“Feeling dari mana?” tanya Arla dengan nada sarkasme yang kentara.“Feeling aja. Lagian kan ucapan itu doa,” ucap Ervin sambil membalik tubuh Arla agar menghadap padanya. “Kamar ini terlalu maskulin, butuh sentuhan wanita. Do it for me, for us.”Arla mengerjap bingung. Mungkin memang begini cara Ervin untuk mendapatkan seorang wanita, menyerang bertubi-tubi hingga sang wanita seperti kehabisan oksigen dalam darah dan tidak bisa berpikir, lantas mengiakan apa pun ucapannya.Karena beberapa saat kemudian Arla baru tersadar dengan keberadaan benda yang menjuntai di lehernya—sebuah kalung dengan bandul cincin.“Ini—”“Aku tau kamu masih belum yakin untuk melangkah lebih jauh. Tapi karena aku udah yakin, hmm … ini sebagai simbol kalau aku maunya kamu, aku udah nggak lirik-lirik yang lain. Jangan merasa tertekan karena ini. One day, kalo kamu memang merasa udah siap, pindahkan bandul cincin di kalungmu ke jari manis kamu.”“Tapi, Vin—”“Nggak usah merasa tertekan. Aku nggak maksa kok, cuma
Last Updated : 2024-10-08 Read more