Home / Romansa / PLAYER / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of PLAYER: Chapter 101 - Chapter 110

200 Chapters

101 Do you feel it?

Mobil Ervin tiba lebih dulu di kediaman keluarga Lily. Ervin masih bertahan di dalam mobil, menunggu orang tuanya tiba. Sekitar lima menit kemudian, barulah terdengar suara gerung mobil di belakang mobilnya.Bergegas Ervin turun dan menghampiri mobil yang ditumpangi kedua orang tuanya. Tangan Ervin sudah dipenuhi paper bag dengan berbagai desain dan merk mahal yang menghiasinya. Rhea memanggil security yang menunggu di pos dekat gerbang untuk membantu mereka membawa barang-barang lain yang tentunya tidak sanggup mereka angkat sendiri.“Ini … mau makan malam biasa kan? Bawa apaan lo?” tanya Pras yang sudah berdiri di teras rumahnya. Menyaksikan kerepotan tiga orang tamunya membawa berbagai macam barang, tak urung ia ikut membantu.Naren tak biasa beramah tamah dengan sahabat-sahabatnya, tapi kali ini ia menenggelamkan egonya demi meminta maaf karena bagaimana pun juga kesalahan ada pada anaknya. “Pak, kasih ke Pak Pras,” perintah Naren kepada security yang mengekori mereka sambil memba
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

102 Yang Saya Belum Punya Itu ... Istri

“Udah nggak ada yang ketinggalan lagi kan?”Arla menggeleng. Dokter sudah mengizinkannya pulang hari itu.“Kita ke apartemen yang ditempatin Mom sama Alice ya.”“Kalo aku bilang nggak mau, juga bakal tetep dianter ke sana kan?”Ervin tergelak. “Iya, Sayang. Untuk sementara, itu tempat yang paling aman,” jawab Ervin sambil mengusapi puncak kepala Arla, berharap Arla mengerti apa yang dilakukannya demi kebaikan Arla sendiri. “Gitu dong, udah nggak merinding lagi setiap kupanggil Sayang atau Cinta?”Arla memutar kedua bola matanya dengan malas. Ia sendiri sudah tidak peduli dengan apa Ervin memanggilnya. Satu minggu lebih berada di rumah sakit membuatnya mendengar banyak jenis panggilan dari Ervin dan lama-kelamaan ia jadi terbiasa. “Tapi jangan manggil gitu di depan orang-orang.”“Kenapa? Kan kita udah nggak backstreet?”“Tapi hubungan kita kan juga belum jelas!”“Jadi mau diperjelas?” Ervin menunduk, menatap Arla dengan serius.Arla memundurkan punggungnya saat menyadari jarak Ervin te
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

103 I Miss You Like Crazy!

Arla: ErvinArla: Coklatnya udah abisArla: Belinya di mana sih?Arla: Aku mau beli sendiri aja kalo kamu sibukDi tengah memimpin meeting, sempat-sempatnya Ervin melirik ke arah ponselnya yang bergetar. Senyumnya merekah saat membaca chat dari Arla. Bukan hanya tersenyum, sesaat kemudian ia terkikik geli.Dan pemandangan itu membuat beberapa pegawai perempuan, mayoritas yang berprofesi sebagai sekretaris direktur dan kepala divisi, menatap Ervin penuh minat sekaligus bingung.Sosok Ervin sudah menghilang selama dua minggu, walaupun pekerjaannya tetap beres, tidak ada seorang pun yang tahu di mana keberadaan direktur pemasaran yang belakangan ini mendapatkan mandat untuk melaksanakan tugas direktur utama selama posisi itu kosong—kecuali Lily dan Aris tentunya.Senyuman Ervin belum juga pudar meskipun peserta meeting telah kembali fokus pada presentasi yang disampaikan salah satu kepala divisi.Ervin bukannya sengaja tidak menemui Arla, tapi kesibukannya benar-benar menggila setelah ia
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

104 Rapet Wangi

Gedung Filateli yang berada di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat—yang saat ini telah dialihfungsikan menjadi ruang kreatif publik menjadi tujuan Ervin.Arla sampai kebingungan ketika Ervin mengajaknya masuk ke gedung peninggalan Belanda yang sampai sekarang masih berdiri dengan megah, namun sudah tampak berbeda dengan adanya keramaian di sana.Seingat Arla, gedung itu sejak dulu sudah ada, tapi biasanya terlihat sepi. Hanya coffee shop di sebelah gedung itu yang selalu ramai pengunjung. Dari luar gedung, Arla bisa melihat dari jendela, meja-meja coffee shop yang tertata aestethic. Di sudut yang lain, ia melihat distro pakaian milik salah satu artis yang sudah cukup terkenal.“Ini Gedung Filateli kan? Kok jadi gini? Lagi ada pameran?” tanya Arla penasaran.“Kalau kata Yara sih, udah alih fungsi jadi proyek cipta ruang, namanya Pos Bloc.” Ervin menunjuk ke dinding yang berada di atas undakan—view yang pertama bisa dilihat ketika masuk ke atrium gedung.Arla mengangguk-angguk. “Beli cokla
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

105 Ke Kamar Yuk!

"Kamu barusan bilang apa?"Menggunakan tangan kirinya yang baik-baik saja, Arla bertumpu pada punggung kursi, mendekatkan mulutnya ke telinga Ervin. "I love you, Vin. I love you too.” Arla bergegas mundur, ingin lari entah ke mana saja, asal tidak duduk di hadapan Ervin dan mempermalukan diri sendiri karena pasti sekarang wajahnya telah memerah."Mau ke mana?" tanya Ervin saat melihat Arla berdiri."Ke kulkas, ambil air."Ervin menahan tangan kiri Arla, sambil menunjuk dua gelas berisi air putih di atas meja. "Itu air.""Maksudku ... air yang berwarna dan ada rasanya.""Aku nggak punya stok minuman begitu di kulkas. Kalau aku pengen, aku tinggal turun ke minimarket bawah."Arla nyaris kehabisan ide untuk menghindari Ervin.Toilet!Arla baru terpikir untuk kabur ke toilet, saat entah bagaimana caranya Ervin telah mendudukkannya di pangkuan. Catat! Di pangkuan, bukan di sofa."Vin."Kedua tangan Ervin dilingkarkan ke pinggang Arla, sementara netranya intens menatap Arla. "Serius?""Berc
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

106 Jangan Dekati Orang-Orang Terdekatku!

“Udah lama?”“Lumayan, sampe garing,” jawab Adit yang sebenarnya merasa kesal karena ia terpaksa mengikuti kemauan Ervin untuk bertemu di lounge sebuah hotel, padahal ia mengajak Ervin ke club malam agar bisa cuci mata.Ervin hanya tergelak sambil memukul punggung sahabatnya, ungkapan terima kasihnya karena Adit mau menuruti dirinya malam itu. “Lo tau lah, gue nggak suka ke tempat yang terlalu rame, capek pun mau ngobrolnya mesti teriak-teriak.”“Tapi di tempat kayak gitu, pemandangannya mantep, Vin,” ujar Adit sambil mengayunkan kedua tangannya membentuk lekuk tubuh wanita.Ervin menggeleng-gelengkan kepala, mengasihani temannya yang masih terjebak dalam dunia sesat bernama ‘hubungan singkat penuh hasrat tanpa rasa’. “Ck! Ceweknya aja suka pada kayak cacing kepanasan kalo lihat cowok. Masih aja lo ya. Gue nggak butuh pemandangan begitu.” Ia benar-benar tidak butuh pemandangan lekuk tubuh wanita yang diobral, untuk apa? Nyatanya ia cukup puas dengan memandang mata hazel milik kekasihn
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

107 Hari Pertama (Kembali) Bekerja

“Pagi, Mom.”“Hei, Vin, masuk dulu. Sarapan bareng dulu. Arla terlalu antusias hari pertama masuk kerja setelah tiga minggu off, jadi dari tadi masih … gitu deh.”Ervin tersenyum membayangkan kehebohan yang diciptakan Arla. Mungkin Arla memang kebingungan dalam beberapa hal karena saat ini hanya tinggal di apartemen sementara, tentunya banyak barang-barangnya yang masih berada di apartemen lamanya bersama Risma, dan mungkin sebagian barang itu memang dibutuhkannya untuk bekerja.“Alice udah berangkat ke Bandung, Mom?”“Sudah, tadi pagi-pagi banget. Maaf ya, kamu jadi harus nyuruh orang buat nganter Alice, padahal Alice awalnya mau naik kereta, pasti aman kan.”“It’s ok, Mom. Cuma ke Bandung. Terus nanti baliknya ke sini sama Aeriel dan suaminya?”“Kemungkinan gitu. Life must go on, Vin. Meskipun bahaya ada di mana-mana, kita semua nggak bisa cuma berdiam diri di dalam apartemen.”“Iya, Mom. Mom juga jadi pergi ke toko roti hari ini?”“Jadi. Renovasi udah selesai dari minggu lalu, tapi
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

108 Humble Bragging

"Arla, ke ruangan saya ya."Arla menelan ludahnya dengan susah payah setelah mendengar permintaan dari atasannya melalui sambungan internal. "Baik, Bu."Sahutan dan godaan teman-temannya langsung memenuhi ruangan ketika Arla berdiri dan berjalan menuju ruangan tertutup di seberang mejanya."Duuuh, yang mau ketemu camer.""Dipanggil pas Mas Ervin udah pergi, kira-kira diajak ngomong apa, La?"Dan masih banyak seruan lain yang membuat Arla tersenyum kecut.Arla mengetuk pelan pintu ruangan yang sudah tidak disambanginya selama beberapa minggu, menunggu si empunya ruangan memerintahkan untuk masuk, barulah Arla mendorong pintu berwarna coklat tua di hadapannya itu.Atasannya sedang duduk di sofa saat Arla menyembulkan kepalanya ke sela pintu. Jelas wanita yang melahirkan kekasihnya itu sudah duduk di sofa sejak tadi, kalau melihat cangkir tehnya ada di atas meja depan sofa, bukan di meja kerja."Duduk sini, La." Rhea menepuk sisi sofa yang kosong di sebelahnya.Menurut, Arla duduk dengan
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

109 Pengakuan Alan

Ervin memicing, menatap Alan dengan kewaspadaan penuh. “Maksudnya?”“Mama terlalu emosi sejak terakhir ketemu Arla di kantin rumah sakit. Mulai detik itu, tercipta delusi di pikiran Mama, kalau Arla dan keluarganya berniat mengambil semua miliknya.”Bukti yang masih sedikit—yang didapatkannya—memang menjurus kepada keluarga laki-laki di hadapannya itu. Ervin tidak tahu siapa yang benar-benar menjadi dalang perbuatan itu, tapi kalau saat ini Alan menyebut nama mamanya, maka Ervin akan berusaha menguliknya lebih jauh.Ervin tersenyun mengejek. “Milik kalian yang mana yang ketakutan bakal diambil Arla sama keluarganya? Kamu sadar kan kalau kemampuan finansial keluargamu jauh menurun sejak papamu jatuh sakit? Apa mamamu nggak terinfokan masalah itu? Dia masih menganggap kalau keluarga kalian masih seperti dulu?”“Saya akan coba ngasih pengertian ke mama saya.”“Yakin? Saya takutnya, belum sempat kamu ngasih pengertian ke mama kamu, rekaman pembicaraan kita udah sampe ke pihak yang berwaji
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

110 Mainan Wanita Dewasa

“Mom sekarang lebih belain kamu,” sindir Arla setelah mendapat omelan sepanjang sore dari mamanya, hanya karena dia memarahi Ervin perihal keterlambatannya menjemput.Ervin tergelak melihat Arla yang memberengut kesal. “Ya gimana ya, kata orang, kalo mau deket dan serius sama cewek, yang ditaklukkin bukan cuma ceweknya, tapi juga keluarganya.”Arla memutar kedua bola matanya dengan malas. Mamanya sedang mandi sepulangnya dari toko roti, jadi ia hanya berdua dengan Ervin di ruang tamu apartemen. “Lagian kok bisa Mom sama kamu?”“Aku mampir ke toko roti Mom.”“Hah? Dari Jakarta Pusat ke Depok itu namanya bukan mampir, Ervin!”“Iya, apa pun lah namanya. Emang nggak boleh aku jemput Mom?”“Kan jauh.”“Ya nggak apa-apa. Tadi beneran aku lagi meeting di luar, terus kepikiran ngelihat hasil renovasi tokonya Mom.”Keduanya lantas terdiam sesaat, sampai Ervin memecah keheningan lagi. “Hari ini nggak terlalu banyak kerjaan kan?”“Nggak, kalau mau tidur bisa aja malahan. Gara-gara kamu ngomong k
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status