Home / Romansa / PLAYER / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of PLAYER: Chapter 91 - Chapter 100

200 Chapters

91 Sama yang Ini!

"Mau ditemenin siapa?""Ervin," jawab Arla lirih sambil menahan rona wajahnya agar tak memerah. Biarlah, ia lagi sakit kan, harusnya bebas meminta apa pun.Esther menahan tawanya melihat Arla kembali memejamkan mata."Satunya?"Arla mengedikkan bahu sebagai jawabannya."Arla cuma mau ditemenin Ervin!" teriak Esther, masih dari posisinya di samping Arla."Mom! Aku nggak ngomong gitu,” sangkal Arla.Esther balas mengedikkan bahu, lantas kembali ke tempatnya tadi duduk."Wah! Parah lo, La. Jangan jadi kacang lupa kulit!""Udah nggak dianggep persahabatan kita dari kecil.""Nanti kalo ada apa-apa, nangisnya ke kita juga."Dan sederet umpatan, makian, keluh kesah, keluar dari mulut Angga, Putra, dan Nathan.Mengabaikan semua itu, Ervin tersenyum pongah menghampiri Arla."Beneran kamu milih aku?" tanyanya masih tak percaya. Apa ini salah satu efek gegar otak ringan yang dialami Arla?Arla mengangguk pelan.“Why?” Ervin masih tidak menyangka namanya akan disebut Arla.“Mereka berisik.”Oh, o
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

92 Sejatuh Hati itu!

Ervin berdoa semoga saat ini wajahnya tidak bersemu merah seperti anak gadis yang digoda lawan jenis. Itu bahkan hanya telunjuk Arla yang menyentuhnya, kenapa rasanya semendebarkan itu. Padahal wanita lain melemparkan diri dengan tidak tahu malu, tapi ia tidak terpengaruh.“Jangan beraninya cuma godain kalo lagi ada mama kamu ya!” desis Ervin sambil melirik ke arah ranjang lain di mana mama Arla sudah tertidur pulas.“Siapa yang godain?”“Seharian ini kamu ngetes aku banget, La.”“Oh ya?”“Yang tadi siang bilang cinta terus langsung tidur siapa?”Arla membelalakkan mata. Apa maksud ucapan Ervin? Bilang cinta trus tidur?Melihat raut kebingungan di wajah Arla, kini Ervin yakin kalau Arla tadi belum benar-benar sadar saat mengatakan cinta.“Nggak tau ah.” Ervin mengedikkan bahu. Kalau saja Arla tidak sedang terluka, mungkin ia memilih keluar dari kamar itu untuk mengurangi kesalnya. Tapi karena rasa kantuk masih memberatinya, Ervin merebahkan kepalanya di pinggir kasur Arla yang kosong.
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

93 Otaknya Pasti Benar-Benar Bermasalah!

“Kamu nggak kerja?” tanya Arla yang mulai bingung karena Ervin masih mangkal di kamar rawatnya meskipun hari sudah berganti menjadi Senin. Kalau weekend, Arla masih bisa mengerti, tapi di hari kerja, Ervin tidak mungkin mengabaikan pekerjaannya begitu saja kan? Bagaimana pun juga tanggung jawab Ervin di perusahaan sangat besar.“Aku bisa kerja di sini. Lagian kamu nggak ada yang nungguin kan. Kamu mau sendirian di sini?”“Nggak masalah sih. Aku udah enakan kok.”“Aku yang masalah. Udah kamu istirahat aja. Aku kerja kok dari sini, semua bisa kukerjakan dari sini. Nanti kalau ada yang urgent, pasti orangku bakal nelepon.”“Aku … boleh ngerjain sesuatu nggak?”“Boleh, tidur, makan, nonton.”Arla melirik kesal pada Ervin. Ia juga ingin melakukan sesuatu, selain kegiatan yang dilakukannya tiga hari belakangan ini. Dia masih bisa kok mengoreksi proposal kerja sama, dia masih bisa juga mengatur jadwal atasannya meskipun ia berada di kamar rawat, masih banyak hal-hal ringan yang bisa dilakuka
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

94 Tertatih

Suara Arla bergetar saat melemparkan pertanyaan itu. Raut wajah Ervin yang tadi berubah menjadi cemas sudah cukup membuat Arla bisa menilai apa yang sedang terjadi.Sekarang Ervin menyesal mengapa mengangkat telepon di samping Arla kalau akhirnya hanya membuat Arla khawatir. “Kamu tenang ya. Orangku lagi ngeberesin semuanya.” Setelah satu tarikan napas panjang, baru Ervin menceritakan apa yang baru saja didengar dari anak buahnya. “Ada yang ngelemparin toko roti Mom pake batu. Mereka udah meriksa ke dalam toko, tapi Mom sama pegawainya nggak ada di dalam toko. Aku pinjem hpmu buat telepon Mom.”“Aku aja yang telepon.” Arla berusaha mengontrol emosinya, dalam keadaan seperti ini ia harus bisa menenangkan diri. Apalagi ia tidak dalam kondisi bisa langsung menyambangi lokasi mamanya berada.Setelah beberapa kali mencoba menghubungi mamanya, Arla menurunkan ponselnya dengan khawatir. “Aktif tapi nggak diangkat.”Ervin memijat pelipisnya. Kalau ia menghubungi anak buahnya lagi, keadaan tid
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

95 Term and Condition

Ervin sedang menyuapi Arla makan siang saat seseorang merangsek masuk ke dalam kamar rawat Arla, membuat Ervin dengan refleks berdiri dan bersiap melakukan apa pun untuk melumpuhkan orang itu.Arla juga tampak sama terkejutnya, ditambah dengan kesiagaan Ervin yang membuat Arla langsung menelan makanannya demi ikut siaga.“Ups! Hai.” Lily melambaikan tangan kepada mereka berdua. “Kenapa pada tegang banget sih?”Ervin menghela napas lega melihat seseorang yang dikenalnya, bukan seperti bayangannya kalau kamar itu akan diserbu sekelompok preman bayaran. Meskipun ia yakin bisa menghadapi setidaknya lima orang secara bersamaan, tetapi tetap saja ia tidak menginginkan hal itu terjadi.“Itu daun pintu, salah satu gunanya untuk diketuk, Lil,” geram Ervin kesal.Lily tersenyum salah tingkah. Ia memang terlalu bersemangat untuk memberikan setumpuk berkas yang harus ditandatangani Ervin. Rencananya ia akan menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan Arla selagi Ervin mengecek berkas. “Tapi nggak l
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

96 Kehilangan Calon Menantu Potensial

“Oh, jadi cewek ini yang bikin kamu kabur dari pertunangan, terus nyuruh Lily ikut kabur? Cewek gatel gini kok dibela-belain, pura-pura bantuin ngurus acara pertunangan Lily sama Ervin, nggak taunya cuma mau ngerusak acara mereka!”“Tante Alya.” Ervin bergegas mendekat ke arah wanita itu. Tujuannya adalah untuk menjauhkan wanita itu dari Arla. Entah apa yang akan dilakukan seorang wanita yang sedang emosi, Ervin tidak sanggup membayangkannya.Cacian verbal yang baru saja Arla terima saja sudah membuat telinga dan hati Ervin panas. Jadi ia harus segera mengatasi keadaan ini atau Arla akan kembali ke titik nol—overthingking dan meragukan semuanya termasuk dirinya.“Kamu bener-bener nggak mikirin hubungan keluarga kita ya, Vin?”“Tante, kita ngomong di luar yuk,” ajak Ervin baik-baik. Bagaimana pun juga Ervin masih menghormati Tante Alya sebagai istri dari sahabat papanya dan mama dari Lily. ‘Tante Alya cuma lagi emosi,’ pikir Ervin yang berusaha mengerti kondisi psikis wanita paruh baya
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

97 Garis Tangan Laki-Laki Keluarga Candra

“Kak Aileen ngapain ke sini?”“Kakak nggak boleh ke sini?”Setelah setengah jam pembicaraan melelahkan dengan Alya, akhirnya mereka bisa mengusir ‘secara halus’ wanita paruh baya itu, meskipun raut wajah Alya sama sekali tidak berubah sejak kedatangannya hingga kepulangannya.“Beliin Kakak jus di kantin. Yang banyak esnya. Haus banget ngadepin Tante Alya.”“Tapi Arla—”“Kan ada Kakak yang nemenin di sini.”Ervin menghela napas. “Jangan ke mana-mana ya, Kak.”Aileen balas merotasikan kedua bola matanya dengan malas. “Dasar! Bibit bucin dari Papa akhirnya tumbuh juga di kamu.”“Bukan gitu, tapi keadaannya—”“Iya, Kakak tau, Mama udah cerita.”“Tinggal dulu ya,” pamit Ervin pada Arla, yang membuahkan gelengan keheranan dari kakaknya.Setelah melihat adiknya pergi meninggalkan kamar, Aileen beranjak duduk di samping ranjang Arla. “Nggak bosen ditemenin Ervin terus?”Arla tersenyum. Kondisi saat ini memang tidak memungkinkan untuk anggota keluarganya yang lain menjaga dan menemani dirinya
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

98 Keberuntungan di Balik Petaka

Arla menegakkan punggungnya saat mendapati chat di WhatsApp Group kantornya.Gawat!Teman-teman kantornya berniat datang mengunjunginya ke rumah sakit. Padahal sejak hari ketiga ia dirawat di rumah sakit, Arla berhasil mencari alasan agar teman-teman kantornya tidak datang menjenguk.Bukan Arla tidak mau dijenguk, tapi ia mengkhawatirkan keberadaan Ervin dan keluarganya yang tidak pernah absen dari kamarnya. Bahkan ia tidak bisa menghitung berapa kali atasannya dan suami atasannya datang sekadar membawakan makanan sambil mengawasi Ervin.“Vin.”“Hmm.” Ervin mendongak dari laptop yang sedang dipangkunya. “Kenapa?”“Boleh nggak kalo siang ini aku sendirian aja?”“Kamu kan tau jawabannya. Nggak boleh.” Ervin lantas turun dari posisi duduknya yang bersila di atas sofa. “Kenapa emangnya mau sendirian? Udah bosen lihat aku?”“Anak-anak kantor mau ke sini. Padahal aku udah bilang kalau besok atau lusa aku udah pulang, jadi nggak perlu dijenguk. Tapi mereka udah dalam perjalanan ke sini.”“Ya
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

99 Mantan Rasa Pacar?

“Aku tinggal sebentar nggak apa-apa ya?”Sejak sore Ervin sudah mengatakan kepada Arla kalau ia dan keluarganya berencara untuk menemui orang tua Lily—setelah kedatangan Alya yang mengamuk di kamar rawat Arla.Arla sendiri sudah menghubungi ketiga sahabatnya untuk menemaninya selama Ervin pergi agar Ervin tidak merasa khawatir.“Aku mampir ke apartemen dulu untuk ngecek kondisi Alice sama Mama kamu. Baru abis itu pulang ke Gading, trus ke rumah orang tua Lily. Aku usahain nggak terlalu malam udah sampe sini lagi.”“Kamu malem ini istirahat yang bener, nginep di rumah aja nggak apa-apa, Vin.” Eugh! Sebenarnya hati Arla sedang tidak sinkron dengan mulutnya. Mulutnya meminta Ervin pulang dan istirahat, tapi hati kecilnya ingin Ervin tetap menemaninya di rumah sakit.“Terus yang nemenin kamu?”Arla melirik pada Angga, Putra, dan Nathan yang sedang mengobrol di sofa sambil menggelar laptop dan memainkan entah apa dari sana. “Ya … bisalah dua orang di antara mereka disuruh gantian nginep di
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

100 Aku Mau Tidur Sama Kamu

Ervin kembali ke kamar rawat Arla saat jarum jam menunjukkan angka sembilan. Masih ada Angga dan Nathan yang menemani Arla karena Putra mendapat panggilan darurat di rumah sakit tempatnya bekerja.“Belum tidur?” tanya Ervin saat melihat Arla masih mengobrol dengan Angga dan Nathan.“Lagi manja banget nih si tuan putri. Nggak mau tidur, nungguin lo.” Sejak malam di mana Ervin menunggu Arla hingga pagi dan setelahnya melihat sendiri bagaimana Ervin selalu menjaga Arla, Nathan memang sedikit mengendurkan kewaspadaannya untuk Ervin.“Nggak ya!” kilah Arla yang sejak tadi adu mulut dengan kedua orang itu tentang perasaannya ke Ervin.“Ini, gue sama Angga balik apa gimana, La?” goda Nathan.“Balik sana! Berisik! Bikin orang nggak bisa tidur!”“Halah, lo kan emang sengaja nunggu Ervin.”“Nggak, Than! Karena lo berisik!”Nathan tergelak melihat kekesalan Arla. Keduanya pamit setelah itu karena Arla memang benar-benar mengusir mereka. Berkata kalau mereka besok pagi harus ke kantor, sementara
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
PREV
1
...
89101112
...
20
DMCA.com Protection Status