Setelah perdebatan panjang yang dipenuhi amarah dan kebingungan, Kalula akhirnya menyerah. Gadis itu berdiri diam di hadapan Sagala, tubuhnya gemetar karena frustrasi, tapi dia tahu tidak ada jalan keluar. Dia kalah dalam permainan yang Sagala atur‒ permainan yang awalnya dia terima tanpa sepenuhnya memahami konsekuensinya."Baiklah," ucap Kalula dengan suara pelan, nyaris berbisik. Hatinya terasa berat, seperti terhimpit oleh semua keputusan yang harus dia terima, "Aku akan tetap tinggal‒ seperti yang kau inginkan."Sagala menatapnya. Ekspresi wajahnya sulit diartikan. Mungkin ada sedikit rasa bersalah di matanya, tapi sikapnya tetap dingin, "Kau tahu, Kalula. Ini adalah pilihanmu sendiri. Kau yang menerima permainan ini sejak awal."Kalula mengepalkan tangannya, mencoba menahan semua rasa sakit yang meluap-luap di dalam dadanya, “Pilihan?” gumamnya, hampir tertawa pahit, “Aku tidak pernah punya pilihan, Saga. Sejak awal, ini semua permainanmu
Last Updated : 2024-10-16 Read more