Semua Bab Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan: Bab 141 - Bab 150

165 Bab

141. Menyandera Adnan

“Ibu hanya ingin membantu kamu.”“Ibu tidak perlu melakukan itu, biarkan aku yang melakukannya.”Hans berbalik badan dan meninggalkan Abigail. Ia hendak membuka pintu ruangannya terdengar suara Abigail yang memberitahu sesuatu hingga menghentikan langkahnya.“Adnan akan diberangkatkan ke Canada nanti malam.”Hans berbalik badan. “Apa?”“Adnan pergi ke Canada nanti malam.”“Kenapa tiba-tiba?”“Dia ketahuan oleh seorang anak kecil saat berdagang narkoba.”“Lalu?”“Orang tua anak kecil tidak mau diberi uang dan tetap melaporkan hal itu kepada polisi karena orang tua dari anak kecil adalah Tentara dengan jabatan Panglima, paling tinggi.”“Mampus.”“Ibu sudah meminta kejaksaan untuk memberikan surat perintah keberangkatannya dengan memberikan bukti kuat bersama Tentara.”“Responnya seperti apa, Bu?”“Mereka menolak, padahal Ibu sudah pergi bersama Tentara.”Hans hanya tersenyum kecut saat mendengar perkataan Abigail yang sudah diduga olehnya. Laporan itu pasti ditolak dan tidak heran denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

142. Anonim Memposting Kisah Pembunuhan Raja Bisnis

“Coba dulu. Jika itu berhasil maka siapa pun yang pernah disuap akan berani untuk bicara di depan umum dan ketika ini menjadi bahan pembicaraan banyak orang akan mudah untuk menangkap pelaku pembunuh Pak Cody dan anak laki-laki itu.”Hans membisu sambil membaca tulisan Alan di sosial media yang menceritakan kronologi dengan nama akun Allout. “Apa maksud dari nama akun allout?”“Tanpa aku jelaskan kamu sudah mengerti yang kumaksud.”Hans mengangguk dan memahami arti dari allout. Allout menggambarkan antusias seseorang untuk membangunkan kebenaran dalam dunia yang tak adil karena hukum bisa dibeli dengan uang. Hans mendukung ide Alan untuk mengungkapkan semua yang pernah dilihat dan ditulis olehnya di sebuah website perusahaan media, tetapi dihapus. Bahkan, dia juga meletakkan bukti video dan foto yang masih dimiliki olehnya, meskipun banyak orang yang menginginkan bukti itu. Alan telah selesai menulis semua kronologi dan hukuman terhadapnya. Bahkan, dia juga menyiapkan nama perusah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

143. Apakah Sudah Mendapatkan Sebuah Nama?

“Tidak sangat ingin, tapi dia sudah berjuang untuk memenangkan kasus pembunuhan ayah dan adik saya.”“Lakukan yang ingin kamu lakukan, tapi sampaikan dengan baik.”Hans mengangguk mantap lalu menaiki anak tangga dengan mempercepat langkahnya menuju kamar Alan. Alan terkejut melihat sikap Hans yang aneh karena masuk sambil melompat hingga membuat kedua alisnya naik secara bersamaan.“Kamu kenapa?”“Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu.”“Apa?”“Ikutlah saya ke ruangan santai dan kamu akan bertemu dengan beberapa orang.”“Timmu?”“Ikutlah.”Hans turun ke bawah bersama Alan. Ia menghentikan langkah dengan tubuh tegapnya dan hendak memperkenalkan Carlos kepada Alan, tetapi tatapan mereka terlihat tajam dan serius.“Apakah kalian saling mengenal?”“Aku tidak percaya bertemu dengan Pak Carlos,” kata Alan sembari tersenyum lebar.“Pertama kali melihatmu secara langsung,” balas Carlos sambil menepuk lengan Alan.Hans memasuki ruang santai di rumahnya. Kali ini, ia membahas rencana d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

144. Integorasi Pria Bertato Kepala Tengkorak

“Mereka hanya menyebutkan satu nama,” jawab Komar pelan.“Siapa?”“Rashid Omar Nadim,” jawab Komar tanpa ragu.“Aku juga mendapatkan nama itu.”“Aku juga.”“Aku juga.”“Iya, sama aku juga.”Semua rekan tim mendapat nama yang sama dengan Komar. Petinggi sekaligus pemilik dari keenam perusahaan media mengatakan hal yang sama. Hal yang mengejutkan bagi Hans. Mantan mertua menyuap mereka untuk apa? Apakah dia ada hubungannya dengan kematian Raja bisnis dan adiknya?Hans membisu sambil mengernyitkan dahi dan mengingat semua perkataan ibunya bahwa Rashid ingin menguasai harta kekayaan Cody Ruth dengan mengancam akan membunuh kekasih kesayangannya jika tidak memberikan semua aset yang dimiliki oleh Raja bisnis.‘Jika nama Rashid tersangkut dalam pencarian ini bahwa dia juga terlibat dalam kasus pembunuhan ayah dan adik? Lalu, apakah nama Misternot adalah Rashid Omar Nadim?’ batin Hans bertanya-tanya.Hans mencoba untuk membedah dan menganalisa masalah dan temuan yang ada padanya dengan perk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

145. Penawaran dan Negosiasi dengan Lima Pria Bertato

“Dia adalah seorang pengusaha elektronik yang memiliki pelindung kuat dari kepolisian.” Pria bertato menjawab terbata-bata. Hans mengernyitkan dahi hingga kedua alis saling bertautan sambil mengalihkan kepalan tangan dari wajahnya. Seseorang yang memimpin geng bertato bulan dan bintang serta kepala tengkorak adalah Rashid Omar Nadim. ‘Apakah dia adalah dalang dari pembunuhan ayah dan adik serta mengendalikan enam perusahaan media besar nan berpengaruh di kotanya?’ batin Hans bertanya-tanya.Hans merasakan nyeri di bagian kepala belakang saat melamun dan berasumsi dengan pernyataan pria itu bak dipukul menggunakan benda yang terbuat dari kayu.Hans tergeletak di lantai dengan pandangan yang berkunang-kunang hingga semua urat di kepala menonjol. Sakit sekali kepala bagian belakang lalu mengalihkan tangan di hadapannya.Kepala Hans berdarah. Salah satu dari mereka hendak memukulnya, tetapi Hans berhasil menghindar dengan memutar badannya ke arah kiri lalu berdiri secara perlahan. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

146. Langkah yang Diperdebatkan

“Kami memilih untuk bekerja dengan Bapak.”“Oke. Jika kalian berkhianat maka tanggung sendiri akibatnya.”“Iya, Pak.”“Kami sudah mengirim nomor rekening,” kata pria berambut panjang sambil menunjukkan nomor rekening yang sudah dicatat olehnya.Hans mengambil handphone-nya lalu mencatat lima rekening pria itu lalu mengirim uang sebesar seratus lima puluh juta rupiah ke masing-masing rekening. “Saya sudah mengirim uang ke kalian, silakan cek.”Kelima pria itu bergegas memeriksa nomor rekeningnya untuk memeriksa ada uang masuk atau tidak.Hitungan detik, bola mata mereka membulat bersama lalu merayap ke arah Hans dengan mulut sedikit terbuka.“Kenapa?”“Apakah ini tidak kebanyakan, Pak?”“Kalian dibayar berapa sama dia?” tanya Hans datar.“Kami dibayar dua puluh juta saat itu.”Hans hanya menatap sadis ke arah mereka sambil memasukkan handphone ke dalam kantong celana jeans. “Buat bekal hidup kalian yang lebih baik.”“Terima kasih, Pak.”Hans mengangguk lalu keluar dari kamar berisi l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

147. Titik Terang Penyusunan Strategi

Saat Hans dan Carlos berdebat untuk mengutarakan argumentasi membuat Alan tak tinggal diam.Tanpa ada yang tahu, Alan memeriksa postingan dengan anonim di sosial media sudah jutaan orang yang melihat dan menyukai postingannya.“Apa yang kamu lakukan, Alan?” tanya Hans nada tinggi.Alan terkejut. “Aku hanya melihat postinganku sebelumnya.”“Postingan tentang kisah kematian Raja bisnis yang memiliki motif sama dengan kematian anak laki-laki tanpa identitas atau adiknya?” tanya Mira pelan.Alan mengangguk. Semua rekan tim mendekati dan menatap ke layar laptop yang ada dalam pangkuannya.Sontak, semua sorot mata terbelalak ketika melihat jumlah orang yang melihat, membagikan, menyukai dan berkomentar.“Serius itu jumlahnya?”“Aku juga kaget.”“Keren, baru dua jam kamu sudah mendapatkan satu juta orang yang menyukai, membagikan, komen dan melihat,” puji Mira sambil menatap rekan tim bergantian.Hans dan Carlos saling memandang saat melihat jumlah pengikut dan pembaca kisah kematian Raja bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

148. Keterlibatan Dalam Strategi

“Aku melibatkan ibu agar Pak Presiden tahu bahwa seorang istri dari Raja bisnis juga membutuhkan keadilan,” jawab Hans menekan.“Maaf, Pak, boleh saya beri saran?” tanya Komar.“Silakan.”“Jika Bapak melibatkan ibu Abigail yang ada memperkeruh suasana karena Pak Presiden pasti mengabaikan hal itu. Posisi ibu Abigail juga berbahaya kalau berada di luar.”Hans membisu sambil menegangkan rahang dan mengepalkan tangannya dengan erat. Perkataan Komar ada benarnya. Banyak musuh yang masih berkeliaran di luar sana.“Baiklah. Alan saja yang meliput di luar sana di depan hotel Santorini yang di mana bisa dipantau oleh Pak Haedar dan ibu Abigail.”“Oke, setuju.”Hans menjelaskan strategi berikutnya di papan transparan yang terbuat dari kaca yang diterangi oleh lampu LED.Langkah selanjutnya adalah memancing pelaku yang terdeteksi dan paling menonjol ketika berita peliputan itu muncul. Alan sebagai umpan untuk memancing mereka ketika tidak terlihat lama di depan publik. Banyak masyarakat dan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

149. Beraksi Dengan Strategi

Tono mengangguk sambil tersenyum lebar. Semua menatap khawatir ke Tono yang berkorban untuk mencari tahu informasi penembak jitu ke dalam kandang yang berbahaya.“Maaf, Pak, Pak Tono lebih baik datang ke rumah Adnan saat saya melakukan liputan dengan alat yang dipasang karena ingin tahu ekspresi mereka ketika membahas malam tragis dan menyebut nama mereka.” Alan memberi saran kepada Pak Tono. Tono menoleh ke arah Hans dengan menatap lamat lalu Hans mengangguk. “Baiklah. Semangat,” kata Tono sambil mengepalkan tangan erat dan menggerakkannya dari atas ke bawah dengan senyuman lebar.Semua rekan tim mengikuti gerakan dia dengan senyuman lebar. “Aku sela,” potong Carlos.“Ada apa?” tanya Hans santai.“Kamu tadi bilang kalau ibu Abigail dan Pak Haedar mengawasi Alan yang meliput di depan hotel mewah, kan?” tanya Carlos menekan sambil mengusap dagu.“Iya. Kenapa?”“Sebaiknya, jangan. Jangan membawa ibumu ke hotel mewah karena mereka akan tahu keberadaannya.”“Lalu?” tanya Hans dengan in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

150. Liputan dan Berita yang Menggemparkan

“Saya masih berpegang teguh dengan pendirian apa pun itu. Walaupun pernah memiliki hubungan dengan saya.”“Lalu, apa penilaian bapak terkait hal ini? apakah semuanya akan berhubungan secara kebetulan atau sudah direncanakan oleh mereka hingga tidak menyelidiki kasus kematian Pak Cody, Raja bisnis. Semua dunia akan membicarakan berita ini.” Agustinus menekan.Hans membisu lalu meminum minum kopi dingin sambil menghela napas panjang.Ia tidak bisa menilai sebelum mengamati, mengetahui dan menganalisis hasil yang didapatkan dari usahanya bersama rekan tim. Musuh yang dihadapi oleh Hans bukanlah musuh kelas bawah, melainkan mereka adalah musuh kelas kakap. Musuh yang memiliki banyak orang yang digunakan untuk menghabisi nyawa seseorang.Semua yang didapat olehnya seperti kebetulan dan atau bisa dikatakan dengan satu kata, yaitu takdir. Takdir yang mempertemukan Hans dengan keluarga Rashid dan Adnan yang memiliki niat buruk kepada keluarganya saat bertemu dengan seorang pria di London y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status