Home / Urban / Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan: Chapter 131 - Chapter 140

165 Chapters

131. Membedah Temuan Baru

“Saya kembali ke ruangan kerja saya dulu,” pamit Galih lalu keluar ruangan.Rekan kerja bagian keuangan meninggalkan ruangan keuangan untuk pengerjaan laporan dan audit sedang berlangsung. Ruangan keuangan tersisa rekan timnya. Tiwi mengalihkan kue tart di kulkas. Hans tidak ingin membahas dirinya sehingga mengganti topik pembicaraan dengan menanyakan kebingungan mereka terkait temuan di rumah Rashid. Semua rekan tim mengambil berkas, laptop dan buku catatan untuk membahas masalah audit yang belum terselesaikan karena terduga diusahakan untuk tidak tertangkap.“Saya ingat bahwa salah satu dari kalian naik ke atas saat mendengar langkah kaki yang turun dari tangga. Siapa dia? Apakah dia wanita atau pria?” tanya Hans santai sambil menatap rekan timnya satu per satu.“Dia adalah seorang pria karena saat suaranya mengerang dan saat kita keluar dari kamar rahasia mewah tanpa sengaja lampu senter milik Mira menyoroti wajah pria itu.”“Kami tidak tahu siapa dan berpikir bahwa dia adalah p
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

132. Rahasia Hans Terdengar

“Tidak pernah, Pak, tapi saya pernah melihat Pak Rashid beberapa kali datang ke kantor untuk menemui ibu Abigail.” Komar memberitahu dengan hati-hati.“Kata siapa dia datang untuk menemui ibu Abigail?”“Saya pernah menanyainya langsung saat menunggu di ruang tunggu ketika ibu Abigail sedang rapat dengan pengusaha lain yang berasal dari Inggris.”Hans membisu sambil mengernyitkan dahi dan memikirkan tujuan Rashid Omar Nadim mendatangi ibunya kesekian kali. ‘Apakah tujuan dia masih sama seperti dulu? Atau semakin parah dengan mengancam ibu?’ batin Hans penasaran.Hans beranjak dari kursi lalu pergi meninggalkan tim yang masih ingin berdiskusi dengannya. Sorot mata tertuju padanya karena sikap yang tak pernah terjadi padanya.“Aku mau ke toilet dulu, udah kebelet dari tadi.”Tiwi ikut beranjak dari kursi dengan alasan pergi ke toilet pada awalnya, tetapi tujuan itu berubah saat melihat arah Hans menuju ruangan pemilik atau CEO perusahaan sehingga diikuti olehnya secara diam-diam karena
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

133. Hans Membuka Identitas di Depan Rekan Timnya

Hans tersenyum miring. “Jangan bicara sembarangan, mana ada saya itu anak Pak Cody Ruth, Raja bisnis.”Hans mengelak dan tetap memilih untuk membungkam rahasianya. “Bapak tidak perlu menutupi rahasia itu lagi,” kata Agustinus sambil menatapnya.“Rahasia apa, sih? Saya tidak punya rahasia apa pun,” balas Hans sembari beranjak dari kursi kerja dan menghindar dari tatapan maut mereka. Hans berusaha hendak kabur, tapi teringat dengan janjinya bahwa kabur dari masalah bukanlah solusi, melainkan memperparah keadaan.“Saya mendengar semuanya, Pak di ruangan Ibu Abigail!” sahut Tiwi dengan intonasi penekanan.Darah Hans seolah berhenti mengalir saat mendengar perkataan Tiwi. Ia kaget bukan main bahwa Tiwi mendengar semua percakapannya dengan istri dari pemilik perusahaan pangan.Hans memejamkan mata dengan mengatur napas untuk tetap tenang dan mencoba untuk memberikan pengertian untuk mereka.“Kamu mengikuti saya?” tanya Hans sambil berbalik badan dan menatap lamat ke arah Tiwi.Tiwi berdir
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

134. Mengungkapkan Semuanya di Depan Rekan Timnya

Hans tersenyum. “Saya sudah pernah menikah, tapi pernikahan saya gagal.”“Tapi, tidak terlihat seperti pria pernah menikah,” celetuk Agustinus.“Jangan tanya masalah pernikahan saya.”Hans meminta kepada rekan tim untuk tidak menanyakan masalah pribadinya.Hampir semua rekan tim mengangguk kecuali, Tiwi yang sedari tadi membisu dan merengut. Dia terlihat memikirkan sesuatu.“Apakah mantan istri bapak adalah Mbak Sandria?” tanya Tiwi menembak langsung ke Sandria.Keheningan dibubarkan oleh pertanyaannya hingga menoleh ke arah Hans dan menatap lamat disertai dengan posisi duduk semula.Lagi dan lagi, mereka penasaran dengan jawaban Hans.Hans memperhatikan rekan timnya satu per satu sambil menelan air saliva. Tiwi menyadari sikap marah dan kesalnya terhadap Sandria dan Adnan saat menyelidiki kasus penggelapan dana. “Apakah yang dikatakan oleh Tiwi benar, Pak?” tanya Agustinus menekan.Hans mengusap bibir secara perlahan sambil menghela napas panjang. Ia harus menjawab pertanyaan dari m
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

135. Niat yang Berubah

“Astaga. Jadi, Bapak tidak masuk beberapa minggu melakukan perawatan luka dan operasi?” tanya Mira dengan intonasi penekanan.“Betul. Saya harus melakukan ini untuk rencana ke depannya nanti.”“Astaga.”“Wajah yang kalian lihat sekarang adalah wajah saya yang sesungguhnya dan sudah saatnya beraksi untuk menangkap banyak orang yang melakukan kejahatan.”“Siap, Pak.”“Tolong jaga rahasia ini, ya.”“Iya, Pak. Kami bisa menjaga rahasia.”Hans tersenyum saat mendengar bahwa mereka bisa menyimpan dan menjaga rahasia penting. Ia mempercayai mereka untuk menjaga semua yang dimiliki olehnya. Hans duduk di samping Komar sembari membuka catatan hasil audit. Adnan sudah dinyatakan bersalah dan diberhentikan secara tidak hormat beserta timnya, tetapi siapa pun yang berada di dekatnya tidak akan membiarkan Adnan dijerat hukuman penjara.“Pak Adnan sudah diberhentikan bekerja di sini dan dinyatakan bersalah oleh ibu Abigail, tetapi ada seseorang yang menginginkan atau berusaha dia tidak dijatuhi hu
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

136. Informasi Markas Terbaru

“Sepuluh menit lagi saya tiba di lokasi.”“Baik, Hans.”Hans mengakhir panggilan keluar ke Carlos tanpa memberitahu apa pun kepadanya tentang ia mengajak pasukan untuk berlatih menembak. Mereka harus dibekali ilmu menembak untuk bertempur menghadapi musuh yang sangat licik dan membahas strategi untuk mengungkapkan pelaku kejahatan.Beberapa menit berlalu, Hans tiba di restoran barat dekat museum kapal dan berpapasan dengan rekan timnya.Hans dan mereka keluar mobil dan sama-sama menuju pintu masuk restoran hingga langkah mereka terhenti saat melihat fisik mobil mewah ketua timnya. “Keren,” celetuk Tiwi melongo sambil melirik mobil mewahnya.“Mobil dan pemiliknya sama-sama keren dan cakep,” imbuh Mira yang takjub dengan fisik mereka.“Ayo, masuk.”Hans mempersilakan mereka masuk ke restoran dan memasuki ruangan rapat yang cukup besar dengan meja panjang untuk membahas strategi untuk menangkap dan melakukan hal yang sama kepada mereka. Hal itu yang diinginkan oleh Hans dan harus terw
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

137. Penjelasan Kronologi Kejadian

“Dia menghubungi seseorang dan transaksi dengan seseorang. Aku punya beberapa video yang menunjukkan pria itu bertransaksi dengan banyak orang.”“Saya mau melihat video itu sekarang juga.”Semua rekan tim menatap sambil mengangguk memohon kepada Carlos untuk menunjukkan salah satu video dari rekaman yang pernah diambil olehnya saat menyelidiki markas bertato kepala tengkorak dan bulan bintang. Carlos menghabiskan makanannya terlebih dahulu lalu meminum dan menghela napas panjang. Dia tidak bisa menolak permintaan seseorang yang ingin tahu tentang bukti yang telah didapatkan olehnya.“Tapi, jangan terkejut dengan sebuah video yang akan saya tunjukkan secara random, ya,” pesan Carlos.“Kenapa? Ada apa? Apakah ada adegan yang menggairahkan?” tanya Agustinus bercanda.“Ada seseorang yang mungkin kalian kenal kecuali anak dari Pak Rashid Omar Nadim.” Carlos menjawab pertanyaan dari Agustinus sambil mengambil handphone.Carlos meletakkan handphone di meja restoran setelah menemukan video y
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

138. Pembahasan Rencana

“Betul. Kalian pasti sudah tahu siapa Alan. Dia adalah seorang Jurnalis yang dikenal keberaniannya dalam meliputi berita dan menulis artikel sesuai fakta tanpa melebihkan atau mengurangi.”“Kalau Alan sampai diberhentikan secara tidak hormat artinya dia menulis kematian Raja bisnis secara fakta dan memiliki bukti yang akurat?” Tiwi mencoba untuk menganalisis dari bukti yang didiskusikan.“Betul. Saya sudah bertemu dengannya dan mengonfirmasi bahwa tulisan itu benar adanya. Dia juga punya salinan artikel tentang itu.”“Jika itu benar maka banyak orang yang mengejarnya untuk menyita bukti agar tidak ada bukti lagi yang ada padanya sehingga siapa pun yang berhubungan dengan kematian Pak Cody terbebas dari jeratan hukum, dong?” imbuh Mira nada protes.Hans mengangguk membenarkan kalimat pernyataan Mira dari hasil analisa yang dibicarakan olehnya. “Dia sudah aman sekarang.”“Apa langkah selanjutnya?” tanya Carlos serius sambil menatap tajam.“Saya sudah mengirim semua informasi ke surel d
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

139. Beraksi di Markas Bertato Bulan dan Bintang dan Kepala Tengkorak

“Aku tahu mereka.”“Mereka adalah orang yang sangat berbahaya. Ayah Adnan merupakan petinggi kepolisian yang memperjualbelikan berbagai jenis narkoba dan kegiatan itu dilakukan di berbagai macam tempat, termasuk di balik jeruji.” Carlos membongkar kebusukan mereka.“Jadi, Adnan dan Ryan mendapatkan narkoba itu dari orang-orang Ayah Adnan?” tanya Hans terkejut.“Betul. Mereka ambil dari Ayah Adnan dan Rashid Omar Nadim hanya mengonsumsi narkoba jenis suntikan.”Hans teringat dengan sebuah kardus besar dan melihat Rashid Omar Nadim menyuntikkan diri sambil berbicara tentang bisnis. ‘Apakah bisnis yang dikatakan olehnya adalah bisnis narkoba jenis suntikan atau obat pil hijau kemudaan?’ batin Hans bertanya-tanya.“Kita bahas setelah berhasil mengendalikan enam perusahaan media. Fokus keenam perusahaan media itu dulu.”“Baiklah.”“Oke. Kalian pergi sekarang sambil memasang alat pendengar dan komunikasi,” pinta Hans sambil memberikan sebuah alat pendengar yang kecil dan perekam suara seba
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

140. Mengamankan Lima Pria Penyiksa Raja Bisnis

Hans melihat banyak pria yang berada di samping dengan tato bulan dan bintang di pergelangan tangan. Para pria bertato itu pergi ke berbagai arah untuk mencari keberadaannya.Hans tidak mendengar suara apa pun lagi dan merasa aman sehingga keluar dari balik persembunyian secara bergantian. Hans berbalik badan lalu disuguhkan pemandangan sepatu boots yang mengkilap dengan ukuran yang besar. Bola mata merayap ke atas secara perlahan dan berharap bukan seorang pria yang memiliki tubuh besar dan kekar, tetapi pria bertubuh normal dan memiliki tubuh yang tidak kekar.“Siapa kalian?” tanya pria bertubuh sedang. Hans mengernyitkan dahi sambil memperhatikan wajah pria yang ada di depannya. Ia tidak asing baginya dan seperti pernah melihatnya.Kenangan menonton video penyiksaan ayahnya di sebuah kamar hotel mewah dengan kelas yang paling tinggi terdapat sosok pria yang ada di depannya dengan anting bulat, tato bulan dan bintang di pergelangan tangan.“Kamu tidak perlu tahu siapa kami.”Pri
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more
PREV
1
...
121314151617
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status