All Chapters of Istri Pengganti yang Tak Dicintai : Chapter 41 - Chapter 50

51 Chapters

TARIK PULANG

"Apa yang membuatmu tiba-tiba datang ke kafe tadi? Tahu dari mana juga kamu kalau aku ada di sana?" Noura sudah berada di dalam mobil Dean setelah suaminya itu memaksa pulang. "Aku sama sekali tidak tahu kalau kamu ada di sana.""Benarkah?" Noura menatap tak percaya. "Lantas, bagaimana bisa seorang Dean Waverly masuk ke sebuah kafe yang sangat sederhana seperti D'Cony. Itu terlihat tak masuk akal.""Mau masuk akal atau tidak, aku sama sekali tak peduli.""Aku pun tak peduli. Tapi, kamu menghancurkan rencanaku.""Rencana? Rencana yang mana maksudmu? Apakah rencana pergi liburan berdua saja dengan lelaki idamanmu itu adalah sebuah rencana yang sudah kamu impikan sejak lama?" Dean bertanya sinis. Noura sontak menatap Dean. "Apa maksudmu kalau rencanaku pergi itu adalah sebuah impian?"Dean hanya mengangkat bahunya. "Aku tidak punya kewajiban untuk menjawab. Lagipula kamu tak akan pergi juga.""Kalau kamu tak peduli, lalu kenapa kamu tidak kasih aku izin?"Dean membalas tatapan Noura. E
Read more

SIKAP BARU

Nora hanya bisa pasrah ketika akhirnya Dean kembali menyiksanya. "Kenapa kamu masih mau melakukan ini padaku?" tanya Noura lemah setelah untuk ke sekian kalinya Dean melecehkannya.Noura tak banyak bergerak. Luka paska keguguran yang membuatnya harus mendapatkan perawatan setelah menjalani prosedur kuret, sama sekali tak Dean pedulikan. Lelaki itu terlihat kembali mengenakan kemeja kerjanya seperti semula. Jawaban-jawaban keras dan kesal yang Noura lemparkan kepadanya, telah membuat seorang Dean tersinggung hingga keinginan untuk kembali menyiksa istrinya itu mendadak hadir. "Kalau bukan karena keinginanku yang ingin merenggut seluruh kebahagiaanmu, aku pun tidak suka melakukan ini."'Kamu bohong, Dean. Gak mungkin kalau kamu gak suka,' batin Noura merasa percaya diri. Dean sudah selesai dengan penampilannya —yang meski tak serapi di awal, tapi lebih baik dibanding Noura yang terlihat berantakan dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Lelaki itu kemudian memandang sang ist
Read more

ADA YANG MULAI BERAKSI

Dean turun setelah memberikan perintah pada pelayannya untuk mengecek kondisi Noura. Lelaki itu hendak menemui seorang wanita yang belakangan mulai intens mendekatinya. Renee, gadis itu terlihat santai ketika memandangi beberapa poto yang berjajar rapi di atas meja buffet yang ada di ruang keluarga. Saat terdengar suara langkah kaki mendekat, ia merasa yakin jika itu adalah sosok sang tuan rumah. "Aku sama sekali enggak nyangka kalau kamu masih menyimpan bahkan memajang poto Rachel," ucap Renee tersenyum masih melihat satu buah poto di depannya. Di sana terlihat sosok kembarannya yang terlihat bahagia di momen pertunangannya dengan Dean, yang tidak sempat Renee hadiri. "Bukan sesuatu yang salah bukan?" sahut Dean yang memilih duduk di sofa tunggu seraya menyalakan televisi di depannya.Aksinya hanya iseng semata. Sebab pada dasarnya Dean tidak terlalu senang akan kedatangan Renee di kediamannya. "Tidak. Justru aku merasa senang. Ternyata sosok Rachel tak pernah tergantikan di hat
Read more

KEDUA KALINYA

Dean sudah mengompres kening Noura dengan air hangat yang Renee bawa. Ia kemudian mencoba membangunkan istrinya itu agar mau meminum obat. Sedikit kesulitan dan baru bisa bangun setelah beberapa detik kemudian. "Dean, ada apa?" Noura bertanya lemah. Selain itu tatapannya terlihat sayu dengan wajah memerah sebab kondisi demam yang dialami."Kau demam. Minum obat dulu." Dean masih dengan sikapnya yang datar, tak berubah sama sekali. Hal yang memicu kesenangan bagi seorang Renee yang saat ini berdiri di samping Dean. Perlahan Noura melihat sekitar. Hawa panas juga rasa pusing yang kepalanya rasakan, membuat semua pergerakan perempuan itu terlihat menyedihkan. "Bangun perlahan. Minum obat dulu." Dean kembali berkata sebab Noura yang belum merespon. Noura mencoba bangun sembari Dean mengganjal bantal agar bisa menopang kepala istrinya itu. Sedangkan handuk yang dipakai untuk kompres masih menempel di kening. "Minum obat apa?" tanya Noura matanya tampak terpejam. "Obat penurun panas,
Read more

PERMINTAAN SANG SAHABAT

Jane terlihat memindai sosok Renee yang saat ini berjalan menghampirinya. "Kamu siapa?" tanya Jane setelah perempuan itu berdiri di depannya. Renee kemudian mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Sedikit ragu, Jane membalas uluran tangan perempuan itu. "Saya Renee. Saudara Rachel.""Ah! Rachel!" Seketika Jane berseru. Ekspresi-nya seketika berubah. "Dari tadi aku mikir, wajahmu mirip siapa? Seperti aku pernah melihat. Rupanya saudara Rachel. Pantas saja, muka kalian mirip.""Kami memang saudara kembar.""Oh yah? Benarkah?" Respon Jane terlihat takjub. Renee mengangguk. "Tapi, kenapa aku tidak pernah lihat kamu sebelumnya? Bahkan, saat pertunangan Dean dan Rachel waktu itu kamu tidak terlihat.""Saya tinggal di luar negeri. Waktu Rachel bertunangan dengan Dean, aku memang tidak datang karena ada pekerjaan penting yang tak bisa ditinggal," ujar Renee sembari melirik ke arah Dean. "Oh, begitu.""Apakah kamu masih mau berbicara dengannya?" Tiba-tiba Dean mengingatkan akan maksud d
Read more

SEBUAH SARAN

"Kalian jaga dia baik-baik!" perintah Dean kepada dua pelayan yang sedang dihukumnya. "Jangan lupa pesanku, Noura. Selalu jaga kondisimu. Jangan malas makan dan minum," ucap Jane memberikan pesannya kepada Noura sebelum ia pamit pulang. "Saya akan ingat pesan Anda, Dok. Terima kasih untuk hari ini. Maaf sudah merepotkan.""Ah, tidak. Ini sudah menjadi tugasku sebagai dokter pribadinya." Jane menatap Dean tersenyum. Namun, dibalas dengan lengosan lelaki itu ke arah lain. "Kamu lihat, Noura. Ini memang sudah jadi tanggung jawabku. Bahkan, Dean sendiri tidak suka ketika ada orang yang mengucapkan terima kasih padaku." Jane sekali lagi membicarakan Dean. Sifat isengnya seperti sebuah hobi yang anehnya ditanggapi biasa oleh Dean. Noura hanya tersenyum kepada dua orang sahabat di depannya itu. Tak ada yang istimewa di hati dan pikiran Noura sebab hubungan keduanya tak ada keterikatan apapun dengan hidupnya. Dean dan Jane pun pergi meninggalkan kamar Noura. Membiarkan Noura canggung den
Read more

SIKAP TAK SADAR

Sepanjang malam rupanya Dean tidak bisa tidur nyenyak. Sudah beberapa kali ia berguling ke kanan dan kiri, tapi kedua matanya sulit terpejam. Entah apa yang otaknya pikirkan, tapi sepertinya obrolan dengan Jane-lah yang saat ini menari-nari di benaknya. 'Waspada, Dean.'Kata itu yang masih Dean ingat. Hingga akhirnya rasa kantuknya pun menghilang. Padahal tadi ia masih menyelesaikan beberapa proposal yang belum diperiksa dan ditandatangani. Sebab beberapa kali mengantuk, ia pun menyudahi pekerjaannya. Tapi sekarang, justru rasa kantuk itu malah menghilang berganti dengan kekhawatiran sang sahabat akan hubungan pernikahannya dengan Noura. 'Kenapa aku harus memikirkan perempuan itu? Bukankah aku sudah katakan tak akan peduli?' batin Dean kesal. Sungguh tidak bisa dimengerti apa kemauan Dean ini sebenarnya. Sebentar ia peduli pada Noura, sebentar kemudian ia cuek pada istrinya itu. Padahal bila merujuk pada kesepakatan bersama, baik Dean atau Noura dilarang untuk ikut campur atau ped
Read more

REAKSI PAGI BUTA

Mengabaikan pertanyaan Noura, tiba-tiba Dean menyentuh kening istrinya itu. Aksi tiba-tiba yang sempat membuat wanita di depannya mundur menghindar. "Panasnya sudah turun," ucap Dean seraya beranjak bangun. Noura hanya diam ketika Dean bicara dan mengambil benda berukuran kecil yang ada di atas meja. "Sini! Periksa lagi suhunya." Dean kembali mendekati Noura sembari membawa alat termometer di tangannya. Noura perlahan bangun. Tak dibantu Dean, wanita itu terlihat sudah mampu bangun sendiri. Dan hal itu hanya dilihat oleh Dean tanpa ada keinginan untuk bergerak membantu. "Angkat tanganmu!" pinta Dean sambil menjulurkan termometer ke arah Noura. Noura menurut saja meski hatinya masih dongkol karena pertanyaannya yang tidak Dean jawab. Sekian detik menunggu hingga suara terdengar menandakan jika alat tersebut selesai bekerja. Dean mengamati angka yang tertera. "Tiga puluh enam. Sudah normal."Noura terlihat bersyukur. Meski sakit di kepalanya masih sedikit terasa tak enak. Seolah
Read more

PERHATIAN

Dean baru selesai memakai baju ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya. Pengusaha itu mengernyit di depan cermin sebab tak pernah ada orang yang berani mengetuk pintu kamarnya meskipun itu Alton sekali pun. "Siapa yang berani menggangguku?" tanyanya seiring langkah kaki mendekati pintu kamar. Ketukan kembali terdengar saat Dean sudah hampir menarik handle pintu. "Ups! Maaf." Ternyata Noura yang sudah berani mengganggu Dean. Istri Dean itu tampak tersenyum dengan tangan di udara. Namun, bukannya marah Dean malah terlihat bengong. Ia diam dengan pandangannya yang kini lurus menatap wajah sang istri. "Dean!" panggil Noura mendadak merasa canggung. Lelaki itu terkejut. Tapi, ia dengan mudah mengatasi keadaan di mana sebelumnya ia terus memandangi wajah istrinya itu. "Apa kau mau mati?" tanya Dean kasar. "Hah! Mengetuk pintu bisa membuatku mati?" tanya Noura bingung. "Kau menggangguku. Itu artinya apa?"Noura baru sadar. Ternyata bukan karena ia akan terjepit pintu atau ketiban pa
Read more

KEKHAWATIRAN

Jalanan terlihat lengang ketika Noura dan Dean sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit. Beberapa kendaraan terlibat melintas dan menyalip satu sama lain dengan sangat mudah karena jalanan yang kosong. "Kenapa kamu tidak pergi ke kantor dan malah mengantarku pergi ke rumah sakit?" tanya Noura mencoba menatap lelaki di sebelahnya. "Tidak harus ada alasan untuk melakukan sesuatu."Seketika Noura cemberut. Berbicara dengan Dean hanya akan membuatnya darah tinggi. Tapi, anehnya ia tak pernah kapok ataupun trauma. Terkadang malah Noura sengaja menjahili pengusaha itu supaya kesal. "Memang tidak ada. Tapi, ini aneh."Dean terlihat mulai bergerak. Kepalanya menengok dan melirik Noura yang terlihat masih menatapnya. "Apanya yang aneh?""Ya, menurutku apa yang kamu lakukan ini aneh. Kamu tidak mau aku menganggapmu perhatian, tapi kamu melakukan sesuatu yang kerap dilakukan seorang lelaki kepada pasangannya."Senyum sinis tiba-tiba muncul di sudut bibir Dean kala mendengar ucapan Noura bar
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status