Share

BAB 87B

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 22:11:16

"Coba ulangi. Aku pengin dengar semua unek-unekmu," ucap Raka lagi membuyarkan lamunan Dahlia tentang semua harapan-harapannya pada sosok itu. Dahlia gugup. Kedua matanya bergerak-gerak saat Raka menatapnya tajam, sementara Meira sesekali masih melirik sosok lelaki di depannya itu.

Dengan kemeja berwarna salem dan celana panjang berwarna nude membuatnya terlihat berbeda dan tak seperti biasanya. Wajahnya lebih cerah dan bersinar membuatnya tampak lebih gagang dan berwibawa.

"Kenapa diam? Lanjutkan kata-katamu yang terpotong tadi. Aku akan mendengarkan semuanya," pinta Raka lagi, tapi Dahlia tetap diam. Laki-laki itu pun menghela napas panjang lalu kembali menatap lekat Dahlia yang kini kebingungan mencari kata-kata yang tepat untuk menyudutkan Meira.

"Kalau kamu nggak mau bicara, biar aku yang bicara. Bagaimana?" tanya Raka sembari bersedekap. Erina yang sedari tadi memperhatikan mereka pun mengajak Raka untuk masuk ke rumah karena beberapa tetangga mulai membicarakan mereka.

Adria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ayue Sekartaji
kok blm up ,,,,
goodnovel comment avatar
Hazwani Umira Kasi
lanjut thorr
goodnovel comment avatar
Ayue Sekartaji
jalang dah putus urat malu hidupnya dah blangsak sombongnya selangit,, lanjut thoor,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 88

    Acara lamaran sederhana Meira dan Raka akhirnya usai. Keluarga Raka membawa beberapa buah tangan dengan merk ternama sebagai tanda pengikat hubungan keduanya. Ada tas, gamis, sandal, skincare, mukena dan satu set perhiasan untuk Meira. Senyum tipis pasangan baru itu pun terukir. Raka lega akhirnya bisa melamar Meira secara resmi. Semua bukan berkat keberaniannya, tapi rasa cemburunya pada Ken yang akan melamar perempuan itu jika kakaknya tak gerak cepat. Raka tak mau kehilangan kesempatan. Oleh karena itulah dia tak berpikir terlalu lama untuk menghalalkan status Meira. Acara sederhana pun digelar. Setelah tukar cincin dan menyerahkan buah tangan, Raka kembali menyatakan keinginannya untuk segera menghalalkan Meira. Keputusannya itu didengar keluarga dari kedua belah pihak dan beberapa tamu yang tak lain tetangga baru Erina di sana. Sesi lamaran usai, diakhiri dengan makan bersama. Beragam hidangan tersaji di meja panjang di ruang tengah yang berbatasan dengan dapur. Erina dan Wica

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 88B

    "Im, sudah dengar kabar terbaru soal mantan istri dan mantan tunanganmu belum?" tanya Rumi saat pulang dari belanja kebutuhan dapur. Dia sedikit tergesa memberi kabar itu pada Baim yang masih duduk santai di ruang tengah sembari menonton acara komedi. Baim menoleh lalu mengerutkan dahinya. Rumi segera meletakkan belanjaannya di atas meja makan lalu duduk di sofa bersebelahan dengan adiknya. "Kabar apa sih, Mbak?" tanya Baim singkat. Dia meletakkan remot tivi di atas meja lalu fokus mendengarkan cerita kakaknya. "Tadi dengar dari tetangga katanya dia baca di koran kalau mantan istrimu itu mau menikah dengan pengusaha di Jogja. Ada fotonya, makanya tadi Bi Nurul tanya apa benar itu foto Meira," balas Rumi sembari menghela napas panjang. "Benar Meira mbak?" tanya Baim lagi meski sebenarnya dia juga sudah tahu kalau Meira memiliki hubungan spesial dengan Raka, pengusaha properti yang cukup sukses di kota gudeg itu. Mendengar pertanyaan Raka, Rumi mengangguk pelan. "Sebenarnya aku sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 89

    "Ya Allah, Baim sini!" Rumi kembali berteriak saat Baim baru saja sampai di belakangnya. Kakak beradik itu sangat shock melihat ibu mereka, Soraya Abdullah yang bersimbah darah. Dia diantar oleh tiga orang lelaki yang tak dikenal. Beberapa tetangga mulai datang untuk melihat apa yang terjadi. Soraya sudah pingsan saat dibawa ke teras."Kamu yang menabrak ibu saya, hah?!" teriak Baim sembari menarik salah satu laki-laki yang tak dikenalnya itu. "Nggak, Mas. Bukan kami yang nabrak ibu ini. Kami baru belom dari tikungan depan. Saat itu ada motor yang ngebut dari arah berlawanan dan entah mengapa sedikit oleng lalu nabrak wanita ini saat menyeberang jalan," balas lelaki lain gemetaran. Dua lelaki di sampingnya pun mengangguk dan mencoba untuk meyakinkan Baim dan Rumi yang begitu panik. "Kami hanya berusaha membantu ibu ini ke pinggir karena tadi ada di tengah jalan, Mas. Mungkin ada cctv di sekitar sini bisa dicek kalau mas dan mbak nggak percaya," balas lelaki lain tak kalah gugupnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 89B

    "Dulu, dia dan ibunya itu meledek anak saya hamil di luar nikah. Padahal bidan sudah menjelaskan kalau hamil itu dihitung setelah haid terakhir. Eh gara-gara ocehan mereka berdua anak saya dibully saat hamil bahkan menantu saya nyaris tak mengakui darah dagingnya. Wajar kalau sekarang saya bilang ini semua balasan dari fitnah mereka pada anakku," ucap Rahayu sembari melipat tangan ke dada. Beberapa warga yang tadi sempat meminta Rahayu untuk diam, kini justru manggut-manggut. Mereka memahami dan ingat betul kejadian yang menimpa keluarga Rahayu saat itu. Mereka juga dibully dan dianggap tak becus mengurus anak, apalagi suami Rahayu adalah ustadz di kampung itu. Rasa malu dan kesal bercampur menjadi satu. Rahayu ingin melaporkan Soraya dan anaknya ke kantor polisi, tapi suaminya melarang dan memintanya untuk bersabar. Kini, wanita paruh baya itu sengaja mengingatkan tragedi itu kembali supaya Lina sadar diri dan lain kali tak ngomong seenak hati. "Anak saya dulu juga diledek, Bu. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 90

    "Meira balik ke sini nggak, Ma?" tanya Raka setelah dua hari Meira di rumah papanya. Adrian dan Erina sengaja meminta Meira meluangkan waktunya untuk mengobrol atau jalan-jalan bersama. Sepasang suami istri itu ingin menikmati momen keluarga seperti yang lain bersama anak dan cucu mereka. Karena itulah dia minta Sundari memberi cuti pada Meira seminggu saja untuk menikmati kebersamaan mereka. Raka tak tahu jika Meira cuti, yang dia tahu Meira dan Aldo hanya pamit ke rumah papanya saat lamaran itu dan akan balik lagi setelahnya. Namun, tiga hari menunggu sosok yang dinantinya tak kunjung tiba. Meski malu, Raka terpaksa menanyakan soal Meira pada mamanya. "Kangen sama Meira ya?" goda Sundari sembari melirik Raka yang masih berusaha tetap cool. Laki-laki itu tak membalas, hanya berdehem pelan sembari menarik kursi makan dan mendudukinya. Makan malam sudah terhidang di meja makan. Wicaksono dan Sundari pun sudah duduk di kursi masing-masing. Mereka sengaja menunggu kedua anak lelakiny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 90B

    Di dalam kamar, Raka belum jua memejamkan kedua matanya. Malam ini dia benar-benar tak bisa tidur. Dia sendiri tak tahu apa yang dipikirkannya. Hanya saja, dia sedikit gelisah dan tak tenang. Sebenarnya dia ingin sekali menelepon atau sekadar mengirim pesan untuk menanyakan kabar Meira. Hanya saja, gengsinya terlalu tinggi makanya dia memilih diam meski pusing memikirkan calon istrinya itu. [Lagi ngapain, Mas? Barusan aku teleponan sama Meira dong] Sebuah pesan muncul di layar membuat Raka membulatkan mata seketika. Dia melirik jarum jam di dinding. Nyaris jam sepuluh malam. Raka mulai mengomel kenapa Ken menghubungi Meira selarut ini. Bisa dihitung jari Raka menghubungi Meira. Itupun karena Dee, bukan karena hal lain. Namun, membaca pesan dari Ken tak urung membuatnya cemburu. [Nggak bisa tidur kan, Mas? Makanya kalau kangen jujur aja. Nggak perlu jaim!] Lagi, Ken mengirimi Raka pesan. Dia terkekeh membaca pesan yang dikirimkannya sendiri. Ken membayangkan bagaimana ekspresi kesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 91

    "Kenapa wajahmu lesu begitu, Mei? Ada masalah?" tanya Adrian saat melihat anak semata wayangnya membantu Sarmi, asisten Adrian untuk menyiapkan sarapan. "Iya, Pa. Kurang tidur," balasnya dengan senyum tipis. Adrian menarik kursi lalu mendudukinya, sementara Erina baru saja keluar kamar mandi dengan handuk di kepalanya. Erina meminta Sarmi untuk membuatkan jus strawberry dicampur dengan tomat. "Kamu kenapa, Mei? Nervous karena mau menikah?" tanya Erina yang ikut menemukan keanehan di wajah Meira. Semalam Meira memang tak bisa tidur, dia baru bisa memejamkan mata nyaris jam empat pagi dan sebelum jam lima sudah bangun untuk shalat subuh. Wajar jika dia masih tampak lesu dan mengantuk karena hanya satu jam an saja terlelap. Kepalanya pun mendadak pusing karena terus memikirkan bundanya. "Nggak usah bingung, Mei. Soal acara pernikahanmu dengan Raka kan sudah ada mama sama Sundari. Kamu terima beres saja. Jangan dipikir pusing," ujar Erina lagi lalu melangkah ke kamar. "Iya, Mei. Kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 91B

    "Maafkan papa, Meira. Papa yang salah dan terlalu pengecut," ujar laki-laki itu dengan mata berembun. Meira tersenyum, tapi kedua matanya menitikkan bulir bening. Dia menggeleng pelan sembari mengusap lengan papanya. "Papa nggak salah. Papa punya alasan tersendiri kenapa sampai selama itu membiarkan Meira di panti. Mei memaklumi dan tak sepenuhnya menyalahkan papa. Apa sebaiknya pernikahan Mei dengan Pak Raka ditunda dulu, Pa? Setidaknya agar Mei bisa bersama papa lebih lama dan melayani papa sehari-hari," ucapnya kemudian membuat Adrian sedikit shock. Adrian tak menyangka jika Meira berpikir sejauh itu. Dia tak menyangka jika Meira takut tak memiliki banyak waktu bersamanya setelah menikah dengan Raka. "Papa lebih senang kamu lekas menikah dengan Raka, Meira. Dengan begitu ada yang berkewajiban menjaga kamu saat papa nggak di sini. Papa akan lebih tenang kalau harus meninggalkanmu. Minggu depan papa harus balik ke Jakarta. Mama juga ikut karena ada beberapa acara yang terpaksa dit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19

Bab terbaru

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 167

    "Apa-apaan ini, Ken? Kamu pikir bisa lunasi hutang keluarga Hanum dengan uang palsu? Jangan kira saya nggak bisa membedakan uang asli sama uang palsu!" bentak Galih sembari berdiri dengan berkacak pinggang di depan Ken. Ken menatap Juragan Gino dan anak lelakinya bergantian. Dia masih berusaha tenang, meskipun sorot matanya mulai tajam. "Kalau kalian ragu, kita bisa cek keaslian uang ini sekarang juga. Saya siap. Atau kalau perlu panggil polisi jika memang kalian mengira saya sebagai pengedar uang palsu," balas Ken mantap. Tetangga semakin ramai bergosip. Mereka yang sebelumnya nongkrong di rumah Bu Nur, makin penasaran lalu mulai mendekat sampai teras rumah Rudy. Ada empat orang yang menguping obrolan mereka di sana. "Sebenarnya Ken kerja apa, sih? Kok tiba-tiba banyak uang?" bisik seorang ibu paruh baya."Mobil mewah itu juga punya siapa? Apa benar kalau dia cuma nyamar miskin dan kuli bangunan, padahal sebenarnya pengusaha muda yang sukses?" sahut yang lain. "Jangan-jangan Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 166

    Hanum masih terpaku di tempatnya, menatap tas hitam dari Ken yang terasa agak berat di tangan. Perlahan, Hanum membuka resleting tas hitam itu. Isinya membuat napasnya tercekat. Detik ini dia melihat tumpukan uang seratus ribuan yang terbungkus rapi. Ken berdiri di sebelahnya, wajahnya tenang meski tubuhnya jelas menunjukkan kelelahan. Ia baru saja pulang membawa tas itu, tanpa banyak bicara, langsung menyerahkannya pada Hanum. "Mas, uang sebanyak ini milikmu?" Suara Hanum lirih, penuh kebingungan. Dia masih shock karena baru pertama kali melihat uang sebanyak itu. "Iya, Sayang. InsyaAllah uang itu cukup untuk melunasi hutang keluarga," jawab Ken singkat, suaranya datar, tanpa ekspresi berlebihan. "Uang sebanyak ini, Mas?" Hanum masih tak percaya dan kaget suaminya memiliki uang sebanyak itu. Hanum melangkah mundur lalu duduk di sofa ruang tamu seperti sebelumnya. Dari ruang tengah, Mawar dan Rena masih ikut shock melihat kedatangan Ken. Keterkejutan mereka belum usai karena

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 165

    "Mas Ken pulang kenapa nggak kasih kabar dulu." Suara lirih Hanum hampir tak terdengar, tubuhnya menegang melihat laki-laki itu turun dari mobil mewah lalu melangkah tergesa menghampirinya. Tetangga mulai berbisik. Kasak-kusuk terdengar cukup jelas di telinga Hanum saat dia menyambut uluran tangan suaminya. "Itu suaminya Hanum? Kok bisa pakai mobil mewah begitu? Katanya cuma kuli bangunan." "Katanya begitu, tapi kurasa dia bukan sekadar kuli. Mana ada kuli bangunan bawa mobil sebagus itu. Harganya pasti ratusan juta." Yang lain ikut menyahut. "Mungkin sebenarnya dia bos, bukan kulinya.""Kalau bos dan orang kaya, mana mungkin sembarangan cari istri. Pasti dipikir juga bibit, bebet dan bobotnya. Apalagi keluarga besarnya bisa jadi sudah menyiapkan calon yang sepadan.""Hanum juga bibit, bebet dan bobotnya bagus. Dia anak yang baik, tak neko-neko, penyayang dan berbakti. Wajar kalau Mas Ken jatuh cinta sama Hanum. Lagipula dia juga cantik." "Kalau orang kaya yang dipikir bukan seka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 164

    "Maaf, Juragan. Saya sudah menikah dan nggak mungkin bercerai begitu saja. Kalau memang Juragan minta dua puluh juta, nggak apa-apa. Tunggu suami saya pulang, biar dia yang melunasinya saja," balas Hanum memberanikan diri. Rudy menoleh, menatap Hanum yang kini menitikkan air mata. "Num ... maafkan bapak." Rudy berujar dengan suara parau menahan sesak yang menghimpit dadanya. "Nggak apa-apa, Pak. Hanum tahu bapak sudah berjuang sekuat tenaga. Bapak tenang saja, InsyaAllah Mas Ken bisa membereskan masalah ini," balas Hanum begitu meyakinkan. Namun, balasan itu justru membuat Galih terkekeh meremehkan. Dia tak yakin jika suami Hanum bisa melunasi hutang itu, bahkan dia juga tak percaya jika Ken kembali ke rumah itu. "Lunasi sekarang atau terima tawaran saya, Pak. Saya nggak punya banyak waktu untuk menunggu sesuatu yang tak pasti," ujar Juragan Gino semakin menyudutkan Rudy dan Hanum. "Tolong tunggu sampai besok, Juragan. Suami saya akan pulang besok sore," balas Hanum lagi. "Ngga

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 163

    Hanya ada Hanum dan bapaknya di meja makan, sementara Mawar, Rena dan Azziz duduk di sofa ruang tengah. Entah apa yang dijanjikan Azziz sampai akhirnya membuat emosi Rena mereda. Keduanya akur kembali seolah tak terjadi apa-apa. "Kalau ada masalah, diselesaikan baik-baik, Ren. Jangan asal marah-marah saja." Mawar memberi nasehat, sementara Rena seolah tak peduli. Bibirnya manyun beberapa centi saking kesalnya. Dia memang selalu menolak nasehat siapapun, termasuk ibunya sendiri. Maunya selalu didukung apapun yang dia inginkan sekalipun itu salah. "Benar kata ibu, Sayang. Kita bukan mas pacaran lagi yang bisa putus nyambung seenak hati. Pernikahan ini hal yang sakral, nggak boleh dibuat mainan." Azziz menimpali, seolah punya kesempatan untuk mendidik istrinya yang manja itu. "Iya, iya, Mas. Lagian kamu sih-- Belum selesai bicara, terdengar ucapan salam dari luar. Hanum tercekat, menatap bapaknya yang baru saja selesai makan malam. Rudy pun menatap anak perempuannya itu lalu mengang

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 162

    Sejak pulang dari pasar pagi tadi, Hanum benar-benar tak tenang. Bakda ashar sampai menjelang maghrib ini selalu gelisah. Hanum ingin mengabari suaminya tentang kejadian tadi, tapi takut menganggu kesibukannya di Jogja. Dia tahu, urusan Ken pasti belum kelar sebab dia sudah bilang akan pulang besok sore. "Gimana ini? Bapak juga belum pulang. Mungkin juga kebingungan cari pinjaman segitu banyak untuk menutup hutang pada Juragan Gino." Lagi-lagi Hanum menggumam. Baru saja membuka pintu kamar, terdengar keributan di teras. Hanum menajamkan pendengarannya lalu kembali menutup pintu setelah tahu siapa yang datang. "Kenapa Mbak Rena dan Mas Aziz pulang secepat ini? Padahal kemarin bilang mereka akan honeymoon di Bali selama lima hari," gumam Hanum lagi lalu kembali duduk di tepi ranjang. Mawar yang baru saja keluar kamar cukup shock melihat kedatangan anak dan menantunya itu. Tak ingin menduga-duga, dia pun menanyakan perihal kepulangan mereka. "Kalian sudah pulang? Cepet banget katany

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 161

    [Mas, laki-laki itu tiba-tiba ingin datang melamar Mbak Hanum. Dia bahkan baku hantam dengan Ridho saat kami mengantar Mbak Hanum ke pasar. Sepertinya ada satu kunci yang digenggam keluarga laki-laki itu tentang keluarga Mbak Hanum, tapi kami tak tahu itu apa. Barangkali menyangkut utang piutang, masalahnya nanti malam mereka akan menemui mertua Mas Ken di rumah untuk membahas hal ini. Sekarang saya dan Ridho ada di klinik. Laki-laki itu melayangkan sebuah pukulan pada Ridho saat dia lengah. Mbak Hanum panik, makanya membawa Ridho ke klinik tak jauh dari pasar]Pesan panjang dari Bagas beserta beberapa foto dan video saat huru-hara di pasar itu pun terkirim di WhatsApp nya. Ken memperhatikan wajah laki-laki itu dan dia merasa cukup asing. Artinya belum pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. "Hutang piutang. Apa ini yang dimaksud Hanum kemarin? Bapaknya memiliki hutang sekian puluh juta, makanya selama ini dia bekerja keras untuk membayar cicilannya?" lirih Ken sembari mengamati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 160

    "Kenapa kamu nikah mendadak, Ken? Selama ini kamu nggak pernah cerita soal perempuan pada mama dan papa. Tiba-tiba kamu kasih kabar akan menikah dan kami dilarang datang. Sebenarnya kejadiannya gimana sampai kamu senekat itu?" Wicaksono menatap lekat Ken yang duduk di depannya itu.Keluarga Ken sedang menikmati makan siang bersama, termasuk Raka dan Meira. Mereka sengaja mencari waktu agar bisa duduk bersama membahas pernikahan Ken ya g dadakan itu. "Papa tahu kamu sudah menjelaskannya waktu itu, tapi berhari-hari papa masih nggak habis pikir kenapa kamu senekat itu, Ken. Apalagi pada gadis yang baru kamu lihat pertama kali," sambung Wicaksono lagi. "Papamu benar, Ken. Bukan maksud mama menyalahkanmu atau menyudutkan istrimu, hanya saja papa dan mama masih belum mengerti kenapa tiba-tiba kamu ingin menjadi pengantin penggantinya. Suatu hal yang benar-benar di luar nalar. Kalau kalian sudah kenal lama, mungkin mama nggak akan sekaget ini, tapi kamu sendiri bilang kalau kalian baru be

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 159

    "Ya Allah, Mas. Kita ke klinik sekarang ya? Saya takut Mas Ridho kenapa-kenapa," ujar Hanum begitu panik saat melihat wajah bodyguard suaminya sedikit pucat setelah menerima bogem mentah itu. "Nggak apa-apa, Mbak Hanum. Sudah biasa begini. Tenang saja," balas Ridho berusaha tersenyum meski pipinya benar-benar nyut-nyutan tak karuan. Nyeri dan terasa sakit saat digerakkan. "Nggak apa-apa gimana, Mas? Ini cukup parah," tunjuk Hanum pada sudut bibir Ridho yang pecah. "Tenang saja, Mbak. Ridho sudah kebal," timpal Bagas dengan senyum tipis, berusaha menenangkan Hanum, tapi tetap saja dia merasa sangat bersalah sampai membuat laki-laki di sampingnya itu babak belur. "Siapa mereka, Num?" Pertanyaan Juragan Gino membuat Hanum menoleh seketika. "Mereka teman baik suami saya, Juragan. Maaf kalau sudah membuat keributan di sini." Hanum sedikit membungkuk lalu kembali menatap belanjaannya yang berantakan. "Kemana suamimu? Kenapa dia menyuruh orang lain untuk mengawasimu?" tanya Juragan Gin

DMCA.com Protection Status