Semua Bab Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan: Bab 121 - Bab 130

134 Bab

121. Sesuatu di Balik Buku The Law

“Ada sesuatu yang mengganggu mataku di cermin.” Mira menjawab dengan menyipitkan mata dan mendekatkan penglihatannya. Semua rekan tim mendekati Mira melihat sesuatu yang membuat matanya merasa terganggu dan teralihkan ke sana. “Apa yang membuat penglihatanmu terganggu? Apakah ada lubang kecil atau apa pun semacamnya yang bisa memiliki keterkaitan suatu ruangan dalam kamar itu?” cecar Hans penasaran.“Astaga!” sontak Tiwi.“Ada apa?” tanya Hans dengan intonasi penekanan dan jantung berdegup dengan kencang.Suasana di balik handphone masih sepi dan tidak ada yang menjawab pertanyaannya atas sesuatu yang mengganggu Mira. “Halo. Apakah saya masih bersama kalian? Jawab, dong!” seru Hans ngotot sembari melangkah ke sana dan kemari dan mengusap kepalanya. Tidak ada jawaban lagi.Hans melihat panggilan video masih menyala, tetapi layar tidak menampakkan apa pun. “Kalian jangan bercanda soal beginian, ya.” Hans memperingatkan mereka dengan tegas.Layar handphone Hans sedikit menampakkan s
Baca selengkapnya

122. Ruangan Rahasia yang Mencengangkan

“Kira-kira ruangan apa, ya di balik lemari buku ini?” tanya Agustinus.“Semoga ruangan yang berisi berkas-berkas penting agar mengetahui sosok Misternot dan misteri dari nama itu terpecahkan,” harap Tiwi.Respons alat untuk membuka ruangan sangat lama. Beberapa menit berlalu, alat itu terdapat centang berwarna hijau. Pintu ruangan terbuka sedikit dan terdapat cahaya berwarna oranye.“Singkirkan lemari ini!” seru Tono.“Jangan pernah menyingkirkan barang orang lain karena dia bisa saja mengetahui tata letak barangnya berubah. Jika dia menyadari akan hal itu maka bisa jadi masalah baru.” Komar mengingatkan semua rekannya untuk tetap waspada.Semua pun membisu dan merenungkan cara untuk masuk ke ruangan di balik lemari buku.“Apakah ada sela kecil untuk masuk ke ruangan itu?” tanya Hans membuyarkan keheningan mereka. Sontak, Mira mengarahkan handphone ke arah lemari buku dan berjalan ke sisi kiri. Dia mengarahkan belakang lemari buku bahwa memiliki ruang kecil.“Ada sela kecil, nih,” k
Baca selengkapnya

123. Isi Brankas

“Buka saja. Buka bagian yang ada di samping tumpukan uang dan kertas cokelat itu. Saya merasa ada ruang di sana untuk menyimpan sesuatu.”“Baik, Pak Lee.”Mira meletakkan handphone di antara kedua kaki yang mengarah ke tumpukan uang dan kertas cokelat dan seluruh bagian dalam brankas untuk merekam kejadian dan lokasi yang membuatnya terkejut.Mira mulai membuka lima kertas cokelat berukuran besar satu per satu. Kertas cokelat pertama hingga keempat merupakan surat tanah dan bangunan usahanya. Kertas cokelat kelima berisi akta kelahiran Sandria dan Ryan serta ijazah mereka dari sekolah dasar hingga perkuliahan.Saat jemari Mira memilah kertas berharga lainnya, tanpa sengaja Hans melihat sebuah kertas yang dilapisi plastik dan masih terlihat bagus dan rapi memerintahkannya untuk berhenti dan mengambil kertas itu yang berada di antara jari telunjuk dan manis. “Berhenti dan ambil kertas yang ada di antara jari telunjuk dan manismu!”Mira mengambil kertas itu secara perlahan hingga berad
Baca selengkapnya

124. Informasi dari Duah Arah

Arman memberikan kamera pengawas dan alat perekam suara kepada Hans. “Tuan muda lebih baik mendengarkan dari kedua alat itu karena saya takut tidak percaya dengan perkataan saya. Saya sudah berusaha mencoba untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya.”Hans menerima kedua alat itu lalu mengambil kartu memori dari setiap barang yang ada di tangannya. Ia memasang kartu memori di sebuah alat yang menggabungkan kamera memori ke laptopnya untuk membaca data yang ada dalam kedua kartu memori itu. Ia menyalin video bercinta mereka dan dipindahkan ke laptop dengan sebuah folder yang bernama Arman. Setelah menyalin dari kamera pengawas, harddisk terpasang.Hans tidak lupa menyalin dan menempelkan rekaman audio mereka saat berbicara ke dalam sebuah folder yang sama. “Kamu bicara dengan Sandria berapa menit saat bercinta dengannya?”“Sepertinya menit keenam belas karena dia bercinta sambil minum alkohol dan saya dipaksa untuk minum dan menjilat di gunung besarnya karena dia sengaja menumpahka
Baca selengkapnya

125. Pengobatan Luka dan Operasi Kecil

Arman menggeleng cepat sambil merapatkan kedua telapak tangan dan sedikit membungkukkan badan kepadanya. Dia tampak enggan dekat dengan seorang wanita yang memiliki masa lalu dan keluarga yang berbahaya serta berhubungan dengan jasad yang bisa menyeret namanya.Hans terkekeh melihat ekspresi pengawalnya yang sudah tidak mau berurusan dengannya setelah tidur dengannya sampai terdengar menikmati dari rekamannya. “Saya harap kamu mendapatkan pendamping yang baik dan penyayang. Jauh-jauh dari wanita seperti Sandria.”“Aamiin. Bagaimana ceritanya Tuan muda bertemu dengan wanita seperti itu?”“Kamu tahu kalau saya pernah bersama dengannya?”“Tahu. Kami yang mencari keberadaan Tuan muda. Wajah tampan Tuan muda rusak dan bekerja sebagai kurir hanya karena tidak mengungkapkan identitas Tuan muda. Apakah alasannya karena Tuan besar dan adiknya?”“Saya tidak ingin merusak niat baiknya yang menyembunyikan kedua anaknya dari hadapan media atau siapa pun itu. Ayah hanya memperkenalkanku dan dia k
Baca selengkapnya

126. Dicariin Rekan Tim

“Jika itu dia maka lebih mudah untuk menangkapnya karena seseorang yang bekerja sama dengan kepolisian telah diketahui identitasnya dan siapa pun yang bekerja sama dengannya pasti ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.”“Bagaimana jika kita tidak melibatkan kepolisian?”“Apa maksudmu?”“Aku ingin mereka mati dengan cara yang lebih mengenaskan dari pada Ayah.”“Apa maksud dari mati yang lebih mengenaskan dari suamiku?”Hans turun dari ranjang sembari membawa infus berjalan ke luar kamar VIP untuk berbicara dengan ibunya.Ia belum membicarakan temuan apa pun yang berhubungan dengan kematian ayahnya. Kematian seorang Raja bisnis yang sangat disegani, dihormati dan disayang oleh banyak orang sangat mengenaskan.“Intinya adalah Ayah meninggal disiksa secara berkeroyok lalu ditembak dari kejauhan di hotel bintang lima. Kaca besar yang bisa digunakan untuk memandangi indahnya lampu kota berlubang dan sengaja dilubangi untuk bisa menembak Ayah tanpa menimbulkan suara apa pun.” Hans menjelaskan
Baca selengkapnya

127. Masalah Baru yang Dikhawatirkan

“Dia ada di rumah sakit dan terbaring di ranjang. Lee belum bisa berbicara dengan kalian karena keadaannya yang belum membaik.” “Apakah kami boleh melihatnya sebentar saja?”“Kamu berada di kamarnya, kan?”Arman membisu dan merayapkan bola mata ke arah Hans secara perlahan. Hans mendengar permintaan rekan timnya hanya mengangguk sembari merebahkan badan dan berpura-pura memejamkan matanya. Arman mendekati Hans yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mengarahkan kamera kepada Hans yang tertidur di ranjangnya.“Astaga, Pak Lee,” sontak Tiwi nada sedih.“Sayangku. Kenapa kamu bisa seperti itu, Pak? Ada apa dengan wajah tampanmu?” Mira khawatir akan keselamatan Lee.“Apa yang terjadi kepada Pak Lee? Kenapa wajahnya diperban?” cecar Agustinus.“Saya belum tau kronologinya. Dia pasti cerita kepada kalian.”“Di mana rumah sakitnya?” tanya Mira dengan intonasi penekanan.“Apakah dia bisa dikunjungi?”“Maaf, saya tidak bisa memberitahu kalian karena Lee tidak mengatakan apa pun kepada s
Baca selengkapnya

128. Pencarian Pria

“Ciri-cirinya itu tinggi sekitar seratus delapan puluh sentimeter, putih dan bertubuh atletis. Dia mirip Sandria dan pria satunya bertubuh kekar, tinggi, rambut cepak seperti potongan tentara atau polisi dan terlihat cerdas.”Hans mengernyitkan dahi saat mendengar ciri-ciri dua pria yang salah satunya tidak asing baginya. Ciri-ciri pertama masuk ke Ryan. Namun, ia penasaran dengan ciri-ciri pria kedua.Hans mengambil handphone lalu menghubungi Haedar. Dia siapa tau mengetahui ciri-ciri fisik pria yang disebutkan oleh Arman.“Halo, Pak.”“Tuan muda. Bagaimana keadaan Tuan muda? Apakah semuanya baik-baik saja?”“Baik-baik saja, Pak. Bapak tenang saja.”“Syukurlah.” Haedar terdengar lega mendengar kabar darinya.“Saya mendapatkan informasi dari Arman, Pak.”“Informasi tentang apa, Tuan muda?”“Arman pernah melihat sosok pria bertubuh kekar di acara bergengsi bersama Ryan keluar dari ruangan sebelah. Ciri-cirinya adalah bertubuh kekar, tinggi, berambut cepak seperti potongan seorang ten
Baca selengkapnya

129. Sesuatu Terselubung di Balik Foto Bahagia

Hans tidak mendengar pertanyaan dari Putri, tetapi Arman mendengarnya dan dibalas anggukan olehnya. Hans memasuki pesawat dan duduk seorang diri dengan kelas pesawat yang mewah. Ia merebahkan badan sambil menonton film untuk menikmati perjalanan dari Korea Selatan menuju Indonesia.Puluhan jam berlalu, Hans dan tiga pengawal tiba di Bandara Indonesia. Hans naik taksi menuju rumahnya dengan wajah yang kembali normal. Ia tiba di malam hari sehingga mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya. Hans telah beristirahat bekerja hampir satu bulan. Beberapa jam berlalu, hari telah berganti dan memasuki pagi hari. Ia bersiap-siap menuju kantor untuk bekerja.Hans menuruni anak tangga untuk berangkat kerja, tetapi disuguhkan pemandangan Haedar dan ibunya yang sedang duduk di meja makan dengan makanan yang telah siap untuk disantap.“Sarapan dulu.”Hans sarapan bersama ibu dan Haedar. Ia merasakan tatapan kedua orang di hadapannya mengarah kepadanya tanpa berkedip.“Jangan lupa berkedip saat meliha
Baca selengkapnya

130. Mengakhiri Bersama

“Ibu juga belum tahu siapa dia, tapi dia sering pergi dengan Ayah Adnan dan mendampinginya ke mana pun pergi.”Hans memperhatikan foto pria yang tubuhnya tegap dan kekar dengan senyuman yang terdapat lesung pipi. Jika dia sering mendampingi Ayah Adnan ke mana pun pergi hanya memiliki dua arti. Kemungkinan dia bekerja sebagai Asisten atau Ajudannya. Tugas dua jabatan itu hampir sama, tetapi memiliki perbedaan. Ia belum pernah melihat dengan dua matanya terkait pria yang sedang dicari dan masih tanda tanya. “Aku akan cari tahu dia.”“Hati-hati, Nak. Ibu juga mencari tahu siapa dia.”“Apakah pria yang mengurus warisan Ayah untukku tahu dia?” tanya Hans tiba-tiba kepikiran pria yang memberitahu sosok mereka terkait hubungan dengan ayahnya. “Sepertinya tahu.”“Oke. Aku mau berangkat kerja dan Adnan tidak boleh lolos dari jeratan hukum dengan kasus penggelapan dana.” Hans memasukkan foto ke dalam dashboard dan bersiap untuk berangkat ke kantor.Tangan memegang pengatur perpindahan laju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status