Home / CEO / Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO: Chapter 81 - Chapter 90

112 Chapters

BAB 81

Beberapa minggu telah berlalu sejak kecelakaan Alyn, namun kabarnya tetap menghilang, seolah ia lenyap begitu saja dari dunia. Rio terus mencari, meski rasa frustrasi semakin menggerogoti pikirannya. Setiap malam, pikirannya dipenuhi kekhawatiran dan penyesalan.Di kantornya, Rio mencoba fokus, tetapi pikirannya tak pernah jauh dari Alyn. Pertanyaan terus berputar di kepalanya. Di mana Alyn sekarang? Siapa yang membawanya pergi? Apakah ia baik-baik saja?Dalam heningnya ruangan, ponsel Rio bergetar. Dia segera melihat layar, berharap ada kabar tentang Alyn, namun ternyata hanya sebuah pesan singkat dari Felix."Fokus pada pekerjaanmu, Rio. Peluncuran produk tidak bisa ditunda lagi."Hari itu, suasana di ruang rapat Wijaya Group terasa semakin tegang. Semua eksekutif sudah duduk di tempatnya, namun suasana hening. Mereka menunggu perwakilan dari Anggara Group yang hingga saat ini belum juga muncul. Biasanya, orang-orang dari Anggara Group selalu tepat waktu, tapi kali
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

BAB 82

Bu Chintya masih berdiri mematung, wajahnya penuh ketidakpercayaan. Dia tertawa, masih menyepelekan Alyn."Omong kosong! Beraninya kau mengaku sebagai pewaris Anggara Group!" suaranya bergetar, mencoba menutupi kebingungan di balik kemarahannya.Alyn hanya tersenyum tipis, penuh arti. Dia mengalihkan tatapannya ke arah Ericka yang kini tampak tegang di kursinya. Sorot mata Alyn begitu tajam, seolah bisa melihat jauh ke dalam ketakutan yang Ericka coba sembunyikan."Saya rasa, menantu Anda cukup tahu siapa saya sebenarnya," ujar Alyn dengan nada yang dingin namun pasti, matanya tak pernah lepas dari Ericka.Ericka merasakan setiap pasang mata di ruangan itu tertuju padanya. Dengan cepat, dia menegakkan tubuhnya, berusaha tampil tenang meski ada kecemasan yang menggerogoti pikirannya. Dia menarik napas dalam, lalu memandang Alyn dengan tatapan yang mencoba menantangnya."Apa maksudmu, Alyn? Apa kau punya bukti bahwa kau adalah putri Tuan Anggara?" tanyanya, suarany
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

BAB 83

Alyn menarik napas dalam-dalam, mencoba mengingat semua yang terjadi. Ada banyak kenangan yang datang silih berganti, namun saat ini, dia hanya merasa hampa."Tunanganku? Kau bercanda?"Senyum kecil mengembang di wajah Alyn, meski hatinya masih terasa berat.Rio merasakan ketidakpastian dalam suara Alyn, namun dia berusaha untuk tetap optimis. Dia tahu, pertunangan mereka selama ini tidak nyata, namun cinta di antara mereka benar-benar nyata. "Alyn, ini aku... Apa kamu melupakanku?"Alyn mengalihkan pandangannya sejenak, mengumpulkan pikiran dan perasaannya. "Aku hanya... merasa tidak asing denganmu. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"Sebelum Rio menjelaskan lebih jauh, Bryan segera meraih tangan Alyn dengan tegas. "Alyn, kita harus pergi," ujarnya dengan nada mendesak, menatap Alyn dengan penuh kekhawatiran.Alyn terkejut oleh tindakan Bryan, tapi melihat ekspresi serius di wajahnya membuatnya mengangguk pelan. "Apa ada yang salah, Bryan?"Rio mer
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

BAB 84

Felix akhirnya angkat bicara, suaranya tegas namun terdengar sedikit gemetar, menahan emosi yang sudah di ambang batas."Ibu, berhenti," katanya, berdiri dan menatap Bu Chintya. "Ericka adalah istriku. Aku harap ibu bisa menghargainya."Ruangan seketika hening. Bu Chintya menatap Felix dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. "Kau membela dia? Setelah semua yang terjadi?"Felix menarik napas dalam-dalam. "Aku tahu semuanya tidak berjalan sesuai rencana, tapi Ericka tetap istriku. Apa pun yang terjadi, kita tidak bisa terus-terusan menyalahkan dia. Setidaknya tunjukkan sedikit rasa hormat."Bu Chintya mendengus pelan, matanya berkilat penuh amarah dan kekecewaan. "Hormat? Hormat untuk apa? Wanita ini hanya membawa kehancuran bagi keluarga kita."Felix menunduk sebentar, berusaha menenangkan dirinya. "Aku paham ibu marah, tapi ini masalah keluarga kita. Dan aku minta, ibu untuk berhenti memperkeruh situasi."Ericka, yang sedari tadi terdiam, kini menatap Felix de
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 85

Setelah masuk ke dalam mobil Bryan, Alyn mendesah lega sejenak, merasakan ketegangan perlahan mereda. Namun, tiba-tiba dia merasakan ada yang hilang. Tangannya meraba tasnya, matanya terbelalak ketika menyadari sesuatu."Bryan, tunggu... ponselku!" ucap Alyn panik. "Aku meninggalkannya di ruang meeting."Bryan menatapnya sejenak lewat kaca spion, mencoba menenangkan situasi. "Aku akan mengurusnya. Jangan khawatir, kita akan menemukan cara untuk mengambilnya tanpa menimbulkan masalah lebih besar.""Tidak perlu, Bryan. Aku akan mengambilnya sendiri, percayalah," kata Alyn dengan suara tegas, meski jantungnya berdebar kencang.Bryan menatapnya penuh keraguan melalui kaca spion, alisnya berkerut. "Alyn, kau tidak bisa begitu saja kembali. Mereka pasti akan mencurigai gerak-gerikmu, terutama setelah semua yang terjadi."Alyn menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan pikirannya yang bergejolak. "Aku tahu ini berisiko, tapi ponsel itu terlalu penting. Aku tak bisa
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 86

Alyn duduk di tepi ranjang, matanya menatap jendela kamarnya yang terbuka. Angin malam yang masuk seharusnya membawa ketenangan, tapi hatinya terasa semakin kacau.Pikirannya tak henti-henti memutar kembali kejadian di kantor Wijaya Group, suara teriakan Rio, tatapan Bryan yang penuh ketegangan, dan bagaimana dia berusaha menjauhkan dirinya dari keluarga Wijaya."Bryan... Sikapnya hari ini benar-benar berbeda, seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Dia tidak biasanya sewaspada itu, seolah-olah ada ancaman besar yang mendekat, ancaman yang hanya dia tahu." Alyn menggigit bibirnya, merasa semakin terjebak dalam kebingungan.Mengapa Bryan begitu keras berusaha menjauhkannya dari keluarga Wijaya, terlebih Rio? Ada apa sebenarnya?Ponselnya bergetar pelan di sampingnya, tapi Alyn tak segera meraihnya. Pikirannya masih berlarian, mencoba menghubungkan segala sesuatu yang terasa tak masuk akal. Apakah semuanya terkait dengan masa lalunya? Dengan kecelakaan itu? Ataukah a
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BAB 87

"Iya, Alyn. Ibu di sini," kata ibunya dengan suara lembut, tetapi ada nada tegas di dalamnya. "Kau tidak bisa tinggal di tempat ini lebih lama lagi. Mereka semakin berbahaya.""Kenapa ibu di sini? Kenapa ibu tidak memberitahuku sebelumnya?" Alyn menatap ibunya, berusaha mencari jawaban atas semua pertanyaan yang berputar dipikirannya."Ibu tidak punya pilihan. Ayahmu telah memantau setiap gerakanmu. Ibu tidak bisa membiarkan mereka memisahkan kita lagi," ibunya menjelaskan, wajahnya penuh keprihatinan.Alyn merasakan jantungnya berdegup kencang. "Apa yang terjadi? Kenapa mereka ingin menjaukan kita?""Ibu akan menjelaskan semuanya, tapi kita harus cepat. Ini bukan tempat yang aman," kata ibunya sambil melirik ke arah pintu masuk kafe, waspada akan kehadiran orang-orang yang mungkin mencarinya."Ayo, kita pergi," Alyn mengangguk, mengikuti langkah ibunya dengan hati berdebar, berharap mendapatkan jawaban yang telah lama ia cari.Alyn duduk diam di dalam mobil,
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BAB 88

Alyn menatap keluar jendela, di dalam lubuk hatinya masih ada sisa keraguan yang sulit ia abaikan. Pikirannya melayang, memikirkan apa yang telah ia lalui, dan rencana balas dendam yang kini semakin jelas terbentuk.Namun, di balik itu, ada satu nama yang selalu membuatnya terhenti—Rio. Ia berbeda dari Felix dan ayahnya, dan hal itu membuat Alyn bimbang. Bagaimanapun, Rio tidak pantas menjadi korban dari rencana yang Alyn susun.Ibunya duduk di seberang ruangan, mengamati putrinya yang tampak tenggelam dalam pikirannya. Udara di antara mereka terasa berat, penuh dengan hal-hal yang tak terucapkan. Alyn kemudian berbalik, menatap ibunya, meski masih ada kebingungan yang samar di matanya."Bu, aku memang ingin membalas perlakuan Felix dan keluarganya," Alyn memulai, suaranya mantap namun sedikit tertahan. "Tapi tidak Rio. Aku tidak ingin dia terseret dalam dendam ini. Dia berbeda dari Felix dan ayahnya. Apa yang mereka duduki selama ini... semuanya sebenarnya adalah milik Rio."Ibunya t
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

BAB 89

Peluncuran produk baru dari Wijaya Group akhirnya berjalan sukses besar. Di layar televisi kantor, berita-berita tentang produk tersebut terus bergulir, menampilkan laporan positif dari pasar.Semua orang di kantor pusat terlihat lebih ringan, senyuman menghiasi wajah mereka, dan bahkan langkah kaki mereka terasa lebih cepat. Felix, yang biasanya serius dan tegang, berdiri di depan timnya, memberikan arahan dengan senyum yang jarang terlihat.Di ruang rapat utama, Felix memimpin diskusi mengenai keberhasilan produk itu.“Bagus sekali,” katanya, suaranya mengisi ruangan. “Kerja keras kalian terbayar. Aku yakin ini baru permulaan. Dengan hasil ini, kita bisa memperluas jangkauan produk ke pasar internasional lebih cepat dari yang kita rencanakan.”Salah satu manajer pemasaran menyambut antusias. “Kami sudah menyiapkan rencana ekspansi ke Asia Tenggara dan Eropa, Pak Felix. Tim pemasaran sudah menyusun proposalnya.”Felix mengangguk, merasa lebih puas dari biasanya.
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

BAB 90

Alyn menghela napas panjang, matanya masih tertuju pada Bryan, yang menatapnya dengan ekspresi campuran antara harapan dan kecemasan. Dia tahu, jika ia bertanya sekarang, semuanya akan terbuka. Namun, ia juga tahu, ia tak bisa membalas perasaan Bryan. Tidak dengan hatinya yang sudah sepenuhnya untuk Rio."Bryan…" Alyn akhirnya membuka mulut, namun kata-katanya terasa begitu pelan, hampir berbisik.Ia menggigit bibirnya sejenak, menahan diri agar tidak melanjutkan pertanyaan yang hampir saja terucap. Pertanyaan yang mungkin akan mengubah segalanya.Bryan menatapnya dengan perhatian, meski jelas ia tidak tahu apa yang sedang berkecamuk di pikiran Alyn. "Ya, Alyn?" jawabnya lembut, masih dengan nada yang penuh pengertian.Alyn menundukkan pandangannya, memainkan jemarinya yang sedikit gemetar. Ia menarik napas dalam-dalam, menenangkan hatinya sebelum akhirnya mengangkat kepala, memutuskan untuk tidak melanjutkan pertanyaan itu.Bukan saat ini. Tidak ketika semuanya
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status