Semua Bab Bukan Sekadar Pengasuh: Bab 11 - Bab 20

93 Bab

BAB 11 Jangan Sampai

Dari lewat celah pintu yang terbuka, Nindy bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi dari dalam kamar Arelia. Nafasnya terasa sesak kala ia melihat Faiz tengah mengajarkan wanita lain dari apa yang sudah dia ajarkan.Cemburu?Jelas saja!Cemburu dan ketakutan bercampur menjadi satu saat melihat sepasang suami istri yang tengah bersama-sama mengasuh bayi mereka. Jika itu orang lain, mungkin Nindy akan merasa bahagia dan berdoa supaya kelak dia bisa memiliki keluarga yang harmonis, tetapi tidak dengan apa yang dia lihat saat itu.Tokk .... Tokk ....Tokk ....Tanpa berpikir panjang, Nindy langsung mengetuk pintu guna memberitahu jika dia ada di situ juga dan tidak ingin membiarkan mereka berduaan saja."Maaf, Tuan, Nyonya, saya telat untuk mengecek baby Arel," ucap Nindy sambil melihat Faiz dengan tatapan tajam.Sela langsung memberikan Arelia pada Nindy. "Nih, jaga lagi bayinya." Selepas itu dia keluar begitu saja tanpa mempedulikan apa-apa lagi. Dia juga tidak berniat ingin mengasuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-18
Baca selengkapnya

BAB 12 Mengulik Kehidupan

Karena terlalu dimabuk asmara, semalam Nindy tidak sampai berpikiran jika di rumah itu tidak hanya ada Sela saja, melainkan Bi Lastri pun ada setiap harinya. Hanya sedikit tidak menyangka saja kalau semalam ternyata Bi Lastri mengetuk kamar hanya untuk memberikan makanan."Lewat dari jam 11 aku sudah tidur, Bi. Semalam kan Tuan Faiz pulang malam, karena aku mau ambil minum sekalian saja aku siapkan makan malamnya aku antar ke kamar dia. Kayanya pas Bi Lastri kembali ke belakang, aku baru turun dari atas," jelas Nindy dengan mencoba bersikap santai."Oh pantas saja kalau begitu. Lain kali gak apa-apa bangunkan Bibi aja, Mbak Nin. Kasihan kan itu tugas Bibi, tugas Mbak Nindy hanya mengasuh Non Arel."Nindy mengangguk sambil terus meneruskan makannya tanpa ingin memperpanjang topik yang mereka bahas tentang semalam."Bi Lastri kerja di rumah ini dari awal Tuan Faiz dan Nyonya Sela menikah?" tanya Nindy sekalian saja ia ingin tahu lebih jauh tentang Sela dan keluarganya, juga bagaimana ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya

BAB 13 Perusak Suasana

Hal itulah yang dari awal pernah ditanyakan Nindy pada Faiz tetapi sampai sekarang dia belum juga menemukan jawabannya. Perasaan Nindy sudah sangat sesak jika dia membayangkan malam pertama Faiz dengan wanita lain sebelum dirinya.Padahal perjodohan dengan kasus seperti Faiz dan Sela, ditambah dengan hubungan keduanya yang bahkan sudah satu tahun menikah tidak pernah baik-baik membuat Nindy semakin sulit mencari hal masuk akal yang bisa menjadikan alasan keduanya bisa bercinta sampai lahirlah buah hati mereka.'Aku harus segera tanyakan lagi sama Faiz. Perasaanku tidak tenang sekarang, takut saja jika aku harus mendengar jawaban yang tidak aku harapkan,' batin Nindy.Malam tiba ....Suara mobil Faiz sudah terdengar memasuki area rumah, Nindy segera keluar dari kamar sambil menggendong Arelia untuk menyambut kepulangan Faiz seperti malam-malam biasanya jika kebetulan Arelia belum tidur dan Faiz tidak pulang larut malam."Dengar? Papa kamu sudah pulang, ayo kita sambut," ucapnya pada Ar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-20
Baca selengkapnya

BAB 14 Dalam Satu Meja

"Lho, jangan, Tuan. Mbak Nin biasa makan sama saya ko di belakang."Sudah bisa ditebak oleh Nindy jawaban itulah yang akan dikatakan oleh Bi Lastri."Untuk malam ini makan di sini saja ..., Bi Lastri juga makan di sini sama-sama. Sudah lama saya makan sendiri terus di meja makan sebesar ini. Jadi, kalian berdua temani saya makan."Tidak ingin menimbulkan kecurigaan karena mencegah Nindy makan di belakang, Faiz langsung berinisiatif untuk mengajak Bi Lastri untuk turut serta makan di meja makan bersama-sama.Nindy yang sudah kesenangan, langsung saja mengangguk tanpa menolak seperti yang dilakukan oleh Bi Lastri meski pada akhirnya Bi Lastri juga ikut makan di meja makan itu."Silakan duduk, Tuan. Saya bantu ambilkan makannya." Nindy mengambil nasi juga lauk-pauk ke dalam piring Faiz, sementara Bi Lastri ke belakang untuk mengambil piring lagi. "Makan yang banyak, ya. Biar tidurnya nyenyak, Mas Faiz," bisik Nindy dengan mengingatkan kembali panggilan sayang saat mereka berdua menjalin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-20
Baca selengkapnya

BAB 15 Malam Pertama yang Terjadi

Sela langsung menatap tajam ke arah Bi Lastri tanpa bertanya. Ia justru heran mengapa wanita paruh baya yang sudah lama bekerja dengan keluarganya itu tiba-tiba saja meminta maaf. Padahal tidak melakukan kesalahan apapun padanya."Jangan bilang Bibi mau berhenti bekerja. Gak! Aku gak bakal izinin Bibi berhenti kerja dari rumah ini. Kalau gak ada Bibi, aku diurus siapa? Aku gak mau cari yang lain," ucap Sela dengan dugaannya yang menganggap permintaan maaf dari Bi Lastri itu adalah sebuah pengunduran diri."Bukan, Bibi tidak akan berhenti bekerja. Bibi hanya mau meminta maaf karena tadi sudah lancang makan di meja makan bersama Tuan Faiz dan Mbak Nindy." Bi Lastri meluruskan kesalahpahaman Sela yang salah menduga."Ya elah, Bi. Aku pikir minta maaf soal apa. Ya kalau itu sih terserah Bibi. Selama cowok itu gak masalah ya gak apa-apa. Aku gak mau mikirin hal yang gak penting kaya gitu." Sela kembali sibuk menghabiskan makannya sambil berselancar di media sosial."Ada satu hal lagi seben
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-21
Baca selengkapnya

BAB 16 Kesempatan Bercumbu

"Tidak ada lagi malam-malam yang kamu pikirkan itu." Faiz memegang tangan Nindy dan menaruh piring di atas nakas samping sofa. "Setelah kejadian malam tanpa sadar itu terjadi, esoknya kami berdua sudah pindah ke rumah ini. Rumah yang sudah disiapkan oleh orang tua Sela, bahkan seisi rumah termasuk pekerja yang bekerja di sini itu Mama Sela yang mengaturnya. Lalu kami berdua sepakat untuk tidur di kamar masing-masing, tidak saling menggangu dan mencampuri urusan masing-masing sampai detik ini itu tidak berubah. Sejujurnya saat aku tau Sela hamil, aku juga syok karena malam itu aku tidak ingat apa-apa, terasa bukan aku ayah dari anak itu. Tapi tidak mungkin aku menuduh hal yang tidak seharusnya aku pikirkan. Mungkin saja, Sela sedang dalam masa subur dan spermaku juga dalam keadaan yang sehat. Sehingga terjadilah, dan lahirlah Arelia sekarang."Sentuhan dari tangan Faiz juga penjelasan yang terasa jujur itu, mampu menenangkan kemelut hati Nindy perihal hal itu. Setidaknya bagi Nindy, Fa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-21
Baca selengkapnya

BAB 17 Kamar Mandi jadi Saksi

"Aku menginginkanmu malam ini," ucap Nindy dengan pipi yang sudah bersemu merah jambu karena malu telah mengatakan itu pada Faiz."Aku lebih menginginkanmu."Dengan semangat Faiz kembali mencumbui Nindy dengan perasaan senang tiada tara karena secara tidak langsung Nindy yang pertama kali menginginkannya.Seragam suster yang dikenakan Nindy, perlahan Faiz taris ke atas hingga tampaklah yang tadinya tertutup. Tangannya membelai dengan lembut hingga membuat nafas Nindy terengah-engah."Sekarang saja ...," pinta Nindy berbisik lembut."Aku ingin memuaskan kamu dengan perlahan. Kita nikmati setiap momennya, jangan terburu-buru agar kamu tidak sakit lagi," ucap Faiz yang ingin foreplay dengan cukup agar Nindy bisa dengan siap ia masuki tanpa rasa sakit karena sudah cukup pelumas yang dikeluarkan oleh Nindy.Namun ditengah kegiatan mereka, terdengar suara langkah kaki yang sudah dipastikan itu adalah Bi Lastri yang sedang berjalan menuruni anak tangga. Nindy langsung tersadar dan mencoba un
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-22
Baca selengkapnya

BAB 18 Tubuh Polos

Dengan terburu-buru tetapi masih berhati-hati, Faiz keluar dari kamar setelah Bi Lastri keluar dari kamar Arelia. Sementara Nindy sibuk membasahi bajunya di dalam kamar mandi.Faiz sengaja menunggu sampai Bi Lastri kembali keluar dari kamar Nindy agar terkesan memergoki dirinya akan kembali masuk ke kamar Arelia."Eh? Tuan ....""Kenapa, Bi? Kok kaya kaget gitu lihat saya? Bibi habis apa dari kamar Nindy?""Ini saya ambilkan handuk sama baju Mbak Nindy katanya basah karena salah nyalain shower di kamar mandi Non Arel. Tuan habis dari luar?" tanya Bi Lastri mencoba memeriksa keraguannya tadi karena ia sedikit berpikir negatif kalau Nindy dan Faiz berduaan di kamar mandi. Namun setelah melihat Faiz baru saja akan masuk ke dalam kamar Arelia, perasaannya cukup lega sebab pikiran negatifnya itu sama sekali tidak benar.'Rasanya aku sudah salah besar jika terus mencurigai Mbak Nindy dengan Tuan Faiz. Padahal Mbak Nindy anak yang baik, tidak mungkin dia melakukan hal yang aku pikirkan. Begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-22
Baca selengkapnya

BAB 19 Perubahan Perasaan

Pagi sekali Nindy sudah bersiap dan langsung masuk ke dalam kamar Arelia untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa saat jalan-jalan nanti terutama keperluan Arelia seperti popok, susu, baju ganti dan lainnya.Nindy sangat bersemangat karena dia begitu antusias bisa pergi keluar bersama Faiz meskipun Arelia juga turut serta. Baginya tidak masalah, karena Arelia pun masih bayi dan ia akan lebih leluasa sehingga tidak perlu menjaga sikap seperti di rumah yang serasa terawasi oleh Bi Lastri.Sambil menunggu Arelia yang biasa bangun pukul 7 pagi, Nindy ke dapur untuk sarapan sebelum Faiz turun."Selamat pagi, Bi. Aku mau sarapan duluan, ya. Aku sama roti aja," ucap Nindy yang menyapa Bi Lastri yang sedang menyiapkan sarapan."Mbak Nin hari ini keliatan seneng banget. Kenapa, Mbak? Dapat jatah cuti pulang?"Nindy menggelengkan kepalanya. "Nggak, Bi. Kemarin Tuan Faiz ngajak keluar sama baby Arel sekaligus beli barang-barangnya yang sudah habis. Sekarang kan baby Arel udah tambah berat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya

BAB 20 Tidak Sesuai Dugaan

Mobil Faiz sudah melaju, suasananya hening karena Sela pada akhirnya turut serta di mobil itu untuk menuju ke tempat dimana ia memiliki janji dengan teman-temannya.Sela memang sudah menolak dan tidak ingin berada di dalam mobil Faiz, tetapi Bi Lastri terus membujuk dan langsung membukakan pintu mobil bagian depan agar Sela bisa duduk di samping Faiz. Sehingga otomatis Nindy duduk di belakang bersama Arelia.Sepanjang jalan, Sela hanya memainkan ponselnya. Faiz fokus pada jalan dan sesekali melihat ke arah belakang melalui kaca spion hanya untuk melihat Nindy yang sedari tadi memasang wajah sedih dan kecewa. Namun marah pun dia tidak punya kuasa.Di tengah perjalanan, tiba-tiba ponsel Sela berdering."Hallo. Ada apa, Mah?"Faiz hanya melirik, sebatas tahu saja jika yang menelepon Sela adalah ibu mertuanya."Kamu ke mana pagi-pagi, kayanya kamu lagi jalan.""Aku ada acara.""Acara apa? Sama siapa? Kok, kayanya Mama dengar ada suara baby. Itu cucu Mama?" tanya Feni yang dengan jelas men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status