"Mau ditemenin siapa?""Ervin," jawab Arla lirih sambil menahan rona wajahnya agar tak memerah. Biarlah, ia lagi sakit kan, harusnya bebas meminta apa pun.Esther menahan tawanya melihat Arla kembali memejamkan mata."Satunya?"Arla mengedikkan bahu sebagai jawabannya."Arla cuma mau ditemenin Ervin!" teriak Esther, masih dari posisinya di samping Arla."Mom! Aku nggak ngomong gitu,” sangkal Arla.Esther balas mengedikkan bahu, lantas kembali ke tempatnya tadi duduk."Wah! Parah lo, La. Jangan jadi kacang lupa kulit!""Udah nggak dianggep persahabatan kita dari kecil.""Nanti kalo ada apa-apa, nangisnya ke kita juga."Dan sederet umpatan, makian, keluh kesah, keluar dari mulut Angga, Putra, dan Nathan.Mengabaikan semua itu, Ervin tersenyum pongah menghampiri Arla."Beneran kamu milih aku?" tanyanya masih tak percaya. Apa ini salah satu efek gegar otak ringan yang dialami Arla?Arla mengangguk pelan.“Why?” Ervin masih tidak menyangka namanya akan disebut Arla.“Mereka berisik.”Oh, o
Last Updated : 2024-09-22 Read more