All Chapters of Aku Bukan Istrimu Lagi! : Chapter 21 - Chapter 30

42 Chapters

Bab 21 Jatuh Tertimpa Tangga

"TIARA!"Yanti memekik terbangun dari mimpi buruknya."Astaga sayang! bikin kaget aja, kamu kenapa." seru Theo yang ikut terbangun, tak biasa Yanti bermimpi buruk kecuali itu sebuah pertanda.Yanti tersadar dirinya baru saja bermimpi buruk, sejenak ia duduk di bibir ranjang, memegangi kepala yang tiba-tiba pusing, dalam mimpi ia melihat putrinya yang sedang di siksa oleh seorang."Kenapa sayang? mimpi apa sampai keringat dingin begitu?" tanya Theo sembari memberikan segelas air putih pada istrinya.Yanti pun melirik suaminya, ia merasa enggan menceritakan soal mimpinya, takut sang suami bersikap lebay, itu kan hanya mimpi."Gak apa-apa kok pa, sepertinya aku cuma bermimpi buruk saja." jawab Yanti lesu, entah kenapa ia merasakan adanya firasat buruk."Mimpi apa kamu, ayo ceritakan?" Theo jadi penasaran."Mama cuma mimpi di kejar ular besar aja, yah namanya mimpi, udah yuk kita tidur lagi." ajak Yanti, tidak mau membahas panjang lebar."Eh! Tunggu kamu mimpi di kejar ular!" muka Theo la
Read more

Bab 22 Saatnya Berpisah

"TIDAK!!"Tiara berterima putus asa, melihat hasil test kehamilan selalu garis dua, sudah berulang kali ia mencoba, hasilnya tetap sama.Kini ia sadar kalau dirinya tengah hamil mengandung anak suaminya. Kehadiran sang buah hati yang selalu ia nantikan bersama suaminya sejak bulan lalu, namun sang buah hati hadir disaat yang tak tepat.Perasaan getir kian menghantui jiwa Tiara, Paman Alfred menyarankan agar Tiara memberitahukan soal kehamilan dirinya pada Sagara. Namun ada rasa enggan, Hati kecilnya mengatakan 'Jangan..!!'...Keesokan pagi harinya.Tiara sedang duduk di meja makan, para pelayan menyiapkan sarapan seperti biasanya tanpa memandang curiga soal hubungan Nyonya dan Tuan mereka sedang tak baik-baik saja.Sagara pun nampak diam, hanya memandangi piring dengan roti panggang yang ada diatasnya."Mas, ayo di makan, nanti dingin." ucap Tiara berusaha tersenyum walaupun ada plester yang menempel di bibir dan dekat matanya, Tiara mencoba bersikap ramah seperti biasa.Hati Sagara
Read more

Bab 23 Pelarian Tiara

Tiara baru saja selesai melakukan visum. Namun Alfred segera menyuruh dia untuk menunggunya didalam mobil."Anda yakin! Saya bisa bantu lapor ke polisi kalau anda mau!" ucap tegas sang dokter yang ditemui Alfred."Maaf tapi untuk sementara ini, mau kami selesaikan secara kekeluargaan saja." ujar Alfred mencari alasan agar bisa cepat pergi."Tidak bisa pak! Anda ini kan ayahnya, masa tega membiarkan kemalangan menimpa putri anda. Mana bisa diselesaikan secara kekeluargaan, lihat hasil visum ini! Sudah parah sekali, apalagi kondisi putri anda sedang hamil 4 minggu, untung saja bayinya masih bisa bertahan." umpat sang dokter wanita sembari memijit pelipisnya.Alfred menelan kasar salivanya saat sang dokter menjelaskan kondisi mengenaskan yang dialami Tiara. Bagian kewanitaannya bengkak dan mengeluarkan sedikit darah, lalu terdapat banyak bekas gigitan di area dada hingga punggung. Belum lagi lebam di bagian pipi, mulut, dan dekat mata, pergelangan juga agak bengkak karena ikatan yang ken
Read more

Bab 24 Ke Dokter Kandungan

Setelah beristirahat sejenak, sore harinya Alfred kembali pulang ke jakarta, membiarkan Tiara tinggal dengan adik perempuannya."Karena kamu sedang hamil, gunakan saja kamar yang ada di bawah, aku akan tidur di kamar atas." ucap Annisa, membantu Tiara memasukan koper ke dalam kamar."Terimakasih banyak, mbak Annisa, sudah mau menampung saya." Tiara merasa tak enak hati, menumpang tinggal, padahal bukan siapa-siapa."Kamu ini bicara apa, bang Alfred sudah menganggap mu seperti putrinya sendiri, jadi aku akan menganggap mu layaknya keponakanku sendiri." ujar Annisa."Te-terimakasih." Tiara terharu, tanpa adanya Paman Alfred dan kak Annisa, tiara tidak akan tahu harus berbuat apa."Tiara untuk sementara, gunakan saja ponsel lamaku ini, besok menghubungi keluarga kamu ya. Dan jangan pernah lagi hubungi suami kamu," ucap Annisa dengan tegas, sembari memberikan ponsel jadul miliknya."Baik."..Tiga hari telah berlalu semenjak pelarian Tiara."Lihat, luka lebam kamu sudah mulai memudar." A
Read more

Bab 25 Kebenaran Menyakitkan

"Dokter?""Dokter Rangga??"Puk!"I-iya!!""Hahaha maaf ya, bikin anda kaget, habis dari tadi saya perhatikan anda sering bengong, jangan-jangan Kamu mengkhawatirkan temanmu itu..??" dokter Fathia langsung bisa menebak.Sudah seminggu sejak Rangga tidak sengaja bertemu dengan Tiara. Sejak seminggu juga Rangga terus kepikiran soal Tiara. Kebetulan saja hari ini ia bertemu lagi dengan Tiara yang datang untuk mengontrol kandungannya."Aku merasa khawatir, tadi saat USG aku, lihat kondisi janinnya sangat tidak baik, padahal yang aku tahu suami Tiara itu seorang CEO, rasanya aneh saja bisa berobat ke rumah sakit di daerah pinggiran Bogor, Tiara juga datang tidak dengan suaminya." ucap Rangga yang sejak kemarin merasa curiga pada Tiara."Apa mungkin mereka sedang ada masalah pernikahan, aku perhatikan juga, temanmu itu sepertinya sedang stres berat, wajahnya selalu terlihat sedih dan murung, kamu tau kan kalau perasaan ibu hamil sangat berpengaruh sekali pada janinnya, aku takut kalau teman
Read more

Bab 26 Bumil Butuh Perhatian

Dua hari sudah berlalu sejak kejadian heboh di rumah sakit, Kini Rangga sudah mengetahui soal masalah rumah tangga Tiara, selama dua hari juga Rangga sulit tidur, ia terus saja kepikiran soal Tiara yang akan segera bercerai di saat kondisinya tengah hamil muda."Apa dia tahu kalau Tiara sedang mengandung??' pertanyaan yang terus saja muncul di benak Rangga.Saat ini Rangga sedang mengendarai mobilnya, ia hendak mengunjungi Tiara di rumah kak Annisa. Setelah kejadian ribut, kak Annisa datang meminta maaf pada Rangga, lalu memberikan alamat rumahnya pada Rangga, agar ia bisa sering mengunjungi Tiara guna membantunya pulih dari keterpurukan kondisi rumah tangganya yang tak baik-baik saja..."Hmm, ini rumah nomor 16, harusnya ini alamat Tiara tinggal." gumam Rangga sambil mengamati rumah kak Annisa dari dalam mobilnya.Sejenak Rangga terlebih dahulu memarkirkan mobilnya, lalu ia turun sambil membawa beberapa kantong belanjaan.'Tok....tok....tok...tok...tok.'"Permisi." sapa Rangga."Ko
Read more

Bab 27 Bernostalgia

"Anak kita sudah, ada di dalam perut kamu belum ya?", tanya Sagara, sembari mengecup perut rata istrinya."Mas geli ah, hmm, besok aku coba test deh." Tiara terkekeh, ia menyapu lembut rambut suaminya."Kamu mau anak cewek atau cowok?" tanya Sagara, sambil berbaring mendekap erat tubuh Tiara."Aku mau cowok aja biar ganteng kayak papanya." jawab Tiara, kepalanya bersandar nyaman di dada sang suami."Yah, padahal aku berharap kamu jawab cewek loh, aku mau anak yang manis dan imut kayak mamanya." Sagara menyeringai, mencubit gemas pipi tembem Tiara."Hahaha." Keduanya tertawa riang, diatas ranjang hangat mereka.Namun semua itu hanyalah sebuah kenangan yang tak akan terulang kembali..."Mas." Gumam Tiara dengan mata terpejam, sering kali ia memimpikan suaminya yang kejam, ada rasa rindu akan kehangatan yang dulu.Cairan bening keluar lagi dari matanya, perasaan sesak di dada terasa lagi, hatinya terasa perih dan pilu, jika mengingat kehangatan dan kekejaman dari suaminya."Hiks..hiks.
Read more

Bab 28 Pendekatan Kembali

Satu bulan telah berlalu cepat. Tok, tok, tok. "Permisi", seru Rangga yang baru saja datang. "Dokter Rangga", sambut Tiara dengan riang, saat membukakan pintu. Rangga tersenyum senang, ia datang sambil membawakan sekantung makanan, untuk makan malam bersama. "Wah, pindahannya sudah beres semua? Sorry loh, aku gak sempat bantuin kamu." ucap Rangga, kedua mata menelisik tempat persembunyian Tiara yang baru. "Tidak usah minta maaf, tidak perlu repot-repot bantu juga, lagian barangku tidak banyak kok, cuma baju-baju saja, kebetulan rumah yang aku sewa ini sudah lengkap dengan perabotan, jadi cocok buatku tinggal sendirian." ucap Tiara santai. Tiara tak mau terus merepotkan kak Annisa, karena itu Tiara memutuskan untuk menyewa sebuah rumah yang letaknya dekat dengan rumah sakit tempat Rangga bekerja. Bukan rumah yang besar, hanya sebuah rumah sederhana, dengan dua kamar, dapur, dua kamar mandi kamar mandi. Paman Alfred membantu Tiara menjual beberapa perhiasan yang pernah di
Read more

Bab 29 Tarik Ulur Cinta

Gelas yang pecah apa bila disusun kembali tak akan pernah utuh seperti semula, karna ada bagian yang retak dan kosong. Begitu pula perasaan yang terluka itu tak akan pernah pulih kembali, ia hanya akan menjadi butiran-butiran kehampaan yang tersakiti.Saat itu aku masih bodoh, dengan mudahnya aku melepasmu, tanpa memikirkan perasaanmu yang hancur seperti, gelas yang sudah pecah tak bisa tersusun kembali.Aku merasa bersalah lantaran, mengakhiri hubungan cinta kita, hanya karena ibuku tak merestui. Tapi kini aku sadar, waktu telah menyadarkan ku, kenapa kebahagiaan tak kunjung menghampiri ku.Tiara kamulah kebahagiaan dalam hidupku, kamu selalu melekat di hatiku. Takkan pernah ku lepaskan lagi seperti dulu.Pov Rangga*****“Tidak bisakah kau memberiku kesempatan, Tiara?, aku yang dulu memang bodoh, tapi sekarang keadaan berubah, aku sudah bisa bekerja, tidak tergantung lagi dengan ibubdan ayah ku", lirih Rangga memohon.Hubungan yang tak direstui pernah terjadi diantara Rangga dan Ti
Read more

Bab 30 Bukan Musuh Dalam Selimut

*FlashbackSatu hari setelah Tiara pergi meninggalkan suaminya.Alfred baru saja pulang kembali, ke kediaman Sagara, ia berhasil mengamankan Tiara di rumah adiknya, di pinggiran kota Bogor.Prang!Prang!Suara benda pecah memenuhi seisi rumah, yang layaknya istana, para pelayan bersembunyi, tidak berani menunjukkan batang hidungnya.Sang tuan rumah sedang mengamuk, setelah bangun siuman dari tidur panjang, ia mendapati sang istri sudah kabur entah kemana.Alfred masuk ke dalam rumah."Astaga!" gumam Alfred, saat melihat rumah Sagara menjadi sangat berantakan seperti kapal pecah, ada banyak payung, guci, gelas dan piring yang pecah, kursi makan juga di gulingkan, vas bunga pun sudah tidak berbentuk, pajangan juga berhamburan rusak di lantai."Widya!, Merry! Adel!" panggil Alfred pada ketiga pelayan rumah."Ya-ya, pak Al", cicit Widya, keluar dari ruang dapur, sembari gemetaran takut."Ngapain saja kalian! Lihat rumah berantakan begini, cepat bereskan semuanya!" titah Alfred kesal."Ba-
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status