“Dia menghubungi seseorang dan transaksi dengan seseorang. Aku punya beberapa video yang menunjukkan pria itu bertransaksi dengan banyak orang.”“Saya mau melihat video itu sekarang juga.”Semua rekan tim menatap sambil mengangguk memohon kepada Carlos untuk menunjukkan salah satu video dari rekaman yang pernah diambil olehnya saat menyelidiki markas bertato kepala tengkorak dan bulan bintang. Carlos menghabiskan makanannya terlebih dahulu lalu meminum dan menghela napas panjang. Dia tidak bisa menolak permintaan seseorang yang ingin tahu tentang bukti yang telah didapatkan olehnya.“Tapi, jangan terkejut dengan sebuah video yang akan saya tunjukkan secara random, ya,” pesan Carlos.“Kenapa? Ada apa? Apakah ada adegan yang menggairahkan?” tanya Agustinus bercanda.“Ada seseorang yang mungkin kalian kenal kecuali anak dari Pak Rashid Omar Nadim.” Carlos menjawab pertanyaan dari Agustinus sambil mengambil handphone.Carlos meletakkan handphone di meja restoran setelah menemukan video y
“Betul. Kalian pasti sudah tahu siapa Alan. Dia adalah seorang Jurnalis yang dikenal keberaniannya dalam meliputi berita dan menulis artikel sesuai fakta tanpa melebihkan atau mengurangi.”“Kalau Alan sampai diberhentikan secara tidak hormat artinya dia menulis kematian Raja bisnis secara fakta dan memiliki bukti yang akurat?” Tiwi mencoba untuk menganalisis dari bukti yang didiskusikan.“Betul. Saya sudah bertemu dengannya dan mengonfirmasi bahwa tulisan itu benar adanya. Dia juga punya salinan artikel tentang itu.”“Jika itu benar maka banyak orang yang mengejarnya untuk menyita bukti agar tidak ada bukti lagi yang ada padanya sehingga siapa pun yang berhubungan dengan kematian Pak Cody terbebas dari jeratan hukum, dong?” imbuh Mira nada protes.Hans mengangguk membenarkan kalimat pernyataan Mira dari hasil analisa yang dibicarakan olehnya. “Dia sudah aman sekarang.”“Apa langkah selanjutnya?” tanya Carlos serius sambil menatap tajam.“Saya sudah mengirim semua informasi ke surel d
“Aku tahu mereka.”“Mereka adalah orang yang sangat berbahaya. Ayah Adnan merupakan petinggi kepolisian yang memperjualbelikan berbagai jenis narkoba dan kegiatan itu dilakukan di berbagai macam tempat, termasuk di balik jeruji.” Carlos membongkar kebusukan mereka.“Jadi, Adnan dan Ryan mendapatkan narkoba itu dari orang-orang Ayah Adnan?” tanya Hans terkejut.“Betul. Mereka ambil dari Ayah Adnan dan Rashid Omar Nadim hanya mengonsumsi narkoba jenis suntikan.”Hans teringat dengan sebuah kardus besar dan melihat Rashid Omar Nadim menyuntikkan diri sambil berbicara tentang bisnis. ‘Apakah bisnis yang dikatakan olehnya adalah bisnis narkoba jenis suntikan atau obat pil hijau kemudaan?’ batin Hans bertanya-tanya.“Kita bahas setelah berhasil mengendalikan enam perusahaan media. Fokus keenam perusahaan media itu dulu.”“Baiklah.”“Oke. Kalian pergi sekarang sambil memasang alat pendengar dan komunikasi,” pinta Hans sambil memberikan sebuah alat pendengar yang kecil dan perekam suara seba
Hans melihat banyak pria yang berada di samping dengan tato bulan dan bintang di pergelangan tangan. Para pria bertato itu pergi ke berbagai arah untuk mencari keberadaannya.Hans tidak mendengar suara apa pun lagi dan merasa aman sehingga keluar dari balik persembunyian secara bergantian. Hans berbalik badan lalu disuguhkan pemandangan sepatu boots yang mengkilap dengan ukuran yang besar. Bola mata merayap ke atas secara perlahan dan berharap bukan seorang pria yang memiliki tubuh besar dan kekar, tetapi pria bertubuh normal dan memiliki tubuh yang tidak kekar.“Siapa kalian?” tanya pria bertubuh sedang. Hans mengernyitkan dahi sambil memperhatikan wajah pria yang ada di depannya. Ia tidak asing baginya dan seperti pernah melihatnya.Kenangan menonton video penyiksaan ayahnya di sebuah kamar hotel mewah dengan kelas yang paling tinggi terdapat sosok pria yang ada di depannya dengan anting bulat, tato bulan dan bintang di pergelangan tangan.“Kamu tidak perlu tahu siapa kami.”Pri
“Ibu hanya ingin membantu kamu.”“Ibu tidak perlu melakukan itu, biarkan aku yang melakukannya.”Hans berbalik badan dan meninggalkan Abigail. Ia hendak membuka pintu ruangannya terdengar suara Abigail yang memberitahu sesuatu hingga menghentikan langkahnya.“Adnan akan diberangkatkan ke Canada nanti malam.”Hans berbalik badan. “Apa?”“Adnan pergi ke Canada nanti malam.”“Kenapa tiba-tiba?”“Dia ketahuan oleh seorang anak kecil saat berdagang narkoba.”“Lalu?”“Orang tua anak kecil tidak mau diberi uang dan tetap melaporkan hal itu kepada polisi karena orang tua dari anak kecil adalah Tentara dengan jabatan Panglima, paling tinggi.”“Mampus.”“Ibu sudah meminta kejaksaan untuk memberikan surat perintah keberangkatannya dengan memberikan bukti kuat bersama Tentara.”“Responnya seperti apa, Bu?”“Mereka menolak, padahal Ibu sudah pergi bersama Tentara.”Hans hanya tersenyum kecut saat mendengar perkataan Abigail yang sudah diduga olehnya. Laporan itu pasti ditolak dan tidak heran denga
“Coba dulu. Jika itu berhasil maka siapa pun yang pernah disuap akan berani untuk bicara di depan umum dan ketika ini menjadi bahan pembicaraan banyak orang akan mudah untuk menangkap pelaku pembunuh Pak Cody dan anak laki-laki itu.”Hans membisu sambil membaca tulisan Alan di sosial media yang menceritakan kronologi dengan nama akun Allout. “Apa maksud dari nama akun allout?”“Tanpa aku jelaskan kamu sudah mengerti yang kumaksud.”Hans mengangguk dan memahami arti dari allout. Allout menggambarkan antusias seseorang untuk membangunkan kebenaran dalam dunia yang tak adil karena hukum bisa dibeli dengan uang. Hans mendukung ide Alan untuk mengungkapkan semua yang pernah dilihat dan ditulis olehnya di sebuah website perusahaan media, tetapi dihapus. Bahkan, dia juga meletakkan bukti video dan foto yang masih dimiliki olehnya, meskipun banyak orang yang menginginkan bukti itu. Alan telah selesai menulis semua kronologi dan hukuman terhadapnya. Bahkan, dia juga menyiapkan nama perusah
“Tidak sangat ingin, tapi dia sudah berjuang untuk memenangkan kasus pembunuhan ayah dan adik saya.”“Lakukan yang ingin kamu lakukan, tapi sampaikan dengan baik.”Hans mengangguk mantap lalu menaiki anak tangga dengan mempercepat langkahnya menuju kamar Alan. Alan terkejut melihat sikap Hans yang aneh karena masuk sambil melompat hingga membuat kedua alisnya naik secara bersamaan.“Kamu kenapa?”“Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu.”“Apa?”“Ikutlah saya ke ruangan santai dan kamu akan bertemu dengan beberapa orang.”“Timmu?”“Ikutlah.”Hans turun ke bawah bersama Alan. Ia menghentikan langkah dengan tubuh tegapnya dan hendak memperkenalkan Carlos kepada Alan, tetapi tatapan mereka terlihat tajam dan serius.“Apakah kalian saling mengenal?”“Aku tidak percaya bertemu dengan Pak Carlos,” kata Alan sembari tersenyum lebar.“Pertama kali melihatmu secara langsung,” balas Carlos sambil menepuk lengan Alan.Hans memasuki ruang santai di rumahnya. Kali ini, ia membahas rencana d
“Mereka hanya menyebutkan satu nama,” jawab Komar pelan.“Siapa?”“Rashid Omar Nadim,” jawab Komar tanpa ragu.“Aku juga mendapatkan nama itu.”“Aku juga.”“Aku juga.”“Iya, sama aku juga.”Semua rekan tim mendapat nama yang sama dengan Komar. Petinggi sekaligus pemilik dari keenam perusahaan media mengatakan hal yang sama. Hal yang mengejutkan bagi Hans. Mantan mertua menyuap mereka untuk apa? Apakah dia ada hubungannya dengan kematian Raja bisnis dan adiknya?Hans membisu sambil mengernyitkan dahi dan mengingat semua perkataan ibunya bahwa Rashid ingin menguasai harta kekayaan Cody Ruth dengan mengancam akan membunuh kekasih kesayangannya jika tidak memberikan semua aset yang dimiliki oleh Raja bisnis.‘Jika nama Rashid tersangkut dalam pencarian ini bahwa dia juga terlibat dalam kasus pembunuhan ayah dan adik? Lalu, apakah nama Misternot adalah Rashid Omar Nadim?’ batin Hans bertanya-tanya.Hans mencoba untuk membedah dan menganalisa masalah dan temuan yang ada padanya dengan perk
Hans meletakkan botol di meja balkon dengan santai dan bersandar di kursi santai yang terbuat dari kayu, berlubang dan bantal putih sebagai tempat duduk.Mira dan Alan mendekatinya setelah saling melempar tatapan. Hans masih mengendalikan emosi dan tidak memiliki gairah untuk menyelesaikan masalah yang ditugaskan dan diamanahkan oleh Abigail.“Kamu tidak ingin tahu beritanya?” tanya Mira nada pelan sembari sedikit membungkuk dan memegang bahunya. “Apakah kamu tidak tahu kalau saya ingin masih menyendiri di kamar ini sambil mengamati pemandangan kota besar di sore hari yang mendung dan terasa nyaman, tapi banyak penjahat yang berkeliaran di luar sana?”“Maaf,” balas Mira lalu menoleh ke arah Alan.Hans mendengar helaan napas Alan dan bertukar posisi dengan Mira. “Sampai kapan kamu begini? Sampai ibumu mati karena dipermalukan di sosial media?” cecar Alan nada pedas. Hans terbangun dari duduk dengan menghadap ke arah Alan sembari melotot dan tangan mengepal erat. Mira terkejut meliha
“Pak Cody membantu ayahku untuk memberantas pengedaran dan konsumsi obat terlarang dengan bantuan Pak Haedar.”Hans membisu dengan mengingat semua kejadian padanya mulai dari masih muda menempuh pendidikan di luar negeri dan melihat ibu mendua, pengakuan ibu, hubungan pernikahan yang kandas di tengah jalan dan keserakahan Rashid dan Ayah Adnan yang diketahui olehnya. Hans mendesis sembari menyeka rambut hitam yang lurus secara perlahan sambil memejamkan mata dan menghentakkan kepalan tangan erat ke meja kayu. Tidak ada yang namanya kebetulan dalam dunia ini. Semua telah ditunjukkan oleh sang maha kuasa bahwa ada sesuatu yang diberantas dan dibersihkan. “Unggah dan sebar rekaman Rashid ke media sosial, buat kalimat yang mengajak masyarakat menganalisis,” kata Hans dengan kepala tertunduk dan tangan masih mengepal erat.“Kamu yakin mau menyebar itu sekarang?” tanya Carlos nada ragu.Hans menoleh ke arah Carlos dengan menatap tajam. “Aku sangat yakin dan tidak ada ampun untuknya.”“Ba
“Dia adalah mantan kekasih Adnan yang ditinggal demi Nyonya Sandria karena harta yang berlimpah dan mendengar akan dijadikan sebagai Raja saat orang tuanya bekerja sama dengan Pak Rashid Omar Nadim.” Pengawal pribadi Hans menjelaskan dengan lembut. Hans mengernyitkan dahi sambil menatap lamat. “Seorang wanita yang kukencani demi menipu adalah wanita yang ahli dalam hal begituan dan berpura-pura polos?”Pengawal pribadinya mengangguk pelan dengan menundukkan kepala.“Apakah dia tidak pernah berhubungan lagi dengannya?”“Tidak pernah, sejak ditinggalkan oleh Adnan dalam kondisi mengandung, ibu sakit dan dia lebih memilih menggugurkan kandungannya.”“Bagaimana bisa kamu berhubungan dengannya sampai mengetahui informasi tentang kehidupannya secara detail?” tanya Hans penasaran.Bola mata dia terbelalak saat diberi pertanyaan mudah dengan bibir mengatup. Bola mata bergerak ke arah mana pun dan mengeluarkan keringat dingin di dahi.Tatapan dan pergerakan tangan yang saling mengusap sambil
“Benda berwarna hijau yang kamu lihat di atas mesin bergerak menuju mesin besar adalah buah hijau yang berbentuk seperti rambutan,” jelas Hans pelan.“Lalu?”“Buah itu mengandung zat adiktif yang bisa membuat pengguna atau siapa pun yang pernah memakannya menjadi ketergantungan. Buah itu dimanfaatkan oleh mereka dan dimanfaatkan sebagai sumber cuan dengan dalil obat penyembuh setres.” Hans menerangkan kepada Carlos secara perlahan.Hans melangkah dengan penglihatan waspada di sekitarnya untuk melindungi diri dari serangan berbagai arah dan memastikan bahwa identitasnya aman.Ia tidak luput mengambil cara kerja di sebuah laboratorium milik Rashid dan Ayah Adnan dari awal hingga proses produksi. “Siapa kalian?!” sentak nada bariton di belakang Hans.Hans belum selesai merekam semua aktivitas di dalam laboratorium telah kedatangan seorang pria bernada bariton keras dan berat. Sontak, ia mematikan dan menyimpan rekaman itu lalu handphone dimasukkan ke bagian kantong jaket. Hans dan Car
Semua menoleh ke arah Alan sambil menunggu jawabannya. Hans berharap semua yang dikatakan mereka adalah benar.“Mereka adalah salah satu orang yang menghampiriku dengan meminta bukti yang kumiliki. Perkataan Adnan benar, Ajudan dia hendak membunuhku, tetapi niat itu diurungkan dan memilih melanggar perintah dari atasannya dengan membuat perjanjian di antara mereka.”“Perjanjian apa itu?” tanya Hans menekan.“Aku juga tidak tahu perjanjian apa yang mereka bicarakan karena bicara di luar rumahku.”Hans mengalihkan pandangannya ke arah lantai dengan mengingat rekaman yang dijeda olehnya. Adnan berkata bahwa Ajudannya yang menghentikan pembunuhan terhadap Alan, apakah dia memiliki sisi sadar dalam membunuh seseorang atau ada sesuatu di balik itu semua?Semua berkaitan dengan kematian Cody Ruth dan adiknya. Ajudan dan Adnan menemui Alan dengan meminta bukti dimiliki oleh Alan. Hans mendapat titik terang berupa petunjuk dari rekaman video. Ia memutar rekaman itu kembali dan mendengarkan
Abigail terdiam saat ditembak pertanyaan tentang Rashid dirawat di rumah sakit. Hans tersenyum miring sambil menghela napas dan menggeleng pelan. “Ibu tahu.”Hans hendak membuka pintu ruangan Abigail terhenti dengan tangan mungil yang sudah tidak muda lagi dan jemari dipenuhi oleh perhiasan yang melingkar di sana.Bola mata Hans merayap perlahan ke arah ibunya. Ia menatap lamat dengan mulut tertutup lalu menyingkirkan tangan ibunya perlahan. “Aku tidak ingin membahas dia lagi.” Hans menolak secara halus.Tatapan Abigail menunjukkan ada sebuah rahasia yang harus diberitahu kepadanya. Namun, jika itu membahas Rashid maka tidak ingin lagi mendengar dan memperhatikannya.Kedua kali hendak membuka pintu, lagi dan lagi pandangannya teralihkan dengan perkataan ibunya.“Penyakit ibu tidak sembuh.”Hans menyingkirkan tangan dari pegangan pintu. “Apa maksudnya?”“Operasi kemarin berjalan lancar, tapi tidak bisa mengangkat akarnya karena sudah menyebar di beberapa anggota tubuh ibu. Ibu memin
“Kenapa terkejut seperti itu, Pak? Apakah bapak mengenal saya?” tanya Hans meledek dengan senyuman iblisnya yang memperhatikan tubuh Rashid yang tampak sehat bugar.“Tidak. Saya tidak mengenalmu.” Rashid terbata-bata dan berusaha menghindar kontak mata darinya. Lagi dan lagi, kebiasaan keluarga Rashid ketika berbuat salah atau menyembunyikan sesuatu maka berpaling dari lawan bicaranya dan berusaha menutupi apa pun yang diketahui olehnya. Ciri khas itu sudah dipelajari olehnya, sama halnya ketika dia menyuntikkan benda cair ke dalam tubuhnya lalu kolaps hingga dipanggil oleh Dokter yang menanganinya. Dokter yang menangani Rashid adalah dokter yang bekerja di rumah sakit Internasional dan telah berbicara yang sesungguhnya bahwa dia kecanduan obat terlarang sehingga membuka bisnis demi melancarkan pengedaran obat terlarang.“Sungguh? Bukankah Anda mengenal saya, Pak Rashid Omar Nadim?” tanya Hans santai sambil melangkah mendekatinya. Rashid menjauh perlahan dengan kedua tangan yang m
Hans duduk di depan kamar VIP yang jaraknya dua dari kamar Rashid Omar Nadim. Ia bersandar di dinding sambil bermain handphone dan mendengarkan pembicaraan mereka. Sandria tertawa dengan seorang pria yang terlihat seperti Ryan. Ia berusaha fokus terhadap pembicaraan mereka yang terdengar samar.“Ayah sungguh luar biasa.”“Saat mengetahui liputan dari Alan seorang Jurnalis handal yang terpercaya di negara ini, langsung bertindak,” kata Sandria sambil menepuk pundak pria itu. Hans terus menundukkan kepala dengan sibuk di layar handphone sembari berpura-pura menghubungi keluarga yang berada di dalam kamar itu. Mata Hans tidak luput dari pandangan ke arah Sandria dan pria itu. Senyuman Sandria masih terlihat sumringah dan tidak menunjukkan kesedihan sama sekali. Hans perlahan mengarahkan handphone ke Sandria dan pria itu untuk merekam kegiatan dan pembicaraannya. Namun, Sandria menyadari aktivitas Hans yang sengaja merekam perkataan dan aktivitasnya. Ia menggerakkan handphone ke sega
“Saya masih berpegang teguh dengan pendirian apa pun itu. Walaupun pernah memiliki hubungan dengan saya.”“Lalu, apa penilaian bapak terkait hal ini? apakah semuanya akan berhubungan secara kebetulan atau sudah direncanakan oleh mereka hingga tidak menyelidiki kasus kematian Pak Cody, Raja bisnis. Semua dunia akan membicarakan berita ini.” Agustinus menekan.Hans membisu lalu meminum minum kopi dingin sambil menghela napas panjang.Ia tidak bisa menilai sebelum mengamati, mengetahui dan menganalisis hasil yang didapatkan dari usahanya bersama rekan tim. Musuh yang dihadapi oleh Hans bukanlah musuh kelas bawah, melainkan mereka adalah musuh kelas kakap. Musuh yang memiliki banyak orang yang digunakan untuk menghabisi nyawa seseorang.Semua yang didapat olehnya seperti kebetulan dan atau bisa dikatakan dengan satu kata, yaitu takdir. Takdir yang mempertemukan Hans dengan keluarga Rashid dan Adnan yang memiliki niat buruk kepada keluarganya saat bertemu dengan seorang pria di London y