Share

BAB 16 - JATUH SAKIT

Author: Jinggaaa_
last update Last Updated: 2024-10-14 20:00:16

Sagala menatap layar ponselnya, matanya melebar tak percaya. Nama yang muncul di sana adalah seseorang yang seharusnya sudah menjadi bagian dari masa lalunya‒ seorang wanita yang pernah dia cintai dengan segenap hatinya, namun telah lama dia anggap hilang, bahkan meninggal dunia.

Jantungnya berdegup kencang, dan perasaannya campur aduk antara kegembiraan dan kecemasan, "Ini tidak mungkin." Gumam Sagala pelan, sementara tangannya bergetar.

Lia yang memperhatikan perubahan ekspresi pria itu, mengerutkan kening, "Apa yang terjadi? Siapa yang menghubungi kak Saga?" tanyanya dengan nada penasaran, langkahnya mendekat.

Sagala tidak bisa langsung menjawab. Di satu sisi, ada perasaan senang karena wanita yang dulu sangat berarti baginya masih hidup. Namun, di sisi lain ada Kalula‒ gadis yang perlahan mulai mengisi hidupnya. Meski hubungan mereka hanya pura-pura di awal. Namun, saat ini Sagala sadar bahwa perasaannya pada Kalula sudah tumbuh lebih dari sekadar permainan.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 17 - MERAWAT SAGALA

    “Astaga... Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu, Sag?” Seru Kalula. Gadis yang berdiri di ambang pintu itu sedikit berlari ke ranjang, telapak tangannya dia tempelkan di dahi Sagala untuk memeriksa suhu tubuh pria itu.“Tubuhmu panas sekali,” ucapnya. Kemudian, Kalula akan beranjak dari duduknya untuk mengambil air ke dapur, “Kau tunggulah sebentar, aku akan mengambil kompresan untukmu.” Ucapnya lagi. Namun, belum sempat gadis itu berdiri‒ Sagala menahan tangannya, hingga membuat Kalula terjatuh di atas tubuh pria itu.Kalula terkejut ketika tiba-tiba Sagala menggenggam tangannya dengan lemah, menahannya agar tidak pergi. Tarikan halus itu membuatnya kehilangan keseimbangan. Dalam sekejap‒ dia jatuh di atas tubuh pria itu. Wajah mereka begitu dekat, napas Sagala yang berat terasa di wajahnya.Kalula membeku sesaat, jantungnya berdegup begitu kencang, "Saga," ucapnya pelan. Namun, suara itu teredam oleh keheningan kamar yang teg

    Last Updated : 2024-10-14
  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 18 - APAKAH AKU CEMBURU

    Di ambang pintu, berdiri seorang wanita dengan rambut panjang terurai, mengenakan pakaian yang sangat anggun. Tatapannya tajam, namun menyimpan kesedihan yang dalam. Kalula belum pernah melihat wanita itu sebelumnya– tapi sepertinya jelas ada sesuatu yang menghubungkannya dengan Sagala.Kalula mendekat, penasaran dengan siapa wanita ini dan apa hubungannya dengan Sagala. Wanita itu menatapnya dengan mata yang tampak lelah, lalu berkata, "Maafkan saya datang tiba-tiba, tanpa pemberitahuan. Saya—" Suaranya terhenti, seolah-olah berusaha mengumpulkan kekuatan untuk melanjutkan, "Saya adalah Lira."Nama itu asing bagi Kalula, "Lira?" tanyanya, bingung.Lira mengangguk pelan, "Saya mantan kekasih Sagala. Saya datang kesini karena ingin bertemu dengannya. Apa dia ada di rumah?"Kalula belum sempat menjawab ketika Lia, yang diam-diam memperhatikan dari ujung ruangan, tiba-tiba berjalan mendekat dengan ekspresi tak menyenangkan. Suaranya langsung terd

    Last Updated : 2024-10-15
  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 19 - MENETAP ATAU PERGI

    Kalula terdiam sejenak, merasakan genggaman Sagala di lengannya yang semakin erat. Hatinya bergejolak‒ sebelum kembali berbicara, Kalula mengambil napas dalam-dalam seraya memejamkan matan. Kemudian, menatap pria itu sembari menampilkan senyumnya.“Tuan Saga! Saya tidak sedang berpikir apa-apa kok, memangnya saya harus berpikir apa untuk hubungan diantara kalian.” Ucapnya dengan sangat tenang, “Saya justru senang, karena kedatangan Nona Lira‒ hubungan kalian bisa kembali seperti dulu lagi kan.”“Lagi pula aku kesini hanya untuk memberitahu anda jika sarapan sudah siap.” Ucap Kalula, “Kalau begitu saya permisi.”Setelah mengatakan hal itu, Kalula pun berbalik dan melangkah menjauh dari hadapan Sagala, gadis itu memutuskan untuk naik ke atas dan masuk ke kamar.Sagala masih terpaku di tempat, jantungnya berdebar keras mendengar ucapan Kalula yang terdengar begitu tenang, namun menusuk di dalam hatinya. Senyum

    Last Updated : 2024-10-15
  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 20 - KAU TIDAK BISA PERGI

    Kalula menyerahkan kotak makanan yang telah dia siapkan tadi pada Erik dengan senyuman lemah, meskipun hatinya terasa berat. Setelah itu, tanpa berkata banyak‒ dia segera meninggalkan kantor dan pulang dengan perasaan yang sudah campur aduk. Pikiran dan emosinya tidak lagi bisa tertata dengan jelas.Sesampainya di rumah, langkahnya terasa berat ketika menaiki tangga. Wajahnya terlihat lesu, seolah semua energi yang dia miliki telah terkuras. Panggilan Tika yang biasanya akan ia respon dengan ramah, kali ini tidak dihiraukannya. Kalula hanya terus berjalan menuju kamarnya, berusaha menghindari interaksi dengan siapa pun.Begitu masuk ke dalam kamar, Kalula duduk di tepi ranjang dan memejamkan matanya sejenak. Dia berusaha mencari ketenangan di tengah semua kebingungannya, namun pikirannya terus berputar. Semua yang terjadi pagi tadi, reaksi Sagala terhadap Lira, kekhawatiran yang tidak dia tunjukkan, dan kini bayang-bayang keraguan semakin menyelimutinya."Apa le

    Last Updated : 2024-10-16
  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 21 - MENGHINDAR

    Setelah perdebatan panjang yang dipenuhi amarah dan kebingungan, Kalula akhirnya menyerah. Gadis itu berdiri diam di hadapan Sagala, tubuhnya gemetar karena frustrasi, tapi dia tahu tidak ada jalan keluar. Dia kalah dalam permainan yang Sagala atur‒ permainan yang awalnya dia terima tanpa sepenuhnya memahami konsekuensinya."Baiklah," ucap Kalula dengan suara pelan, nyaris berbisik. Hatinya terasa berat, seperti terhimpit oleh semua keputusan yang harus dia terima, "Aku akan tetap tinggal‒ seperti yang kau inginkan."Sagala menatapnya. Ekspresi wajahnya sulit diartikan. Mungkin ada sedikit rasa bersalah di matanya, tapi sikapnya tetap dingin, "Kau tahu, Kalula. Ini adalah pilihanmu sendiri. Kau yang menerima permainan ini sejak awal."Kalula mengepalkan tangannya, mencoba menahan semua rasa sakit yang meluap-luap di dalam dadanya, “Pilihan?” gumamnya, hampir tertawa pahit, “Aku tidak pernah punya pilihan, Saga. Sejak awal, ini semua permainanmu

    Last Updated : 2024-10-16
  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 22 - SAHABAT LAMA

    Kalula mulai berkeliling membawa map coklat di tangannya, isinya penuh dengan berkas-berkas lamaran kerja yang sudah dia siapkan semalaman. Dia mendatangi berbagai tempat‒ dari toko kecil di pinggir jalan, kafe, hingga kantor perusahaan yang lebih besar. Berharap ada satu yang mau menerimanya sebagai karyawan. Namun, hingga siang menjelang, hasilnya masih nihil. Setiap pintu yang dia ketuk selalu ditutup dengan kata-kata penolakan yang halus namun tetap menusuk."Huuftt... ternyata mencari pekerjaan tidak semudah yang aku pikirkan." Gumamnya sambil menyeka keringat di dahinya. Matanya melirik ke arah matahari yang semakin terik‒ membakar aspal di bawah kakinya. Meski tubuhnya mulai lelah dan langkahnya melambat, semangat di dalam hatinya tetap menyala.Kalula menarik napas dalam-dalam, mencoba meredam kekecewaan yang mulai merayap. Dia tidak bisa menyerah sekarang bukan‒ setelah memutuskan untuk berdiri di atas kakinya sendiri. Pikirannya melayang sejenak ke Sagal

    Last Updated : 2024-10-17
  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 23 - SALAH PAHAM

    Rama mengajak Kalula masuk ke dalam mobilnya, membuka pintu dengan gestur yang sopan, "Ayo, kita pergi ke suatu tempat," katanya. Senyumnya lebar dan penuh semangat. Kalula merasa sedikit canggung, tapi rasa senangnya mengalahkan perasaan itu. Dia melangkah masuk ke dalam mobil, menatap interior yang rapi dan modern. Setelah mereka melaju, suasana di dalam mobil terasa hangat. Sepanjang perjalanan, mereka mengobrol banyak hal‒ mengenai sekolah, teman-teman lama, dan pengalaman Rama selama tinggal di luar negeri, "Kamu tidak akan percaya, aku sudah mencoba makanan dari berbagai negara. Tapi satu yang paling bikin kangen adalah‒ bakso!" kata Rama sambil tertawa, mengingat kenangan masa kecil mereka yang sering makan bakso bersama. Kalula tertawa, teringat betapa mereka berdua selalu menghabiskan uang saku untuk membeli bakso di pojok jalan, "Jadi kamu benar-benar merindukan bakso kita yang biasa dibeli di warung itu?" tanyanya, matanya berbinar.

    Last Updated : 2024-10-17
  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 24 - PERGI MENGHILANG

    Kalula merasa sangat kecewa dan hancur atas apa yang telah dilakukan Sagala. Dia menangis dalam keheningan, meringkuk di atas tempat tidur pria itu dengan tubuhnya yang tertutup selimut tebal. Air mata terus mengalir di pipinya, membasahi bantal di bawahnya. Tubuhnya terasa lelah dan remuk, baik secara fisik maupun emosional. Perasaan sakit yang menguasai hatinya begitu dalam, membuatnya bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi. Sagala, yang kini terbaring pulas di sampingnya, seolah tidak menyadari luka yang telah ditorehkannya. Bagi Kalula, malam itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa dia lupakan. Dia memeluk dirinya sendiri, berusaha mencari kehangatan di tengah rasa dingin yang memenuhi hatinya. Pikiran-pikirannya penuh dengan kebingungan, kemarahan, dan rasa sakit, “Kenapa semua ini harus terjadi lagi?” gumamnya dalam hati, berusaha memahami situasi yang baru saja dialaminya. Kenangan masa lalu yang penuh luka kembali menghantui, mengingat

    Last Updated : 2024-10-18

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 68 - SIAPA ORANG MISTERIUS ITU?

    Langit malam yang bertabur bintang menjadi saksi perjalanan mereka menuju rumah. Suara canda tawa Sagala, Mama Elena, dan Kakek Arya memenuhi kabin mobil, menciptakan kehangatan di tengah dinginnya malam. Kalula meski tersenyum sesekali, lebih banyak tenggelam dalam pikirannya sendiri.Pesan misterius yang diterimanya tadi siang terus menghantui, membuat suasana hatinya tak sepenuhnya terhubung dengan keceriaan di sekitarnya.“Kamu baik-baik saja, Nak?” suara berat namun lembut Kakek Arya memecah lamunannya. Tatapan penuh perhatian pria tua itu langsung tertuju ke arah Kalula.“Ah... iya, Kek. Aku baik-baik saja.” Jawab Kalula tergesa, mencoba menutupi kegelisahannya dengan senyum, “Cuma sedikit lelah setelah seharian di kafe.”Elena yang duduk di samping Kalula, menyentuh lembut tangan menantunya, “Kalau kamu lelah‒ istirahat saja, Sayang. Besok biar Mama ya

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 67 - CEMAS DAN GELISAH

    Setelah percakapan telepon dengan Mama mertuanya, Kalula bergegas untuk bersiap berangkat ke kafe milik Mama mertuanya seperti biasa. Dia memilih setelan kasual berupa blus putih sederhana dan celana panjang krem, lalu mengambil tas slempangnya.Sebelum keluar rumah, Kalula menghela napas panjang, “Lupakan dulu, Kal. Sekarang kamu harus fokus dulu di kafe,” gumamnya pada diri sendiri.Setelah itu dia segera keluar dari rumah dan langsung menaiki taksi yang sudah menunggunya di depan pagar. Sopir taksi menyapanya dengan ramah, tapi Kalula hanya menjawab dengan senyuman singkat sembari tenggelam dalam pikirannya sendiri.“Ke Kafe Romania, Pak.” Ucapnya pelan.Sepanjang perjalanan, Kalula memandang keluar jendela‒ menyaksikan keramaian kota yang terasa seperti latar belakang tanpa suara. Suasana hatinya pagi ini terasa berat, tapi dia terus mengingatkan diri untuk tetap tenang.

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan     BAB 66 - TEROR

    Kalula bangun lebih awal seperti biasanya. Matahari baru saja mulai mengintip dari balik tirai jendela kamarnya. Setelah mandi dan berdandan sederhana, dia menuju dapur dengan langkah ringan. Aroma segar pagi itu seolah menular pada semangatnya.Setibanya di dapur, dia melihat Tika‒ maid yang setia membantu pekerjaan rumah tangga, tengah sibuk di sana.“Pagi, Tika.” Sapa Kalula dengan senyum khasnya.“Pagi, Nona Kalula.” Jawab Tika sopan sambil menoleh sekilas dari meja dapur.“Mau masak apa kita hari ini, Tika?” Kalula mengambil apron dari gantungan dan mengikat rambutnya asal, siap membantu.Tika tersenyum kecil, “Saya sudah siapkan bahan untuk nasi goreng spesial, Nona. Tapi kalau ada yang mau ditambah, saya siap bantu.”“Hmm... nasi goreng kedengarannya enak,” gumam Kalula sambil membuka kulkas,

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 65 - KEJUTAN ISTIMEWA UNTUK KALULA

    Sagala menyandarkan tubuhnya ke mobil, matanya tetap tertuju pada pintu kafe yang baru saja tertutup. Udara malam yang semakin dingin membawa aroma kopi bercampur wangi tanah basah sisa hujan sore tadi. Dia melipat kedua tangannya di depan dada, membiarkan pikirannya mengembara.Kalula tidak pernah berubah, pikirnya sambil tersenyum tipis. Energinya selalu penuh, bahkan setelah seharian bekerja. Itu salah satu hal yang membuatnya jatuh cinta sejak awal.Tidak lama kemudian, pintu kafe kembali terbuka. Kalula muncul kembali dengan membawa tas selempang kecil di pundaknya. Langkahnya cepat, seperti sedang mengejar waktu.“Mas, maaf ya kalau sedikit lama.” Ucapnya sambil berhenti tepat di hadapan Sagala.Sagala menggeleng kecil, “Enggak apa-apa, Kal. Lagi pula, aku lebih suka nunggu kamu.” Jawabnya sambil tersenyum menggoda.Kalula mendengus kecil, lalu terta

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 64 - KEKECEWAAN LIA

    Langit malam mulai memayungi kota ketika lampu-lampu kecil di kafe Romania memancarkan sinarnya yang hangat, menciptakan suasana nyaman bagi pelanggan yang tersisa. Kalula sibuk menyusun laporan harian di meja bar, sementara Lia berdiri tak jauh darinya, tampak gelisah dengan tas kecil yang sudah tersampir di bahunya.Lia akhirnya mendekat, mengalihkan perhatian Kalula dari laporan-laporan yang berserakan."Kal, gue izin pulang duluan, boleh kan?" tanyanya singkat. Suaranya terdengar datar, tidak seperti biasanya.Kalula menghentikan pekerjaannya, menatap Lia dengan seksama. "Iya, Lia. Boleh kok. Lagi pula kafe juga sudah mulai sepi," jawabnya dengan lembut. Namun, rasa khawatir tergambar jelas di matanya. "Tapi kamu baik-baik aja? Kelihatannya dari tadi kamu kurang semangat."Lia mengangguk kecil, tapi tidak menatap langsung. "Gue nggak apa-apa," ucapnya dengan nada singkat. Lalu, dengan sedikit ket

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 63 - KETEGANGAN YANG MAKIN TERASA

    Pagi berikutnya, Lia bangun lebih pagi dari biasanya‒ memastikan dirinya tidak bertemu langsung dengan sang ayah. Keputusan itu lahir dari rasa bimbang yang terus menghantuinya semalaman. Dia belum siap menghadapi kenyataan yang mungkin akan membuat hubungannya dengan sang ayah semakin renggang.Setelah bersiap, Lia mengambil tas kecilnya dan segera melangkah keluar. Namun, baru saja membuka pintu, suara ayahnya menghentikan langkahnya."Lia, kamu mau ke mana pagi-pagi begini?" tanya Erwin dengan nada datar, meski sorot matanya penuh kecurigaan.Lia menghentikan langkahnya, menghela napas berat sebelum berbalik menatap sang ayah, "Ke kafe Romania. Mau bantu-bantu di sana seperti biasa."Erwin mengangguk kecil, lalu melanjutkan, "Nanti pulang lebih awal, Papa mau bicara sama kamu. Ada yang harus Papa jelaskan."Ucapan itu seperti petir di siang bolong. Lia mencoba menjaga ekspresinya tetap tenang, meski dalam hati dia bertanya-tanya apa yang ingin disampaikan ayahnya, "Oke." Jawabnya s

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 62 - LIA MEMERGOKI PAPANYA

    Pagi itu, sinar matahari menembus tirai kamar Lia, menciptakan pola bayangan lembut di lantai kayu. Wanita muda itu duduk termenung di depan meja rias, tangannya menopang dagu. Bayangan dirinya di cermin tampak seperti seseorang yang berjuang melawan badai dalam pikirannya. Pertengkaran tadi malam dengan sang ayah terus bergema di benaknya, membuat tidur malamnya terpotong-potong oleh mimpi buruk.Dia menghela napas panjang, mencoba menyemangati dirinya sendiri, "Aku nggak bisa terus begini. Aku harus tahu apa yang sebenarnya papa sembunyikan." Suaranya lirih, seperti mantra untuk menguatkan tekadnya.Setelah bergegas mandi dan mengenakan pakaian sederhana, Lia melewatkan sarapan. Langkah kakinya cepat menuruni tangga rumah, tetapi hatinya terasa berat. Dia memutuskan untuk mampir ke taman kecil di pusat kota sebelum menuju kafe Romania, tempat yang biasa dia datangi untuk menghabiskan waktu dengan membantu bekerja di sana.Taman itu masih lengang saat Lia tiba. Pepohonan rindang meli

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 61 - BAYANG MALAM DAN RAHASIA

    Malam semakin larut, dan suasana kamar dipenuhi keheningan yang hanya diiringi suara detak jam di dinding. Sagala berbaring di sisi ranjang, tubuhnya terlentang dengan satu tangan diletakkan di belakang kepala. Pandangannya menatap langit-langit yang gelap, pikirannya terus berputar di antara kekhawatiran dan rencana-rencana yang belum tuntas dia susun.Di sebelahnya, Kalula tertidur pulas dengan posisi miring‒ wajahnya menghadap Sagala. Wajah damai istrinya seolah menjadi penawar bagi segala badai yang dia rasakan di hati. Napas Kalula yang lembut terdengar beraturan, memberi ritme yang menenangkan di tengah kegelisahan malam itu.Sagala memutar tubuhnya sedikit, menghadap Kalula. Tangan besarnya terulur perlahan, menyibakkan helaian rambut yang jatuh di pipi istrinya. Gerakannya lembut, seperti ingin memastikan bahwa kehadirannya tidak mengganggu tidur wanita itu."Semoga saja dia tidak merencanakan sesuatu," gumamnya pelan.Matanya mengamati wajah Kalula dengan penuh perhatian, mena

  • Mendadak Jadi Istri Kesayangan    BAB 60 - MASALAH APALAGI, INI?

    Menjelang sore, suasana kafe mulai lengang. Lampu gantung di langit-langit yang berbentuk bola kaca mulai menyala‒ memancarkan cahaya hangat ke seluruh ruangan. Aroma kopi yang khas masih samar-samar tercium, berpadu dengan wangi roti panggang yang baru keluar dari oven.Beberapa meja masih terisi pelanggan. Ada yang bercengkerama ringan, ada pula yang menatap layar laptop dengan fokus. Di sudut ruangan, pasangan muda tampak berbagi sepotong cake sambil tersenyum kecil. Kesibukan pagi yang penuh antrean sudah lama berlalu, meninggalkan keheningan yang terasa nyaman namun sedikit melankolis.Kalula berdiri di belakang meja kasir, jarinya mengetuk-ngetuk ringan countertop kayu yang sudah mulai aus di beberapa sudut. Tatapannya sesekali melirik ke arah Lia yang sedang merapikan etalase roti. Rak-rak kaca itu kini berisi sisa-sisa stok yang mulai menipis‒ beberapa croissant, brownies, dan sepotong cheesecake yang tampak sedikit miring di ujung p

DMCA.com Protection Status