Home / Romansa / PLAYER / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of PLAYER: Chapter 141 - Chapter 150

200 Chapters

141 Terjebak Friendzone

“Ada yang perlu gue omongin ke lo, Vin.”“Tentang apa? Perasaan lo ke Arla?”Tidak menyangka ditembak seperti itu oleh Ervin, Angga hanya menaikkan satu sudut bibirnya. “ Lo tau?”Sejak pertama kali Ervin bertemu sahabat Arla, Ervin memang sudah memasang kewaspadaan. Semuanya berjenis kelamin laki-laki. Konon katanya tidak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan. Pasti ada salah satunya yang memendam rasa.Setelah beberapa kali bertemu, Ervin mulai yakin, Angga telah terjerat dengan ungkapan yang sering diucapkan orang-orang itu.Ervin hanya ‘cek ombak’ ketika melemparkan pertanyaan itu untuk Angga, setelah melihat sendiri bagaimana cara Angga menatap Arla sejak tadi. Siapa sangka, gayung bersambut, kata berjawab. “But sorry, Bro. Dia udah sama gue.”“Kalian belum dihadepin di depan penghulu, jangan terlalu sombong. Gue tau lo player, bentar lagi juga lo bosen sama Arla. Dan kita semua tau, Arla juga nggak pernah mau diajak serius. Pernikahan masih terlalu menakutka
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

142 Semakin Menggila

“Halo … Vin.” Suara Arla terdengar bergetar saat bicara melalui sambungan telepon di tengah malam itu.Karena Risma sudah kembali dari luar kota, tidak ada alasan lagi untuk Arla menginap di unit apartemen Ervin, meskipun tentu saja Ervin tidak menolak seandainya Arla mau, untungnya—atau sayangnya—harga diri Arla masih terlalu tinggi untuk menginap lagi di unit Ervin.“Hmm?” Ervin masih setengah mengantuk ketika mengangkat sambungan telepon dari Arla. Ia telah memasang nada dering khusus untuk Arla dan keluarganya, hingga ia bisa memaksakan diri untuk sadar, jam berapa pun orang-orang tersayangnya membutuhkan bantuan.“Vin, Alice … Aeriel—”Ervin langsung bangkit dari posisi tidurnya saat menyadari keanehan dari nada suara Arla. Apalagi menelepon tengah malam dan yang pertama kali disebut adalah dua saudaranya, tentu saja otak Ervin langsung berpikir ke mana-mana.“Alice sama Aeriel kenapa?”“Aku—”“Tarik napas dulu, Sayang. Pelan-pelan ceritain ada apa?”Menuruti ucapan Ervin, Arla m
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

143 Batasnya IGD!

“Qui est-elle?” (Itu siapa?)Alice tiba-tiba saja merasa kikuk setelah Arla datang ke ruang rawatnya bertemankan seorang wanita yang mengenakan kemeja flanel dengan kancing baju terbuka, mengenakan kaos hitam di dalamnya.“Mon garde du corps. ervin pense que j'ai besoin de quelqu'un pour m'accompagner partout quand il n'est pas autour de moi.” (Bodyguard-ku. Ervin pikir aku perlu seseorang yang nemenin aku ke manapun waktu dia nggak ada di deketku)Arla sebenarnya juga merasa agak aneh mendapat pengawalan seperti itu, meskipun yang dikatakan ‘pengawal’ itu adalah seorang wanita dengan penampilan biasa saja—yang tampak seperti temannya kalau sedang berjalan bersama.Alice sudah sadar dan dipindahkan ke ruang perawatan. Ia ditemani mamanya sampai pagi hari, sementara Aeriel bisa langsung dibawa pulang.Abiel dan suaminya terpaksa kembali ke Jakarta karena mereka pergi dengan meninggalkan Dirga—anak semata wayang mereka.“Dev, kenalin, ini kakakku, namanya Alice,” ucap Arla sambil menole
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

144 Siapa yang Gigit?

“Gelisah banget, La?” tegur Alice yang melihat Arla bolak-balik memeriksa ponsel meskipun sedang menyuapinya. “Nunggu Ervin?”Arla terpaksa mengangguk. Yang dihadapinya adalah Alice, kakak yang memiliki hubungan personal paling dekat dengannya, untuk apa ia menutupi kegelisahannya. Setidaknya ledekan yang akan dikeluarkan Alice tidak akan sesadis sahabatnya yang lain.Menahan tawanya karena sikap salah tingkah yang ditunjukkan Arla, Alice memilih mengajaknya mengobrol lebih jauh. “Emang Ervin bilang mau ke sini lagi?”“Iya, kata dia sore balik ke sini, tapi ini udah malem, Al.”“Ya diteleponlah.”“Aku udah chat, tapi nggak dibales.”“Masih di jalan mungkin. Jakarta-Bandung jauh loh, La. Kasihan sebenernya kalo dia mesti bolak-balik.”Arla mengedikkan bahu. “Dia yang mau, padahal tadi juga aku udah bilang supaya dia balik ke sini besok atau lusa aja, sesempetnya dia.”Alice menghela napas dalam, terang-terangan menunjukkan kalau ia tidak habis pikir dengan kelakuan Ervin. “Bucin mode o
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

145 Bagi-Bagi Dosa

Alan mengelilingi gudang itu, mencari jalan keluar lain yang mungkin saja bisa ia gunakan untuk kabur.“Bangke!” umpatan itu keluar begitu saja saat ia tidak menemukan jalan keluar di sekeliling gudang. Ia lantas merogoh saku celananya, berniat menghubungi Jun untuk membagikan lokasinya melalui pesan whatsapp. Namun, entah kenapa hari itu rasanya Alan sedang ditimpa kesialan yang bertubi-tubi, karena … ponselnya tidak ada di saku celana. Pasti orang suruhan Ervin berhasil mengambil ponselnya diam-diam saat mereka tadi menggiringnya masuk.“No way! Ervin belum tau semuanya, pasti masih ada jalan.”Duduk di bangku plastik yang ada di dekat rak besi besar, Alan memejamkan mata sambil menutup hidungnya dengan tangan, berusaha mengenyahkan bau amis yang benar-benar mengganggu otaknya untuk berpikir. “Ervin sialan!”***Setengah jam kemudian, Ervin menepati janjinya dengan masuk kembali ke dalam cold storage yang berukuran sekitar dua kali lipat lebih besar dari rumah subsidi yang programny
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

146 Izin

"Udah pesen penginapan, Vin? Mau aku yang nyariin?" tanya Arla sambil membuka aplikasi pemesanan hotel.Tiga hari setelah kecelakaan itu, Alice sudah diizinkan pulang walau belum bisa berjalan sendiri dan harus menggunakan kursi roda.Berhubung hari itu hari jumat, Ervin tiba-tiba saja terpikir untuk mengajak Arla dan keluarganya liburan singkat."Kakek buyutku punya villa di sini, tenang aja, masih terawat kok. Dulu, waktu Papa belum nikah sama Mama, sering dipake Papa kalau lagi kabur dari cewek yang masih ngejar-ngejar Papa setelah diputusin." Informasi yang tidak perlu sebenarnya, tapi entah mengapa Ervin menceritakannya kepada Arla—ya ng duduk di kursi penumpang—di sampingnya.Esther dan Alice yang duduk di belakang mereka, tidak tahan lagi untuk menyemburkan tawa. Bapak dan anak sama! Mungkin itu yang ada di benak mereka saat ini.Arla menghela napas, dalam diam berdoa semoga sikap Ervin juga sama baiknya atau bahkan lebih baik dari papanya jika sudah menikah nanti.Wait! What?
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

147 Aku Ada Di Sampingmu dan Kamu Di Sampingku

“Al, boleh pinjem Arla bentar?” tanya Ervin yang berdiri di ambang pintu kamar keduanya setelah makan malam. Arla memang akan tidur berdua dengan Alice, berjaga kalau Alice butuh bantuan di tengah malam.Alice tersenyum sambil mengangguk. Ia sudah mendengar semua dari mamanya saat Arla mandi tadi sore. “Sebenernya nggak apa-apa sih aku tidur sendiri, tapi … mungkin kalian di kamar atas kali ya, inget ada Mom di sini, kan nggak enak—”“Apa sih, Al?” Arla hampir melemparkan bantal ke arah Alice kalau ia tidak ingat bahwa Alice sedang terluka.“Ya kan, ini Bandung. Dingin, sepi, suasana yang pas buat ‘you know what I mean’ lah.”Ervin menggeleng-gelengkan kepalanya. “Nanti dibalikin kok Al. Nggak lama, mau ngobrol bentar.”“Iya, iya, udah sana.”“Kamu nggak mau ke toilet dulu? Atau butuh sesuatu sebelum aku keluar?” tanya Arla sambil merapikan selimut Alice yang sebenarnya bisa dilakukan Alice sendiri.“Nggak, La. Udah ah, sana, Ervin nungguin tuh.”Setelah keluar dan menutup pintu, tang
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

148 Mari Kita Perang Bukti

“Arla! Mom ne t'a jamais appris à être impoli avec les personnes âgées!” (Arla! Mama nggak pernah ngajarin kamu untuk kurang ajar dengan orang yang lebih tua!)Teguran dari mamanya itu membuat Arla melepaskan tangannya dari rambut sebahu Amalia Pratiwi yang siang itu dibiarkan tergerai.Ervin sempat berusaha melepaskan tangan Arla tapi sepertinya kekesalan Arla sudah memuncak. Semakin ia mencoba, Amalia Pratiwi semakin berteriak kesakitan karena Arla tidak main-main saat menautkan tangannya di helaian rambut itu.“Pantes kalian berdua berpasangan! Sama-sama kurang ajarnya. Sama-sama brutal!”Arla menggeram marah lagi, berusaha melangkah maju untuk mengacak-ngacak dandanan wanita itu seandainya Ervin tidak menahannya dari belakang. ‘Mungkin saya mesti ngirim anda ke IGD juga, biar bener-bener sama!’ Ingin Arla meneriakkan kalimat itu andai sang mama tidak berada di sampingnya.“Mau apa ke sini?” tanya Esther dengan nada dingin. Sebenarnya ia tidak terlalu marah melihat Arla menjambak r
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

149 Pengunduran Diri

Rhea sempat terkesiap. Pasalnya sepanjang pengetahuan dia, Ervin bukanlah tipe laki-laki yang mengharuskan istri di rumah tanpa bekerja. Semua mantan pacarnya juga wanita karir, jadi aneh rasanya kalau tiba-tiba Ervin meminta Arla untuk tidak bekerja apalagi Arla bekerja di bisnis keluarga sendiri. Kecuali kalau tingkat kebucinan Ervin sudah tidak tertolong lagi. “Ini udah keputusan kalian?”Arla mengernyit. ‘Kalian?’ Siapa yang dimaksud atasannya itu dengan ‘kalian’?“Atau Ervin yang ngelarang kamu kerja?”Ah, Arla sekarang tahu ke mana arah pembicaraan itu. Pasti atasannya itu berpikir kalau pengunduran dirinya adalah keputusannya bersama dengan Ervin. Tapi kan mereka baru mau bertunangan, apa normal orang baru mau bertunangan sudah membicarakan masalah semacam itu?Arla menggeleng cepat sebelum atasannya itu semakin salah paham. “Bukan, Bu. Saya malah belum pernah ngomongin masalah ini sama Ervin.”“Trus kenapa?” Rhea memegang surat pengunduran diri Arla dengan bingung.“Saya …, ra
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

150 Guidance and Bumper

“Kok bisa sih kamu belum cerita ke orang kantor? Kita kan udah nggak backstreet lagi,” protes Ervin saat mereka sudah berdua di dalam mobil.“Ya nggak backstreet bukan berarti juga aku pamer.”“Kurang dari dua minggu lagi kita tunangan, Nda. Itu yang ada anak-anak kantor bakal lebih kaget lagi kalau tiba-tiba kamu ngasih tau kita udah tunangan.”“Aku ….” Arla menghela napas berat. “Aku bilangnya gimana?”Ervin ikut menghela napas. Bahkan sekarang ia mulai ragu, apakah Arla benar-benar bingung cara memberitahu teman-temannya, ataukah Arla sebenarnya malu akan bertunangan dengannya.“Ya bilang mau tunangan, sama aku. Atau nanti aku yang ngumumin?”Arla mendengkus kesal. “Bu Rhea aja sekalian yang ngumumin.”“Ok, aku bilang ke Mama ya.”“Ervin!”“Tadi perasaan di kantor manggil ‘Mas’, kenapa sekarang manggil nama lagi?”“Aduh. Pelan-pelan dong. Aku bingung ni kalo semuanya serba harus dikerjain sekarang. Tadi Bu Rhea juga minta dipanggil ‘Mama’. Duh, otakku lagi kayak pentium 2 hari ini.
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status