Home / Pernikahan / Mendadak Jadi Istri Kesayangan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mendadak Jadi Istri Kesayangan : Chapter 11 - Chapter 20

60 Chapters

BAB 11 - ADA YANG BERBEDA

Keesokan harinya, Kalula bangun lebih awal. Sinar matahari masih malu-malu mengintip dari balik tirai, menciptakan bayangan lembut di kamar tidurnya. Udara pagi yang sejuk merayap masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka, membuat Kalula merasa segar dan penuh semangat. Ia merentangkan tubuhnya perlahan, menikmati ketenangan sejenak sebelum hari benar-benar dimulai.Kalula mulai membersihkan tubuhnya dengan cepat, membasuh wajah dengan air dingin yang membuatnya semakin terjaga. Setelah mengenakan pakaian sederhana, ia bergegas menuju dapur untuk membantu maid menyiapkan sarapan untuk Sagala, pria yang sudah sangat baik padanya. Setelah apa yang terjadi ketika di pasar malam dan apa yang sudah mereka bicarakan tadi malam, Kalula akan memulai membiasakan diri, hitung-hitung sebagai balas budi karena pria itu sudah banyak menolongnya.“Anda memasak apa untuk sarapan hari ini?” tanya Kalula pada maid yang sedang berada di dapur, melihat wanita itu sibuk menyiapkan bahan-bahan.Mai
Read more

BAB 12 - PERASAAN ANEH

Setelah jam makan siang, Kalula berinisiatif untuk pergi ke kantor Sagala‒ mengantarkan makan siang yang sudah dia buat tadi bersama Tika‒ maid rumah Sagala. Dia merasa senang bisa memberikan kejutan kecil untuk Sagala.Namun, ketika Kalula sampai di sana, hatinya bergetar saat melihat pemandangan yang tidak terduga. Di ruang kerja kantor, Sagala sedang asyik menikmati makan siang bersama seorang wanita yang tidak dikenal. Wanita itu tampak elegan dan anggun, dengan senyum yang terlihat akrab dan lekat dengan Sagala.Mereka tertawa bersama, dan terlihat sangat jelas kehangatan di antara mereka membuat Kalula merasa seolah-olah terjepit dengan perasaan yang tidak jelas.‘Perasaan apa ini? Kenapa rasanya aku begitu tidak rela melihat Saga bersama dengan wanita itu.’Kalula tertegun sejenak, merasakan cemas menyergapnya. Dia tidak tahu siapa wanita itu, tetapi chemistry di antara mereka tampak jelas. Sagala terlihat lebih santai dan b
Read more

BAB 13 - PENGGANGGU

Pukul enam malam. Sagala yang baru saja pulang dari kantor melihat sekeliling rumahnya tampak sepi. Kalula yang biasanya akan berada di dapur kini tidak terlihat, hanya ada Tika yang tengah sibuk menyiapkan makan malam.Sagala bertanya pada Tika, di mana Kalula berada. Tika menjawab bahwa dia tidak mengetahui, karena setelah mengantar makan siang ke kantor Sagala siang tadi, gadis itu sama sekali belum kembali kerumah.Sagala mengernyitkan dahi‒ merasakan ketidaknyamanan yang mulai merayap ke dalam pikirannya, “Tidak kembali? Dia seharusnya sudah ada di sini.” Gumamnya. Pria itu berusaha menenangkan diri meskipun ada rasa khawatir yang mulai menguasai pikirannya."Mungkin dia hanya butuh waktu untuk sendiri, Tuan.” Jawab Tika sambil menyusun piring-piring di meja makan.Sagala merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keinginan untuk sendiri. Dia berusaha mengingat kembali percakapan mereka terakhir kali dan menyadari ba
Read more

BAB 14 - JARAK DIANTARA KITA

Kalula meremas erat gaunnya, hatinya diliputi kebingungan dan ketakutan. Dia ingin menghadapi Sagala, ingin mengatakan semuanya, tapi ketakutan akan kekecewaan terus membelenggunya. Kakinya terasa berat, seolah tidak mampu untuk melangkah maju.Saat itu, dia mendengar suara langkah kaki mendekat. Sagala tiba-tiba memutar tubuhnya dan berjalan menuju pintu. Napas Kalula tertahan, dadanya semakin sesak, dan detak jantungnya semakin kencang."Kalula!" Suara Sagala terdengar, lembut namun penuh dengan pertanyaan, seakan dia tahu gadis itu ada di dekatnya.Kalula terdiam di balik pintu, tubuhnya menegang. Dalam hati, dia bertanya-tanya, apa yang akan terjadi jika mereka saling berhadapan sekarang? Haruskah dia menjawab panggilannya atau tetap bersembunyi dalam kebisuannya? Rasa ragu semakin menelan keberaniannya, dan dia hanya bisa berharap waktu berhenti sejenak, memberikan kesempatan untuk berpikir lebih jernih.Namun, rasa takut membuatnya memilih u
Read more

BAB 15 - KECEWA

Kalula menatap Lia dengan wajah bingung, sementara Sagala merasa seolah dunia di sekelilingnya mendadak berhenti. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Kenyataan apa yang akan terungkap? Lia datang kembali ke rumah Sagala dengan ekspresi tidak suka, matanya melirik Kalula dengan penuh sindiran.“Wah.. wah.. wah... Ternyata wanita ini masih berada disini. Aku pikir dia sudah pergi karena punya malu.” Seru Lia seraya melipat kedua tangannya di dada.Kalula merasa seolah semua perhatian terpusat padanya. Dia menahan napas, berusaha tidak terpengaruh oleh nada sinis Lia, “Apa yang kamu inginkan, Lia?” tanyanya, berusaha tetap tenang.Lia mengabaikan pertanyaannya dan berbalik kepada Sagala, “Aku baru saja mendengar sesuatu yang sangat menarik, Kak. Ternyata Kalula tidak sebaik yang kita kira. Dia punya masa lalu yang cukup buruk.”Sagala merasakan perutnya mules, meramalkan arah pembicaraan ini, “Lia, cepat bicaralah apa yang ingin kamu bicarakan. Aku ti
Read more

BAB 16 - JATUH SAKIT

Sagala menatap layar ponselnya, matanya melebar tak percaya. Nama yang muncul di sana adalah seseorang yang seharusnya sudah menjadi bagian dari masa lalunya‒ seorang wanita yang pernah dia cintai dengan segenap hatinya, namun telah lama dia anggap hilang, bahkan meninggal dunia.Jantungnya berdegup kencang, dan perasaannya campur aduk antara kegembiraan dan kecemasan, "Ini tidak mungkin." Gumam Sagala pelan, sementara tangannya bergetar.Lia yang memperhatikan perubahan ekspresi pria itu, mengerutkan kening, "Apa yang terjadi? Siapa yang menghubungi kak Saga?" tanyanya dengan nada penasaran, langkahnya mendekat.Sagala tidak bisa langsung menjawab. Di satu sisi, ada perasaan senang karena wanita yang dulu sangat berarti baginya masih hidup. Namun, di sisi lain ada Kalula‒ gadis yang perlahan mulai mengisi hidupnya. Meski hubungan mereka hanya pura-pura di awal. Namun, saat ini Sagala sadar bahwa perasaannya pada Kalula sudah tumbuh lebih dari sekadar permainan.
Read more

BAB 17 - MERAWAT SAGALA

“Astaga... Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu, Sag?” Seru Kalula. Gadis yang berdiri di ambang pintu itu sedikit berlari ke ranjang, telapak tangannya dia tempelkan di dahi Sagala untuk memeriksa suhu tubuh pria itu.“Tubuhmu panas sekali,” ucapnya. Kemudian, Kalula akan beranjak dari duduknya untuk mengambil air ke dapur, “Kau tunggulah sebentar, aku akan mengambil kompresan untukmu.” Ucapnya lagi. Namun, belum sempat gadis itu berdiri‒ Sagala menahan tangannya, hingga membuat Kalula terjatuh di atas tubuh pria itu.Kalula terkejut ketika tiba-tiba Sagala menggenggam tangannya dengan lemah, menahannya agar tidak pergi. Tarikan halus itu membuatnya kehilangan keseimbangan. Dalam sekejap‒ dia jatuh di atas tubuh pria itu. Wajah mereka begitu dekat, napas Sagala yang berat terasa di wajahnya.Kalula membeku sesaat, jantungnya berdegup begitu kencang, "Saga," ucapnya pelan. Namun, suara itu teredam oleh keheningan kamar yang teg
Read more

BAB 18 - APAKAH AKU CEMBURU

Di ambang pintu, berdiri seorang wanita dengan rambut panjang terurai, mengenakan pakaian yang sangat anggun. Tatapannya tajam, namun menyimpan kesedihan yang dalam. Kalula belum pernah melihat wanita itu sebelumnya– tapi sepertinya jelas ada sesuatu yang menghubungkannya dengan Sagala.Kalula mendekat, penasaran dengan siapa wanita ini dan apa hubungannya dengan Sagala. Wanita itu menatapnya dengan mata yang tampak lelah, lalu berkata, "Maafkan saya datang tiba-tiba, tanpa pemberitahuan. Saya—" Suaranya terhenti, seolah-olah berusaha mengumpulkan kekuatan untuk melanjutkan, "Saya adalah Lira."Nama itu asing bagi Kalula, "Lira?" tanyanya, bingung.Lira mengangguk pelan, "Saya mantan kekasih Sagala. Saya datang kesini karena ingin bertemu dengannya. Apa dia ada di rumah?"Kalula belum sempat menjawab ketika Lia, yang diam-diam memperhatikan dari ujung ruangan, tiba-tiba berjalan mendekat dengan ekspresi tak menyenangkan. Suaranya langsung terd
Read more

BAB 19 - MENETAP ATAU PERGI

Kalula terdiam sejenak, merasakan genggaman Sagala di lengannya yang semakin erat. Hatinya bergejolak‒ sebelum kembali berbicara, Kalula mengambil napas dalam-dalam seraya memejamkan matan. Kemudian, menatap pria itu sembari menampilkan senyumnya.“Tuan Saga! Saya tidak sedang berpikir apa-apa kok, memangnya saya harus berpikir apa untuk hubungan diantara kalian.” Ucapnya dengan sangat tenang, “Saya justru senang, karena kedatangan Nona Lira‒ hubungan kalian bisa kembali seperti dulu lagi kan.”“Lagi pula aku kesini hanya untuk memberitahu anda jika sarapan sudah siap.” Ucap Kalula, “Kalau begitu saya permisi.”Setelah mengatakan hal itu, Kalula pun berbalik dan melangkah menjauh dari hadapan Sagala, gadis itu memutuskan untuk naik ke atas dan masuk ke kamar.Sagala masih terpaku di tempat, jantungnya berdebar keras mendengar ucapan Kalula yang terdengar begitu tenang, namun menusuk di dalam hatinya. Senyum
Read more

BAB 20 - KAU TIDAK BISA PERGI

Kalula menyerahkan kotak makanan yang telah dia siapkan tadi pada Erik dengan senyuman lemah, meskipun hatinya terasa berat. Setelah itu, tanpa berkata banyak‒ dia segera meninggalkan kantor dan pulang dengan perasaan yang sudah campur aduk. Pikiran dan emosinya tidak lagi bisa tertata dengan jelas.Sesampainya di rumah, langkahnya terasa berat ketika menaiki tangga. Wajahnya terlihat lesu, seolah semua energi yang dia miliki telah terkuras. Panggilan Tika yang biasanya akan ia respon dengan ramah, kali ini tidak dihiraukannya. Kalula hanya terus berjalan menuju kamarnya, berusaha menghindari interaksi dengan siapa pun.Begitu masuk ke dalam kamar, Kalula duduk di tepi ranjang dan memejamkan matanya sejenak. Dia berusaha mencari ketenangan di tengah semua kebingungannya, namun pikirannya terus berputar. Semua yang terjadi pagi tadi, reaksi Sagala terhadap Lira, kekhawatiran yang tidak dia tunjukkan, dan kini bayang-bayang keraguan semakin menyelimutinya."Apa le
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status