All Chapters of Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO: Chapter 51 - Chapter 60

112 Chapters

BAB 51

"Makanan sudah siap," panggil seorang pelayan.Mereka bertiga berjalan menuju meja makan, suasana rumah terasa lebih hening dari biasanya, seakan ada yang disembunyikan di balik dinding megah itu. Bryan melangkah pelan, sesekali melirik ke arah Alyn, seolah berusaha memastikan keadaannya.Saat mereka tiba di ruang makan, para pelayan segera menyambut dengan ramah. Salah satu dari mereka menarikan kursi untuk Tuan Anggara terlebih dahulu, lalu disusul Alyn dan Bryan. Gerakan mereka begitu halus dan terlatih, namun tidak ada yang bisa mengusir rasa tegang yang menggantung di udara."Terima kasih," ucap Alyn sebelum pelayan kembali ke tempatnya.Alyn duduk dengan anggun, mencoba menikmati suasana, tapi tatapannya terus tertuju pada Ayahnya, yang duduk di ujung meja. Wajah pria tua itu tetap tak terbaca, dingin dan penuh wibawa seperti biasanya. Tapi kali ini, Alyn bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikannya. Suara dentingan piring dan peralatan makan dari para
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

BAB 52

Suasana di apartemen Felix dan Ericka malam itu dipenuhi ketegangan yang halus namun nyata. Apartemen mewah mereka, yang biasanya tenang dan tertata rapi, kini terasa seolah-olah penuh dengan beban yang tak terlihat. Lampu-lampu lembut yang biasanya memberikan kesan hangat kini tampak lebih dingin, mencerminkan suasana hati penghuninya.Mereka baru saja menikah beberapa minggu yang lalu, dan seharusnya ini menjadi masa yang penuh kebahagiaan. Namun, realitas tidak selalu berjalan sesuai harapan. Felix sibuk dengan pekerjaannya, tenggelam dalam tanggung jawabnya sebagai CEO, sementara Ericka, yang awalnya mencoba memahami, kini mulai merasa kesal dengan keadaan yang terjadi.Ericka berdiri di depan jendela besar yang menghadap kota, pemandangan malam yang biasanya memukau tak lagi menarik perhatiannya. Tangannya menggenggam secangkir teh yang sudah lama mendingin. Di belakangnya, Felix duduk di sofa, matanya terpaku pada layar laptop, jari-jarinya terus mengetik cepat. Seolah
last updateLast Updated : 2024-09-17
Read more

BAB 53

"Aku... akan mengambil alih kembali Wijaya Group, yang seharusnya menjadi milikku."Rio menatap bayangannya di cermin, matanya penuh amarah yang tak lagi bisa ia pendam. Tangannya mencengkeram sisi meja kuat-kuat, seolah itu adalah satu-satunya hal yang bisa menahan luapan emosinya."Aku yang seharusnya berada di posisi itu," gumamnya, matanya tak lepas dari pantulan dirinya sendiri. "Aku yang lebih layak memimpin."Rio merasa sesak setiap kali mengingat betapa Felix selalu dipuja oleh ayah mereka, Pak Putra, meski sikapnya dingin dan kaku. Semua itu hanya karena Felix adalah putra sulung, sementara Rio, meskipun lebih cakap dan punya visi yang lebih segar untuk Wijaya Group, selalu dianggap sebagai yang kedua.Dia menghela napas panjang, tatapan penuh amarah dan tekad yang mengakar di hatinya. Namun, tiba-tiba bayangan dari masa lalu menyeruak ke dalam pikirannya, menariknya kembali ke kebenaran kelam yang selama ini ia simpan rapat-rapat.Dulu, saat usianya bar
last updateLast Updated : 2024-09-17
Read more

BAB 54

Malam semakin larut, suasana di rumah keluarga Anggara mulai sepi. Cahaya lampu kristal di ruang tamu memantulkan bayangan lembut, sementara suara denting jam dinding terasa menggema di setiap sudut ruangan. Alyn melirik jam tangannya, sudah hampir tengah malam. Dia merasa lelah, bukan hanya secara fisik, tapi juga mental, terutama setelah semua pertanyaan tentang ibunya dan masa lalu yang terus berkecamuk di pikirannya.Alyn menarik napas panjang dan memutuskan sudah waktunya untuk pergi. Ia berdiri dari kursinya, menghampiri ayahnya yang masih duduk di meja kerja dengan wajah yang terlihat lelah namun tetap penuh wibawa. Seolah, hidupnya hanya dia abdikan untuk pekerjaannya."Ayah," panggil Alyn dengan nada lembut namun tegas.Tuan Anggara mengangkat kepalanya, menatap Alyn dengan tatapan yang sulit dibaca. "Ya, Alyn? Ada yang ingin kau bicarakan?" tanyanya, suaranya rendah dan tenang, seperti biasa.Alyn menggelengkan kepalanya perlahan, mencoba tersenyum tipis. "
last updateLast Updated : 2024-09-18
Read more

BAB 55

Alyn membaca pesan dari Rio berulang kali, hatinya berdebar tak menentu. Ada sesuatu yang terasa mendesak dalam pesannya, sesuatu yang membuat Alyn merasa ini bukan hanya pertemuan biasa. Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia mengetik balasan singkat."Di mana kita bisa bertemu?"Tak butuh waktu lama sebelum Rio membalas."Akan aku kirim lokasinya."Alyn menarik napas panjang, perasaannya campur aduk tentang apa yang akan ia dengar. Tapi, ia tahu ia tak bisa terus menunggu dalam ketidakpastian.Alyn berdiri, mengenakan jaket dan mengambil tasnya. Tak lama kemudian, dia melangkah keluar dari kontrakan, menuju pertemuan yang mungkin akan mengubah segalanya.Setibanya di kafe, Alyn melihat Rio duduk di sudut yang agak tersembunyi. Wajahnya tampak serius, jauh dari senyuman hangat yang biasa ia tunjukkan. "Alyn," Rio berdiri saat melihatnya mendekat, "Terima kasih sudah datang."Alyn duduk di hadapannya, mencoba menenangkan dirinya. "Apa yang ingin kamu bicarakan, Rio?"Rio menatap Aly
last updateLast Updated : 2024-09-18
Read more

BAB 56

Alyn, yang merasa semakin tidak nyaman, tersenyum tipis ke arah Rio. “Aku akan ke toilet sebentar,” katanya, berusaha untuk tetap tenang.Rio mengangguk, meski jelas tampak khawatir. "Baiklah, aku tunggu di sini. Kalau kamu butuh sesuatu, beritahu aku."Alyn berdiri dan berjalan menuju toilet, merasa ada beban di dadanya yang semakin berat. Begitu sampai di dalam toilet, ia segera mengunci pintu dan berdiri di depan cermin. Tatapannya kosong, pikirannya melayang-layang, kembali pada kejadian di meja makan tadi."Apa sebenarnya yang sedang terjadi?" bisiknya kepada diri sendiri, suara di kepalanya penuh dengan pertanyaan.Kenapa pertemuannya dengan Rio terasa begitu canggung? Dan kenapa ia merasa seperti diawasi sejak pelayan itu menumpahkan minuman?Alyn menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dia tahu harus berhati-hati sekarang, terutama karena rahasia yang ia simpan tentang keluarganya semakin berat. Tapi di sisi lain, Rio juga baru saja mengungka
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

BAB 57

"Ibuku... Ibuku masih hidup," suara Alyn terdengar pelan namun tegas, memecah keheningan dalam mobil.Rio, yang sedang fokus menyetir, terkejut hingga refleks tangannya sedikit oleng di setir. Mobilnya bergeser sejenak ke pinggir jalan sebelum dia berhasil mengendalikan kembali. Napasnya tertahan, dia menoleh sejenak ke arah Alyn, berusaha memastikan bahwa dia tidak salah dengar."Apa... maksudmu?" tanya Rio pelan, masih syok dengan pernyataan Alyn. "Ibumu? Bagaimana mungkin?"Alyn menggigit bibirnya, menyadari betapa sulitnya bagi orang lain untuk percaya. Bahkan dirinya sendiri masih merasa terombang-ambing dalam ketidakpastian. "Aku tahu ini terdengar gila. Tapi... itu benar-benar dia. Ibuku. Dia tidak meninggal."Rio terdiam, otaknya berpacu mencoba memproses informasi yang baru saja dia terima. "Jadi, maksudmu... dia sudah meninggal dan sekarang muncul lagi. Bergitu?""Itulah yang tidak kumengerti!" suara Alyn mulai bergetar. "Ayahku... dia pasti tahu sesuatu. Tapi dia menyembuny
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

BAB 58

Pagi itu di kontrakan Alyn dimulai dengan suara alarm dari ponselnya yang bergetar halus di meja samping tempat tidur. Sinar matahari yang redup menembus tirai jendela, membentuk garis-garis tipis di dinding kamar yang sederhana. Alyn membuka matanya perlahan, menatap langit-langit putih dengan pandangan kosong.Alyn meraih ponsel dan mematikan alarmnya, menghela napas panjang sebelum duduk di tepi tempat tidur. Di sisi kamar yang lain, suara Bryan, asistennya, muncul dari ponsel yang tergeletak di meja. Panggilan masuk."Sudah bangun, Nona Alyn?" suara Bryan terdengar akrab dan sedikit bercanda."Sudah," jawab Alyn sambil meregangkan tubuh. "Kamu sudah di kantor?""Belum. Tapi hampir. Kamu sendiri gimana? Hari ini ada rapat besar, kan?"Alyn berdiri, berjalan menuju jendela, dan membuka tirai sepenuhnya, membiarkan cahaya pagi memenuhi ruangan. "Iya, aku tahu. Aku akan sampai tepat waktu," katanya sambil menatap jalanan yang mulai ramai.Bryan tertawa kecil
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

BAB 59

Jantung Alyn berdegup kencang, dan tangannya gemetar saat dia perlahan menurunkan telepon dari telinganya. Ayahnya, Tuan Anggara, berdiri tegak dengan ekspresi tenang namun penuh wibawa, seolah kehadirannya telah mengubah seluruh suasana kantor. Alyn masih terdiam Dibelakangnya, berdiri Felix yang baru saja tiba di kantor, berbicara dengan senyum yang terlihat seperti kemenangan, entah bagi siapa."Ayah? Apa yang dia lakukan di sini?" bisik Alyn pada dirinya sendiri, merasa tubuhnya kaku.Tuan Anggara tidak melihat Alyn saat itu, tapi kehadirannya di kantor Wijaya Group mengirimkan gelombang kebingungan dan kecemasan di benak Alyn. Rencana kerja sama antara Wijaya Group dan Anggara Group yang ia rencanakan untuk dijatuhkan, kini menjadi sesuatu yang jauh lebih rumit.Ayahnya sudah berada di sini. Sepertinya, kontrak kerja sama sudah mendekati tahap akhir, atau bahkan sudah resmi disepakati. Alyn mencoba mengendalikan napasnya, namun kepanikan mulai menguasai.Ji
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

BAB 60

Alyn melangkah pelan menuju ruang kerja Rio setelah meeting yang berlangsung lebih lama dari biasanya. Ia menggenggam secangkir kopi hitam di tangannya, harumnya yang khas menguar, mencoba menenangkan debar di dadanya.Jari-jari Alyn sedikit gemetar, bukan hanya karena aroma kafein yang memancing sarafnya, tetapi juga karena beratnya percakapan yang akan mereka hadapi.Ia mengetuk pintu pelan. "Rio?" suaranya nyaris tenggelam dalam sunyi ruangan kantor itu.Di balik pintu, Rio masih duduk dengan wajah tegang di meja kerjanya. Dokumen-dokumen tersebar di depannya, menunjukkan betapa fokusnya ia terhadap pekerjaan, meski ada masalah yang lebih besar menggantung di antara mereka. Mendengar suara Alyn, Rio menoleh, mata tajamnya melembut sesaat sebelum kembali serius."Alyn, masuklah," jawab Rio, suaranya tenang, tapi nadanya jelas menandakan bahwa dia juga merasa tegang.Alyn masuk, menutup pintu dengan hati-hati di belakangnya. "Aku bawakan kopi," katanya sembari m
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status