mengirimkan suami dan mertua yang begitu menyayangiku. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Tiga hari kemudian ... Keadaan mulai kondusif namun pengawalan tetap ketat demi menghindari sesuatu yang tak di inginkan. Dan hari ini Mas Indra diperbolehkan untuk pulang. Kami bersiap untuk pulang kerumah namun memakai penutup berupa masker dan yang lain-nya untuk menghindari segala kemungkinan. "Mas, Hanum bahagia akhirnya kita bisa pulang kerumah lagi. Aku takut sekali jika Mas akan meninggalkan kami." "Alhamdulillah itu semua pertolongan Allah SWT. Mulai saat ini Mas akan merubah identitas agar tak terendus oleh musuh yang mungkin sedang mengintai," tukas Mas Indra sambil membantuku menyusun pakaian ke dalam koper. Aku menatapnya penuh rasa khawatir!"Apakah kita semua akan aman Mas?" tanyaku bimbang. "Te

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status