Alan kembali ke Jakarta, sedangkan Zahira pergi ke rumah Fatima, untuk menyelesaikan jual beli tanah yang akan dijadikan kebun.“Apa kamu tidak mampir ke pondok pesanten Nyi Hanum, sudah sangat lama kamu nggak berkunjung,”suruh Fatima.“Iya, Hira, aku sudah dengar dari Bu Fatima, masalah rumah tanggamu, kamu jangan khawatir, jika kamu menjanda, Gus Rasid yang bersedia meminangmu,”celoteh Nina, dengan senyum.“Gus Rasid terlalu sempurna untukku, kenapa tidak teh Nina saja,”sahut Zahira membuat wanita di depannya langsung bersemu merah di pipinya.“Tapi Gus Rasyid, itu sukanya sama kamu Hira,”balas NinaZahira hanya mengulum senyum, waktu itu ia memang menaruh hati pada putra pemilik pesantren, tapi saat ini sudah berbeda, hatinya sudah tertawan pada Alan Wirasatya.Sementara itu,sesampainya di Jakarta, Alan langsung menuju rumah Risma, dengan langkah lebar mencari keberadaan Risma, kebetulan Risma sedang berada di taman samping rumah.“Alan..duduklah, ibu mau bicara denganmu,”Risma, t
Read more