All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 161 - Chapter 170

318 Chapters

BAB 86B

Jarum jam menunjuk angka lima pagi. Suasana yang biasanya masih cukup hening, hari ini sudah cukup sibuk di rumah Wicaksono. Pasalnya, sore nanti Raka akan melamar Meira yang kini sudah dibawa ke rumah baru Adrian. Adrian memang sengaja membeli rumah baru di Jogja untuk tempat bersinggah dan menikmati suasana berbeda di masa tuanya. Rumah dengan khas Jawa itu terasa berbeda dibandingkan rumah modern dan megahnya di Jakarta. Saat di rumah barunya, Adrian bisa lebih dekat dengan Meira dan Aldo. "Ini rumah papa?" tanya Meira sedikit gugup setelah sampai di rumah joglo dengan halaman luas itu. Adrian pun mengangguk. Seorang wanita dengan gaya berpakaian yang modis keluar dari pintu utama yang cukup besar dengan ukiran-ukirannya yang cantik. Meira melengkungkan bibirnya ke atas saat wanita itu mulai mendekatinya. Keduanya saling berpelukan sambil mengusap punggung pelan. Erina sudah luluh setelah mendengar cerita Sundari tentang kebaikannya selama ini dan fitnah yang sengaja dibuat Vonn
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

BAB 87

"Dahlia, ngapain dia ke sini?" lirih Meira cukup kaget melihat kedatangan perempuan arogan itu. Perempuan dengan gamis berwarna abu-abu tua dan hijab senada itu menatap tajam Meira yang baru keluar rumah. Dahlia mulai melangkah mendekat, sementara Meira masih diam di tempat. Melihat gerak-gerik tamu tak diundangnya itu, Adrian buru-buru berdiri di depan Meira. Dia berusaha melindungi anak semata wayangnya. "Sini kamu, Mei. Hidupku hancur gara-gara kamu tahu nggak!" sentak Dahlia berusaha menarik baju Meira yang kini di belakang papanya. Erina ikut melindungi anak sambungnya itu. Dia berusaha mendorong dan menepis kasar tangan Dahlia yang terus berusaha menarik Meira. "Kamu salah orang, Lia. Bagaimana mungkin Dahlia menghancurkan hidupmu. Dia tak pernah mengusik bahkan mencampuri urusanmu," sentak Adrian dengan tatapan tajam. Laki-laki itu tetap diam di tempat, melindungi Meira yang kini justru muncul dari belakang punggung papanya. Meira tak ingin sembunyi dan dia akan menghadapi p
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 87B

"Coba ulangi. Aku pengin dengar semua unek-unekmu," ucap Raka lagi membuyarkan lamunan Dahlia tentang semua harapan-harapannya pada sosok itu. Dahlia gugup. Kedua matanya bergerak-gerak saat Raka menatapnya tajam, sementara Meira sesekali masih melirik sosok lelaki di depannya itu. Dengan kemeja berwarna salem dan celana panjang berwarna nude membuatnya terlihat berbeda dan tak seperti biasanya. Wajahnya lebih cerah dan bersinar membuatnya tampak lebih gagang dan berwibawa. "Kenapa diam? Lanjutkan kata-katamu yang terpotong tadi. Aku akan mendengarkan semuanya," pinta Raka lagi, tapi Dahlia tetap diam. Laki-laki itu pun menghela napas panjang lalu kembali menatap lekat Dahlia yang kini kebingungan mencari kata-kata yang tepat untuk menyudutkan Meira."Kalau kamu nggak mau bicara, biar aku yang bicara. Bagaimana?" tanya Raka sembari bersedekap. Erina yang sedari tadi memperhatikan mereka pun mengajak Raka untuk masuk ke rumah karena beberapa tetangga mulai membicarakan mereka. Adria
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

BAB 88

Acara lamaran sederhana Meira dan Raka akhirnya usai. Keluarga Raka membawa beberapa buah tangan dengan merk ternama sebagai tanda pengikat hubungan keduanya. Ada tas, gamis, sandal, skincare, mukena dan satu set perhiasan untuk Meira. Senyum tipis pasangan baru itu pun terukir. Raka lega akhirnya bisa melamar Meira secara resmi. Semua bukan berkat keberaniannya, tapi rasa cemburunya pada Ken yang akan melamar perempuan itu jika kakaknya tak gerak cepat. Raka tak mau kehilangan kesempatan. Oleh karena itulah dia tak berpikir terlalu lama untuk menghalalkan status Meira. Acara sederhana pun digelar. Setelah tukar cincin dan menyerahkan buah tangan, Raka kembali menyatakan keinginannya untuk segera menghalalkan Meira. Keputusannya itu didengar keluarga dari kedua belah pihak dan beberapa tamu yang tak lain tetangga baru Erina di sana. Sesi lamaran usai, diakhiri dengan makan bersama. Beragam hidangan tersaji di meja panjang di ruang tengah yang berbatasan dengan dapur. Erina dan Wica
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

BAB 88B

"Im, sudah dengar kabar terbaru soal mantan istri dan mantan tunanganmu belum?" tanya Rumi saat pulang dari belanja kebutuhan dapur. Dia sedikit tergesa memberi kabar itu pada Baim yang masih duduk santai di ruang tengah sembari menonton acara komedi. Baim menoleh lalu mengerutkan dahinya. Rumi segera meletakkan belanjaannya di atas meja makan lalu duduk di sofa bersebelahan dengan adiknya. "Kabar apa sih, Mbak?" tanya Baim singkat. Dia meletakkan remot tivi di atas meja lalu fokus mendengarkan cerita kakaknya. "Tadi dengar dari tetangga katanya dia baca di koran kalau mantan istrimu itu mau menikah dengan pengusaha di Jogja. Ada fotonya, makanya tadi Bi Nurul tanya apa benar itu foto Meira," balas Rumi sembari menghela napas panjang. "Benar Meira mbak?" tanya Baim lagi meski sebenarnya dia juga sudah tahu kalau Meira memiliki hubungan spesial dengan Raka, pengusaha properti yang cukup sukses di kota gudeg itu. Mendengar pertanyaan Raka, Rumi mengangguk pelan. "Sebenarnya aku sud
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

BAB 89

"Ya Allah, Baim sini!" Rumi kembali berteriak saat Baim baru saja sampai di belakangnya. Kakak beradik itu sangat shock melihat ibu mereka, Soraya Abdullah yang bersimbah darah. Dia diantar oleh tiga orang lelaki yang tak dikenal. Beberapa tetangga mulai datang untuk melihat apa yang terjadi. Soraya sudah pingsan saat dibawa ke teras."Kamu yang menabrak ibu saya, hah?!" teriak Baim sembari menarik salah satu laki-laki yang tak dikenalnya itu. "Nggak, Mas. Bukan kami yang nabrak ibu ini. Kami baru belom dari tikungan depan. Saat itu ada motor yang ngebut dari arah berlawanan dan entah mengapa sedikit oleng lalu nabrak wanita ini saat menyeberang jalan," balas lelaki lain gemetaran. Dua lelaki di sampingnya pun mengangguk dan mencoba untuk meyakinkan Baim dan Rumi yang begitu panik. "Kami hanya berusaha membantu ibu ini ke pinggir karena tadi ada di tengah jalan, Mas. Mungkin ada cctv di sekitar sini bisa dicek kalau mas dan mbak nggak percaya," balas lelaki lain tak kalah gugupnya
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

BAB 89B

"Dulu, dia dan ibunya itu meledek anak saya hamil di luar nikah. Padahal bidan sudah menjelaskan kalau hamil itu dihitung setelah haid terakhir. Eh gara-gara ocehan mereka berdua anak saya dibully saat hamil bahkan menantu saya nyaris tak mengakui darah dagingnya. Wajar kalau sekarang saya bilang ini semua balasan dari fitnah mereka pada anakku," ucap Rahayu sembari melipat tangan ke dada. Beberapa warga yang tadi sempat meminta Rahayu untuk diam, kini justru manggut-manggut. Mereka memahami dan ingat betul kejadian yang menimpa keluarga Rahayu saat itu. Mereka juga dibully dan dianggap tak becus mengurus anak, apalagi suami Rahayu adalah ustadz di kampung itu. Rasa malu dan kesal bercampur menjadi satu. Rahayu ingin melaporkan Soraya dan anaknya ke kantor polisi, tapi suaminya melarang dan memintanya untuk bersabar. Kini, wanita paruh baya itu sengaja mengingatkan tragedi itu kembali supaya Lina sadar diri dan lain kali tak ngomong seenak hati. "Anak saya dulu juga diledek, Bu. Ka
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 90

"Meira balik ke sini nggak, Ma?" tanya Raka setelah dua hari Meira di rumah papanya. Adrian dan Erina sengaja meminta Meira meluangkan waktunya untuk mengobrol atau jalan-jalan bersama. Sepasang suami istri itu ingin menikmati momen keluarga seperti yang lain bersama anak dan cucu mereka. Karena itulah dia minta Sundari memberi cuti pada Meira seminggu saja untuk menikmati kebersamaan mereka. Raka tak tahu jika Meira cuti, yang dia tahu Meira dan Aldo hanya pamit ke rumah papanya saat lamaran itu dan akan balik lagi setelahnya. Namun, tiga hari menunggu sosok yang dinantinya tak kunjung tiba. Meski malu, Raka terpaksa menanyakan soal Meira pada mamanya. "Kangen sama Meira ya?" goda Sundari sembari melirik Raka yang masih berusaha tetap cool. Laki-laki itu tak membalas, hanya berdehem pelan sembari menarik kursi makan dan mendudukinya. Makan malam sudah terhidang di meja makan. Wicaksono dan Sundari pun sudah duduk di kursi masing-masing. Mereka sengaja menunggu kedua anak lelakiny
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

BAB 90B

Di dalam kamar, Raka belum jua memejamkan kedua matanya. Malam ini dia benar-benar tak bisa tidur. Dia sendiri tak tahu apa yang dipikirkannya. Hanya saja, dia sedikit gelisah dan tak tenang. Sebenarnya dia ingin sekali menelepon atau sekadar mengirim pesan untuk menanyakan kabar Meira. Hanya saja, gengsinya terlalu tinggi makanya dia memilih diam meski pusing memikirkan calon istrinya itu. [Lagi ngapain, Mas? Barusan aku teleponan sama Meira dong] Sebuah pesan muncul di layar membuat Raka membulatkan mata seketika. Dia melirik jarum jam di dinding. Nyaris jam sepuluh malam. Raka mulai mengomel kenapa Ken menghubungi Meira selarut ini. Bisa dihitung jari Raka menghubungi Meira. Itupun karena Dee, bukan karena hal lain. Namun, membaca pesan dari Ken tak urung membuatnya cemburu. [Nggak bisa tidur kan, Mas? Makanya kalau kangen jujur aja. Nggak perlu jaim!] Lagi, Ken mengirimi Raka pesan. Dia terkekeh membaca pesan yang dikirimkannya sendiri. Ken membayangkan bagaimana ekspresi kesa
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

BAB 91

"Kenapa wajahmu lesu begitu, Mei? Ada masalah?" tanya Adrian saat melihat anak semata wayangnya membantu Sarmi, asisten Adrian untuk menyiapkan sarapan. "Iya, Pa. Kurang tidur," balasnya dengan senyum tipis. Adrian menarik kursi lalu mendudukinya, sementara Erina baru saja keluar kamar mandi dengan handuk di kepalanya. Erina meminta Sarmi untuk membuatkan jus strawberry dicampur dengan tomat. "Kamu kenapa, Mei? Nervous karena mau menikah?" tanya Erina yang ikut menemukan keanehan di wajah Meira. Semalam Meira memang tak bisa tidur, dia baru bisa memejamkan mata nyaris jam empat pagi dan sebelum jam lima sudah bangun untuk shalat subuh. Wajar jika dia masih tampak lesu dan mengantuk karena hanya satu jam an saja terlelap. Kepalanya pun mendadak pusing karena terus memikirkan bundanya. "Nggak usah bingung, Mei. Soal acara pernikahanmu dengan Raka kan sudah ada mama sama Sundari. Kamu terima beres saja. Jangan dipikir pusing," ujar Erina lagi lalu melangkah ke kamar. "Iya, Mei. Kam
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status