Sandy Setiawan masih membeku, wajahnya pucat ketika mendengar suara familiar dari Xander. Dentingan halus gelas dan bisikan pelan para undangan mulai memenuhi ruangan, membuat Sandy semakin gerah dan merasa terpojok.Siapa sangka, tamu yang memiliki kursi yang didudukinya tak lain adalah Xander Sanjaya—sosok yang selalu ia benci sejak lama.Sandy merasakan kemarahan mendidih di dalam dirinya, wajahnya memerah, siap melontarkan hinaan yang telah dipersiapkan di lidahnya.Namun, sebelum sempat ia berkata, suasana di ballroom mendadak memanas."Ayo, tunjukkan undanganmu, selesaikan saja sandiwara ini!" teriak seseorang dari sudut ruangan, nadanya memancing keributan lebih lanjut.“Kalau memang pantas duduk di deretan terdepan, kenapa mesti lama-lama? Tunjukkan saja buktinya!” seruan lain terdengar, mengompori suasana yang semakin riuh.Sandy tetap mempertahankan keangkuhannya, meski di dalam hatinya ia tahu posisinya mulai terancam. Dengan gaya sombong yang sudah melekat padanya, ia bali
Terakhir Diperbarui : 2024-10-11 Baca selengkapnya