Home / Romansa / PLAYER / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of PLAYER: Chapter 81 - Chapter 90

200 Chapters

81 Bagaimana Cara Meyakinkanmu?

Arla yang sudah terbangun sejak dini hari, terpaksa menyeret langkahnya kala mendengar ketukan di pintu depan.“Ervin?”Ervin mengangsurkan satu plastik berisi makanan. “Sarapan. Tadi aku ketemu Risma di bawah, katanya kamu belum sarapan.”“Aku bisa ngurus sarapanku sendiri.”‘Arla dan keras kepalanya!’ Ervin harus memasang muka tembok, menebalkan tekadnya, dan memasang pengendalian diri terbaiknya jika ingin berhadapan dengan wanita ini.“Tapi Risma nitipin kamu ke aku.”Arla menghela napas, seketika teringat kalau ia memang belum memberi tahu Risma tentang hubungannya dan Ervin yang telah berakhir. Posisi berdirinya masih ada di balik pintu dengan membuka pintu tidak terlalu lebar, seolah ingin menahan agar tidak ada orang lain yang masuk.Sialnya, badannya yang lemas, ditambah dengan tangan Ervin yang tiba-tiba terulur ke keningnya untuk mengecek suhu tubuh, membuat Arla menurunkan kewaspadaan dan membiarkan daun pintu itu terbuka lebih lebar.“Masih agak demam. Udah izin nggak mas
last updateLast Updated : 2024-09-14
Read more

82 Fitting Kebaya

Rhea mengusap pelan lengan Arla, berterima kasih karena usaha Arla, hari itu pembukaan cabang baru coffee shop mereka yang bekerja sama dengan AB Department Store terlaksana.Selama ini mana pernah Rhea membayangkan bekerja sama dengan anak perusahaan suaminya. Rasa takut kalau urusan bisnis bisa mempengaruhi keharmonisan rumah tangganya adalah salah satu penyebab."Makasih ya, La. Kalau habis ini kamu mau pulang atau liburan, saya izinin kok, kamu udah pontang-panting belakangan ini.""Kita harus persiapan opening cabang berikutnya, Ma."Rhea menoleh pada Ervin yang tiba-tiba saja muncul di sampingnya. "Santai dikit dong, Vin. Besok masih bisa kan. Kasihan Arla loh, udah ngurusin kerjaan, ngurusin acara pertunanganmu juga.""Justru aku nggak mau buang waktu karena udah deket hari pertunanganku, Ma."Rhea tidak ingat kapan tepatnya Ervin berubah menjadi dingin dan workaholic seperti itu. Sebelumnya Ervin selalu bertanggung jawab dengan pekerjaannya tapi tidak sekaku ini. Yang jelas, h
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

83 Then, It's Love

"Hai, La." Lily menatap bingung Arla yang pagi itu datang ke kantor Wijaya Candra. "Mau ketemu Ervin?"Arla mengernyitkan dahi. "Bukannya memang kita mau meeting?""Hah?" Lily menunduk, menatap layar komputernya, memastikan sekali lagi jadwal Ervin. "Kok di catetanku nggak ada ya? Aku tanya Ervin dulu ya."Lily lantas meninggalkan Arla menuju ruangan Ervin.Untuk ke sekian kalinya, Arla (agak) yakin kalau ini hanyalah akal-akalan Ervin.***"Vin, emang kita mau meeting? Ada Arla di luar. Atau ... kamu cuma mau ketemu sama dia?" Lily menaikturunkan alisnya dengan tengil, seakan lupa kalau dalam beberapa hari mereka akan bertunangan."Sekali lagi ya, Lil. Aku perlu bicara sama dia.""Ok, nggak masalah kok. Hmmm ... kalo kali ini kamu berhasil yakinin dia, bisa nggak sekalian bikin skenario kalian kabur? Sumpah, aku nggak masalah. Jangan kamu pikir aku bakal sakit hati. Ok?"Ervin hanya terkekeh, sebenarnya sama sekali tidak yakin dengan apa yang akan dilakukannya kali ini. "Suruh dia ma
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

84 The Night Before ...

“Are you ok, Nak?” Rhea yang menemukan Ervin terpekur sendirian di kamarnya meskipun saat itu sudah hampir jam dua belas siang, akhirnya tidak tahan lagi untuk menegurnya. Mereka berdua memang sengaja mengambil libur satu hari sebelum acara pertunangan Ervin-Lily. Ervin butuh menenangkan diri dan Rhea perlu menenangkan anaknya.Ada rasa tenang yang tidak bisa digambarkan Ervin saat mendengar mamanya memanggilnya dengan ‘Nak’. Belum tentu setahun sekali mamanya menggunakan panggilan itu. Mamanya pastilah tahu kalau dirinya sedang diserang berbagai macam rasa yang hampir tidak bisa di-handle-nya lagi.Ervin hanya tersenyum, berusaha menenangkan mamanya dengan senyuman walau sebenarnya bukan itu yang Rhea harapkan. Rhea hanya ingin mendengar apa yang bergejolak di dada anaknya.“Besok acara pertunangan kamu. Masih ada waktu kalau kamu mau mundur, walau untuk detik ini hubungan dua keluarga yang dipertaruhkan. Tapi Mama rasa, persahabatan papa kamu sama Om Pras nggak akan hancur begitu aj
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

85 When It Comes to Love ...

Perubahan hembusan napas Arla dari yang semula teratur menjadi agak tersengal, membuat Nathan yang berada di ruangan itu langsung mengencangkan siaganya. Baru beberapa jam Arla dipindah ke ruang rawat setelah penanganan intensif di UGD.“Arla, udah bangun? Ada yang sakit?”Arla mengerjap bingung. Badannya terasa remuk, ia tidak bisa memiringkan badan karena kepalanya tiba-tiba saja berdentam tidak karuan saat ia mencoba bergerak.“Than … gue masih idup?” Suara Arla hampir tidak terdengar kalau Nathan tidak mendekatkan telinganya ke dekat mulut Arla.“Emangnya gue mau lo ajak mati bareng-bareng?” Sungguh, Nathan sebenarnya merasa miris dengan keadaan Arla, namun sebisa mungkin membuat candaan receh agar Arla tidak merasa kesakitan.“Than, abang ojeknya gimana?”“Lo memang minta disentil ya, La. Kondisi lo begini dan lo masih nanyain abang ojeknya?”“Than.” Sebenarnya Arla tidak ingin banyak bicara. Entah efek kecelakaan atau dokter menyuntikkan sesuatu ke dalam dirinya, yang jelas ia m
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

86 Runaway

-Satu jam sebelum acara pertunangan Ervin dan Lily-Mobil yang ditumpangi Naren dan Rhea tiba di area drop off sebuah hotel bintang lima—salah satu hotel yang berada di bawah jaringan hotel Candra Group.Naren dan Rhea bertatapan sesaat sebelum turun dari mobil. Rhea mengangguk pasti, meyakinkan kalau semuanya akan baik-baik saja.Mengerti kode yang diberikan istrinya, Naren akhirnya mampu meyakinkan dirinya kalau semua akan berjalan lancar.Meskipun sudah terbalut usia, Naren masih terlihat gagah mengenakan kemeja batik lengan panjang yang serasi dengan warna kebaya yang dikenakan istrinya. Beberapa petinggi hotel menyambut saat mereka memasuki lobby hotel dan mengantar keduanya hingga ke depan ruangan acara.Pras dan Alya sudah berada di dalam meeting room yang sudah disulap menjadi venue engagement party, saat Naren dan Rhea tiba. Keluarga besar dari kedua pihak juga sudah hadir, begitu pun para sahabat yang diundang khusus.Sebenarnya dekorasi ruangan itu membuat Rhea sempat terke
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

87 Tidak Ada Putar Balik Lagi!

-Empat jam sebelum acara pertunangan Ervin dan Lily-Security menatap heran pada majikannya yang baru pulang di saat ayam masih berlomba-lomba untuk berkokok—meskipun jarang terdengar suara ayam di Jakarta. Yang jelas, itu bukanlah sesuatu lazim dilakukan tuan mudanya.Ervin yang langsung masuk ke dalam rumah melalui pintu samping, hanya mendapati ART di rumahnya yang sudah mulai melakukan rutinitas pagi mereka yaitu bersih-bersih dan menyiapkan sarapan.Di hari normal, papa dan mamanya pasti sudah bangun, hanya saja belum keluar dari kamar karena menurut kedua orang tuanya, pagi hari adalah quality time di tengah kesibukan mereka berdua.Ervin mengetuk pelan kamar orang tuanya, berharap orang tuanya benar-benar sudah bangun. Semakin cepat ia menyelesaikan semuanya, semakin cepat juga ia kembali ke rumah sakit.Beberapa saat kemudian, pintu kamar terbuka. Ervin mendapati sang mama yang menatapnya dengan penuh pertanyaan.“Kenapa, Vin?”“Aku … mau ngomong sama Mama, sama Papa.”Rhea me
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

88 Tutur Rasa

“Mau bangun?” Ervin mengernyit bingung ketika Arla bergerak gelisah.Arla sempat terdiam beberapa saat. Ia harus membiasakan diri dengan kehadiran Ervin di sisinya, meskipun pikirannya belum setenang itu untuk menerima Ervin dalam hidupnya. “Capek miring ke kiri,” ucapnya pelan.“Tapi kan belum bisa miring ke kanan, nanti kena lukanya.”“Ya terus gimana dong?” Arla memaksakan dirinya untuk terlentang sementara kepalanya tetap menoleh ke sisi kiri. Mungkin sebentar lagi urat-urat di lehernya akan tertarik.Ervin berjalan mengitari ranjang pasien yang ditempati Arla, kemudian duduk di pinggir kasur—sebelah kanan Arla, sembari menghadap ke Arla. “Sini.”“Hmm?”Melihat kebingungan di wajah Arla, membuat Ervin mengulurkan tangannya untuk membantu Arla bangun. “Pusing nggak kalo bangun?”“Dikit.”“Kalo gini?” Ervin mengarahkan kepala Arla untuk bersandar di dadanya (karena khawatir bahu terlalu keras). “Biar punggungnya nggak pegel baringan terus. Lukanya nggak kena kan?”Bagaimana cara Arl
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

89 Lemas yang Berganti Cemas

"Pa, Ma." Ervin menatap kedua orang tuanya yang berdiri di depan pintu.Bukannya Ervin tidak menghendaki keberadaan orang tuanya di sana, tapi ... apa tidak berlebihan kalau orang tuanya masih mengenakan pakaian untuk acara pertunangan yang urung dilaksanakan? Ditambah lagi, Arla yang menyiapkan semuanya."Mama mau nengok Arla," ucap Rhea sambil melongokkan kepala dari celah yang terbuka antara pintu dan Ervin."Kenapa nggak ganti baju dulu, Ma? Arla kan bisa makin tertekan kalau ngelihat Mama pakai baju ini."Rhea menepuk keningnya. "Ya ampun. Maaf, Mama nggak kepikiran. Mama terlalu khawatir, pengen tau keadaan Arla. Mama balik dulu deh, nanti malem atau besok ke sini—""Siapa, Vin?" Suara Esther dengan logat yang khas membuat mereka bertiga menoleh ke asal suara.Ervin terpaksa menyingkir dari depan pintu. Diliriknya Arla yang masih tertidur, mungkin tidak masalah kalau ia membiarkan kedua orang tuanya masuk selama Arla masih terlelap."Orang tua saya, Tante," jawab Ervin.Naren da
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

90 Menyakiti Diri Sendiri itu Bentuk Sebuah Keegoisan

“Nggak usah bangun, La!” larang Rhea yang mendapati Arla berusaha bangkit dari posisinya.Arla hanya berani menatap atasannya itu sebentar, kemudian kembali mengalihkan pandangan karena rasa bersalahnya.“Saya permisi sebentar, mau angkat telepon dari anak saya,” pamit Esther saat melihat Abiel menghubunginya. “Mom tinggal dulu ya, La.”Rhea dan Naren mengangguk. Tak lama setelah Esther pergi dari ruangan itu, Rhea memberi kode kepada suaminya untuk keluar karena ia ingin bicara berdua dengan Arla.Mengerti kode yang disampaikan istrinya, walaupun merasa sedikit berat, Naren akhirnya menuruti keinginan sang istri.Rhea beranjak, mengitari ranjang agar membuat Arla tidak perlu berusaha menoleh ke arah kanan karena luka bekas jahitannya pasti akan terkena gesekan kalau Arla terus berusaha miring ke kanan.“Bu Rhea, maaf.”“Maaf buat apa? Nggak perlu, Arla.”“Tapi … acara Ervin—”“Udah, nggak usah diinget-inget. Justru kalo acara tadi jadi diadakan, Ervin yang bakal menderita ke depannya
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more
PREV
1
...
7891011
...
20
DMCA.com Protection Status