Share

BAB 88B

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-11-17 18:24:25

"Im, sudah dengar kabar terbaru soal mantan istri dan mantan tunanganmu belum?" tanya Rumi saat pulang dari belanja kebutuhan dapur. Dia sedikit tergesa memberi kabar itu pada Baim yang masih duduk santai di ruang tengah sembari menonton acara komedi.

Baim menoleh lalu mengerutkan dahinya. Rumi segera meletakkan belanjaannya di atas meja makan lalu duduk di sofa bersebelahan dengan adiknya.

"Kabar apa sih, Mbak?" tanya Baim singkat. Dia meletakkan remot tivi di atas meja lalu fokus mendengarkan cerita kakaknya.

"Tadi dengar dari tetangga katanya dia baca di koran kalau mantan istrimu itu mau menikah dengan pengusaha di Jogja. Ada fotonya, makanya tadi Bi Nurul tanya apa benar itu foto Meira," balas Rumi sembari menghela napas panjang.

"Benar Meira mbak?" tanya Baim lagi meski sebenarnya dia juga sudah tahu kalau Meira memiliki hubungan spesial dengan Raka, pengusaha properti yang cukup sukses di kota gudeg itu. Mendengar pertanyaan Raka, Rumi mengangguk pelan.

"Sebenarnya aku sud
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 89

    "Ya Allah, Baim sini!" Rumi kembali berteriak saat Baim baru saja sampai di belakangnya. Kakak beradik itu sangat shock melihat ibu mereka, Soraya Abdullah yang bersimbah darah. Dia diantar oleh tiga orang lelaki yang tak dikenal. Beberapa tetangga mulai datang untuk melihat apa yang terjadi. Soraya sudah pingsan saat dibawa ke teras."Kamu yang menabrak ibu saya, hah?!" teriak Baim sembari menarik salah satu laki-laki yang tak dikenalnya itu. "Nggak, Mas. Bukan kami yang nabrak ibu ini. Kami baru belom dari tikungan depan. Saat itu ada motor yang ngebut dari arah berlawanan dan entah mengapa sedikit oleng lalu nabrak wanita ini saat menyeberang jalan," balas lelaki lain gemetaran. Dua lelaki di sampingnya pun mengangguk dan mencoba untuk meyakinkan Baim dan Rumi yang begitu panik. "Kami hanya berusaha membantu ibu ini ke pinggir karena tadi ada di tengah jalan, Mas. Mungkin ada cctv di sekitar sini bisa dicek kalau mas dan mbak nggak percaya," balas lelaki lain tak kalah gugupnya

    Last Updated : 2024-11-17
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 89B

    "Dulu, dia dan ibunya itu meledek anak saya hamil di luar nikah. Padahal bidan sudah menjelaskan kalau hamil itu dihitung setelah haid terakhir. Eh gara-gara ocehan mereka berdua anak saya dibully saat hamil bahkan menantu saya nyaris tak mengakui darah dagingnya. Wajar kalau sekarang saya bilang ini semua balasan dari fitnah mereka pada anakku," ucap Rahayu sembari melipat tangan ke dada. Beberapa warga yang tadi sempat meminta Rahayu untuk diam, kini justru manggut-manggut. Mereka memahami dan ingat betul kejadian yang menimpa keluarga Rahayu saat itu. Mereka juga dibully dan dianggap tak becus mengurus anak, apalagi suami Rahayu adalah ustadz di kampung itu. Rasa malu dan kesal bercampur menjadi satu. Rahayu ingin melaporkan Soraya dan anaknya ke kantor polisi, tapi suaminya melarang dan memintanya untuk bersabar. Kini, wanita paruh baya itu sengaja mengingatkan tragedi itu kembali supaya Lina sadar diri dan lain kali tak ngomong seenak hati. "Anak saya dulu juga diledek, Bu. Ka

    Last Updated : 2024-11-18
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 90

    "Meira balik ke sini nggak, Ma?" tanya Raka setelah dua hari Meira di rumah papanya. Adrian dan Erina sengaja meminta Meira meluangkan waktunya untuk mengobrol atau jalan-jalan bersama. Sepasang suami istri itu ingin menikmati momen keluarga seperti yang lain bersama anak dan cucu mereka. Karena itulah dia minta Sundari memberi cuti pada Meira seminggu saja untuk menikmati kebersamaan mereka. Raka tak tahu jika Meira cuti, yang dia tahu Meira dan Aldo hanya pamit ke rumah papanya saat lamaran itu dan akan balik lagi setelahnya. Namun, tiga hari menunggu sosok yang dinantinya tak kunjung tiba. Meski malu, Raka terpaksa menanyakan soal Meira pada mamanya. "Kangen sama Meira ya?" goda Sundari sembari melirik Raka yang masih berusaha tetap cool. Laki-laki itu tak membalas, hanya berdehem pelan sembari menarik kursi makan dan mendudukinya. Makan malam sudah terhidang di meja makan. Wicaksono dan Sundari pun sudah duduk di kursi masing-masing. Mereka sengaja menunggu kedua anak lelakiny

    Last Updated : 2024-11-18
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 90B

    Di dalam kamar, Raka belum jua memejamkan kedua matanya. Malam ini dia benar-benar tak bisa tidur. Dia sendiri tak tahu apa yang dipikirkannya. Hanya saja, dia sedikit gelisah dan tak tenang. Sebenarnya dia ingin sekali menelepon atau sekadar mengirim pesan untuk menanyakan kabar Meira. Hanya saja, gengsinya terlalu tinggi makanya dia memilih diam meski pusing memikirkan calon istrinya itu. [Lagi ngapain, Mas? Barusan aku teleponan sama Meira dong] Sebuah pesan muncul di layar membuat Raka membulatkan mata seketika. Dia melirik jarum jam di dinding. Nyaris jam sepuluh malam. Raka mulai mengomel kenapa Ken menghubungi Meira selarut ini. Bisa dihitung jari Raka menghubungi Meira. Itupun karena Dee, bukan karena hal lain. Namun, membaca pesan dari Ken tak urung membuatnya cemburu. [Nggak bisa tidur kan, Mas? Makanya kalau kangen jujur aja. Nggak perlu jaim!] Lagi, Ken mengirimi Raka pesan. Dia terkekeh membaca pesan yang dikirimkannya sendiri. Ken membayangkan bagaimana ekspresi kesa

    Last Updated : 2024-11-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 91

    "Kenapa wajahmu lesu begitu, Mei? Ada masalah?" tanya Adrian saat melihat anak semata wayangnya membantu Sarmi, asisten Adrian untuk menyiapkan sarapan. "Iya, Pa. Kurang tidur," balasnya dengan senyum tipis. Adrian menarik kursi lalu mendudukinya, sementara Erina baru saja keluar kamar mandi dengan handuk di kepalanya. Erina meminta Sarmi untuk membuatkan jus strawberry dicampur dengan tomat. "Kamu kenapa, Mei? Nervous karena mau menikah?" tanya Erina yang ikut menemukan keanehan di wajah Meira. Semalam Meira memang tak bisa tidur, dia baru bisa memejamkan mata nyaris jam empat pagi dan sebelum jam lima sudah bangun untuk shalat subuh. Wajar jika dia masih tampak lesu dan mengantuk karena hanya satu jam an saja terlelap. Kepalanya pun mendadak pusing karena terus memikirkan bundanya. "Nggak usah bingung, Mei. Soal acara pernikahanmu dengan Raka kan sudah ada mama sama Sundari. Kamu terima beres saja. Jangan dipikir pusing," ujar Erina lagi lalu melangkah ke kamar. "Iya, Mei. Kam

    Last Updated : 2024-11-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 91B

    "Maafkan papa, Meira. Papa yang salah dan terlalu pengecut," ujar laki-laki itu dengan mata berembun. Meira tersenyum, tapi kedua matanya menitikkan bulir bening. Dia menggeleng pelan sembari mengusap lengan papanya. "Papa nggak salah. Papa punya alasan tersendiri kenapa sampai selama itu membiarkan Meira di panti. Mei memaklumi dan tak sepenuhnya menyalahkan papa. Apa sebaiknya pernikahan Mei dengan Pak Raka ditunda dulu, Pa? Setidaknya agar Mei bisa bersama papa lebih lama dan melayani papa sehari-hari," ucapnya kemudian membuat Adrian sedikit shock. Adrian tak menyangka jika Meira berpikir sejauh itu. Dia tak menyangka jika Meira takut tak memiliki banyak waktu bersamanya setelah menikah dengan Raka. "Papa lebih senang kamu lekas menikah dengan Raka, Meira. Dengan begitu ada yang berkewajiban menjaga kamu saat papa nggak di sini. Papa akan lebih tenang kalau harus meninggalkanmu. Minggu depan papa harus balik ke Jakarta. Mama juga ikut karena ada beberapa acara yang terpaksa dit

    Last Updated : 2024-11-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 92

    [Aku nggak bermaksud mengganggu hidupmu, Mei. Aku sudah ikhlas kamu pergi atau mungkin menikah dengan bosmu itu. Hanya saja, ini demi ibu. Aku tak tega membiarkannya seperti ini. Ibu masih kritis dan beberapa kali menyebut namamu. Aku juga nggak tahu kenapa hanya namamu saja yang disebutnya. Namun, aku berpikir mungkin ibu teringat kesalahan-kesalahannya di masa lalu padamu yang terlalu banyak. Boleh jadi ibu hanya ingin minta maaf padamu, Mei. Tolong, datanglah. Setidaknya ibu bisa lega jika sudah bertemu dan minta maaf padamu] Pesan panjang itu kembali muncul di layar. Meira masih bergeming di tempat duduknya, sementara Adrian masih mengobrol dengan seseorang melalui sambungan telepon. Perempuan itu memijit celah di antara kedua alisnya. Dia teramat pusing kenapa menjelang hari pernikahannya dengan Raka ada saja masalah yang menimpa. Terkadang, Mei berpikir apakah itu artinya mereka tak diizinkan bersama? Namun, kadang pula dia kembali yakin jika ini sekelumit ujian sebelum pernik

    Last Updated : 2024-11-20
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 92B

    [Kata mama, kamu mau bertemu dengan Baim, Mei?] Balasan dari Raka membuat Meira tersenyum tipis. Meira memang tak jadi mengabari Raka soal itu karena dia sudah menelepon Sundari beberapa menit lalu. Namun, sepertinya Sundari gerak cepat untuk memberi tahu anak sulungnya. Padahal jelas, Meira bilang ingin menjenguk mertuanya di rumah sakit bukan sengaja bertemu mantan suaminya. [Mau jenguk ibu yang kritis di rumah sakit, Pak. Bukan sengaja bertemu Mas Baim] Meira membalas pesan Raka setelah membacanya. Tak selang lama, Raka pun mulai mengetik balasan. Meira masih menunggu balasan itu sembari menata baju Aldo ke dalam koper. [Sama saja. Nanti bertemu Baim juga kan? Berapa lama di sana?] Lagi-lagi Meira menggeleng pelan. Apakah dia bisa mengatakan kalau Raka cemburu pada Baim? Meira terdiam sejenak. Ingin rasanya mengiyakan pertanyaannya sendiri, tapi dia tak ingin besar kepala. Dia tak ingin merasa dicemburui oleh Raka hanya karena pesan singkat itu. Baginya, Raka masih abu-abu. T

    Last Updated : 2024-11-20

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 273

    "Berhari-hari nggak pulang, apa harus seperti ini sikapmu sama istri sendiri?!" sentak Rena lagi sembari membuka pintu utama dengan kasar lalu membantingnya. Ken yang akan beranjak dari tepi ranjang pun mengurungkan niatnya. Hanum menarik lengan suaminya agar duduk kembali. Mereka sepakat untuk tak ikut mencampuri urusan rumah tangga Rena dan Azziz. Membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali jika ada kekerasan, barulah mereka akan turun tangan. "Istri? Kamu masih begitu luwes menyebut diri sendiri sebagai istri, Ren? Setelah apa yang kamu lakukan selama ini, hah?!" sentak Azziz dengan mata memerah. "Apa seperti itu sikap seorang istri yang wajib dinafkahi, diberikan kasih sayang, cinta dan diperjuangkan hidupnya? Kamu nggak buta dan nggak tuli kan? Namamu sudah buruk di mata banyak orang setelah video itu viral, Rena. Sadar!" bentak Azziz lagi sembari memukul meja ruang tengah. Beberapa barang di atas meja itu berhamburan ke lantai. Di dalam kamar, Hanum mengucap

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 272

    "Sayang, aku punya sesuatu," ujar Ken saat masuk ke kamarnya. Hanum sudah ada di kamar sejak satu jam sebelumnya. Dia tengah menikmati senja di kamar sembari membaca novel online favoritnya. "Punya apa, Mas?" tanya Hanum saat menoleh ke arah pintu. Ken tersenyum lalu menyerahkan benda kecil ke tangan Hanum. "Apa ini, Mas?" tanya Hanum lagi sembari membolak-balik benda kecil itu. Ken duduk di tepi ranjang sembari menatap lekat istrinya yang terlihat penasaran dengan benda di tangannya. "Perekam suara ya, Mas?" tebaknya kemudian. Ken tersenyum lalu mengangguk. "Benar, Sayang. Itu alat perekam suara," balas laki-laki itu yakin. Hanum manggut-manggut lalu menatap suaminya. "Apa ada rekaman suaranya di dalam?" Lagi-lagi Ken mengangguk. "Suara siapa, Mas?" tanya Hanum lagi. Ken mengambil kembali alat perekam mini itu lalu menyambungkannya dengan USB di laptop. Hanum mendengarkan isi percakapan yang terekam di sana. "Suara Mbak Rena?" lirihnya seolah bertanya pada diri sendiri. Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 271

    Dua hari setelah penyelidikan diam-diam Hanum dan Ken di butik Clarissa, Ken duduk di warung kopi kecil dengan Bara. Pria berkacamata itu tampak serius sambil mengeluarkan benda kecil seukuran kancing dari tasnya."Ini alat perekam suara. Ukurannya kecil banget, bisa kamu selipin di tas, mobil atau kantong celana mereka. Baterainya tahan tiga hari, dan otomatis nyimpan suara kalau ada pembicaraan di radius 3 meter," ujar Bara menjelaskan. Ken mengangguk."Pas banget. Kita cuma butuh satu rekaman jelas buat Hanum tahu pasti niat buruk mereka berdua. Hanum masih nggak percaya kalau kakak tirinya bisa sejahat itu, sampai sekongkol dengan perempuan yang ingin menghancurkan rumah tangga kami." Ken menghela napas. "Soal foto-foto di hotel gimana, Bro? Kamu nggak langsung seret Rissa ke penjara?" tanya Bara sembari menatap Ken serius. "Sebenarnya aku masih kasih dia kesempatan untuk berubah, Bar. Aku masih lihat kebaikan mamanya selama ini dan hubungan kekerabatan kami. Tapi kalau dia maki

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 270

    Malam itu, Hanum duduk di ruang tengah sambil menatap layar ponsel. Ken duduk di sebelahnya sembari menyeruput teh hangat buatan istrinya. Potongan bolu terhidang di piring kecil sebagai pendamping. "Mbak Rena bilang mau ke butik bareng Clarissa, Mas. Tapi butik mana?" Hanum bergumam sambil membuka media sosial milik saudara tirinya itu. "Mbak Rena itu orangnya narsis. Biasanya dia update story tiap lima menit. Meski perempuan di sampingnya sengaja diblur, tapi Hanum yakin itu Rissa." Hanum kembali berujar lirih. Ken ikut melongok."Apa ada yang aneh, Sayang?" tanya Ken sembari menikmati sepotong bolu. Hanum menggulir layar ponselnya."Lihat deh, Mas. Tiga puluh menit lalu, Mbak Rena upload video di mobil bareng Clarissa. Meski wajahnya diblur, Hanum yakin itu style Rissa. Captionnya itu makin membuat Hanum bertanya-tanya," ujar Hanum lagi. "Memangnya dia bikin caption apa, Sayang?" Lagi-lagi Ken terlihat cukup tenang dan tak sepanik Hanum."Dia bilang persiapan untuk kejutan spesi

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 269

    "Sayang, kamu siap?" Ken berseru dari ruang tamu sambil merapikan kerah kemejanya. Rambutnya disisir rapi ke samping, dan aroma parfumnya menyusup masuk ke kamar.Hanum keluar dari kamar sambil tersenyum, membawa tas tangan kecil warna krem yang matching dengan gamis biru lembut yang dikenakannya."Siap! Kamu ganteng banget hari ini, Mas," godanya sambil menyentuh dagu Ken pelan. Ken nyengir. "Harus dong. Istri aku cantik, masa suaminya nggak pantes disandingin. Memangnya cuma hari ini aja gantengnya? Hari biasanya buruk rupa ya?" balas Ken sembari menjawil balik dagu istrinya. Hanum tertawa kecil dan mereka pun keluar rumah menuju mobil Ken yang terparkir di halaman. Rencananya mereka ingin jalan-jalan sekalian belanja di mall. Angin siang ini menampar wajah mereka, tapi suasana hati keduanya hangat. Keduanya masuk ke mobil dan memasang seat belt masing-masing. Perjalanan ke mall tak membutuhkan waktu lama. Sekitar setengah jam mereka sudah sampai mall yang dituju. Di mall, mereka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 268

    "Ya Allah, Rena! Ternyata semua gosip yang beredar itu benar!" pekik seseorang diantara kerumunan pengunjung. Ren amendelik saat tahu siapa yang berteriak dan kini jatuh pingsan di depan matanya itu. "Ibu! Ngapain ibu ke sini?!" teriaknya sembari berhamburan ke arah ibunya yang limbung. Azziz yang kini berdiri di sampingnya menatap tajam. Rahangnya mengeras. Dia benar-benar emosi melihat sepak terjang istrinya. Seolah tak ada kesempatan lagi, Azziz sudah muak dan tak ingin berkompromi lagi. Dia menyerah, apalagi saat tekad kuatnya untuk melunasi hutang demi membahagiakan istri justru dibalas dengan pengkhianatan demi pengkhianatan seperti ini. Harga dirinya sebagai suami dan kepala rumah tangga seakan mati. Azziz benar-benar melambaikan tangan ke kamera. Dia menyerah di pernikahannya yang menginjak di bulan ke enam. "Mau dibawa kemana, Mas?!" tukas Rena saat melihat Azziz membopong ibu mertuanya. "Minggir kamu! Urus saja bahagiamu sendiri! Puas-puasin sebelum kamu menyesal di kem

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 267

    "Papa! Gila, ini selingkuhan papa?!" sentak perempuan bernama Tamara itu sembari menunjuk wajah Rena yang kini mulai memerah. Beberapa pengunjung mall mulai merekam keributan itu dengan handphone masing-masing. Rena benar-benar benci hal ini. Nyaris tiga bulan berhubungan dengan Pramono, tak pernah terbesit sedikit pun di benaknya akan mengalami hal memalukan seperti ini. "Papa benar-benar kelewatan. Lihat usianya, Pa! Seumuran aku!" oceh Tamara lagi. Dia menggeleng-geleng tak percaya. "Tamara ... dengerin papa dulu," ujar Pramono sembari menenangkan putri bungsunya. Pramono memiliki dua orang putri bernama Salsa dan Tamara. Saat ini istrinya terbaring di rumah karena stroke yang dideritanya selama setahun belakangan. "Dengerin apalagi, Pa? Papa mau beralasan apa? Jelas-jelas papa begitu mesra dengan perempuan jalang itu!" sentak Tamara lagi. "Tutup mulutmu!" tukas Rena menepis telunjuk Tamara yang tepat di depan wajahnya. "Heh! Tutup mulutku apa?! Jelas-jelas Lo cuma manfaati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 266

    Rena melirik jam tangannya yang berkilau di bawah cahaya lampu cafe. Dia duduk manis di pojokan, memainkan sedotan dalam segelas mocktail warna pink sambil sesekali membetulkan rambutnya."Maaf lama, Ren. Tadi agak macet." Suara berat dan dewasa terdengar dari belakang. Pramono, pria paruh baya dengan jas abu-abu yang necis, menyapa dengan senyum genit. Seperti biasa, mereka pun cipika-cipiki tiap kali bertemu. "Kamu telat dua puluh menit, Om. Aku sampai jamuran nunggu di sini." Rena merajuk, bibirnya manyun manja."Maaf dong, jalanan macet. Tapi lihat deh ... masa Om telat masih disambut sama wajah secantik ini?" Pram mencubit dagu Rena lembut. Rena hanya tertawa kecil.Mereka menikmati hidangan sambil sesekali beradu pandang. Beberapa pasang mata mulai melirik ke arah mereka. Usia mereka terlalu jauh dan kemesraan itu terasa janggal. Meski tak ada yang menegur dan seolah tak peduli, tapi tetap saja pandangan aneh dan tak biasa terlihat. Namun, Rena cuek saja. Dia tak peduli dengan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 265

    "Sayang, bubur kacang hijaunya dihabisin ya? Biar kamu nggak mual-mual lagi." Ken menyiapkan bubur di mangkok untuk istrinya. "Iya, Mas. Temani makan ya?" balas Hanum dengan senyum tipis. Hanum berusaha tetap tenang, meski beberapa menit lalu hatinya bergemuruh kesal, emosi dan muak. Beragam pesan yang dikirimkan oleh Clarissa benar-benar membuat moodnya nggak karuan. Namun, di depan Ken dia berusaha untuk tetap tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. "Sini, duduk!" pinta Ken sembari menarik kursi di sampingnya. Hanum mendekat lalu duduk di samping suaminya. "Habiskan selagi masih hangat." Lagi-lagi Hanum mengangguk. "Kamu juga ikut makan, Mas. Ayo." Hanum membuka sebungkus bubur lalu menyiapkannya untuk Ken. "Tadinya mau barengan aja sekalian nyuapin kamu, Sayang." "Barengan juga boleh. Sini Hanum yang nyuapin." Sepasang suami istri itu saling melempar senyum. Hanum menyuapi Ken dengan semangkok buburnya, sementara Ken menyuapi Hanum dengan bubur miliknya. Setelah bubur habis,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status