Home / CEO / Tolong Ceraikan Aku, Suamiku! / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Tolong Ceraikan Aku, Suamiku!: Chapter 131 - Chapter 140

189 Chapters

Pelarian Tersembunyi

Di dalam kamar rumah sakit yang sunyi, Kevin menatap langit-langit dengan mata yang penuh tanda tanya. Sudah hampir seminggu sejak dia sadar dari koma, tetapi ada sesuatu yang terasa salah. Orang tuanya, Haris dan Helena, selalu berada di sisinya, namun setiap kali dia bertanya tentang Gina dan putrinya, Keva, mereka hanya menjawab dengan samar-samar."Fokuslah pada kesembuhanmu, Nak. Gina sudah mengerti situasinya," kata Helena berulang kali.Namun, Kevin merasakan ada sesuatu yang disembunyikan. Ponselnya tidak pernah diberikan kepadanya, dan setiap kali dia meminta untuk menghubungi Gina, orang tuanya selalu punya alasan untuk menunda. Ini semakin memperkuat kecurigaannya bahwa ada sesuatu yang terjadi di luar pengetahuannya.Suatu sore, Haris datang dengan wajah serius. Ia duduk di samping ranjang Kevin, menghela napas panjang sebelum mulai berbicara. "Nak, kami sudah memutuskan untuk mengirimmu ke Swiss. Di sana ada fasilitas yang lebih baik, dokter yang lebih ahli. Kami ingin ya
Read more

Terkurung Dalam Kebohongan

Gina duduk di tepi tempat tidur kecil di persembunyiannya, menghirup udara lembap dari jendela yang sedikit terbuka. Sudah beberapa hari sejak ia memilih untuk menghilang dari kehidupan Kevin dan Gani, merenungi masa depannya. Ia merasa terjebak dalam pilihan yang rumit—antara cintanya pada Kevin yang tak pernah surut dan pernikahannya dengan Gani yang serba salah. Setiap hari, pikirannya terus dipenuhi keraguan dan ketakutan tentang masa depannya.Suara dering telepon memecah keheningan malam itu. Nama yang tertera di layar membuat Gina terdiam sejenak. Gani. Hatinya bergetar. Selama ini, ia menghindari panggilan atau pesan dari Gani, tapi ada dorongan kuat untuk menjawabnya kali ini.Dengan tangan gemetar, Gina akhirnya mengangkat telepon. "Gani?" suaranya nyaris berbisik."Gina, aku sudah menemukanmu," suara Gani terdengar lebih tenang dari biasanya. "Aku sudah terlalu lama membiarkanmu sendirian. Kamu tidak perlu lari lagi. Aku akan datang menjemputmu."Gina terdiam, merasakan kek
Read more

Mencoba Melangkah Maju

Keesokan harinya, Gina terbangun dengan mata yang masih berat. Cahaya matahari menerobos melalui tirai jendela, menandai awal hari yang baru. Tubuhnya masih terasa lelah, tetapi pikirannya sedikit lebih jernih. Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan pelan menuju cermin, memandang wajahnya yang tampak kusut.Di bawah matanya, kantung mata terlihat jelas, menandakan beberapa hari tanpa tidur yang nyenyak. Ia membasuh wajah dengan air dingin, berusaha menyegarkan dirinya. Sekilas, ia melihat bayangan hidup lamanya di refleksi cermin—kehidupan di mana Kevin selalu ada di dekatnya, memberikan harapan dan cinta yang ia pikir tak akan pernah hilang. Namun, kenyataan telah berubah. Sekarang, Kevin berada jauh di Swiss, dan dirinya kembali ke rumah bersama Gani.Dengan napas panjang, Gina mengambil keputusan. Ia akan tetap di sini. Bersama Gani, setidaknya untuk sementara waktu. Tetapi satu hal yang ia yakini adalah bahwa ia tidak bisa mencintai Gani seperti dulu lagi. Hubungan mereka mungk
Read more

Rahasia Besar Gina

Gina duduk di sofa ruang tamu, merasakan perasaan pusing yang tiba-tiba datang menghampirinya. Ini sudah ketiga kalinya dalam seminggu. Ia mencoba mengabaikannya, menganggapnya hanya akibat dari stres dan beban pikiran yang tak pernah henti menghantuinya sejak ia kembali tinggal bersama Gani. Namun, kali ini tubuhnya terasa lebih berat. Pening di kepalanya membuat pandangannya berputar, dan perutnya terasa mual lagi, seperti ada yang mengaduk-aduk dari dalam.Dengan susah payah, Gina bangkit dari sofa, bergegas menuju kamar mandi. Ketika ia membuka pintu kamar mandi, mual itu semakin kuat, memaksanya muntah. Tubuhnya lemah, dan ia harus berpegangan pada wastafel untuk menyeimbangkan diri. Gina terengah-engah, menatap cermin di hadapannya. Wajahnya pucat, dengan mata yang terlihat lelah. Sejenak, pikirannya melayang ke masa lalu—masa di mana Kevin masih ada dalam hidupnya.Setelah membersihkan diri, Gina berjalan ke kamar, duduk di tepi ranjang dengan tangan gemetar. Ia mencoba mengana
Read more

Bayang-bayang Kevin

Gina terdiam di ambang pintu kamar, mendengar suara kecil putrinya, Keiva, yang bertanya tentang "Papa Beruang," panggilan yang selalu ia gunakan untuk Kevin. Hatinya berdenyut perih setiap kali nama itu disebut, membawa ingatan akan masa-masa sulit yang kini harus ia simpan rapat. Gina belum siap untuk berbicara tentang ayah kandung Keiva, dan lebih dari itu, ia tak ingin memicu kemarahan Gani, suaminya, yang semakin hari semakin sulit menerima Keiva."Keiva, berapa kali Mama bilang, jangan sebut-sebut Papa Beruang lagi," suara Gani terdengar keras dari ruang tamu.Keiva, yang masih berusia lima tahun, menatap Gani dengan mata polos. "Tapi, aku mau tahu di mana Papa Beruang. Kenapa dia tidak pernah datang? Dia janji mau jemput aku di ulang tahunku."Gani melemparkan tatapan tajam ke arah Keiva, sesuatu yang jarang dilakukannya. Kesabarannya sudah tipis. "Keiva, dengar! Papa Beruang itu sudah tidak ada. Kamu harus berhenti hidup di dunia khayalan. Aku papamu sekarang. Paham?"Gina seg
Read more

Kebangkitan Kevin Membangun Kekuatan

Kevin terbaring di tempat tidur, memandangi langit-langit kamar yang sederhana namun bersih. Sudah tiga bulan berlalu sejak kecelakaan itu, dan sekarang ia perlahan mulai bisa menggerakkan kakinya kembali. Setiap hari, ia berjuang melalui terapi fisik yang melelahkan, tetapi hatinya penuh semangat. Dokternya baru saja memberitahunya bahwa tidak lama lagi, ia bisa berjalan seperti biasa. Kabar itu seharusnya menggembirakan, tetapi di balik kebahagiaan tersebut, ada satu hal yang terus membebani pikirannya: Gina.Gina, perempuan yang telah menjadi pusat dunianya, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sejak kecelakaan, Kevin merasa terperangkap dalam kondisi ini. Ia takut Gina salah paham dan merasa dirinya lemah, tak berdaya. Oleh karena itu, Kevin memutuskan ingin segera memberitahu Gina tentang kemajuannya. Dia yakin, jika Gina tahu bahwa dia hampir sembuh, mereka bisa kembali seperti dulu, dan dia bisa memperjuangkan cintanya lagi.Namun, ketika Kevin menyampaikan keinginannya ini
Read more

Kebangkitan Dan Semangat Baru

Setelah berbulan-bulan menjalani proses pemulihan, Kevin akhirnya merasa tubuhnya kembali kuat. Keputusan Haris dan Helena untuk membawa Kevin ke Swiss terbukti tepat. Udara pegunungan yang sejuk dan lingkungan yang tenang memberikan ketenangan yang tak bisa ia dapatkan di tengah hiruk-pikuk kota besar. Mereka menetap di salah satu rumah keluarga besar Haris, yang letaknya di pedesaan Swiss, jauh dari segala distraksi yang bisa mengganggu proses pemulihan Kevin. Di tempat inilah, Kevin merasa bahwa masa depannya mulai terbuka kembali dengan peluang baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Setelah sampai di Swiss, Kevin disambut hangat oleh sepupunya, Iriana dan David. Mereka adalah pasangan yang sudah lama menetap di Swiss, menjalankan beberapa bisnis keluarga yang sukses. Iriana, yang terkenal dengan sikapnya yang ceria, langsung menghampiri Kevin dengan pelukan hangat. Sementara David, yang lebih tenang, menyambutnya dengan senyuman dan tepukan lembut di pundak Kevin. Dalam sek
Read more

Antara Ambisi Dan Hati

Kevin memulai hari pertamanya bekerja di perusahaan Iriana dengan perasaan campur aduk. Ia merasa sedikit gugup, meskipun lingkungan di sana terasa jauh lebih santai daripada perusahaan besar di Indonesia yang pernah ia jalani. Di satu sisi, ini adalah kesempatan untuk memulihkan dirinya dan mempelajari sistem yang berbeda. Namun, di sisi lain, Kevin tak bisa menghindari beban pikiran tentang bisnisnya yang masih membutuhkan banyak perbaikan.Setibanya di kantor, Iriana memperkenalkan Kevin kepada timnya. "Kevin, ini adalah tim inti kami. Mereka yang menjaga roda perusahaan tetap berputar," kata Iriana dengan bangga. Kevin tersenyum dan mengangguk pada rekan-rekan baru yang ia temui. Kebanyakan dari mereka sangat ramah, menyambutnya dengan tangan terbuka.Di tengah perkenalan itu, Kevin bertemu dengan seorang wanita berambut pirang panjang yang elegan bernama Rebeca. Iriana memperkenalkannya sebagai salah satu teman dekatnya. “Ini Rebeca,” kata Iriana sambil tersenyum. “Dia sering bek
Read more

Persimpangan Perasaan

Setelah malam pengakuan itu, Kevin tidak bisa mengusir pikiran tentang Rebeca. Sepulang dari jalan-jalan, ia duduk di kamar hotelnya, memandangi pemandangan kota dari jendela. Pikirannya berkecamuk. Rebeca, dengan segala kelebihan dan pesonanya, telah membuat pengakuan yang tak terduga. Namun, Kevin tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa ia masih dibayangi oleh masa lalunya dan bisnis yang membutuhkan perhatian penuh.Pagi berikutnya di kantor, suasana terasa berbeda. Kevin dan Rebeca bertemu seperti biasa di ruang rapat bersama tim lainnya, tetapi kini ada kesadaran baru di antara mereka. Pandangan Rebeca sedikit lebih lama dari biasanya, dan Kevin tidak bisa sepenuhnya mengabaikan perhatian yang ia berikan. Setelah rapat selesai, Kevin memutuskan untuk berbicara dengan Rebeca, meskipun ia belum yakin apa yang ingin ia katakan.“Rebeca, bisa bicara sebentar?” Kevin mengajak Rebeca keluar dari ruangan rapat, menuju area balkon kantor yang sepi. Angin pagi yang sejuk terasa menyegarkan
Read more

Dendam Dan Ambisi Kevin

Kevin berdiri di tepi balkon apartemennya yang megah, menatap pemandangan kota Zurich yang ramai di bawahnya. Di balik semua kemewahan dan kenyamanan yang ia miliki sekarang, pikirannya terus terfokus pada satu tujuan—menghancurkan Gani. Gani bukan hanya pesaing bisnis, tetapi juga pria yang merebut dua wanita penting dari hidup Kevin: Gina yang sekarang menjadi istrinya Gani, dan Keiva, putrinya kecilnya, anak dia dengan Gina atau Alexa.Kevin tahu bahwa jika ia ingin menang, ia harus bermain cerdas. Menghadapi Gani langsung bukan pilihan yang bijaksana. Gani memiliki kekuatan, pengaruh, dan jaringan yang kuat di dunia bisnis. Cara terbaik untuk melawannya adalah dengan menjadi lebih kaya dan lebih berkuasa, menghancurkan Gani dari dalam, baik secara finansial maupun sosial. Kevin sadar bahwa jika ia bisa mencapai kekuasaan yang lebih tinggi, ia bisa menghancurkan komunitas di sekitar Gani—jaringan yang membuat Gani tak tersentuh.Setelah berpikir matang, Kevin menyadari satu-satunya
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
19
DMCA.com Protection Status