Home / Romansa / PLAYER / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of PLAYER: Chapter 171 - Chapter 180

200 Chapters

171 Untung Tidak Digrebek

Ervin melirik Arla yang hampir tidak bicara apa pun setelah keluar dari butik milik Anya. “Mau makan siang di mana, Nda?”Arla mengedikkan bahu.“Makan di rumah aja yuk. Sekalian naro bajunya Mama di rumah.”Lokasi butik milik Anya dengan kediaman keluarga Ervin memang tidak terlalu jauh. Karena itu, akan memudahkan mereka kalau mereka memilih makan siang di rumah orang tuanya.“Nggak apa-apa? Atau mau ke tempat lain? Di sekitar sini banyak pilihan makanan kok.”Arla menggeleng. “Di rumah aja. Tapi emangnya Bibi masak buat makan siang kalau semua orang kerja?”“Tetep masak kok. Kan yang kerja di rumah juga perlu makan siang, Nda.”“Oh,” balas Arla singkat.“Ada apa sih? Kamu cemburu sama Anya?”Arla menoleh cepat sampai lehernya terasa sakit. “Aku? Cemburu karena Anya itu salah satu mantan kamu gitu?”“Ya trus kenapa? Sejak keluar dari sana, kamu kelihatan bete banget.”“Masa sih? Nggak ah, justru hari ini aku berhasil bales kelakuannya.”“Kelakuannya?”Arla memejamkan mata, baru inga
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

172 Wasiat

“Mom beneran nggak mau ya kalo kita ajak?”“Aku udah nanya ke Mom berkali-kali. Aku juga bilang kalo kita sama sekali nggak keberatan Mom ikut, tapi Mom tetep nggak mau. Katanya, keluarganya sekarang di sini, Mom justru khawatir dia nggak mau balik ke sini kalau ikut kita ke sana.”Ervin mengangguk mengerti. Lagipula orang tua mana yang mau ikut anaknya honeymoon. Mungkin lain kali ia bisa merayu dan mencoba mengajak mertuanya lagi ke tempat yang pasti menyimpan kenangan untuk wanita yang lahir dan besar di sana tersebut.“Jadi, ada acara buat empat puluh hari meninggalnya Pak Bagas nggak di rumah Mom?”“Kata Mom, nyantunin anak yatim aja, sama minta tolong ke pihak panti buat ngadain pengajian. Gimana pun juga keluargaku disembunyiin puluhan tahun, jadi rasanya aneh kalau tiba-tiba gelar acara. Takut istri keduanya Papa meledak-ledak lagi juga kalo tau kita ngadain acara.”Ervin tersenyum mendengar Arla sudah bisa menyebut Bagaskara Prawira dengan panggilan ‘Papa’. Bukan hal yang mud
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

173 Yang Namanya Tanggung Jawab Itu, Tidak Mengharapkan Balasan

Dengan refleksnya, Irsyad dan Ervin berdiri untuk menghalangi ketiga orang suruhan Alan. Ervin sampai menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Alan yang tampak berlindung di balik punggung tiga orang kekar itu. Apa menginap di IGD belum cukup untuk Alan? Masih mau mengetes kepalan tinju dan tendangan darinya?“Megang satu sanggup, Vin?” tanya Irsyad yang merasa lebih siap daripada Ervin karena latar belakangnya. “Atau kamu telepon polisi deh selagi aku ngeberesin mereka.”“Kita sama-sama menantu di sini, Mas. Harus balance dong. Mas pegang dua, aku dua. Silakan, Mas Irsyad mau milih yang mana.”Belum ada yang bergerak, baik ketiga orang suruhan Alan, maupun Ervin dan Irsyad. Mereka seperti menunggu siapa yang berani lebih dulu melemparkan bom kepada musuh.“Jangan main-main, Alan! Ada video rekaman waktu kamu tanda tangan surat wasiat itu. Kamu nggak bisa bilang kalau ini surat wasiat palsu. Kamu sebagai salah satu ahli waris papamu udah setuju waktu itu.” Wisnu yang puluhan tahun menga
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

174 Stop Sniffing My Neck!

“Jadi, kamu sekarang pemegang saham terbesar di perusahaan keluarga Prawira? Dan malah kamu nggak punya saham di Candra Group?” tanya Arla sambil mengernyitkan kening setelah mendengar cerita suaminya.Ervin mengangguk, tidak tampak keberatan apalagi terganggu dengan kenyataan itu. Dengan atau tanpa saham di Candra Group, ia tetap anak dari papa mamanya.“Kalo gitu saham yang dikasih buat mahar waktu itu, kamu pegang lagi aja. Masa kamu nggak punya saham di perusahaan keluarga?”“Masa mahar dibalikin ke aku? Itu hak kamu. Nggak usah kamu pikirin. Cuma untuk sementara kok, nanti kalo semua masalah udah beres, sahamku di perusahaan papa kamu, bakal dikonversi lagi sama saham Candra Group. Ini tuh cuma buat nunjukin sedikit power-ku biar dia nggak macem-macem. Udah tau siapa yang dia hadapi aja, kelakuannya masih begitu.” Ervin merentangkan tangannya, sebagai tanda supaya Arla segera ikut berbaring di sampingnya.“Semua baju kamu di lemari sebelah kiri ya,” kata Arla mencairkan obrolan b
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

175 Aku Padamu

“Lupain dulu semua masalah, perjalanan kita bakal panjang.”Keduanya sedang berada di lounge eksekutif, sembari menunggu untuk boarding. Ervin baru saja kembali dengan dua gelas kopi di tangannya saat melihat Arla termenung menatap ke luar jendela.“Kan aku udah nyuruh Devi buat nemenin Mom di rumah sampe ngikut Mom ke mana aja Mom pergi. Aku yakin dia mampu jagain Mom.”Arla mengangguk pasrah sambil mulai menyesap kopi yang baru saja Ervin angsurkan kepadanya.Ia teringat lagi dengan pengawalnya selama di Bandung saat Ervin menyebut nama Devi. Tubuhnya tidak sebesar laki-laki, tapi memang lumayan bongsor untuk ukuran perempuan. Arla tidak tahu beladiri apa saja yang dikuasai Devi hingga Ervin menaruh rasa percaya yang besar pada wanita berusia dua puluhan itu, tapi yang jelas, Arla tahu kalau Devi selalu menyimpan pisau lipat di ikat pinggang bagian belakangnya. Arla tak sengaja melihatnya saat Devi menemaninya ke toilet.“Jadi, tenang aja ya. Mas Irsyad juga udah kukasih akses ke CC
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

176 Berandai-andai

“Udah bangun?” Ervin sengaja tidak membangunkan Arla meskipun ia sendiri sudah bangun sejak tadi dan menikmati waktunya untuk memandangi sang istri yang tadi masih tertidur lelap.Arla mengerjap pelan dan mendapati sang suami yang menatapnya. “Kenapa?” Gosh, pasti penampilannya mengerikan karena tertidur lelap cukup lama. Tapi toh tidak ada wanita yang berpenampilan paripurna saat bangun tidur kecuali lakon di sinetron yang menampilkan adegan bangun tidur, tetapi alis rapi, bulu mata kece badai, bibir lembab berwarna pink, dan complexion wajah sempurna dengan pipi merona merah. Sungguh penipuan sempurna.“Nope. Cantik.”Nah, ini, jenis gombalan sempurna berikutnya. Arla memilih menyerukkan wajahnya di dada bidang sang suami daripada mendapati tatapan intens itu.“Makan malam dulu, Nda, udah malem ternyata. Kita kelamaan tidur.”“Dua menit lagi ya.”Ervin mengangguk, membalas pelukan Arla dengan lebih erat lagi. “Perlu hubungi Ed buat nganter?”“Hmm … kalo ada yang deket sini, jalan aj
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

177 City Walk, the First Stop

“Hari ini kamu pengennya ke mana, Nda?”“City walk aja.”“Udah nggak capek emangnya?”Arla menggeleng. “Udah penasaran banget soalnya. Semalam kan nggak kelihatan. Tapi kalo ternyata nanti capek, ya udah, kayak rencana kita aja. Cari café, nongkrong di sana.”Arla lantas mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. “Hmm … sebenernya aku mau ke tempat ini.”Ervin mengambil kertas yang sedang dipegang Arla. Tentu saja ia tidak tahu maksud yang tertulis di kertas itu, karena menggunakan bahasa Prancis.“Mom nyimpen alamat ini, tapi aku nggak tau ini alamat siapa. Aku cuma pengen lihat ke sana aja.”“Ok, kita ke sana.”“Tapi udah puluhan tahun, Mas.”“Yaa nggak apa-apa. Rumah yang sekarang ditempatin keluargaku juga udah puluhan tahun, udah dari jaman kakekku, tapi sekarang masih ada kan. Kalau nggak nemuin sesuatu yang berkaitan sama Mom juga nggak apa-apa. Namanya juga nyoba.”“Ya udah, ayo berangkat. Sekalian sarapan di luar kan, Mas?” Sungguh, membayangkan menikmati croissant dan kopi hangat
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

178 Mom, Aku Bertemu Seseorang

“Excuse me. Pardon—” Ervin yang pertama kali sadar dan segera memanggil dengan bahasa yang ia bisa agar wanita itu berhenti melangkah.Wanita itu benar-benar berhenti, kemudian menoleh ke arah Ervin. “Yes? Can I help you?”“Nda,” tegur Ervin saat melihat istrinya masih terdiam. “Tanya sesuatu.”“Hah? Tanya apa?”“Apa aja.”“Excuse moi. Êtes-vous occupé en ce moment? Pouvons-nous parler un moment?” (Excuse me. Are you busy right now? Can we talk for a moment?)“Bien sur.” (Sure) Wanita itu mendekat dan menempati salah satu kursi kosong di antara mereka berdua. “Êtes-vous en lune de miel?” (Apa kalian sedang honeymoon?)Arla mengangguk sambil tersenyum malu. Memilih to the point karena Arla tahu sebentar lagi mungkin café akan semakin penuh pengunjung, Arla langsung menyampaikan pertanyaannya. “Je … je veux juste te dire que j'ai eu cette adresse dans le journal de ma mère. Je ne savais pas exactement ce que ma mère avait à faire avec cette adresse.” (Saya … saya cuma mau bilang kalau s
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

179 Je Veux Coucher Avec Toi

Arla menoleh, menatap suaminya dengan heran. Tangannya begitu saja terangkat untuk mencubit lengan Ervin. "Dari sekian banyak kata dan kalimat dasar yang bisa kamu pelajari, kenapa itu sih Mas yang malah dihapalin?"Ervin tersenyum geli, sambil tangannya menahan tangan Arla yang mulai semakin sadis mencubitnya. "Kenapa emangnya? Di semua film, setiap ada orang mau ke Prancis, kalimat itu yang dihapal setelah bonjour, mercy, pardon. Lagian kan aku ngucapinnya ke istri sendiri, bukan ke cewek asal yang kutemuin di pinggir jalan.”"Ya iya, tapi kan—" Arla terpaksa menelan kelanjutan ucapannya karena bibir Ervin lebih dulu menyerangnya."Romantis ternyata ya, ngajakin istri make love pake kalimat tadi." Ervin mengusap pelan bibir istrinya yang tampak basah karena ulahnya."Hah? Romantis dari mana?"Ervin mengedikkan bahu. "Suka aja pokoknya. Kalo di Indonesia, aku ngucap gitu kan nggak bakal ada yang ngerti. Itu sekarang jadi kode kita ya."Arla menghela napas dalam, "Nggak cuma keluargak
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

180 Ring

“Hari ini kita ke … runtuhan kastil … itu kan?”“Hm,” jawab Arla singkat karena masih kesal Ervin menyembunyikan cincin pernikahan mereka. Untuk apa coba? Menarik perhatian perempuan Prancis?Ervin hanya terkekeh geli sambil sesekali mengusap puncak kepala istrinya setiap kali ia melewati Arla yang sedang bersiap.“Sama Ed kan? Aku bilang ke dia dulu.”“Hm.”Ervin menggeleng pelan lantas keluar dari kamar dan menemui Ed yang menginap di kamar bawah.Arla mendengkus kesal, meraih ponselnya dan memeriksa pesan singkat dari Mom.Mom: Hari ini pengacara papamu mulai proses transfer aset yang disebutkan di surat wasiatYah, mau bagaimana lagi. Surat wasiat itu sah di mata hukum, apalagi dengan adanya tanda tangan Alan sebagai ahli waris Bagaskara Prawira—yang artinya ia menyetujui pemberian wasiat itu. Video rekaman juga jelas-jelas menunjukkan kalau Alan dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan ketika menandatanganinya.Nanti Arla berencana menyerahkan sahamnya untuk Alice agar posisi Alice
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status