Share

BAB 53

Penulis: Nenghally
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku... akan mengambil alih kembali Wijaya Group, yang seharusnya menjadi milikku."

Rio menatap bayangannya di cermin, matanya penuh amarah yang tak lagi bisa ia pendam. Tangannya mencengkeram sisi meja kuat-kuat, seolah itu adalah satu-satunya hal yang bisa menahan luapan emosinya.

"Aku yang seharusnya berada di posisi itu," gumamnya, matanya tak lepas dari pantulan dirinya sendiri. "Aku yang lebih layak memimpin."

Rio merasa sesak setiap kali mengingat betapa Felix selalu dipuja oleh ayah mereka, Pak Putra, meski sikapnya dingin dan kaku. Semua itu hanya karena Felix adalah putra sulung, sementara Rio, meskipun lebih cakap dan punya visi yang lebih segar untuk Wijaya Group, selalu dianggap sebagai yang kedua.

Dia menghela napas panjang, tatapan penuh amarah dan tekad yang mengakar di hatinya. Namun, tiba-tiba bayangan dari masa lalu menyeruak ke dalam pikirannya, menariknya kembali ke kebenaran kelam yang selama ini ia simpan rapat-rapat.

Dulu, saat usianya bar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 54

    Malam semakin larut, suasana di rumah keluarga Anggara mulai sepi. Cahaya lampu kristal di ruang tamu memantulkan bayangan lembut, sementara suara denting jam dinding terasa menggema di setiap sudut ruangan. Alyn melirik jam tangannya, sudah hampir tengah malam. Dia merasa lelah, bukan hanya secara fisik, tapi juga mental, terutama setelah semua pertanyaan tentang ibunya dan masa lalu yang terus berkecamuk di pikirannya.Alyn menarik napas panjang dan memutuskan sudah waktunya untuk pergi. Ia berdiri dari kursinya, menghampiri ayahnya yang masih duduk di meja kerja dengan wajah yang terlihat lelah namun tetap penuh wibawa. Seolah, hidupnya hanya dia abdikan untuk pekerjaannya."Ayah," panggil Alyn dengan nada lembut namun tegas.Tuan Anggara mengangkat kepalanya, menatap Alyn dengan tatapan yang sulit dibaca. "Ya, Alyn? Ada yang ingin kau bicarakan?" tanyanya, suaranya rendah dan tenang, seperti biasa.Alyn menggelengkan kepalanya perlahan, mencoba tersenyum tipis. "

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 55

    Alyn membaca pesan dari Rio berulang kali, hatinya berdebar tak menentu. Ada sesuatu yang terasa mendesak dalam pesannya, sesuatu yang membuat Alyn merasa ini bukan hanya pertemuan biasa. Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia mengetik balasan singkat."Di mana kita bisa bertemu?"Tak butuh waktu lama sebelum Rio membalas."Akan aku kirim lokasinya."Alyn menarik napas panjang, perasaannya campur aduk tentang apa yang akan ia dengar. Tapi, ia tahu ia tak bisa terus menunggu dalam ketidakpastian.Alyn berdiri, mengenakan jaket dan mengambil tasnya. Tak lama kemudian, dia melangkah keluar dari kontrakan, menuju pertemuan yang mungkin akan mengubah segalanya.Setibanya di kafe, Alyn melihat Rio duduk di sudut yang agak tersembunyi. Wajahnya tampak serius, jauh dari senyuman hangat yang biasa ia tunjukkan. "Alyn," Rio berdiri saat melihatnya mendekat, "Terima kasih sudah datang."Alyn duduk di hadapannya, mencoba menenangkan dirinya. "Apa yang ingin kamu bicarakan, Rio?"Rio menatap Aly

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 56

    Alyn, yang merasa semakin tidak nyaman, tersenyum tipis ke arah Rio. “Aku akan ke toilet sebentar,” katanya, berusaha untuk tetap tenang.Rio mengangguk, meski jelas tampak khawatir. "Baiklah, aku tunggu di sini. Kalau kamu butuh sesuatu, beritahu aku."Alyn berdiri dan berjalan menuju toilet, merasa ada beban di dadanya yang semakin berat. Begitu sampai di dalam toilet, ia segera mengunci pintu dan berdiri di depan cermin. Tatapannya kosong, pikirannya melayang-layang, kembali pada kejadian di meja makan tadi."Apa sebenarnya yang sedang terjadi?" bisiknya kepada diri sendiri, suara di kepalanya penuh dengan pertanyaan.Kenapa pertemuannya dengan Rio terasa begitu canggung? Dan kenapa ia merasa seperti diawasi sejak pelayan itu menumpahkan minuman?Alyn menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dia tahu harus berhati-hati sekarang, terutama karena rahasia yang ia simpan tentang keluarganya semakin berat. Tapi di sisi lain, Rio juga baru saja mengungka

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 57

    "Ibuku... Ibuku masih hidup," suara Alyn terdengar pelan namun tegas, memecah keheningan dalam mobil.Rio, yang sedang fokus menyetir, terkejut hingga refleks tangannya sedikit oleng di setir. Mobilnya bergeser sejenak ke pinggir jalan sebelum dia berhasil mengendalikan kembali. Napasnya tertahan, dia menoleh sejenak ke arah Alyn, berusaha memastikan bahwa dia tidak salah dengar."Apa... maksudmu?" tanya Rio pelan, masih syok dengan pernyataan Alyn. "Ibumu? Bagaimana mungkin?"Alyn menggigit bibirnya, menyadari betapa sulitnya bagi orang lain untuk percaya. Bahkan dirinya sendiri masih merasa terombang-ambing dalam ketidakpastian. "Aku tahu ini terdengar gila. Tapi... itu benar-benar dia. Ibuku. Dia tidak meninggal."Rio terdiam, otaknya berpacu mencoba memproses informasi yang baru saja dia terima. "Jadi, maksudmu... dia sudah meninggal dan sekarang muncul lagi. Bergitu?""Itulah yang tidak kumengerti!" suara Alyn mulai bergetar. "Ayahku... dia pasti tahu sesuatu. Tapi dia menyembuny

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 58

    Pagi itu di kontrakan Alyn dimulai dengan suara alarm dari ponselnya yang bergetar halus di meja samping tempat tidur. Sinar matahari yang redup menembus tirai jendela, membentuk garis-garis tipis di dinding kamar yang sederhana. Alyn membuka matanya perlahan, menatap langit-langit putih dengan pandangan kosong.Alyn meraih ponsel dan mematikan alarmnya, menghela napas panjang sebelum duduk di tepi tempat tidur. Di sisi kamar yang lain, suara Bryan, asistennya, muncul dari ponsel yang tergeletak di meja. Panggilan masuk."Sudah bangun, Nona Alyn?" suara Bryan terdengar akrab dan sedikit bercanda."Sudah," jawab Alyn sambil meregangkan tubuh. "Kamu sudah di kantor?""Belum. Tapi hampir. Kamu sendiri gimana? Hari ini ada rapat besar, kan?"Alyn berdiri, berjalan menuju jendela, dan membuka tirai sepenuhnya, membiarkan cahaya pagi memenuhi ruangan. "Iya, aku tahu. Aku akan sampai tepat waktu," katanya sambil menatap jalanan yang mulai ramai.Bryan tertawa kecil

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 59

    Jantung Alyn berdegup kencang, dan tangannya gemetar saat dia perlahan menurunkan telepon dari telinganya. Ayahnya, Tuan Anggara, berdiri tegak dengan ekspresi tenang namun penuh wibawa, seolah kehadirannya telah mengubah seluruh suasana kantor. Alyn masih terdiam Dibelakangnya, berdiri Felix yang baru saja tiba di kantor, berbicara dengan senyum yang terlihat seperti kemenangan, entah bagi siapa."Ayah? Apa yang dia lakukan di sini?" bisik Alyn pada dirinya sendiri, merasa tubuhnya kaku.Tuan Anggara tidak melihat Alyn saat itu, tapi kehadirannya di kantor Wijaya Group mengirimkan gelombang kebingungan dan kecemasan di benak Alyn. Rencana kerja sama antara Wijaya Group dan Anggara Group yang ia rencanakan untuk dijatuhkan, kini menjadi sesuatu yang jauh lebih rumit.Ayahnya sudah berada di sini. Sepertinya, kontrak kerja sama sudah mendekati tahap akhir, atau bahkan sudah resmi disepakati. Alyn mencoba mengendalikan napasnya, namun kepanikan mulai menguasai.Ji

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 60

    Alyn melangkah pelan menuju ruang kerja Rio setelah meeting yang berlangsung lebih lama dari biasanya. Ia menggenggam secangkir kopi hitam di tangannya, harumnya yang khas menguar, mencoba menenangkan debar di dadanya.Jari-jari Alyn sedikit gemetar, bukan hanya karena aroma kafein yang memancing sarafnya, tetapi juga karena beratnya percakapan yang akan mereka hadapi.Ia mengetuk pintu pelan. "Rio?" suaranya nyaris tenggelam dalam sunyi ruangan kantor itu.Di balik pintu, Rio masih duduk dengan wajah tegang di meja kerjanya. Dokumen-dokumen tersebar di depannya, menunjukkan betapa fokusnya ia terhadap pekerjaan, meski ada masalah yang lebih besar menggantung di antara mereka. Mendengar suara Alyn, Rio menoleh, mata tajamnya melembut sesaat sebelum kembali serius."Alyn, masuklah," jawab Rio, suaranya tenang, tapi nadanya jelas menandakan bahwa dia juga merasa tegang.Alyn masuk, menutup pintu dengan hati-hati di belakangnya. "Aku bawakan kopi," katanya sembari m

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 61

    Ruangan terasa lebih sempit dari biasanya. Alyn masih duduk di kursi di hadapan Rio, jantungnya berdegup kencang. Kata-kata terasa mengganjal di tenggorokannya, sementara tatapan Rio terus mengunci matanya, seolah menunggu sesuatu yang tak terelakkan."Rio, sebenarnya aku..." Alyn berhenti, suara gemetar di ujung kalimat. Kata-kata yang hendak diucapkannya menggantung di udara, seolah tertahan oleh keraguan yang sudah lama ia pendam. Rio berdiri menghadapnya, tatapannya masih lekat pada Alyn, tapi kini senyumnya lebih tegas, penuh rahasia. Rio mendekat, menelungkupkan tangannya di wajah Alyn, menciptakan aura tenang yang seolah siap menghadapi segala hal. "Aku tahu, Nona Alyn Anggara," jawab Rio pelan namun tegas.Alyn membeku. Seakan waktu berhenti untuk sejenak. Matanya melebar, menatap Rio dengan campuran keterkejutan dan ketakutan."Kau... tahu?" gumamnya, nyaris tak percaya. Semua rahasia yang ia jaga dengan sangat hati-hati selama ini, ternyata sudah dike

Bab terbaru

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 112

    Senja perlahan menyelimuti langit dengan semburat jingga keemasan, menciptakan suasana yang tenang dan hangat di tepi pantai. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membelai rambut Alyn yang tergerai. Mereka berjalan berdampingan di sepanjang pasir putih yang halus, sementara ombak bergulung pelan di kejauhan, seolah menyanyikan lagu lembut yang hanya mereka berdua bisa dengar.Rio menghentikan langkahnya. Alyn yang menyadari bahwa Rio tak lagi berjalan di sampingnya berbalik.“Ada apa, Rio?” tanyanya, suaranya lembut namun penuh tanya.Rio menatap Alyn dalam-dalam, seolah ingin memastikan setiap detik yang mereka habiskan bersama di tempat itu akan abadi dalam ingatannya. Wajahnya tegang, namun di matanya ada kehangatan yang tak biasa.“Alyn,” katanya perlahan, suaranya terdengar lebih rendah dan dalam dari biasanya. “Ada sesuatu yang sudah lama ingin aku sampaikan.”Alyn merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Entah mengapa, tatapan Rio kali ini berbeda. Ada se

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 111

    Suara gesekan pintu sel yang berat bergema di ruangan yang suram. Seorang penjaga melangkah maju, membuka pintu sel perlahan."Ericka Hartono, Anda dibebaskan," katanya dengan nada datar, seolah pembebasan ini hanyalah rutinitas lain baginya.Ericka, yang duduk termenung di sudut ruangan, mendongak dengan ekspresi terkejut. Matanya yang sebelumnya kosong kini menyala dengan campuran perasaan kebingungan, kelegaan, dan sedikit ketakutan. Setelah segala yang terjadi, dia tidak pernah membayangkan bahwa hari ini akan datang begitu cepat.Dia berdiri, merapikan pakaiannya yang kusut, lalu melangkah keluar dari sel dengan ragu-ragu. Udara dingin dari luar menyambutnya, membawa serta kenyataan baru yang sulit ia terima. Saat dia berjalan keluar dari penjara, pikirannya dipenuhi dengan banyak pertanyaan. Siapa yang membebaskannya?Di luar, sinar matahari menyilaukan matanya, kontras dengan gelapnya sel yang selama ini menjadi tempatnya. Ericka melangkah ke dunia luar dengan langkah berat, ti

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 110

    Hakim menatap kedua terdakwa, Bu Ratna dan Bryan, dengan tatapan dingin. Setelah mendengar semua kesaksian dan bukti yang diajukan selama persidangan, suasana di ruang sidang terasa tegang, seolah menunggu vonis yang tak terelakkan. "Setelah mempertimbangkan semua fakta yang disampaikan di persidangan ini," kata hakim dengan suara tegas, "pengadilan memutuskan bahwa terdakwa, Ratna Anggara, terbukti bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Ny. Anggara beberapa tahun yang lalu, serta upaya menghilangkan nyawa Alyn baru-baru ini." Suara berbisik terdengar dari para pengunjung sidang, tetapi hakim tidak terpengaruh dan melanjutkan, "Selain itu, terdakwa juga terbukti bersalah karena merencanakan serangkaian manipulasi dan tindakan kriminal lainnya untuk mempertahankan posisinya dan kekuasaan di Anggara Group." Hakim beralih pada Bryan yang kini tampak pucat. "Bryan Wijaya, Anda juga terbukti bersalah atas berbagai kejahatan, termasuk fitnah terhadap Rio Putra Wijaya, mela

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 109

    Saat Jinu dipanggil ke depan sebagai saksi, suasana ruang sidang semakin tegang. Jinu, dengan sikap tenang namun tegas, berdiri di depan para hakim. Dia mengangkat sumpah dengan penuh kesadaran bahwa apa yang akan dia katakan akan menjadi kunci dalam kasus ini."Nama saya Jinu," ia memulai, "dan selama ini, saya adalah tangan kanan Bryan. Saya diutus untuk memata-matai keluarga Ericka, serta menjaga agar semuanya tetap berjalan sesuai rencana Bryan dan Bu Ratna."Desas-desus di antara hadirin mulai terdengar. Mata Felix tampak terbelalak, seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Keluarga Wijaya saling bertukar pandang, menyadari bahwa mereka juga telah menjadi bagian dari permainan yang lebih besar.Pengacara yang mewakili Alyn berdiri dan mulai bertanya. "Bisa Anda jelaskan lebih lanjut, apa yang Anda maksud dengan memata-matai keluarga Ericka?"Jinu menghela napas sebelum melanjutkan. "Bryan dan Bu Ratna merencanakan segalanya. Mereka memanipulasi hubungan

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 108

    Keesokan harinya, sidang dilanjutkan dengan suasana yang jauh lebih tegang. Ruang sidang dipenuhi oleh orang-orang yang telah mengikuti perkembangan kasus ini, termasuk anggota keluarga Wijaya yang hadir dengan wajah serius. Felix duduk di barisan depan bersama keluarganya, matanya tajam menatap ke depan, mencoba mencerna segala sesuatu yang terjadi. Hakim mengetukkan palunya dengan tegas, meminta ketenangan di ruang sidang yang mulai riuh setelah bukti baru disampaikan. “Pengacara, apakah Anda memiliki saksi yang bisa mendukung bukti yang baru saja diajukan?” tanyanya dengan nada serius. Pengacara Alyn berdiri dengan tenang. "Yang Mulia, kami memang memiliki saksi yang relevan untuk memperkuat tuduhan terhadap terdakwa. Kami ingin memanggil Dokter MJ ke hadapan persidangan." Ruang sidang hening sesaat ketika pintu terbuka dan Dokter MJ masuk. Dia berjalan menuju mimbar saksi, menundukkan kepala sebentar sebelum duduk di kursi yang disediakan. Semua mat

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 107

    Ruangan sidang dipenuhi keheningan yang tegang. Para hadirin duduk di barisan bangku kayu, menahan napas menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Di depan, hakim duduk dengan sikap tenang, meski ketegangan terasa mengental di udara.Di sisi lain ruang, Alyn berdiri dengan tegas di meja penggugat, diapit oleh Rio dan Jinu. Di seberang, Bryan tampak duduk dengan wajah penuh ketegangan, ditemani oleh Bu Ratna yang berusaha menjaga wibawanya meski suasana terasa semakin tak terkendali.Sidang ini bukan sekadar pertempuran hukum biasa. Ini adalah puncak dari segala tipu daya, pengkhianatan, dan rahasia yang selama bertahun-tahun tersembunyi. Alyn tahu bahwa semua yang terjadi selama ini bermuara pada hari ini. Hari di mana kebenaran akan membebaskannya, atau menghancurkannya.Pengacara Alyn maju ke depan, membawa sebuah amplop putih yang disegel dengan rapi. "Yang Mulia," katanya dengan suara lantang. "Kami telah melakukan tes DNA dan hasilnya jelas. Bryan bukan anak kandu

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 106

    Rio mengerutkan kening, mencoba memahami situasi yang semakin rumit. Alyn yang sejak tadi begitu bersemangat terdiam, dia mulai berpikir keras. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Lalu tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul, membuatnya terhenyak."Jangan-jangan..." Alyn berhenti, menatap Rio dan Jinu dengan mata melebar. “Bryan bukan anak kandung Bu Ratna?”Suasana seketika hening. Rio menatap Alyn, terkejut dengan dugaan itu. “Maksudmu?”“Pikirkan, Rio. Jika Bryan memang anak kandung Bu Ratna dan Tuan Anggara, seharusnya dia tahu siapa aku dari awal. Tapi kalau dia bukan anak kandung, mungkin ada alasan lain kenapa dia begitu terobsesi padaku.” Alyn mulai berbicara cepat, seakan mencoba mengejar pemikirannya sendiri. Jinu menatap Alyn dengan serius, wajahnya menunjukkan pemahaman yang baru. “Itu masuk akal,” katanya akhirnya. "Mungkin saja sejak awal, Bryan memang hanya anak pura-pura dan tahu permainan Bu Ratna. Tapi... dia malah terjebak dalam perasaannya sendiri pada Alyn.”Rio

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 105

    “Aku tahu ini tidak gratis, kan?” tanya Alyn, suaranya terdengar rendah namun tegas. Dia tahu bahwa Jinu bukan tipe orang yang melakukan sesuatu tanpa alasan.Jinu tersenyum tipis, seolah sudah menunggu pertanyaan itu. "Kau tahu betul, Alyn. Aku ingin Ericka dibebaskan sebagai imbalannya."Mendengar permintaan itu, Rio langsung tersentak. "Tidak! Dia sudah mencelakai Alyn dan ibunya. Ericka tidak pantas dibiarkan begitu saja!" Rio membentak, kemarahan dan kebencian terhadap Ericka terpancar dari matanya.Namun, Jinu tetap tenang, seakan dia sudah memperkirakan reaksi Rio. "Kau salah, Rio..." ucap Jinu pelan tapi pasti. "Itu bukan Ericka... tapi ibu Bryan."Kata-kata Jinu membuat udara di antara mereka terasa berat. Rio menatap Jinu dengan tatapan bingung, mencoba memahami apa yang baru saja didengarnya.“Apa maksudmu? Ibu Bryan?”Jinu menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Ibu Bryan adalah dalang dari semua ini. Dialah yang selama ini menarik tali di balik layar, termasuk menjeb

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 104

    Alyn terdiam, mencoba mencerna situasi yang baru saja terjadi. Rasanya seperti semakin banyak rahasia yang terungkap, namun semuanya masih kabur dan tidak jelas. Ia tahu, ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, sesuatu yang jauh di luar kendalinya."Rio, kita harus menemukan cara untuk menghentikan ini semua sebelum segalanya semakin hancur. Aku tidak bisa membiarkan semua orang yang aku cintai terjebak dalam permainan ini," ucap Alyn, nadanya dipenuhi kegelisahan.Rio menggenggam tangan Alyn erat, matanya bersinar penuh ketegasan. "Kita akan hadapi ini bersama. Aku tahu Bryan sedang merencanakan sesuatu, dan sepertinya ini lebih dari sekadar menghancurkan Felix. Dia ingin lebih dari itu."Alyn memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan dirinya. Bryan, yang dulunya sahabat setia keluarga, kini berubah menjadi musuh dalam selimut. Perasaannya bercampur antara ketakutan dan kekecewaan. Bagaimana bisa orang yang begitu dekat dengannya berubah menjadi ancaman terbesar dalam hidupny

DMCA.com Protection Status