Home / Romansa / PLAYER / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of PLAYER: Chapter 161 - Chapter 170

200 Chapters

161 No Turning Back!

“Mas yakin nih?” Rhea merapikan kerah kemeja batik yang dikenakan suaminya. Sejak tadi anak-anaknya yang lain sudah berisik mempersiapkan keberangkatan mereka, sementara Rhea merasa masih perlu untuk bicara dengan suaminya.“Semua udah siap, Sayang. Aku mau denger keseriusan dan keberanian Ervin.”“Tapi kalo Arlanya yang nggak mau, gimana?”“Nggak apa-apa, kita omongin tanggal pernikahan kayak normalnya lamaran.”Rhea menepuk pelan dada suaminya. “Kamu ini, bener-bener deh.”“Loh kan kamu juga setuju. Kerja sama kita udah klop banget loh. Aku nyuruh Herman untuk ngurus prenup mereka, trus diem-diem ambil tanda tangan mereka di berkas yang diperlukan untuk ke KUA. Kamu ngajak Arla periksa ke dokter, sampe apa tuh, bikin kamuflase foto profil pegawai kantor. Kenapa sekarang kamu jadi kayak maju mundur begini?”“Aku takut mereka tertekan, Mas.”“Tapi kamu juga tau kalau Arla butuh perlindungan. Urusan sama keluarga istri kedua papanya belum beres kan. Kalau status mereka udah sah, Ervin
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

162 Apa yang Kamu Takutkan?

"Tapi maaf, Pak Naren. Kami menolak kalau Arla akan dinikahi secara siri." Pramono yang pertama kali memecah keriuhan yang tercipta karena tawaran menikah hari itu juga dari keluarga Ervin.Ervin—yang menunggu jawaban papanya dan Arla—kembali menegang setelah mendengar ucapan kakak ipar Arla. Jangan sampai penolakan ini karena laki-laki itu masih mengharapkannya bersanding dengan Nadia."Oh, nggak begitu, Mas. Kalau Arla mau dan keluarga setuju, akad nikah bisa dilangsungkan secara agama dan negara, semuanya sudah saya siapkan. Akan tetap ada pesta resepsi, nanti tinggal kita tentukan bersama tanggalnya."Esther menepuk pelan lengan Pramono saat merasakan kalau Pramono masih ingin membalas ucapan orang tua Ervin. “Kami menunggu saja keputusan Arla. Karena Ervin perlu bicara dengan Arla, dan saya rasa ada yang perlu didiskusikan dulu di keluarga kami, jadi kami minta waktunya untuk break sebentar.”Naren mengerti dan sudah memperkirakan kalau tawarannya akan menimbulkan kegaduhan seper
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

163 It's Not the End, It's Just the Beginning

Debaran jantung Ervin terasa menggila setelah melihat satu gerakan kecil dari Arla. Gerakan yang teramat samar sampai-sampai ia tidak yakin apa yang dilihatnya benar.Kalau ia sedang mengenakan smart watch-nya dan memasang setting untuk menyalakan notifikasi saat debaran jantungnya berada dalam taraf yang membahayakan, mungkin sekarang benda itu sudah menjerit-jerit. Untung ia masih cukup waras dengan memakai jam tangan yang biasa ia kenakan ke kantor."Dites-le clairement pour que la famille d'Ervin connaisse votre réponse, Arla." (Katakan yang jelas supaya keluarga Ervin tahu jawabanmu, Arla)Ucapan mamanya itu membuat Arla mendongak. Menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Iya, saya bersedia menikah dengan Ervin hari ini."Ervin terperangah di saat semua keluarganya menghela napas lega dan bersorak seakan bergembira karena telah mendapatkan pawang 'buaya' di keluarga mereka.By the way, debaran jantung Ervin masih jumpalitan tidak karuan. Ia menghabiskan beberapa saat untuk m
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

164 Ritsleting

“Kok kayaknya model kebaya yang kamu tunjukin ke Mama waktu itu nggak gini ya, La? Apa Mama salah?” tanya Rhea yang tengah menikmati es buah sambil mengamati wanita yang baru saja sah menjadi menantunya.“Iya, agak dirombak dikit, Ma.” Arla sengaja tidak memberi tahu karena ia tidak ingin melibatkan mama mertuanya ke dalam masalah mantan Ervin yang sepertinya belum bisa move on atau sekadar kesal dengan hubungannya dan ErvinRhea mengangguk saja mendapati jawaban seperti itu. Lagipula menantunya tetap terlihat cantik dengan kebaya yang dikenakannya. Melihat suaminya yang menoleh ke sana kemari, Rhea tahu kalau ia sedang dicari, karena itu ia meninggalkan Arla bersama kedua anak perempuannya.Arla menelan minumannya dengan susah payah saat menyadari dirinya tengah menjadi perhatian Aileen. “Kenapa, Kak?”Yara ikut menoleh ke arah Aileen yang seperti sedang menelisik Arla. Ia menahan tawanya, sebentar lagi pasti kakaknya itu akan mencoba mengintimidasi anggota baru di keluarga mereka.“
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

165 Ternyata Imanku Lemah

“Kamu bercanda apa serius?”“Emang masalah period bisa dijadiin bercanda? Aku cuma ngasih tau biar … kamu nggak kecewa.”“Kurang berapa hari lagi?”Ervin menjauhkan diri karena tugasnya membantu membuka ritsleting kebaya istrinya telah selesai.“Hmm … dua atau tiga hari lagi, mungkin.”“Ok, aku bisa nunggu. Kita bisa menghabiskan waktu buat mindahin barang-barngmu ke apartemen dan beli kebutuhan kamu untuk di apartemenku. Itu juga kalau kamu belum berubah pikiran untuk tinggal di apartemen minimalis itu.”“Ok, aku memang belum beresin barang-barangku di apartemenku kan.”“Sekarang kamu mau ngapain?”Oh yeah, apa yang tadi ada dipikirannya? Tadi otak Arla sudah mengurutkan rencana begitu masuk ke kamarnya, membersihkan make up, melepaskan kebaya, berganti dengan baju rumahan, membawa handuk dan underwear untuk dibawa ke kamar mandi, lalu mandi dengan air hangat untuk meredakan ketegangannya.Harusnya …Sayangnya Arla lupa kalau ada sosok baru yang akan berbagi kamar dengannya, siapa lag
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

166 Honeymoon ke Mana?

Hampir empat puluh menit Arla berada di dalam kamar mandi. Dia ingat, belum melakukan perawatan sama sekali sebelum ia menikah. Bagaimana mau perawatan kalau acaranya mendadak. Jadi setidaknya ia sadar diri, dan menghabiskan waktu agak lama untuk menggosok tubuhnya dengan body scrub dan merawat rambutnya dengan hair mask untuk benar-benar menghilangkan sisa hair spray yang tadi digunakannya.Arla bahkan sempat menghela napas panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri.“Lama banget, Nda?” tegur Ervin begitu sosok istrinya terlihat di ambang pintu.“Aku kan cewek, wajarlah lama,” kilah Arla yang tidak ingin Ervin tahu kalau ia memberi effort lebih untuk mandinya kali ini, karena di dalam hatinya, Arla yakin Ervin tetap akan menempel padanya meskipun bisa menahan diri untuk tidak melakukan hubungan intim. “Kamu nggak mau mandi?”“Nunggu bajuku dateng.”“Nggak mau make baju oversize-ku? Harusnya ada yang muat di kamu.”Ervin menggeleng. “Nanti aja.” Dia lantas menepuk sisi kasur di s
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

167 Blacklist

“Sayang, balik yuk.”Arla sampai menjatuhkan pulpen yang dipegangnya kala mendengar teguran sekaligus ajakan dari Ervin yang muncul tiba-tiba di sampingnya.“Astaga, Vin! Ini masih jam berapa?”“Jam empat, teng. Cek aja kalo nggak percaya.” Senyumannya yang tertuju hanya untuk Arla tetap saja membuat seisi ruangan itu meleleh.“Ya kalo kamu jam empat teng udah nyampe sini, kamu dari kantor jam berapa? Jangan mentang-mentang—”“Aku dari gudang kok, nanggung kalo balik ke kantor, jadi langsung jemput istri.”Suara siulan, godaan, dan seruan heboh dari teman-teman seruangan Arla yang lain, sama sekali tidak membuat Ervin merasa tidak enak atau sungkan. Pokoknya, dia harus membawa istrinya pulang secepatnya karena … sudah ada rencana di otaknya yang kali ini tidak boleh ditolak Arla.“Bentar ya, pamit dulu.”“Pamit sama Mama kan?”Tanpa menjawab, Arla bergerak menuju ruangan atasannya yang kini telah merangkap status menjadi mertuanya. “Ma, Ervin udah jemput,” ucap Arla agar mertuanya itu
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

168 Let’s Make a Night to Remember

Hari bahkan belum menjelang malam, tapi mana Ervin peduli masalah siang, sore, ataupun malam.“Aku belum mandi, Vin,” ucap Arla sambil menepuk pelan dada Ervin.“Aku juga belum, kan kita baru pulang kerja,” Ervin merapikan anak rambut istrinya yang sedikit berantakan. "Mau mandi dulu? Tapi nanti kamu mesti mandi lagi, jadi ... mendingan nanti aja sekalian mandinya."Setelah ucapan Ervin barusan, Arla jadi benar-benar yakin kalau Ervin ingin 'melakukannya' saat itu juga.Dulu, ia sampai berpikir tidak akan pernah melakukan hubungan intim karena konsep pernikahan tidak pernah ada dalam otaknya.Pun kalau hasratnya sudah terlalu menggebu, mungkin ia akan melakukan one night stand di umurnya yang ketiga puluh, sekadar untuk memuaskan rasa penasarannya. Yang jelas ia akan melakukannya tanpa cinta. Hanya memenuhi kebutuhan biologisnya.Nyatanya, ia kini berhadapan dengan seorang laki-laki yang memiliki hak untuk memintanya melakukan hubungan intim layaknya suami istri. Dan ya, ia melakukann
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

169 Orang Itu Adalah Mama Kamu

“Sayang, mandi ya, abis itu bisa istirahat lagi sebelum makan malam.”Arla tidak menanggapi, malah semakin merapatkan dirinya dengan Ervin.“Mandi sebentar, Nda. Kan baru pulang kerja juga.”“Udah tau baru pulang kerja, malah digarap,” gerutu Arla sebelum bangkit dari kasur dan meninggalkan Ervin yang terkekeh. “Nggak mau kugendong aja ke kamar mandi?”“Nggak! Yang ada kamu mau lagi.”Setelah Arla menghilang di balik pintu kamar mandi, Ervin meraih sepotong kaos dan trunk dari dalam koper. Ia juga belum mandi, tapi aneh rasanya kalau wara-wiri di dalam kamar hotel tanpa berpakaian.Karena tidak tahu mau melakukan apa, dan agar pikirannya tidak melulu kembali ke adegan panasnya beberapa saat lalu, Ervin memilih mencari ponselnya yang tadi ia letakkan sembarangan di ruang tamu.Beberapa pesan chat dari Aris langsung menarik perhatiannya.Aris: Pak, maaf menggangguAris: Saya tahu Pak Ervin melarang saya telepon sejak pulang dari gudang tadi sampai besokAris: Jadi saya sampaikan lewat c
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

170 Bukan Cuma Body, Boobs, Belly, and Butt

“Ma, Papa chat aku, ngingetin kalo nanti Papa jemput Mama lebih cepet soalnya harus siap-siap ke acara gala dinner.”Karena saat ini hanya ada mereka berdua di dalam ruangan itu, maka Arla bisa memanggil atasannya dengan ‘Mama’. Kalau ada pegawai lain, demi menjaga profesionalisme, Arla akan memanggil atasannya itu ‘Bu Rhea’, seperti biasa—seperti saat mereka belum memiliki keterikatan hubungan menantu dan mertua. Padahal Rhea tidak keberatan dipanggil ‘Mama’ meskipun ada pegawainya yang lain.“Loh, kok nggak chat Mama langsung?”“Kata Papa, Mama nggak respon.”Rhea terkekeh geli, dia memang meletakkan ponselnya di dalam laci meja kerja karena tidak ingin terganggu saat sedang serius memelototi angka-angka laporan triwulanan Amigos.“Duh duh duh duh, belum ambil baju lagi,” gerutu Rhea. “Kamu mesti siap juga, La, kalau suatu hari nanti Ervin ngajak-ngajak ke acara perusahaan. Jujur, Mama awalnya juga males, tapi … di acara kayak gitu, rawan muncul orang berniat macem-macem. Ngelihat s
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status