Beranda / Urban / Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan / 119. Berkomunikasi dan Bertindak Dua Arah

Share

119. Berkomunikasi dan Bertindak Dua Arah

Penulis: Angdan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 10:03:48

Adnan terdiam dengan menggerakkan kedua bola matanya ke berbagai arah.

“Sudah jelas tidak bekerja di sana lagi karena aku sudah sukses, dong.” Adnan menyombong.

Hans mendengar kalimat pernyataan darinya hanya tersenyum kecut sambil mengangguk pelan seakan meremehkannya.

“Ya, aku harap begitu.”

“Bagaimana denganmu? Pasti pekerjaanmu masih kurir. Kurir yang beruntung dan bertemu dengan orang kaya sehingga mendaftar dan memaksa untuk menjadi model brand ternama dan terkenal di dunia.” Adnan menghardik Hans kembali.

“Ya, beginilah takdir baik,” jawab Hans sambil tersenyum meledek sembari memperhatikan pemandangan yang ada di belakang mereka.

Arman dan Sandria sudah tak terlihat di lorong. Hans berpamitan dengan mantan mertua dan Adnan yang tidak berhenti menghakimi dan menghinanya.

“Waktu sudah malam, aku harus berkemas untuk pulang ke Indonesia besok pagi,” kilah Hans untuk berpamitan dengannya.

Hans menepuk pundak Adnan sambil melirik sinis dan tersenyum lebar lalu memutar bola mata
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   120. Ruangan Rahasia yang Mewah

    “A-ak—” “Mira, Agus. Kemarilah!” teriak Komar yang terdengar hingga ke telinga Hans.“Keras banget suara Pak Komar.”“Aku juga tidak tahu.”“Iya, Pak. Kami segera ke sana.”Mira hendak menjawab pertanyaan Hans, Komar berteriak keras seperti menemukan sesuatu yang misterius atau harta karun yang berlimpah.Kamera handphone Mira bergoyang-goyang yang diayunkan. Mereka bergegas menghampiri sumber suara yang berasal dari lantai satu dan terlihat seperti melewati kamar asisten rumah tangga di bawah tangga.“Kalian di mana?” “Aku berada di ruangan tepat di bawah tangga.”Mira dan Agustinus memasuki ruangan tepat di bawah tangga. Mereka menuruni anak tangga yang terdapat cahaya di sana. “Ada apa?”“Aku gak tahu.”“Astaga,” ucap Agustinus pelan.Layar Mira tiba-tiba gelap seperti tertutup kain yang ada di kakinya. Hans memanggil Mira dan Agustinus tidak ada jawaban sehingga meletakkan handphone di atas nakas.Ia berharap tidak terjadi sesuatu kepada rekan tim yang berusaha mencari tahu buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   121. Sesuatu di Balik Buku The Law

    “Ada sesuatu yang mengganggu mataku di cermin.” Mira menjawab dengan menyipitkan mata dan mendekatkan penglihatannya. Semua rekan tim mendekati Mira melihat sesuatu yang membuat matanya merasa terganggu dan teralihkan ke sana. “Apa yang membuat penglihatanmu terganggu? Apakah ada lubang kecil atau apa pun semacamnya yang bisa memiliki keterkaitan suatu ruangan dalam kamar itu?” cecar Hans penasaran.“Astaga!” sontak Tiwi.“Ada apa?” tanya Hans dengan intonasi penekanan dan jantung berdegup dengan kencang.Suasana di balik handphone masih sepi dan tidak ada yang menjawab pertanyaannya atas sesuatu yang mengganggu Mira. “Halo. Apakah saya masih bersama kalian? Jawab, dong!” seru Hans ngotot sembari melangkah ke sana dan kemari dan mengusap kepalanya. Tidak ada jawaban lagi.Hans melihat panggilan video masih menyala, tetapi layar tidak menampakkan apa pun. “Kalian jangan bercanda soal beginian, ya.” Hans memperingatkan mereka dengan tegas.Layar handphone Hans sedikit menampakkan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   122. Ruangan Rahasia yang Mencengangkan

    “Kira-kira ruangan apa, ya di balik lemari buku ini?” tanya Agustinus.“Semoga ruangan yang berisi berkas-berkas penting agar mengetahui sosok Misternot dan misteri dari nama itu terpecahkan,” harap Tiwi.Respons alat untuk membuka ruangan sangat lama. Beberapa menit berlalu, alat itu terdapat centang berwarna hijau. Pintu ruangan terbuka sedikit dan terdapat cahaya berwarna oranye.“Singkirkan lemari ini!” seru Tono.“Jangan pernah menyingkirkan barang orang lain karena dia bisa saja mengetahui tata letak barangnya berubah. Jika dia menyadari akan hal itu maka bisa jadi masalah baru.” Komar mengingatkan semua rekannya untuk tetap waspada.Semua pun membisu dan merenungkan cara untuk masuk ke ruangan di balik lemari buku.“Apakah ada sela kecil untuk masuk ke ruangan itu?” tanya Hans membuyarkan keheningan mereka. Sontak, Mira mengarahkan handphone ke arah lemari buku dan berjalan ke sisi kiri. Dia mengarahkan belakang lemari buku bahwa memiliki ruang kecil.“Ada sela kecil, nih,” k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   123. Isi Brankas

    “Buka saja. Buka bagian yang ada di samping tumpukan uang dan kertas cokelat itu. Saya merasa ada ruang di sana untuk menyimpan sesuatu.”“Baik, Pak Lee.”Mira meletakkan handphone di antara kedua kaki yang mengarah ke tumpukan uang dan kertas cokelat dan seluruh bagian dalam brankas untuk merekam kejadian dan lokasi yang membuatnya terkejut.Mira mulai membuka lima kertas cokelat berukuran besar satu per satu. Kertas cokelat pertama hingga keempat merupakan surat tanah dan bangunan usahanya. Kertas cokelat kelima berisi akta kelahiran Sandria dan Ryan serta ijazah mereka dari sekolah dasar hingga perkuliahan.Saat jemari Mira memilah kertas berharga lainnya, tanpa sengaja Hans melihat sebuah kertas yang dilapisi plastik dan masih terlihat bagus dan rapi memerintahkannya untuk berhenti dan mengambil kertas itu yang berada di antara jari telunjuk dan manis. “Berhenti dan ambil kertas yang ada di antara jari telunjuk dan manismu!”Mira mengambil kertas itu secara perlahan hingga berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   124. Informasi dari Duah Arah

    Arman memberikan kamera pengawas dan alat perekam suara kepada Hans. “Tuan muda lebih baik mendengarkan dari kedua alat itu karena saya takut tidak percaya dengan perkataan saya. Saya sudah berusaha mencoba untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya.”Hans menerima kedua alat itu lalu mengambil kartu memori dari setiap barang yang ada di tangannya. Ia memasang kartu memori di sebuah alat yang menggabungkan kamera memori ke laptopnya untuk membaca data yang ada dalam kedua kartu memori itu. Ia menyalin video bercinta mereka dan dipindahkan ke laptop dengan sebuah folder yang bernama Arman. Setelah menyalin dari kamera pengawas, harddisk terpasang.Hans tidak lupa menyalin dan menempelkan rekaman audio mereka saat berbicara ke dalam sebuah folder yang sama. “Kamu bicara dengan Sandria berapa menit saat bercinta dengannya?”“Sepertinya menit keenam belas karena dia bercinta sambil minum alkohol dan saya dipaksa untuk minum dan menjilat di gunung besarnya karena dia sengaja menumpahka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   125. Pengobatan Luka dan Operasi Kecil

    Arman menggeleng cepat sambil merapatkan kedua telapak tangan dan sedikit membungkukkan badan kepadanya. Dia tampak enggan dekat dengan seorang wanita yang memiliki masa lalu dan keluarga yang berbahaya serta berhubungan dengan jasad yang bisa menyeret namanya.Hans terkekeh melihat ekspresi pengawalnya yang sudah tidak mau berurusan dengannya setelah tidur dengannya sampai terdengar menikmati dari rekamannya. “Saya harap kamu mendapatkan pendamping yang baik dan penyayang. Jauh-jauh dari wanita seperti Sandria.”“Aamiin. Bagaimana ceritanya Tuan muda bertemu dengan wanita seperti itu?”“Kamu tahu kalau saya pernah bersama dengannya?”“Tahu. Kami yang mencari keberadaan Tuan muda. Wajah tampan Tuan muda rusak dan bekerja sebagai kurir hanya karena tidak mengungkapkan identitas Tuan muda. Apakah alasannya karena Tuan besar dan adiknya?”“Saya tidak ingin merusak niat baiknya yang menyembunyikan kedua anaknya dari hadapan media atau siapa pun itu. Ayah hanya memperkenalkanku dan dia k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   126. Dicariin Rekan Tim

    “Jika itu dia maka lebih mudah untuk menangkapnya karena seseorang yang bekerja sama dengan kepolisian telah diketahui identitasnya dan siapa pun yang bekerja sama dengannya pasti ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.”“Bagaimana jika kita tidak melibatkan kepolisian?”“Apa maksudmu?”“Aku ingin mereka mati dengan cara yang lebih mengenaskan dari pada Ayah.”“Apa maksud dari mati yang lebih mengenaskan dari suamiku?”Hans turun dari ranjang sembari membawa infus berjalan ke luar kamar VIP untuk berbicara dengan ibunya.Ia belum membicarakan temuan apa pun yang berhubungan dengan kematian ayahnya. Kematian seorang Raja bisnis yang sangat disegani, dihormati dan disayang oleh banyak orang sangat mengenaskan.“Intinya adalah Ayah meninggal disiksa secara berkeroyok lalu ditembak dari kejauhan di hotel bintang lima. Kaca besar yang bisa digunakan untuk memandangi indahnya lampu kota berlubang dan sengaja dilubangi untuk bisa menembak Ayah tanpa menimbulkan suara apa pun.” Hans menjelaskan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   127. Masalah Baru yang Dikhawatirkan

    “Dia ada di rumah sakit dan terbaring di ranjang. Lee belum bisa berbicara dengan kalian karena keadaannya yang belum membaik.” “Apakah kami boleh melihatnya sebentar saja?”“Kamu berada di kamarnya, kan?”Arman membisu dan merayapkan bola mata ke arah Hans secara perlahan. Hans mendengar permintaan rekan timnya hanya mengangguk sembari merebahkan badan dan berpura-pura memejamkan matanya. Arman mendekati Hans yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mengarahkan kamera kepada Hans yang tertidur di ranjangnya.“Astaga, Pak Lee,” sontak Tiwi nada sedih.“Sayangku. Kenapa kamu bisa seperti itu, Pak? Ada apa dengan wajah tampanmu?” Mira khawatir akan keselamatan Lee.“Apa yang terjadi kepada Pak Lee? Kenapa wajahnya diperban?” cecar Agustinus.“Saya belum tau kronologinya. Dia pasti cerita kepada kalian.”“Di mana rumah sakitnya?” tanya Mira dengan intonasi penekanan.“Apakah dia bisa dikunjungi?”“Maaf, saya tidak bisa memberitahu kalian karena Lee tidak mengatakan apa pun kepada s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20

Bab terbaru

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   165. Akhir dari Segalanya

    Hans memandangi televisi yang menyuguhkan pemandangan Rashid, Ayah Adnan, Adnan, Sandria, Ryan dan ajudan Ayah Adnan tertangkap dengan kedua tangan diborgol ke belakang bersama istri Rashid yang menutupi proses penyelidikan selama ini. Otak dari kematian Raja bisnis adalah Rashid Omar Nadim karena keserakahannya sehingga mendekati istri Pak Cody Ruth untuk bisa mendapatkan kekayaannya. Tidak hanya itu, Rashid juga pemarah sehingga membunuh anak lelaki dengan cara yang sama, seperti sudah direncanakan. Beruntung, Ibu Abigail tidak tertipu dengan rayuan maut yang dilakukan olehnya karena seorang lelaki yang selalu mengingatkan dan membantu untuk menyelesaikan masalah yang tidak rampung karena permainan orang dalam pihak berwajib. Siapakah dia yang selama ini berada di sampingnya? Apakah kekasih baru atau yang lain? Kita belum tahu dan tunggu kabar selanjutnya.“Apakah bapak memberitahu rekan kerja yang membantu kita untuk menyelesaikan kasus ini?” tanya Hans datar sembari memandangi

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   164. Terbukti dan Tertangkap

    “Kekasih pengawal pribadimu,” jawab Agustinus santai.“Di mana dia sekarang?““Dia ada di halaman belakang bersama wanita itu karena aku tadi bertanya kepada pengawal lainnya.”“Suruh mereka ke sini. Aku ingin mendengarnya secara langsung.”Agustinus menyampaikan seruan dari Hans kepada pengawal yang berjaga di ruang tamu untuk meminta mereka memasuki ruangannya. Satu menit berlalu, mereka telah tiba di ruangan diskusi dengan menatap Hans dan lainnya yang bingung dan datar. “Ada apa?”“Terima kasih untuk semuanya.”“Tidak perlu khawatir, aku melakukan semua ini demi hidupku sendiri dan masa depanku kelak jika tinggal bersama dengan kekasihku.”“Apa yang kalian inginkan dariku? Aku ingin memberi hadiah untuk kalian.”“Tidak ada.”“Kalian mendapatkan pernikahan mewah di hotel mewah. Semua ditanggung olehku, jadi katakan kapan kalian menikah,” kata Hans santai.Wanita itu dan pengawal pribadi melongo saat mendengar hadiah darinya lalu bersalaman dengannya sebagai tanda terima kasih.“T

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   163. Penjabaran dari Hasil Kerja Tim

    Hans tiba di ruang diskusi di rumahnya dengan melepas jaket kulit dan diletakkan di sofa dengan tangan dan dada bagian kiri yang masih terasa nyeri dan sakit sehingga duduk perlahan.Semua rekan tim dan Haedar berada dalam ruangan itu sembari memperhatikannya yang tidak bisa dilarang ketika keinginan menggebu dalam dirinya.“Apakah anak buah dari Rashid dan Adnan masih ada dalam ruangan di rumah ini?” tanya Hans pelan.Lima pria bertato bulan dan bintang dan kepala tengkorak pernah ditangkap olehnya saat melakukan penyelidikan di sebuah gudang tua samping laboratorium mereka.“Masih ada, Tuan muda. Saya pindahkan ke ruang bawah tanah karena mereka berisik dan mengancam membunuh kami semua setelah mendengar kabar Tuan muda ditembak oleh anak dari tuannya dan menganggap mati.”“Aku dianggap mati oleh mereka?”Haedar dan seluruh rekan tim membisu saat ia menanyakan perihal kematian dirinya. Ada sesuatu yang tidak disampaikan oleh mereka kepadanya.Semua rekan tim dan Haedar dua bulan la

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   162. Kerusuhan

    “Anak dari pengusaha elektronik bebas dari jeratan hukum setelah dalam penjara dalam kasus penembakan wanita berambut pendek yang diduga wanita simpanan Rashid Omar Nadim.”Suara berita yang menggelegar berasal dari televisi merasuki telinga Hans yang mengalami koma selama dua bulan lamanya setelah kejadian penembakan di pemakaman ibunya. Hans mengalami peristiwa yang mengerikan demi mengungkapkan pelaku kejahatan penembakan dan penghilangan nyawa Raja bisnis dan anak laki-laki yang diduga tidak memiliki identitas. Hans membuka mata perlahan saat mengingat kejadian kematian ibunya yang tidak ada di sampingnya saat dibutuhkan dengan meneteskan air mata. Sesak sekali rasanya.Napas Hans terengah-engah dengan pemandangan langit kamar rumah sakit berwarna putih tanpa bersuara. Pandangan lurus ke atas dan tidak menyadari seseorang di sampingnya. “Hans.” Carlos memanggil namanya pelan. Haedar mendekati Hans dengan memegang tangan dan mengusap kepalanya sembari berkata, “Tuan muda, syuku

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   161. Kegentingan Malam hari

    “Aku tidak mendua!” bentak Rashid sambil melotot ke arah Hans.Hans dan semua rekan tim memakai kacamata hitam dan pakaian serba hitam mulai dari atasan hingga sepatu sehingga tidak mengetahui sosok yang berada di balik kacamata hitam.“Sungguh? Apakah kamu bisa membuktikannya?” tanya Hans menantang. Rashid mengalihkan pandangan dengan menggerakkan tangan di depan dada sembari meremas dan mengeluarkan banyak keringat. Semua orang terpaku pada Hans hingga kamera perusahaan media menyorotinya tanpa membuka kacamata. Rashid terdiam.Hans mengeluarkan semua foto yang sudah dicetak olehnya sebelum berbicara dengan rekan tim lalu membuang semua foto yang terdiri dari lima belas lembar di depan wajah Rashid, Istri dan wanita berambut pendek. Hans pergi dari hadapan banyak wartawan dan keluarga cemara yang sedang dipermalukan oleh kepala keluarga yang dipandang hebat dan cinta kepada keluarga. “Ma, maafkan aku. Semua ini bukan karena aku.”“Halah, hidung belang. Kamu juga bilang bahwa ak

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   160. Kematian yang Menegangkan

    “Mohon maaf, ibu Abigail sudah mengembuskan napas terakhirnya. Beliau menyerah selama operasi berjalan.” Dokter menyampaikan berita duka dengan lembut.Sontak, Hans melotot dan kaki terasa lemah untuk berdiri setelah mendengar kabar duka dari ibunya. Pandangan Hans yang sedari tadi samar menjadi buram dan mengalirkan butiran bening dengan deras di pipi. Ia tidak percaya mendengar kabar duka sebelum menangkap pelaku kejahatan. Abigail melanggar janji yang dibuat bersama dengan Hans. Tangan Hans mengepal dengan erat sembari menenangkan diri di kursi besi panjang yang dingin.Hans terpukul mendengar kepergian sang ibu yang terakhir kali sempat berdebat dan kesal dengannya. Ia tidak akan berbuat seperti itu jika mengetahui semua sakit yang dirasakan oleh Abigail.Tuhan menghukum Hans dengan cara yang sangat menyakitkan. Tidak ada hukuman yang menyakitkan, seperti yang dialami olehnya saat ini.Hans masih terduduk di kursi besi yang panjang saat banyak orang berlalu lalang di depannya. B

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   159. Abigail Sekarat

    “Tidak. Tetap menggunakan nomor itu karena tidak akan bisa mendeteksi lokasi dari pemilik nomor ponsel dan identitasnya.”Semua terdiam dengan ide gila yang keluar dari mulutnya. Mereka terlihat tidak percaya bahwa Hans memiliki ide yang berdampak besar untuknya jika ketahuan identitas yang sesungguhnya. “Apakah kamu lupa dengan misimu hingga akhir sebelum pelaku pembunuh Pak Cody dan adikmu tertangkap?” Komar bertanya dengan nada peringatan. “Aku tidak lupa.”“Lalu?”“Kalian takut akan identitasku terbongkar sebelum waktunya dan mengira aku gegabah dalam mengambil keputusan saat punya ide seperti itu?” tanya Hans dengan intonasi penekanan sambil menatap semua rekan tim.“Buk—”“Semua sudah terpikirkan olehku.”“Baiklah. Kalau kamu ingin seperti itu.”Hans duduk sambil memperhatikan laptop yang terbuka di meja kerjanya. Ia teringat dengan ibu yang berada di ruangan yang paling aman untuk sementara waktu lalu menelepon Haedar.Hans menunggu Haedar untuk menjawab panggilan keluarnya.

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   158. Rencana Awal dan Serangan Kalimat Verbal

    Hans meletakkan botol di meja balkon dengan santai dan bersandar di kursi santai yang terbuat dari kayu, berlubang dan bantal putih sebagai tempat duduk.Mira dan Alan mendekatinya setelah saling melempar tatapan. Hans masih mengendalikan emosi dan tidak memiliki gairah untuk menyelesaikan masalah yang ditugaskan dan diamanahkan oleh Abigail.“Kamu tidak ingin tahu beritanya?” tanya Mira nada pelan sembari sedikit membungkuk dan memegang bahunya. “Apakah kamu tidak tahu kalau saya ingin masih menyendiri di kamar ini sambil mengamati pemandangan kota besar di sore hari yang mendung dan terasa nyaman, tapi banyak penjahat yang berkeliaran di luar sana?”“Maaf,” balas Mira lalu menoleh ke arah Alan.Hans mendengar helaan napas Alan dan bertukar posisi dengan Mira. “Sampai kapan kamu begini? Sampai ibumu mati karena dipermalukan di sosial media?” cecar Alan nada pedas. Hans terbangun dari duduk dengan menghadap ke arah Alan sembari melotot dan tangan mengepal erat. Mira terkejut meliha

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   157. Kontribusi yang Meresahkan

    “Pak Cody membantu ayahku untuk memberantas pengedaran dan konsumsi obat terlarang dengan bantuan Pak Haedar.”Hans membisu dengan mengingat semua kejadian padanya mulai dari masih muda menempuh pendidikan di luar negeri dan melihat ibu mendua, pengakuan ibu, hubungan pernikahan yang kandas di tengah jalan dan keserakahan Rashid dan Ayah Adnan yang diketahui olehnya. Hans mendesis sembari menyeka rambut hitam yang lurus secara perlahan sambil memejamkan mata dan menghentakkan kepalan tangan erat ke meja kayu. Tidak ada yang namanya kebetulan dalam dunia ini. Semua telah ditunjukkan oleh sang maha kuasa bahwa ada sesuatu yang diberantas dan dibersihkan. “Unggah dan sebar rekaman Rashid ke media sosial, buat kalimat yang mengajak masyarakat menganalisis,” kata Hans dengan kepala tertunduk dan tangan masih mengepal erat.“Kamu yakin mau menyebar itu sekarang?” tanya Carlos nada ragu.Hans menoleh ke arah Carlos dengan menatap tajam. “Aku sangat yakin dan tidak ada ampun untuknya.”“Ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status