Home / CEO / Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO: Chapter 71 - Chapter 80

112 Chapters

BAB 71

Pagi itu, Alyn terbangun dengan semangat baru yang menyala. Percakapannya dengan sang ibu semalam memberikan dorongan yang tak terduga. Namun, di balik semangat itu, Alyn tahu ia harus melangkah dengan hati-hati. Orang-orang suruhan ayahnya pasti ada di sekelilingnya, mengawasi setiap gerak-geriknya.Ia tidak bisa lengah. Setiap keputusan yang diambil harus dipikirkan matang-matang. Meski begitu, Alyn yakin, percakapan dengan ibunya telah memberinya arah. Kini, dia hanya perlu memainkan langkahnya dengan cerdik, menjaga rahasia dan bertindak tepat di saat yang menentukan.Pertama-tama, Alyn memutuskan untuk menghubungi Vya dan mengajaknya bertemu. Dia tahu bahwa Vya bisa menjadi sekutu penting dalam menghadapi situasi rumit ini. Setelah menyepakati waktu dan tempat, Alyn bersiap untuk pergi."Vya, bisakah kita bertemu? Aku butuh bicara denganmu. Penting!" tulis Alyn dalam pesannya.Beberapa menit kemudian, balasan dari Vya muncul di layar."Tentu, Alyn. Di mana d
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

BAB 72

Alyn terkejut melihat sosok Jinu berdiri di pintu, matanya tajam memandang mereka berdua. Wajahnya serius, seperti membawa beban rahasia yang besar. Alyn tak menyangka akan bertemu Jinu di situasi seperti ini, dan lebih lagi mendengar pernyataannya."Tuan Jinu... kamu tahu sesuatu?" tanya Vya, matanya memicing seakan berusaha membaca lebih dalam maksud kehadiran pria itu.Jinu berjalan masuk ke ruangan, menutup pintu dengan hati-hati di belakangnya. "Lebih dari yang kalian kira," katanya pelan, namun tegas. "Kalian sedang bermain di tengah perang kekuasaan yang lebih besar daripada yang terlihat di permukaan."Jinu duduk di salah satu kursi, matanya beralih ke Alyn. "Aku sudah lama memperhatikan pergerakan keluarga Anggara dan Hartono, terutama sejak Pak Putra mulai melibatkan dirinya lebih dalam. Semua ini bukan hanya tentang bisnis, Alyn. Ada sesuatu yang lebih dalam, dan ayahmu mungkin terlibat lebih jauh dari yang kamu pikirkan."“Jinu, bagaimana kamu tahu Tuan A
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

BAB 73

"Vya, aku harus segera pergi," kata Alyn sambil cepat-cepat merapikan tasnya.Pikirannya berkecamuk. Terlalu banyak yang terjadi dalam waktu singkat, dan ia butuh waktu untuk mencerna semuanya.Vya mengangguk, tetapi raut wajahnya masih penuh kecemasan. "Hati-hati, Alyn. Kalau apa yang dikatakan Jinu benar, kita harus sangat berhati-hati."Alyn tidak menjawab, hanya menatap Vya dengan tatapan penuh ketegasan sebelum beranjak keluar dari ruangan. Namun, saat pintu terbuka dan mereka melangkah ke lorong, langkah mereka langsung terhenti.Di depan mereka, berdiri Ericka yang baru saja tiba di kantor. Tatapan dingin dan senyuman tipis menghiasi wajahnya, seolah dia sudah tahu sesuatu yang mereka tidak ketahui. Mata Ericka beralih dari Alyn ke Vya dengan penuh arti, sebelum kembali lagi menatap Alyn."Alyn, lama tak bertemu," kata Ericka dengan nada yang licik, matanya menyelidik seolah dia tahu sesuatu yang baru saja terjadi. "Apa yang kamu lakukan di sini?""Han
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

BAB 74

Di kantornya, Rio mondar-mandir di ruangannya, rasa cemas terus menghantuinya. Sudah beberapa menit sejak panggilannya dengan Alyn terputus secara tiba-tiba, dan firasat buruk terus menghantui pikirannya.Ponselnya tetap ia genggam erat, namun tidak ada tanda-tanda panggilan balasan dari Alyn. Ia berulang kali mencoba menelepon lagi, tapi hasilnya nihil, nomornya tidak terhubung. Rio duduk sejenak, kemudian berdiri lagi, jantungnya berdetak kencang.“Kenapa tak ada kabar?” gumam Rio dengan frustrasi, tangannya mengusap wajah.Ia tidak bisa fokus, rasa takut mulai menggenggam pikirannya erat. Semua skenario terburuk berputar di benaknya. Saat ia berusaha menenangkan diri, pintu ruangannya terbuka. Asisten pribadi Felix, Nia, masuk dengan raut wajah tegang."Tuan Rio," katanya dengan suara sedikit gemetar, "Ada kecelakaan di dekat sini. Sebuah truk menabrak taksi, dan... saya baru saja melihat laporan dari petugas. Plat nomor taksinya cocok dengan yang biasa digunakan
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

BAB 75

Rio duduk di ruang meeting kantornya, dikelilingi oleh rekan-rekan bisnis yang sedang membahas rencana strategis perusahaan. Namun, pikirannya jauh dari ruangan itu, tersesat dalam bayangan Alyn. Setiap suara yang terdengar di ruangan seolah menjadi gema yang tak bermakna, hanya berlalu tanpa mampu menarik perhatiannya.Dia menatap layar proyektor di depannya, tapi yang ia lihat hanyalah wajah Alyn, terbaring lemah di rumah sakit. Ingatan tentang kejadian di ruang gawat darurat tadi membuat hatinya berdenyut perih. Keputusasaan dan rasa bersalah menguasainya, kenapa dia tak bisa melakukan apa pun untuk melindunginya?Seorang kolega, yang duduk di sebelahnya, menyadari keheningan Rio yang tak biasa. "Pak Rio, kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir.Rio tersentak dari lamunannya. Dia menatap sekeliling ruangan, sadar bahwa semua mata kini tertuju padanya, menunggu jawabannya."Ya, saya... maaf, bisa diulangi?"Rio mencoba memaksakan senyum, tapi jelas t
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

BAB 76

Tuan Anggara berdiri di depan jendela besar di kantornya, wajahnya memerah karena amarah yang memuncak. Tangannya mengepal erat di belakang punggungnya, nyaris gemetar karena menahan emosi. Kabar mengenai kecelakaan putrinya baru saja sampai, dan itu lebih dari sekedar kecelakaan. Dia tahu betul, ini bukan kebetulan."Cari tahu siapa yang berani bermain-main dengan keluargaku!" suaranya menggema di ruangan, penuh kekuatan dan ancaman. Matanya menyipit, tajam seperti elang yang siap menerkam mangsanya.Seorang pria berpakaian hitam, salah satu orang kepercayaan Tuan Anggara, berdiri tegak di sisi ruangan. "Kami akan segera menyelidiki, Tuan. Siapa pun yang terlibat akan membayar mahal untuk ini.""Pastikan mereka tahu akibatnya," jawab Tuan Anggara dengan dingin, memutar badannya menghadap anak buahnya. "Jika ada yang menyentuh putriku... aku akan menghancurkan mereka, satu per satu."Suasana di ruangan terasa mencekam, dan pria itu hanya mengangguk tegas sebelum perg
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

BAB 77

Rio bergegas memasuki rumah sakit dengan langkah cepat, hatinya dipenuhi kekhawatiran. Setelah peristiwa kecelakaan yang mengguncang, dia ingin memastikan Alyn baik-baik saja. Namun, saat ia sampai di depan ruangan yang semestinya Alyn dirawat, matanya membelalak.Ruangan itu kosong.Kepanikan melanda. "Alyn!" serunya, berharap mendengar suara lembutnya menjawab.Dia melangkah maju, memeriksa tanda nama di pintu. Tidak ada kesan bahwa Alyn baru saja dirawat di sana. Rio berbalik dan melangkah cepat menuju meja resepsionis."Permisi, di mana pasien bernama Alyn Anggara?" tanyanya, suaranya sedikit bergetar.Petugas resepsionis memandangnya dengan ragu. "Maaf, tapi kami tidak bisa memberikan informasi tentang pasien.""Kami tidak punya waktu untuk ini!" Rio membentak, frustrasi meluap. "Dia dalam bahaya! Tolong, saya butuh informasi sekarang juga!"Petugas tersebut tampak terkejut, tetapi sebelum dia bisa menjawab, seorang perawat datang mendekat. "Apakah A
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

BAB 78

Jinu mengetuk pintu ruangan Ericka dengan tegas sebelum masuk, tatapan dinginnya tak menyisakan keraguan."Semua sudah beres, Nona," ucapnya dengan nada datar, penuh kepastian.Ericka duduk anggun di kursi kulit hitamnya, jemarinya yang lentik mengetuk-ngetuk meja. Senyuman tipis menghiasi wajahnya, namun mata tajamnya bersinar penuh kemenangan."Bagus," jawabnya, suaranya rendah tapi menusuk. "Alyn tidak akan lagi jadi duri di antara rencana ini. Segalanya mulai berjalan sesuai rencana."Jinu tetap berdiri di tempatnya, wajahnya tak menunjukkan emosi, meski ada sedikit ketegangan di garis rahangnya. "Tapi ada masalah lain, Nona. Rio... Dia sepertinya mulai mencurigai sesuatu. Dia terus mencari Alyn dan sudah mencoba menghubungi Bryan."Ericka hanya mendengus, sedikit mengangkat dagu, seolah kabar itu hanyalah gangguan kecil yang bisa diabaikan."Rio? Dia tak lebih dari anak manja yang tidak paham dunia ini. Biarkan saja dia berkutat dalam kebodohannya. Fokus
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

BAB 79

"Nona, kita tidak bisa melakukannya di sini!" Jinu berkata dengan nada tegas, menarik diri dari ciuman itu. Tubuhnya masih terasa panas, tetapi pikirannya berusaha tetap dingin.Ericka menatapnya, matanya menyala dengan amarah yang tak terucap. "Kau sudah berani menolakku?" suaranya berbisik namun tajam, setiap kata seolah memotong udara di antara mereka.Jinu menggigit bibirnya, mencoba mengendalikan dirinya. "Ini bukan soal menolak, Nona. Kita sedang berada di kantor, siapa saja bisa masuk."Ericka mendekat lagi, jaraknya begitu dekat hingga Jinu bisa mencium aroma parfum mahalnya yang menusuk."Sejak kapan kau peduli soal risiko? Atau jangan-jangan, kau mulai berpikir kau lebih penting dari apa yang sudah kita jalani selama ini?" Dia mengangkat alisnya, seolah menantang Jinu untuk membantah.Jinu menahan napas. Dia tahu bahwa bermain dengan api seperti ini berbahaya, tapi Ericka selalu punya cara untuk membuatnya kembali terjebak. "Aku tidak peduli soal pentin
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

BAB 80

"Panggil polisi!" perintahnya sambil menatap pintu, nadanya tegas dan tak terbantahkan.Ericka, yang masih berusaha menjaga topeng kepalsuannya, merasa jantungnya berdetak semakin cepat. Rasa takut mulai merayapi dirinya. Ini bukan bagian dari rencana. Dia tidak pernah bermaksud melibatkan pihak berwenang. Jika polisi datang, dia harus menyusun cerita yang lebih solid, dan risiko semuanya terbongkar akan jauh lebih besar."Sayang..." Ericka memegang lengan Felix, suaranya terdengar sedikit gemetar meski berusaha tampak tenang. "Itu, itu tidak perlu. Aku baik-baik saja sekarang, sungguh." Dia berusaha terdengar meyakinkan, namun kegelisahan jelas tergambar di wajahnya.Felix menatapnya, masih dengan raut serius. "Kau bilang dia mencoba melecehkanmu. Polisi harus tahu. Dia harus dihukum."Ericka menggelengkan kepala, memaksakan senyum lemah. "Tidak, Felix. Aku tidak ingin membuatnya lebih rumit. Kita bisa menangani ini sendiri. Aku hanya ingin melupakan semuanya."
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status