Dret!...bunyi ponsel Alan menghentikan jemari Alan di atas tablet yang sedang di pangkunya, gegas ia meraih ponsel di sakunya, sembari menaruh tablet di atas meja.“Hallo, Pah?”“Kamu sudah sampai ‘kan, kenapa tidak turun, cepatlah, tim kita sudah menunggu,” perintah Ridwan di seberang ponsel.“Baik, Pah,” jawab Alan, seraya mematikan ponsel, lalu menaruh ponsel ke dalam saku celana.Alan melangkah pergi, sementara itu, Zahira mengurai senyum bahagia, ia berharap, Alan akan mulai mencintainya, setelah perjalanan ini, pria itu sudah menunjukkan perhatiannya, walau sikap dinginnya masih Zahira rasakan. Zahira memutuskan untuk keluar kamar hotel, selain mencari udara segar, ia juga akan berniat makan siang. Langkah kakinya pelan menyusuri lorong dan naik lift, ia sangat terkejut, ketika lift akan tertutup, tapi ada yang menahannya, yang membuat Zahira semakin terkejut dan berubah pucat, adalah Abram. Pria itu masuk ke dalam lift dengan senyum di bibirnya.“Pak Abram,” gumam Zahira.“
Baca selengkapnya