Angin pagi memasuki jendela kamar perawatan, hingga menyapu wajah Zahira yang berdiri di dekat jendela, tatapannya menerawang jauh menembus bangunan tinggi yang menjuang ke langit. Lalu ia berjalan mendekati brankar, di mana sang ibu sedang terbaring. Zahira mengusap lembut tangan Fatima, dan menatap lembut sang ibu, dengan pelan, dia bertanya.“Apa, Amanda menemui ibu sebelum ibu sakit?”“Iya, Hira, Amanda menemui ibu, ia membawa seorang teman, katanya di suruh oleh Ayahmu, untuk menandatangani berkas, kata Amanda untuk beasiswamu di kampus,” jelas Fatima.“Ibu, asal tanda tangan ‘kan, tidak membaca isi formulir itu?”“Bagaimana ibu membacanya, kaca mata itu hilang entah ke mana, karena Amanda dan temannya buru-buru, ya sudah, ibu tanda tangan saja,” ungkap Fatima pelan.Zahira bernapas lega, karena dugaannya terbukti benar, tapi belum bisa mengungkapkan kejadian yang sebenarnya pada Fatima, dengan alasan kondisi Fatima, yang masih lemah.Tak berselang lama, Nina, masuk ke kamar per
Last Updated : 2024-08-02 Read more