Home / Pernikahan / ISTRI BERCADAR YANG TERNODA / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of ISTRI BERCADAR YANG TERNODA: Chapter 91 - Chapter 100

106 Chapters

BAB 90 Zahira Menemukan Rekaman

Zahira menghela napas, menatap lekat wajah Alan, yang terlihat cemas, reputasi yang dibangunannya seketika hancur, bisnis yang baru dirintisnya juga hancur, kerena ada beberapa klien membatalkan niatnya untuk bekerja sama dengan PT Wirasatya.“Apa yang harus kita lakukan, apa kita menunggu penyelidikan polisi tanpa bertindak apapun?”Alan bertanya seraya menatap dua orang yaitu detektif dan pengacaranya.“Aku akan mencari petunjuk lagi, jika kita menemukan pembunuh preman, mudah-mudahan rekaman itu tidak dimusnahkan, karena hanya rekaman itu yang menunjukan kebohongan Via,”jelas detektif.“Jika jalan itu buntu, kita harus bisa bekerja sama dengan Via, dengan menyuruh mencabut tuntutan, itu, tentu saja, dengan sebuah kompensasi.”“Apa maksud Pak Bagas dengan kompensasi?”“Kita bisa memberikan uang yang ia inginkan?”saran Pak Bagas.“Itu bearati, aku mengakui, jika telah melakukan pelecehan terhadapnya, aku tidak mau, aku harus bisa menunjukkan kebohongannya!”tukas Alan“Lagi pula, buk
Read more

BAB 91 Abram membawa pergi Zahira

Malam hari tiba, Bagas baru saja membuka ponselnya dan melihat pesan Zahira, ia terkejut, karena Zahira berhasil menemukan rekaman itu. Bagas menelepon Zahira, tapi ponsel Zahira tidak aktif, lalu Bagas beralih menelepon Alan.“Hallo, Pak Alan, di mana Zahira, kenapa ponselnya tidak aktif?”“Zahira belum kembali ke rumah, Pak, aku juga menelepon dari dua jam yang lalu tapi masih tidak aktif, apa ada yang penting ?”“Aku baru saja, melihat rekaman vidio yang dikirimkan Zahira, vidio dikirim, sekitar dua jam yang lalu,tadi ada rapat, jadi aku mematikan ponselku,”jelas Bagas“Vidio, apa?”“Vidio rekaman Via dan kebohongannya. Zahira berhasil menemukannya, kita harus bicara masalah ini, untuk mempersiapkan sidang berikutnya,”jelas Bagas.“Benarkah Zahira berhasil menemukannya, kenapa dia tidak memberitahukan padaku?”“Hubungi terus Zahira, siapa tahu tersambung, kita bertemu di kantorku sekarang juga!”titah Bagas pada Alan.Lalu Bagas mengakhiri pembicaraannya. Sementara Alan, justru te
Read more

BAB 92 Alan Sadar dari koma

Dua tahun kemudian....Tubuh Alan, yang terpasang berbagai alat kesehatan, tampak bergerak, seorang perawat langsung menghubungi dokter.“Apa ada tanda-tanda, Pak Alan sadar dari koma?”tanya dokter.“Tangannya bergerak, coba perhatikan dokter,”jawab perawat“Iya, denyut jantungnya semakin cepat, aku rasa Pak Alan akan segera sadar. “Benar yang dikatakan dokter, suara terdengar dari bibir Alan, walau belum begitu jelas.“Za...hi...ra..,”suara Alan lirih memanggil nama Zahira.“Pak Alan, Anda sudah sadar, aku akan membuka alat oksigen ini,”Dokter segera melepaskan peralatan oksigen.“Za...hira...”lirih Alan lagi sembari matanya mengedar dan menatap dokter dan perawat di depannya.“Pak Alan, Anda baru sadar dari koma, akibat kecelakaan, jadi tenanglah dulu,”pinta Dokter memeriksa kondisi Alan, lalu menyuntikan obat. Dan sesaat Alan kembali tidur.“Aku takut jika dia mendengar kabar dua tahun ini, akan shock, sementara tubuhnya belum siap, untuk tujuh hari ke depan, jangan beri tahu te
Read more

BAB 93 Identitas Baru Abram dan Zahira

Lukisan yang sempurna, telah tertuang dalam kanvas, ketukan pintu membuat pria bertubuh kekar menghentikan aktivitasnya.“Maaf Tuan Nicolas, ada Tuan Baron sedang menunggu Anda?”ucap seorang wanita dengan sopan“Baiklah, aku segera menemuinya, bawa tamu itu, di ruang kerja.”“Baik Tuan.”Wanita yang berprofesi sebagai pengurus rumah itu kembali menutup pintu.“Zanet, kita sudahi dulu hari ini, kamu dan Rena biar istirahat, lihatlah gadis mungil itu terihat mengantuk,”suara pria yang dipanggi Nicolas“Baik Nic, aku juga sudah mulai bosan, bolehkan aku pergi jalan –jalan besok?”“Tentu saja.”Wanita yang bernama, Zaneta, bangkit berdiri, seraya masih mengendong anak kecil, berusia hampir dua tahun, lalu berjalan keluar kamar.Sementara Nicolas, membereskan perlengkapan lukisnya, setelah itu menuju ruang kerjanya.Setelah membukan pintu dan menutup kembali pintu, Nocolas tersenyum kearah pria bertato hampir di seluruh tangannya.“Bagaimana, apa kalian nyaman tinggal disini dengan ident
Read more

BAB 94 Amanda Penasaran

“Kamu Zahira ...’kan?”“Bukan, Anda salah orang, saya Zaneta,”jawab Zahira“Oh...iya, Zahira telah tewas, lagi pula Zahira tak mungkin melepas cadarnya.”Suara langkah staf kafe mendekat.”Bu Amanda, Anda sudah ditunggu klien kafe,”suara staf membuat Amanda menoleh kebelakang.“Iya, aku akan ke runag meeting sekarang,”jawab Amanda pada staf kefe, setelah itu menatap kembai ke arah Zahira, tapi Zahira sudah menghilang dari hadapannya.“Haduh, kemana dia, mirip sekali dengan Zahira. Sial aku sudah ditunggu klienku,”gerutu Amanda seraya menoleh , mengedarkan matanya keseluruh kafe, sambil melangkah menuju ruang meeting.Sementara itu Zahira sudah duduk di kursi, didepannya sudah tersaji menu kafe yang membuatnya penasaran, lalu dengan lahapnya mencoba satu persatu menu dihadapannya.“Heumm menunya enak sekali, aku suka sekali menu makanan di sini,”ucap Zahira“Ini menu makanan lokal, Nyonya?”“Apa Bi Rita tidak bisa memasak menu makanan lokal, cobalah, menu seperti ini, aku bosan meny
Read more

BAB 95 Amanda Mengetahui Semuanya

“Benar Nona Amanda, aku sudah memastikannya dengan memperlihatkan foto Baron, dan pemilik rental membenarkannya,”jawab orang suruhan Amanda.“Aku mengenal, Baron, ia pasti tidak akan membuka mulut, jika bertanya masalah mobil yang disewanya, aku ingin kamu menyelidikinya, ikuti kemana ia pergi, semuanya laporkan padaku!”perintah Amanda dengan tegas.“Oke, Non Amanda, saya akan diam-diam, mengikutinya.”Pembicaraan lewat ponsel pun dihentikan Amanda, wanita itu semakin penasaran, ia mengenal Baron sudah dua tahun lebih semenjak, pindah di Bali, dan ia tahu, Baron, sangat dekat dengan dunia hitam, ia menekuni dan menjalani semua tindak kriminal, asalkan bisa mendapat uang.“Apa hubungan wanita yang mirip Zahira, dengan Baron, hingga menyewakan wanita itu, mobil selama dua tahun ini,”gumam Amanda semakin penasaran.Hari terus berlalu, mata-mata Amanda berhasil mengikuti Baron, ia melihat Baron, mendatangi villa di puncak bukit, dimana di depan vila itu ada mobil yang sedan hitam yang dic
Read more

BAB 96 Ancaman Amanda Pada Abram

Amanda melangkah mengikuti penjaga, sambil mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, villa dua lantai dengan desain klasik itu pasti akan membuat nyaman penghuninya, ada juga kolam renang disamping bangunan, sepi tidak terlihat siapapun saat itu, hingga penjaga mengetuk pintu besar lalu membukanya pelan.“Silahkan masuk,”suruh penjaga pada AmandaAmanda sedikit berdebar, ketika langkah kakinya masuk ke dalam ruangan yang berukuran besar, di sana juga ada meja dan kursi kerja, terlihat seorang pria berdiri di dekat jendela, dan membelakangi pintu, setelah mendengar pintu ditutup, dan suara sepatu hell terdengar, barulah pria berperawakan tinggi dan kekar itu menoleh, wajahnya terlihat garang dan menakutkan, dengan matanya menajam kearah Amanda.“Berani sekali kamu masuk dalam kehidupan baruku, Amanda!”“Abram Wiratama, bukankah kita berteman, kenapa aku harus takut,”jawab Amanda, tanpa dipersilahkan, Amanda duduk di kursi depan meja kerja Abram“Dari mana kamu tahu tempat ini?”Ama
Read more

BAB 97 Alan pergi ke Bali

Kembali ke kota Jakarta, Alan sedang memimpin rapat di Wira Campany, semua antusias menyambut Alan, yang langsung menjabat CEO Wira Campany.“Sejak Bapak koma, akhirnya Pak Bagas memutuskan mengabungan projek PT Wirasatya di Wira Campany dan pembangunan pabrik farmasi suduh berjalan lancar,”salah satu team menjemen berucap.“Aku akan fokus pada Wira Campany, PT Wirasatya saya nyatakan bergabung dalam Wira Campany,”jawab Alan.“Ada beberapa projek yang suduh masuk, apa Pak Alan sudah siap membahasnya?”“Jelaskan saja, projek apa saja yang sudah masuk!”perintah Alan“Porjek pembangunan bendungan di Bandung, projek pembangunan sekolah di Semarang, dan projek pembangun hotel dan resort di Bali,”jelas stafAlan tampak berpikir sambil menatap berkas, ditanganya.“Kita bentuk tiga team, dan aku sendiri akan masuk dalam team, pembagunan hotel dan resort di Bali,”jawab Alan“Baik Pak, kami akan bentuk 3 team,untuk menyelesaikan ketiga projek kita,”jawab staf.Rapat pun berakhir, Alan kembali
Read more

BAB 98 Alan Semakin Dekat Dengan Zahira

Sementara itu di vila lain, zahira sedang menatap wajahnya menyisir rambutnya dan menatap manik hitam yang mengkilat. Lalu terlihat Rita mengetuk pintu dan kemudian masuk“Nyonya Zanet, waktunya untuk mewarni rambut, lihat rambut Nyonya sudah terlihat menghitam.”“Aku tidak mau mewarni rambutku, aku ingin rambut alamiku yang hitam,” jawab Zahira sambil terus menyisir.“Tapi Nyonya , nanti Tuan Nico, marah.”Zahira menatap asistennya, aku yang akan bicara nanti, sekarang bersiap-siaplah, kita akan keluar jalan-jalan, aku sudah minta izin Nico,”suruh Zahira“Baiklah, “jawab RitaBeberapa saat kemudian Zahira telah rapi, kali ini ia mengenakan celana kain, dengan blouse warna pink lembut, lalu menuju keluar kamar“Kamu akan jalan-jalan?”tanya Abram“Iya, Nico, hanya tiga jam, saja,”ucap Zahira.“Hati-hati,”balas AbramLalu Zahira dan Rita yang mengendong Rena, keluar menuju mobilnya. Telihat sang sopir sudah menunggu, dan langsung menancap gas, begitu Rita dan Zahira masuk ke dalam mo
Read more

BAB 99 Amanda Membantu Abram

Alan menatap begitu lama villa mewah di atas bukit, area di dalam vila sudah tertutup korden, hingga tak terlihat apapun dari luar , ada dua penjaga yang terlihat di pintu gerbang masuk. Alan lalu menghela napas berat dan menurunkan teropongnya, kembali duduk di kursi, pikiran tertuju pada Zahira, diingantanya setiap moment yamg indah, bersama istri bercadarnya itu, berharap ada sebuah keajaiban yang terjadi.Malam semakin larut, Zahira sudah tertidur lelap di kamarnya, tiba-tiba ia berteriak.“Lepaskan!” lalu tersentak bangun dari tidurnya, keringat dingin mulai mengucur di dahinya padahal ruangan berACZahira mengusap wajahnya pelan. Ini ketiga kali aku mimpi yang sama, ada seorang lelaki yang ingin menodaiku, hingga aku melukainya dengan pisau di dadanya, apa ini sekedar mimpi, atau bagian dari masa laluku, batin Zahira.Semalaman Zahira tidak bisa tidur, ia duduk bersandar di pungung sandaran ranjang, memikirkan tentang mimpi yang sama, selama tiga hari ini. Semenjak ia tidak m
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status