Home / CEO / Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO: Chapter 101 - Chapter 110

112 Chapters

BAB 101

Jinu tiba di kantor Bryan dengan napas tersengal, amarah memenuhi dadanya. Tangannya terkepal, mengetuk pintu ruangan dengan keras sebelum mendorongnya masuk.Di balik meja kerja, Bryan duduk santai, matanya dingin menatap layar komputer, seolah kehadiran Jinu tak berarti apa-apa."Bryan!" Jinu memekik, suaranya bergetar oleh kemarahan yang tak bisa lagi ia tahan. "Kau pikir bisa mempermainkan aku seperti ini? Mengungkap isu perselingkuhanku dengan Ericka? Apa kau mau menghancurkan semuanya?"Bryan tak segera menanggapi, hanya sejenak menatap Jinu dengan tatapan penuh ejekan. Setelah beberapa detik hening, dia akhirnya bersandar di kursi, melemparkan senyum sinis."Jinu... Kau sungguh naif."Jinu mengerutkan alis, amarahnya semakin membuncah. "Apa maksudmu?"Bryan menghela napas seolah bosan dengan konfrontasi ini. "Kau sudah tidak berguna lagi, Jinu. Untuk apa aku mempertahankan seseorang yang hanya menjadi beban? Benalu sepertimu tak pantas ada di sekelilingku."Jinu terdiam, matany
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

BAB 102

Suara derap langkah berat terdengar mendekati sel tahanan. Rio, yang duduk diam di sudut ruangan, mengangkat kepalanya saat pintu sel terbuka. Polisi berseragam masuk, wajahnya datar namun tegas."Saudara Rio, Anda dibebaskan," ucap petugas itu dengan nada resmi, seolah pembebasan tiba-tiba ini adalah hal biasa.Rio menatapnya dengan sorot mata bingung. "Dibebaskan? Bagaimana bisa?"Petugas itu menyerahkan beberapa dokumen tanpa menjelaskan lebih lanjut. "Ada bukti baru yang membuat Anda tidak lagi menjadi tersangka. Silakan ambil barang-barang Anda di meja depan."Kata-kata itu masih menggantung di udara saat Rio berdiri perlahan, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Rasa lega yang samar bercampur dengan perasaan curiga yang tak terhindarkan. Siapa yang mengatur ini? Apa tujuannya?Setelah mengambil barang-barangnya, Rio keluar dari kantor polisi dengan langkah tergesa. Pikiran Rio sibuk dengan satu hal—Alyn. Dia harus menemukannya, dan segera.Namun, ketika ia melangkah mele
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

BAB 103

Alyn baru saja melangkah keluar dari ruangan pers ketika ponselnya bergetar. Dia merogohnya dari dalam tas dengan perasaan campur aduk. Pers yang baru saja dia hadapi melelahkan, dan pertanyaan tentang Rio serta Felix masih terus terngiang di kepalanya. Namun, ketika dia melihat layar ponsel, sebuah pesan dari Rio membuat langkahnya terhenti.Jantung Alyn berdegup kencang. Ada sesuatu dalam nada pesan itu yang membuatnya gelisah. Rio, yang selama ini selalu mencoba melindunginya, sepertinya sedang berada dalam situasi yang tidak biasa. Tatapannya mengerut, mencoba membaca lebih jauh maksud di balik pesan itu.Ia mengetik balasan singkat, "Apa yang terjadi?"Tidak butuh waktu lama sebelum ponselnya kembali bergetar."Aku bebas sekarang. Aku akan menemuimu. Hati-hati, Alyn. Pastikan tidak ada yang curiga."Alyn menatap pesan itu dengan perasaan was-was. Ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang lebih besar daripada yang dia bayangkan. Tanpa membuang waktu, Alyn se
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

BAB 104

Alyn terdiam, mencoba mencerna situasi yang baru saja terjadi. Rasanya seperti semakin banyak rahasia yang terungkap, namun semuanya masih kabur dan tidak jelas. Ia tahu, ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, sesuatu yang jauh di luar kendalinya."Rio, kita harus menemukan cara untuk menghentikan ini semua sebelum segalanya semakin hancur. Aku tidak bisa membiarkan semua orang yang aku cintai terjebak dalam permainan ini," ucap Alyn, nadanya dipenuhi kegelisahan.Rio menggenggam tangan Alyn erat, matanya bersinar penuh ketegasan. "Kita akan hadapi ini bersama. Aku tahu Bryan sedang merencanakan sesuatu, dan sepertinya ini lebih dari sekadar menghancurkan Felix. Dia ingin lebih dari itu."Alyn memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan dirinya. Bryan, yang dulunya sahabat setia keluarga, kini berubah menjadi musuh dalam selimut. Perasaannya bercampur antara ketakutan dan kekecewaan. Bagaimana bisa orang yang begitu dekat dengannya berubah menjadi ancaman terbesar dalam hidupny
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

BAB 105

“Aku tahu ini tidak gratis, kan?” tanya Alyn, suaranya terdengar rendah namun tegas. Dia tahu bahwa Jinu bukan tipe orang yang melakukan sesuatu tanpa alasan.Jinu tersenyum tipis, seolah sudah menunggu pertanyaan itu. "Kau tahu betul, Alyn. Aku ingin Ericka dibebaskan sebagai imbalannya."Mendengar permintaan itu, Rio langsung tersentak. "Tidak! Dia sudah mencelakai Alyn dan ibunya. Ericka tidak pantas dibiarkan begitu saja!" Rio membentak, kemarahan dan kebencian terhadap Ericka terpancar dari matanya.Namun, Jinu tetap tenang, seakan dia sudah memperkirakan reaksi Rio. "Kau salah, Rio..." ucap Jinu pelan tapi pasti. "Itu bukan Ericka... tapi ibu Bryan."Kata-kata Jinu membuat udara di antara mereka terasa berat. Rio menatap Jinu dengan tatapan bingung, mencoba memahami apa yang baru saja didengarnya.“Apa maksudmu? Ibu Bryan?”Jinu menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Ibu Bryan adalah dalang dari semua ini. Dialah yang selama ini menarik tali di balik layar, termasuk menjeb
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

BAB 106

Rio mengerutkan kening, mencoba memahami situasi yang semakin rumit. Alyn yang sejak tadi begitu bersemangat terdiam, dia mulai berpikir keras. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Lalu tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul, membuatnya terhenyak."Jangan-jangan..." Alyn berhenti, menatap Rio dan Jinu dengan mata melebar. “Bryan bukan anak kandung Bu Ratna?”Suasana seketika hening. Rio menatap Alyn, terkejut dengan dugaan itu. “Maksudmu?”“Pikirkan, Rio. Jika Bryan memang anak kandung Bu Ratna dan Tuan Anggara, seharusnya dia tahu siapa aku dari awal. Tapi kalau dia bukan anak kandung, mungkin ada alasan lain kenapa dia begitu terobsesi padaku.” Alyn mulai berbicara cepat, seakan mencoba mengejar pemikirannya sendiri. Jinu menatap Alyn dengan serius, wajahnya menunjukkan pemahaman yang baru. “Itu masuk akal,” katanya akhirnya. "Mungkin saja sejak awal, Bryan memang hanya anak pura-pura dan tahu permainan Bu Ratna. Tapi... dia malah terjebak dalam perasaannya sendiri pada Alyn.”Rio
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

BAB 107

Ruangan sidang dipenuhi keheningan yang tegang. Para hadirin duduk di barisan bangku kayu, menahan napas menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Di depan, hakim duduk dengan sikap tenang, meski ketegangan terasa mengental di udara.Di sisi lain ruang, Alyn berdiri dengan tegas di meja penggugat, diapit oleh Rio dan Jinu. Di seberang, Bryan tampak duduk dengan wajah penuh ketegangan, ditemani oleh Bu Ratna yang berusaha menjaga wibawanya meski suasana terasa semakin tak terkendali.Sidang ini bukan sekadar pertempuran hukum biasa. Ini adalah puncak dari segala tipu daya, pengkhianatan, dan rahasia yang selama bertahun-tahun tersembunyi. Alyn tahu bahwa semua yang terjadi selama ini bermuara pada hari ini. Hari di mana kebenaran akan membebaskannya, atau menghancurkannya.Pengacara Alyn maju ke depan, membawa sebuah amplop putih yang disegel dengan rapi. "Yang Mulia," katanya dengan suara lantang. "Kami telah melakukan tes DNA dan hasilnya jelas. Bryan bukan anak kandu
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

BAB 108

Keesokan harinya, sidang dilanjutkan dengan suasana yang jauh lebih tegang. Ruang sidang dipenuhi oleh orang-orang yang telah mengikuti perkembangan kasus ini, termasuk anggota keluarga Wijaya yang hadir dengan wajah serius. Felix duduk di barisan depan bersama keluarganya, matanya tajam menatap ke depan, mencoba mencerna segala sesuatu yang terjadi. Hakim mengetukkan palunya dengan tegas, meminta ketenangan di ruang sidang yang mulai riuh setelah bukti baru disampaikan. “Pengacara, apakah Anda memiliki saksi yang bisa mendukung bukti yang baru saja diajukan?” tanyanya dengan nada serius. Pengacara Alyn berdiri dengan tenang. "Yang Mulia, kami memang memiliki saksi yang relevan untuk memperkuat tuduhan terhadap terdakwa. Kami ingin memanggil Dokter MJ ke hadapan persidangan." Ruang sidang hening sesaat ketika pintu terbuka dan Dokter MJ masuk. Dia berjalan menuju mimbar saksi, menundukkan kepala sebentar sebelum duduk di kursi yang disediakan. Semua mat
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

BAB 109

Saat Jinu dipanggil ke depan sebagai saksi, suasana ruang sidang semakin tegang. Jinu, dengan sikap tenang namun tegas, berdiri di depan para hakim. Dia mengangkat sumpah dengan penuh kesadaran bahwa apa yang akan dia katakan akan menjadi kunci dalam kasus ini."Nama saya Jinu," ia memulai, "dan selama ini, saya adalah tangan kanan Bryan. Saya diutus untuk memata-matai keluarga Ericka, serta menjaga agar semuanya tetap berjalan sesuai rencana Bryan dan Bu Ratna."Desas-desus di antara hadirin mulai terdengar. Mata Felix tampak terbelalak, seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Keluarga Wijaya saling bertukar pandang, menyadari bahwa mereka juga telah menjadi bagian dari permainan yang lebih besar.Pengacara yang mewakili Alyn berdiri dan mulai bertanya. "Bisa Anda jelaskan lebih lanjut, apa yang Anda maksud dengan memata-matai keluarga Ericka?"Jinu menghela napas sebelum melanjutkan. "Bryan dan Bu Ratna merencanakan segalanya. Mereka memanipulasi hubungan
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

BAB 110

Hakim menatap kedua terdakwa, Bu Ratna dan Bryan, dengan tatapan dingin. Setelah mendengar semua kesaksian dan bukti yang diajukan selama persidangan, suasana di ruang sidang terasa tegang, seolah menunggu vonis yang tak terelakkan. "Setelah mempertimbangkan semua fakta yang disampaikan di persidangan ini," kata hakim dengan suara tegas, "pengadilan memutuskan bahwa terdakwa, Ratna Anggara, terbukti bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Ny. Anggara beberapa tahun yang lalu, serta upaya menghilangkan nyawa Alyn baru-baru ini." Suara berbisik terdengar dari para pengunjung sidang, tetapi hakim tidak terpengaruh dan melanjutkan, "Selain itu, terdakwa juga terbukti bersalah karena merencanakan serangkaian manipulasi dan tindakan kriminal lainnya untuk mempertahankan posisinya dan kekuasaan di Anggara Group." Hakim beralih pada Bryan yang kini tampak pucat. "Bryan Wijaya, Anda juga terbukti bersalah atas berbagai kejahatan, termasuk fitnah terhadap Rio Putra Wijaya, mela
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status