Semua Bab Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa: Bab 11 - Bab 20

21 Bab

Bab 11 Merasa Bersalah

Pagi ini suasana Metro Healthy Hospital terasa berbeda. Ron Matteo yang merupakan pemilik dari rumah sakit tersebut, benar-benar datang berkunjung ke sana. Sayangnya, kunjungannya kali ini bukan sesuai jadwal kunjungan sebagai seorang Presdir Metro Healthy Hospital, melainkan sebagai kakek dari Kenzo Matteo yang akan menjenguk calon besan cucunya.Kenzo merasa kesal dengan situasinya saat ini. Pasalnya, semua mempertanyakan tentang pelayanan terbaik yang didapatkan oleh Lidia, pasien wanita yang sebelumnya kesusahan dalam membayar biaya perawatan di rumah sakit tersebut."Kenapa pasien itu dipindahkan ke ruangan terbaik di rumah sakit ini?""Bukankah pihak administrasi pernah mencari putrinya untuk mengingatkan pembayaran perawatan pasien itu?""Lihatlah! Gadis itu dekat sekali dengan Presdir. Bukankah dia putri pasien yang sedang kalian bicarakan?" "Ada hubungan apa mereka?""Apa mungkin gadis itu meminta pertolongan pada Presdir untuk membantu biaya perawatan ibunya?""Apa jangan-j
Baca selengkapnya

Bab 12 Menjadi Calon Pria Berkuasa

"Sayang?!" celetuk Kenzo ketika melihat sang istri berdiri di depan pintu. Serena menatap tajam pada pria yang berstatuskan suami sahnya. Dengan amarahnya yang menggebu, dia melangkah menghampiri mereka. "Apa maksud semua ini?!" tanyanya dengan tatapan yang memperlihatkan kilatan amarahnya. Seketika Kenzo menghempaskan tangan Luna, dan meraih kedua tangan sang istri, berusaha untuk meredamkan amarahnya. "Sayang, ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku akan menjelaskannya padamu nanti," ucapnya dengan tatapan mengiba. Serena menoleh ke arah Luna, dan menatapnya dengan penuh kebencian. Sontak saja Luna meletakkan kartu yang sedang dipegangnya di atas meja. "Maaf, dok. Saya tidak bisa memakainya." "Kenapa? Kamu tinggal memberikannya saja pada kasir saat membayar," ujar Kenzo seolah tidak terima dengan penolakan calon istri keduanya. Serena menghempaskan dengan keras tangan suaminya. Kedua tangannya berada di depan dada, dan menatap marah pada sang suami. "Apa kamu suda
Baca selengkapnya

Bab 13 Menyiapkan Pernikahan Suami

"Kenapa tidak? Bukankah kamu akan merasa sangat tidak nyaman jika memakai baju pengantin seperti itu?" tanya Serena sembari menunjuk sebuah manekin yang menggunakan pakaian pengantin modern.Hanya dengan mendengarkan perkataan dari istri sang dokter, terlihat sekali kesenjangan sosial di antara mereka. 'Padahal aku ingin sekali memakai gaun itu,' batin Luna seraya menatap kecewa pada manekin tersebut.Meskipun Luna seorang gadis polos dan lugu yang sangat sederhana, tapi dia tetaplah seorang gadis yang mendambakan pernikahan sempurna. Setiap dia melihat pengantin di pelaminan, saat itu juga dia membayangkan sedang bersanding dengan seorang pria tampan yang dicintainya. Tentu saja dengan menggunakan gaun pengantin indah berwarna putih yang sangat cantik dipakainya.Namun, kini semua mimpi dan harapannya hancur. Status gadisnya akan diserahkan untuk Dokter Kenzo, seorang pria yang telah membuat kesepakatan dengannya."Kenapa diam? Ambillah! Cepat pakai ini di ruang ganti!" ujar Serena
Baca selengkapnya

Bab 14 Pesta Pernikahan

Pagi ini Kenzo telah mempersiapkan dirinya menjadi seorang pengantin. Tidak ada persiapan spesial darinya. Baginya pernikahan kedua ini hanyalah formalitas untuk mendapatkan hak warisnya, bukan berdasarkan atas perasaan suka ataupun cintanya pada gadis yang menjadi calon istri keduanya.Balutan setelan jas berwarna putih dari designer ternama, menambah ketampanan wajahnya. Tidak ada yang bisa meragukan pesona dari seorang Kenzo Matteo, calon penguasa keturunan dari keluarga Matteo.Namun, seketika kesempurnaan Kenzo dinodai oleh penampilan calon istri keduanya. Seorang gadis dengan memakai pakaian pengantin yang sederhana, memakai sandal rumahan, rambut panjangnya diikat kuncir kuda, dan wajahnya berhiaskan makeup tebal. Persis sekali seperti seorang badut yang sedang mengamen di jalanan.Serena tersenyum puas melihat betapa hancurnya penampilan calon madunya saat akan melakukan janji pernikahan bersama suaminya. Begitu pula dengan semua orang yang berada di tempat itu. Hanya sekumpul
Baca selengkapnya

Bab 15 Ritual Pengantin Baru

Dari balik pintu, Serena mencoba mencuri dengar apa yang terjadi di dalam kamar pengantin baru. Dia menempelkan telinga kanannya lekat-lekat, berharap mendengar sesuatu."A-apa yang akan anda lakukan, dok?""Karena kamu telah mempermalukan saya di depan mereka semua, maka kamu harus menerima hukuman dariku," jawab Kenzo sembari tersenyum bengis, layaknya binatang buas yang akan menerkam mangsanya.'Apa? Kenzo benar-benar akan melakukannya? Bukankah dia berjanji padaku untuk tidur bersamaku setelah acara selesai? Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa lupa?' batin Serena memberontak marah, seraya berusaha membuka pintu kamar tersebut.Namun, usahanya sia-sia belaka. Pintu kamar tersebut terkunci secara otomatis, ketika pintu sudah tertutup rapat. "Sial! Kenapa tidak ada yang berpihak padaku?!" Merasa usahanya sia-sia, dia pun kembali menempelkan telinga kanannya pada kamar tersebut. "Aku mohon. Jangan lakukan itu, Ken. Lakukan lain hari saja, agar tidak ada malam pertama untuk pernikahan
Baca selengkapnya

Bab 16 Hasrat Pengantin Baru

Melihat tangan kekar yang melingkar di pinggangnya, jantung Luna berdegup dengan kencang. Tangan itu tidak asing baginya. 'Apa benar ini tangan Dokter Kenzo?' tanyanya dalam hati. Tangan kekar itu membuat Luna merasakan pelukan seorang pria dari belakang. Terlebih lagi tangan sang pria semakin erat memeluknya, sehingga tubuh bagian depan pria tersebut menempel pada punggung Luna. Bukan hanya itu saja. Hembusan nafas sang pria yang mengenai tengkuknya, membuat gadis lugu nan polos tersebut meremang. "Bersiap-siaplah untuk bermain denganku, Sayang." Seketika hati Luna merasa sangat bahagia, seolah banyak bunga warna-warni yang bermekaran di sana. Panggilan sayang dari sang suami telah membuat jantungnya kembali berdegup kencang. Merasa seluruh tubuhnya semakin memanas, hasrat Kenzo pun semakin bergejolak. Semua yang dirasakannya terasa sangat menyiksa. Dia mencoba meredakannya dengan mencium leher sang istri, dan bermain-main di sana. Tubuh Luna meremang, merasakan sens
Baca selengkapnya

Bab 17 I Want You!

Kurang selangkah saja, Serena sudah sampai di depan pintu kamar pengantin. Sayangnya, ada dua orang pria yang memakai setelan jas berwarna hitam, berdiri tepat di hadapannya. "Kenapa kalian menghadang ku?! Cepat minggir!" gertaknya tanpa kenal takut."Maaf, Nyonya Serena. Kami hanya melakukan tugas," ucap salah satu pria yang menghadangnya.Seketika Serena mengernyitkan dahinya. Dia mencoba mengenali kedua pria tersebut."Apa Kenzo yang menyuruh kalian?" tanyanya dengan menatap curiga pada keduanya.Namun, kedua pria tersebut hanya diam. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka. "Apa kalian tidak mengenaliku? Aku Serena, istri dari Tuan Kenzo!" Bentaknya dengan membesarkan bola matanya, menatap penuh amarah pada kedua pria tersebut."Maaf, Nyonya Serena. Kami hanya melakukan sesuai dengan perintah," ujar salah satu dari kedua pria yang menghadangnya.Jawaban dari pria tersebut membuat Serena bertambah marah. Dengan sekuat tenaga, dia mendorong kedua pria yang menghadang
Baca selengkapnya

Bab 18 Rahasia Kamar Pengantin

Perkataan Kenzo membuat Luna merasa dibutuhkan oleh suaminya. Perasaan kagumnya telah berubah menjadi rasa suka. Kini, dia yakin jika perasaan cintanya semakin kuat. "Aku mencintaimu, Suamiku," bisiknya diiringi dengan lenguhan di telinga sang suami.Kenzo tersenyum, dan merasa sangat bahagia saat ini. Tidak terpikirkan hal apapun di kepalanya, kecuali wanita yang sedang bersama dengannya, memadu kasih untuk kedua kalinya. Hasratnya kembali menggebu, setelah mendengar pernyataan cinta dari wanita yang baru saja dinikahinya.Dalam pikirannya saat ini tidak lagi ada Serena, istri pertamanya yang selama ini menjadi tempat mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya. Tidak ada pula ingatan tentang kontrak perjanjian dengan istri keduanya sebagai ibu pengganti anaknya. Bukan hanya itu saja, perjanjian dengan sang kakek pun dilupakannya saat ini.Semua tergantikan oleh rasa senang dan bahagia yang terpacu oleh hasrat sepasang pengantin baru tersebut. Semakin lama hasratnya semakin bergelora.
Baca selengkapnya

Bab 19 Tergoda Lagi

"Besar? Apa maksudnya mau ikan yang besar ini?" tanya Luna sembari menunjuk piring yang berisi ikan."Perasaan, tadi tidak sebesar ini," sambung Kenzo kembali tanpa sadar, seolah sedang terhipnotis oleh boba yang terdapat pada dua gundukan kembar milik istri keduanya.Dahi Luna mengernyit, mencoba menelaah ucapan suaminya. Merasa aneh dengan sikap sang suami, dia pun mengikuti arah pandangnya. Sontak saja kedua tangan Luna menutup bagian dadanya. "Apa yang sedang kamu lihat?" tanyanya dengan gugup.Seketika Kenzo terperanjat kaget. Dia sadar telah melakukan hal bodoh yang bisa mempermalukan dirinya sendiri."Tidak. Tidak ada apa-apa," ucapnya dengan gugup."Itu nasinya. Silahkan ambil lauk dan sayurnya sendiri," tukas Luna dengan gugup, dan merasa malu pada pria yang duduk di hadapannya.Kenzo menangkap kecanggungan di antara mereka. Dengan reflek dia memerintahkan Luna untuk mengambilkan lauk dan sayur, agar kecanggungan di antara mereka hilang, dan suasana menjadi nyaman."Ambilkan
Baca selengkapnya

Bab 20 Wanita Penggoda

Kenzo tidak bisa memberitahukan semuanya pada Serena, istri pertamanya. Bukan karena dia takut pada sang istri, tapi lebih tepatnya ingin menjaga hatinya."Kami hanya membahas tentang perjanjian kontrak yang sudah ditandatanganinya. Semuanya akan berjalan sesuai dengan kesepakatan kita bersama," tutur Kenzo seraya merangkul sang istri, dan membawanya ke ranjang.Namun, Serena tidak semudah itu percaya padanya. Dia menatap intens kedua mata suaminya, seolah sedang mencari kebenaran dari perkataannya."Benarkah itu, Ken? Apa kamu tidak berbohong?" Kenzo menghela nafas yang terasa berat di dalam dada. Terasa berat baginya untuk berkata bohong. Terlebih lagi pada wanita yang selama ini telah menghuni hatinya."Apa berarti kamu tidak percaya padaku, Sayang?" tanya Kenzo seraya memegang kedua tangan sang istri.Serena tersenyum, dan melepaskan tangannya dari genggaman sang suami. Kedua tangannya bergerak lincah membuka piyama pria yang berstatuskan suaminya. "Apa kamu lupa akan janjimu pa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status