Home / Romansa / PLAYER / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of PLAYER: Chapter 151 - Chapter 160

200 Chapters

151 Tidak Sematre Itu

“Pak Herman, boleh saya sama Ervin bicara sebentar di luar? Lima menit mungkin,” pinta Arla sambil mengangguk sungkan pada pengacara itu.Herman mengangguk sebelum akhirnya tidak tahan lagi untuk melepaskan tawanya ketika kedua anak muda yang meminta bantuannya untuk menyusun prenuptial agreement telah menghilang dari ruangannya. “Oh God. Anaknya Naren kenapa sebelas dua belas sama Naren.”Staf di ruangan itu—yang baru sadar dari keterpanaannya—menatap atasannya dengan bingung.“Itu, anak muda itu anak dari temen kuliah saya dulu. Saya pikir temen saya aja yang gila. Meskipun temen saya nggak bikin prenup, tapi setelah menikah, dia langsung konsultasi ke saya, buat ngalihin sebagian asetnya ke istri. Anak pertama lahir, dia pindahin lagi asetnya, anak kedua juga, anak ketiga begitu lagi. Saya rasa sekarang temen saya itu cuma jadi budak korporat, jabatan aja yang Direktur Utama, tapi semua aset udah atas nama istri dan anak-anaknya,” terang Herman sambil menggelengkan kepala.***“Vin
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

152 One Thing for Sure ...

“Yang tadi, Mbak Anya, dia mantan kamu?” tanya Arla begitu mereka keluar dari butik dan kini sedang berdua di dalam mobil menuju ke kantor Arla.Kalau Ervin menjawab ‘tidak’ atas pertanyaannya, maka Arla akan menebak kalau Anya memiliki perasaan lebih kepada Ervin, atau mungkin sedang dalam kondisi yang kurang sehat.‘Damn!’ Ervin mencengkeram setir lebih erat dari sebelumnya. Kenapa Arla bisa menebak? Ia bahkan tidak ingat kalau Arla tidak bertanya. “Kamu tau dari mana?”“Jadi bener dia salah satu mantan kamu?”Ervin mengangguk pelan.“Pantesan, tangannya dingin banget pas tadi salaman sama aku. Terus selama ngukur badanku, dia kayak … apa ya, kayak lagi menilai aku gitu.”“Nilai ukuran badan kamu? Berani banget dia! Itu kan tugas aku nanti.”“Ervin!”Mendapati pelotototan dari Arla, Ervin menghentikan kekehannya. “Kamu mau tau apa lagi? Tanya aja.”“Nggak! Nggak mau tanya apa-apa.” Arla mengalihkan pandangannya ke kaca jendela mobil di sisi kirinya.“Udah lama,” ucap Ervin tiba-tiba
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

153 Bukti

Desti mengernyit bingung. “I’m just saying,” kilahnya sambil mengedikkan bahu.Arla hampir saja lanjut mengamuk andai Desti tidak menghentikan ucapannya. Ia bukan marah karena Desti mencemooh hubungannya dengan Ervin, ia marah karena berita yang baru saja diceritakannya, karena ia yakin inisial BP yang disebutkan Desti adalah papanya, Bagaskara Prawira.“Nda.”Arla langsung menoleh ke sumber suara. Entah mengapa Ervin muncul kembali di ruangan itu.“We need to talk, Nda,” kata Ervin dengan gusar. Ia baru saja turun dan hampir masuk ke dalam mobilnya saat Aris menghubungi dan menceritakan berita tidak benar yang beredar di media sosial serta beberapa kanal berita.Tanpa membalas ucapan Ervin, Arla mengikuti Ervin menuju ruang rapat yang biasa mereka gunakan di lantai itu.“Nda.” Ervin menutup pintu ruang rapat agar tidak ada yang bisa mendengar pembicaraan mereka.“Ada berita nggak bener yang beredar?” tebak Arla.“Kamu udah tau?”Arla menarik napas dalam-dalam sembari mencoba melurusk
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

154 Bukan Calon Suami kalau Keluarganya Tidak Bisa Menerima

Arla keluar dari kamar dan tergesa menuju anak tangga. Berhenti tepat di bawah anak tangga terbawah, Arla berteriak, “Ibu … turun dulu deh, Bu. Penting nih.”Seorang wanita paruh baya muncul dari ujung tangga, menatap Arla dengan bingung. “Kenapa, Neng?”“Sini, Bu. Ayo ke kamar Mom.”Ervin akhirnya memilih menghampiri Arla karena melihat keributan itu. “Kenapa, Nda?”“Berkasnya nggak ketemu.”Menggusah napas pasrah, Ervin mengekori Arla menuju kamar milik mamanya.“Kamu rapi-rapi lemari saya nggak?” tanya Esther berusaha menekan kepanikannya.“Nggak, Nya. Terakhir saya masukin baju Nyonya yang udah disetrika minggu lalu, pas ada Nyonya di kamar kan.”Kakinya terasa lemas, Esther terduduk di pinggir ranjang. Berkas yang ia simpan di dalam lemarinya tidak hanya berisi bukti pernikahannya sekaligus akta cerainya, tetapi juga berisi berkas penting lainnya. Termasuk petikan keputusan presiden atas naturalisasi atau pewarganegaraannya—yang meskipun bisa ia cari lagi ke instansi terkait, tet
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

155 Once More

“Vin.”“Hmm?”Keduanya sedang berada di mobil menuju kediaman orang tua Ervin. Tidak banyak yang mereka bicarakan sepanjang perjalanan karena keduanya sedang sama-sama overthingking. Pikiran Ervin dipenuhi bermacam strategi untuk menghadapi masalah yang sedang menimpa keluarga Arla, sementara pikiran Arla dijejali kemungkinan terburuk yang akan menghadangnya, yaitu batalnya acara lamaran dua minggu menjelang.Toh ia baru memikirkan masalah pernikahan beberapa minggu belakangan ini, jadi harusnya ia bisa menghadapinya dengan lebih santai. Tapi sepertinya tidak semudah itu.“Kalau keluargamu nggak setuju sama hubungan kita, jangan maksain ya. Kita berpisah baik-baik. Aku resign dan kita nggak perlu saling ketemu lagi.”Ervin hanya diam, merasa tidak perlu menanggapi ucapan Arla yang saat ini sedang overthingking.“Viiin.”“Kita lihat nanti, aku nggak tau apa yang mau diomongin orang tuaku, tapi aku tau kalau pikiran mereka nggak sesempit itu. Kamu kenal mamaku, harusnya kamu tau gimana
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

156 Kembalinya Bukti

“Ini, Pak.”Ervin menatap sebuah map plastik yang isinya cukup tebal, yang baru saja diangsurkan Aris padanya. “Apa ini?”“Berkas yang dicuri pihak Amalia Pratiwi.”Dengan tatapan tidak percaya, Ervin menarik map plastik itu mendekat, membukanya, kemudian mengecek kembali isi yang ada di dalam map tersebut. Senyumnya merekah sempurna. “Gimana caranya kamu bisa dapetin kembali berkas ini?”Aris mengangkat satu sudut bibirnya sambil mengedikkan bahu, puas dengan hasil kerjanya sendiri.“Gimana caranya, Ris?” Ervin menatap Aris dengan gamang. Sedikit saja kesalahan, masalah itu akan berlarut-larut.“Kita cuma cukup beruntung, pihak Amalia Pratiwi belum memusnahkannya, Pak. Atau mungkin nggak berpikir kalau kita bisa mengambilnya.”Ervin menatap curiga pada Aris dan Aris yang menyadari tatapan itu langsung berusaha menjelaskan apa yang telah dilakukannya.“Security rumah itu memang sudah dipecat dan sekarang kita pekerjakan di salah satu gudang Wijaya Candra. Tapi sebelum security itu dip
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

157 Aku Maunya …

“Mom jangan keluar dari rumah dulu, tunggu beritanya mereda,” pinta Arla melalui sambungan telepon setelah salah satu berita yang beredar menyebutkan nama lengkap mamanya dan disusul berita lain yang menyebar secepat air berwarna yang diteteskan ke tisu.Ervin mengusap punggung tangan Arla selagi ia sendiri menghubungi Aris untuk menjalankan plan B, C, atau entah plan apa lagi karena media massa bukanlah sesuatu yang bisa dikontrol dengan mudah. “Rilis pernyataan dari tim pengacara sekarang, Ris.”Usai sama-sama menutup sambungan telepon, keduanya saling tatap.“Maaf ya, ada aja media yang berani ngerilis nama Mom.”Arla menghela napas dalam. “Unpredictable banget ya, Vin.”“Iya, hidup di zaman sekarang, susah banget bendung berita. Nggak segampang dulu, berita cuma dari koran, majalah, TV. Justru sekarang berita yang beredar via media sosial yang bener-bener susah distop.”Sampai di titik itu, Arla hanya bisa pasrah. Nama mamanya sudah tersebar, tidak menutup kemungkinan kalau namany
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

158 Bukan Masa Lalu Kamu

“Viiin. Marah?”Sejak usai makan malam, Ervin memilih mode diamnya. Agenda mencari seserahan terpaksa mereka batalkan karena mood Ervin yang langsung drop sejak mengira Arla masih memiliki opsi untuk menolaknya.“Nggak, memang hak cewek kan untuk nerima atau nolak, meskipun aku udah jungkir balik buktiin perasaanku, meskipun aku udah ngelakuin semuanya.”Aah, Arla mengerti sekarang apa yang membuat Ervin merajuk, padahal ia tidak bermaksud seperti itu. Jadi ia memilih diam sampai Ervin bisa menurunkan emosinya dan berpikir jernih.Tapi Arla juga salah kalau memperlakukan Ervin yang sedang marah dengan mendiamkannya.Pada akhirnya hampir empat puluh menit mereka lalui dalam keheningan.“Vin.” Arla sampai harus memijat pelipisnya karena tidak biasa menghadapi laki-laki yang merajuk. Biasanya ia akan meminta putus kalau pacarnya sudah keseringan ngambek atau merajuk.“Udah malem, istirahat gih.” Ervin melepas seat belt-nya dan turun lebih dulu dari mobil.Arla ikut turun dan mengekori Er
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

159 Kebaya

“Yeay! Dibolehin izin.” sambut Arla ketika Risma muncul di unit apartemen mereka saat matahari masih berada atas kepala.“Ya makanya seminggu aku anteng, nurut disuruh macem-macem di kantor, biar hari ini bisa izin setengah hari.”“Udah makan belum, Ris?”“Belum.”“Siap-siap gih. Supir udah nunggu di bawah, ntar kita nyari tempat makan sambil jalan aja ya.”“Udah ready kok. Tinggal berangkat aja. Ganti baju bentar ya.” Risma menghilang di balik pintu kamarnya dan muncul beberapa menit kemudian dengan pakaian casual.“Ayo,” ajak Arla yang tidak membawa banyak barang. Toh ia hanya pulang ke rumah mamanya dan setengah barang-barangnya memang ada di rumah.“Duh, emang beda ya yang mau jadi anggota keluarga Candra, biasanya ke mana-mana bawa mobil sendiri, kadang naik ojek, sekarang mendadak dianter supir,” ledek Risma sambil mengunci pintu apartemen.“Ck! Kebebasanku terenggut gara-gara masalah belakangan.” Arla merangkul pundak Risma sambil melangkah masuk ke dalam lift. “Makasih ya masi
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

160 Kalau Arla Mau dan Ervin Berani

“Better kan?” tanya Arla sambil menoleh kepada Risma yang sedang bersila di atas kasurnya, sementara dirinya mematut diri di depan cermin.Risma mengangkat kedua ibu jari tangannya. “Kok bisa sih butik terkenal jahitannya kalah sama si Ibu yang belajar jahit otodidak?”Arla terkekeh mengingat bagaimana ia merengek kepada Ibu begitu sampai rumah untuk membereskan jahitan kebayanya yang acak-acakan itu. Belum lagi ia harus menenangkan kakak-kakaknya yang terlihat kesal akibat kebaya mereka semua kebesaran.“Apa gunanya pegawai mereka sampe ke Bandung buat ngukur badanku, La?” tanya Aeriel saat mencoba kebayanya.Abiel juga menggeleng-gelengkan kepala dan sempat merasa kalau keluarga Ervin tidak serius mempersiapkannya, sampai Arla bisa menenangkan mereka semua, kalau semuanya akan baik-baik saja. Keluarga Ervin bahkan berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka—terlihat dari harga kain yang fantastis—namun demikian wanita cemburu memang kadang di luar nalar, dan ya … Arla harus mengak
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
20
DMCA.com Protection Status