Semua Bab Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan: Bab 111 - Bab 120

132 Bab

111. Perubahan Rencana

“Jika dia seorang pebisnis biasanya sibuk setiap hari, tapi entah apa yang disibukkan olehnya.”“Ada jadwal khusus yang dimiliki oleh Pak Rashid di hari minggu bermain golf bersama rekannya, termasuk ahli waris Tuan muda,” imbuh Haedar.Hans menuju meja ibu yang terdapat kalender yang menunjukkan tanggal sekarang dan harinya. Hari ini merupakan hari Jumat.Jika ia menunggu hari Minggu tiba maka kelamaan.“Ada apa, Tuan muda?”“Aku membutuhkan kartu keluarga mereka.”“Untuk apa?” tanya Abigail menekan sambil menatapnya lamat.“Ada sesuatu yang harus kulakukan untuk mengungkap semuanya, Bu.”Semua orang dalam ruangan CEO membisu dengan saling melempar pandangan. Hans tampak melupakan sesuatu dan teringat dengan sesuatu dalam sebuah acara penting yang bergengsi di luar negeri. “Tuan melupakan jadwal penting selain mengurus pekerjaan,” kata Haedar yang membuyarkan kebisuan ruangan lebar dengan desain marmer motif berwarna abu-abu semi gelap dengan garis berwarna hitam.“Jadwal penting?”
Baca selengkapnya

112. Penugasan Khusus Kepada Pengawal

“Aku hanya menebak saja dan sering menonton film di bioskop,” kilah Hans sambil menyengir.“Kirain kamu punya hubungan dengannya atau kenal dengan Sandria.”Hans hanya tersenyum miring saat Mira membalas perkataannya.Ia tidak akan pernah mengungkapkan siapa dirinya di depan rekan kerjanya karena semua hanyalah masa lalu yang harus dilupakan tanpa harus diingat kembali. Namun, Hans tidak akan pernah melupakan perbuatan mereka kepadanya sehingga rasa membalas dendam semakin memuncak. Acara bergengsi di Paris merupakan kesempatan baginya untuk membalas dendam. Bahkan, ia berencana untuk menggunakan wajah aslinya di depan banyak orang. “Saya pulang dulu dan kalian beristirahatlah dengan tenang. Jangan gegabah dalam bertindak dan jika terjadi sesuatu hubungi saya.”“Baik, Pak Lee.”Hans merasa lega saat berdiskusi dengan timnya tentang pekerjaan untuk mengungkapkan siapa sosok Misternot. Misternot tidak hanya terlibat dalam penggelapan dana saja. Dia juga terlibat dalam kasus pembunuh
Baca selengkapnya

113. Mapping Penugasan Khusus

“Saya tidak pernah tidur dengan wanita mana pun, Tuan muda.”“Baiklah.”Hans mengambil satu kotak pengaman dari laci lemari lalu diberikan kepada Arman.Arman melotot saat melihat alat kontrasepsi di tangan majikannya dan diberi olehnya.“Tuan muda memakai ini?”“Selama di luar negeri, aku memakai ini untuk tidur dengan wanita yang menjadi targetku.”“Jadi, tugas khusus untukku adalah tidur dengan seorang wanita?” tanya Arman bergetar.“Apakah kamu punya seorang wanita yang hatinya harus dijaga agar bisa mendapatkan kepercayaan darinya?” Hans bertanya kembali sebelum menjawab pertanyaannya.“Dulu ada, tapi sekarang tidak ada dan masih berusaha untuk mendekat dengan salah satu wanita yang akan kujadikan istri.”Hans tersenyum lebar sambil merangkul dari Arman dan menepuk lengannya. Ia menghargai pemikiran dan perbuatannya sehingga menimbulkan banyak pertanyaan sebelum melakukan tugas khusus. Seorang wanita yang menjadi target untuknya adalah wanita yang sangat menyukai tidur dengan pr
Baca selengkapnya

114. Bukti Baru Telah Terkirim

“Iya, Tuan muda. Nyonya besar sedang berbicara dengan pemilik brand ternama di dunia untuk mewujudkan keinginan Tuan muda, tapi tidak hanya itu, mereka juga membicarakan tentang investor.”“Syukurlah.”Kebisuan seorang ibu ternyata memiliki makna yang berarti. Ibu tidak akan pernah mengatakan iya sebelum mendapatkan kepastian dari penyelenggara acara sehingga mengeluarkan kalimat penegasan untuknya.“Saya pamit menjemput ibu dulu, Tuan muda.”“Silakan, Pak.”Hans mengunci pintu kamarnya. Ia makan makanan yang telah disiapkan di dalam kamarnya sembari membuka laptop untuk membaca informasi yang didapatkan oleh Haedar terkait masa lalu dari pemilik dan pejabat tinggi di berbagai perusahaan media yang memblokir akses ibu untuk meminta keadilan.Ia membuka pintu kaca yang menampakkan pemandangan kota Paris dengan menara Eiffel yang bisa dilihat dari kamarnya. Langit kota yang cerah dengan udara yang sejuk dan dingin membuat suasana kamarnya semakin lengkap karena ia rindu dengan masa kul
Baca selengkapnya

115. Notifikasi yang Mencengangkan

Sandria berada di seberang Hans sambil berjalan bersama dengan keluarga dan suaminya yang baru. Mereka terlihat bahagia dan kedinginan bak tidak memiliki beban hidup sama sekali.“Nyonya Sandria cantik sekali, Tuan muda.”Hans hanya terdiam dan melanjutkan langkahnya sambil memasukkan kedua tangan di kantong jaket tebalnya. Hans dan Arman berbelok ke arah kiri untuk menghindari berpapasan dengannya dan perselisihan di antara mereka.“Kenapa Tuan muda diam saja?” “Jika kamu sudah melihatnya maka ubahlah senyuman itu menjadi banyak kalimat dan tangisan,” jawab Hans ketus.“Baik, Tuan muda,” balas Arman sambil menatap Hans bingung.Arman hanya menuruti perintah dari majikannya tanpa banyak bicara. “Saya boleh tanya satu hal, Tuan muda?”Hans terus melangkah seraya menikmati bangunan tinggi dengan desain klasik di sekitarnya dan dipenuhi oleh banyak orang berjalan kaki dan bersepeda.Ia disuguhkan pemandangan sepasang kekasih sedang berkecupan di pinggir jalan hingga bagian tepi Menara
Baca selengkapnya

116. Malam Kenikmatan Dunia

Hans penasaran dengan isi handphone Adnan karena melihat notifikasi dari sebuah nomor yang memberitahu posisinya dalam penanaman saham di perusahaan ayahnya. Apakah keinginan Adnan yang sesungguhnya adalah menguasai saham perusahaan pangan ayah dan merebutnya dari itu?Jika memang benar itu keinginannya maka uang yang diambil olehnya dialihkan ke sana semua.Artinya, uang perusahaan kembali ke perusahaan, tetapi menggunakan nama Hans. Hans memiliki ide untuk menghilangkan nama Adnan dari daftar yang memiliki saham tertinggi di perusahaan ayahnya. Hans mengambil handphone lalu membeli saham di perusahaan pangan ayahnya menggunakan singkatan namanya yaitu RLH. Hans menunggu hasil dari penanaman saham di perusahaan pangan ayahnya. Hans membuka pesan pada handphone Adnan. Ia melihat nama pemilik dan pejabat tinggi tiga perusahaan media untuk meliput dan menyebarkan berita palsu yang tidak dialami olehnya.Hans mengambil bukti dari percakapan di handphone lalu mencatat semua nomor pemi
Baca selengkapnya

117. Model Brand Ternama

“Ya, aku bersenang-senang dan tidur dengan dua wanita sekaligus tadi malam.”Haedar melotot sambil menelan air saliva saat mendengar pengakuan dari Hans. Dia tidak percaya bahwa anak dari keluarga kaya melakukan hal itu.“Apakah ini asli dari Tuan muda?”“Apa maksudmu?”“Tidak ada, Tuan muda.”“Aku bisa melakukan apa pun yang kumau dan semua ini karena Sandria. Aku berusaha setia pada satu wanita, tapi malah dihancurkan sehingga tidak memiliki rasa cinta sama sekali terhadap wanita mana pun. Jika menginginkan kenikmatan maka aku bisa menyewa jasanya tanpa harus menikah.” Hans berkata tegas untuk keinginannya sekarang. Keinginan untuk menikah dengan seorang wanita sudah kandas dan menghilang secara perlahan sehingga melakukan sesuai dengan keinginannya untuk bercinta.Haedar mematung sambil menatap Hans yang tidak percaya bahwa ia sangat kecewa dengan cinta dan memutuskan tidak untuk mencintai seorang wanita kembali. “Apakah keinginan itu sudah bulat, Tuan muda?”“Keinginan itu sudah
Baca selengkapnya

118. Pengalihan Perhatian

Hans menoleh ke arah Rashid dan istrinya yang terlihat tidak senang saat mengetahui bahwa dirinya sedang memperagakan busana dan produk terbaru dari brand ternama yang terkenal di dunia.Ia tersenyum lebar dengan pandangan ke seluruh penonton hingga membuat banyak penonton yang menggemari produk baru ini tersenyum kepadanya sambil memuji ketampanan yang dimilikinya yang dipancarkan dari senyuman dan matanya.“Tampan sekali dia.”“Benar. Walaupun wajahnya dipenuhi dengan luka, senyuman lebar yang memancarkan sinar matanya membuatku jadi penggemarnya. Siapa dia?”“Sepertinya dia adalah model baru yang masuk kriteria mereka.”“Aku tidak menyangka ternyata dunia model tidak memandang keindahan fisik dan ... sepertinya dia adalah pria yang cerdas dan memiliki pemikiran yang dewasa dan luas.”Kalimat pujian untuknya tak berhenti sampai menebar kemana-mana dan memenuhi ruangan itu. Bahkan, pakaian dan produk apa pun yang dikenakan oleh Hans laku banyak hingga tak tersisa satu pun. Acara mem
Baca selengkapnya

119. Berkomunikasi dan Bertindak Dua Arah

Adnan terdiam dengan menggerakkan kedua bola matanya ke berbagai arah.“Sudah jelas tidak bekerja di sana lagi karena aku sudah sukses, dong.” Adnan menyombong.Hans mendengar kalimat pernyataan darinya hanya tersenyum kecut sambil mengangguk pelan seakan meremehkannya. “Ya, aku harap begitu.”“Bagaimana denganmu? Pasti pekerjaanmu masih kurir. Kurir yang beruntung dan bertemu dengan orang kaya sehingga mendaftar dan memaksa untuk menjadi model brand ternama dan terkenal di dunia.” Adnan menghardik Hans kembali.“Ya, beginilah takdir baik,” jawab Hans sambil tersenyum meledek sembari memperhatikan pemandangan yang ada di belakang mereka. Arman dan Sandria sudah tak terlihat di lorong. Hans berpamitan dengan mantan mertua dan Adnan yang tidak berhenti menghakimi dan menghinanya. “Waktu sudah malam, aku harus berkemas untuk pulang ke Indonesia besok pagi,” kilah Hans untuk berpamitan dengannya. Hans menepuk pundak Adnan sambil melirik sinis dan tersenyum lebar lalu memutar bola mata
Baca selengkapnya

120. Ruangan Rahasia yang Mewah

“A-ak—” “Mira, Agus. Kemarilah!” teriak Komar yang terdengar hingga ke telinga Hans.“Keras banget suara Pak Komar.”“Aku juga tidak tahu.”“Iya, Pak. Kami segera ke sana.”Mira hendak menjawab pertanyaan Hans, Komar berteriak keras seperti menemukan sesuatu yang misterius atau harta karun yang berlimpah.Kamera handphone Mira bergoyang-goyang yang diayunkan. Mereka bergegas menghampiri sumber suara yang berasal dari lantai satu dan terlihat seperti melewati kamar asisten rumah tangga di bawah tangga.“Kalian di mana?” “Aku berada di ruangan tepat di bawah tangga.”Mira dan Agustinus memasuki ruangan tepat di bawah tangga. Mereka menuruni anak tangga yang terdapat cahaya di sana. “Ada apa?”“Aku gak tahu.”“Astaga,” ucap Agustinus pelan.Layar Mira tiba-tiba gelap seperti tertutup kain yang ada di kakinya. Hans memanggil Mira dan Agustinus tidak ada jawaban sehingga meletakkan handphone di atas nakas.Ia berharap tidak terjadi sesuatu kepada rekan tim yang berusaha mencari tahu buk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status