All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 151 - Chapter 160

318 Chapters

BAB 81B

"Pa ... memang nggak mudah memutuskan semuanya karena sejak kecil Vonny bersama papa. Papa begitu menyayanginya, tapi ingat juga bagaimana perasaan mama. Mama merelakan papa menikah dengan perempuan lain bukan semata-mata karena tak mencintai papa lagi, tapi sebaliknya. Mama terlalu sayang sama papa dan tak tega membuat papa kecewa. Mama memilih menahan rasa sakitnya selama ini asalkan papa bisa tersenyum bahagia bersama mami Susi. Istri kedua yang mama harap bisa memberikan anak perempuan seperti harapan papa, tapi ternyata justru mengkhianati cinta papa bahkan sengaja bersandiwara dan menikam papa perlahan dari belakang. Papa harus tegas. Jika tidak, Vonny akan terus memanfaatkan kelemahan papa karena dia tahu papa tak mungkin tega menyakitinya, apalagi saat ini dia sedang tak baik-baik saja." Ken menghela napas panjang setelah mengungkapkan apa yang selama ini berkecamuk dalam batinnya. Ken tak ingin melihat papanya lemah dan lengah lagi. Dia tak mau Vonny memanfaatkan kesempatan
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

BAB 82

Vonny mengunci kamarnya saat mendengar deru mobil Ken berhenti di garasi. Dadanya berdebar tak karuan. Dia benar-benar gelisah dan takut menghadapi kenyataan yang sebentar lagi terjadi. Harapannya masih sama agar keluarga ini terbuai dan tak curiga apapun padanya. Hanya saja saat mengingat perubahan sikap papanya yang terlalu drastis itu membuat Vonny kembali pasrah. Vonny mengambil berkas penting yang diberikan maminya beberapa bulan lalu sebelum tiada. Ada perjanjian pranikah di dalamnya. Vonny membacanya lagi dan lagi. Rumah, kendaraan dan tanah akan dimilikinya sebagai hadiah dari papa pada maminya. Namun, saat membaca salah satu syaratnya untuk tak berselingkuh, batin Vonny mencelos. Dia kembali menghela napas panjang dan berharap jika sandiwaranya ini tak pernah terbongkar sampai dia mendapatkan apa gak maminya. Hak yang tertulis dalam perjanjian itu sebagai bekal untuk masa depannya jika didepak dari rumah megah itu. Seperti pesan terakhir Susi, dia meminta Vonny untuk mendap
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

BAB 82B

Saat ini Vonny benar-benar tersudut. Jika memang sandiwaranya terbongkar saat ini, mau tak mau dia harus mengikuti aturan keluarga ini. Entah bagaimana kehidupannya nanti, yang penting Vonny tetap ingin minta hak almarhum maminya. Saat ini, tak ada satupun yang membela, tapi Vonny tak ingin menyerah. [Sepertinya mereka sudah tahu siapa aku setelah kamu datang ke sini tadi pagi. Sekarang mereka berkumpul untuk mendepakku dari rumah ini. Kamu tak akan pernah mendapatkan apapun setelah ini. Semua karena salahmu sendiri! Kalau kamu punya cara lain untuk merebut hartanya, pikir secepat mungkin. Kalau nggak, cukup hancurkan keluarga ini jika mereka benar-benar mengusirku ke jalanan] Vonny mengirimkan pesan itu pada Seto yang masih menikmati dunia gelapnya bersama beberapa kawannya. Membaca pesan itu, Seto hanya meringis kecil. Dia tak pernah percaya dengan ucapan Vonny karena tahu jika perempuan itu sama seperti Susi yang terlalu pintar bersandiwara. Bukannya memberi solusi, Seto justru m
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

BAB 83

Vonny terpuruk. Dia jatuh pingsan setelah diusir oleh Wicaksono. Laki-laki itu benar-benar merasa tersakiti oleh pengkhianatan istri kedua dan anaknya. Selama ini Wicaksono terlalu mencintai Susi dan Vonny, bahkan tak peduli dengan nasehat Sundari dan kedua anaknya. Namun, kini semua terbongkar jika orang-orang yang dicintainya hanyalah seorang pengkhianat. Wicaksono tak hanya kecewa luar biasa, tapi dia juga terluka. Dia yang berusaha keras untuk adil pada dua keluarga kecilnya, tak pernah lelah memberikan pengertian pada Sundari dan kedua anak lelakinya agar menerima Susi dan Vonny bahkan selalu royal pada mereka, ternyata semua pengorbanannya selama ini hanya dimanfaatkan oleh mereka. Susi dan Vonny bersekongkol untuk menikmati kemewahan yang Wicaksono miliki lebih dari seperempat abad lamanya. "Telepon ayah kandungmu. Minta dia segera menjemputmu," ucap Wicaksono setelah Vonny membuka kedua matanya. Tiap kali melihat perempuan itu, tiap itu juga bayangan masa lalu muncul di be
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

BAB 83B

"Kalau aku sudah menikah dengan Mas Baim, hidupku tak akan setragis ini. Meira memang dalang dari semua masalah hidupku saat ini. Jika aku jatuh, tak akan kubiarkan dia berdiri tegak. Jika aku sengsara, tak akan kubiarkan dia tertawa bahagia. Aku tak mau terluka dan terpuruk sendirian," gumam Vonny lagi sembari menata beberapa baju kesayangannya ke dalam koper. Tak tahu apa yang akan dilakukannya besok pagi, yang penting dia menata baju dan beberapa barang pentingnya terlebih dahulu. Saat ini dia ingin menenangkan diri dan mengistirahatkan otak. Berharap nanti bisa menemukan jalan terbaik untuk hidupnya. Mendadak ingatannya kembali tertuju pada Brama. Laki-laki itu, sejak dulu selalu setia pada maminya. Vonny ingat betul apa yang diceritakan maminya saat itu. Dia bilang jika Brama sebenarnya adalah anak orang kaya. Hanya saja dia diabaikan keluarganya karena selalu membangkang bahkan bolak-balik masuk penjara karena judi, miras dan narkoba. Orang tuanya angkat tangan dan tak ingin
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

BAB 84

Kumandang adzan subuh terdengar begitu perkasa membelah keheningan. Suasana di rumah Wicaksono mulai terdengar. Beberapa asisten mulai terjaga lalu menjalankan kewajiban untuk bersujud padaNya. Mereka mulai mengerjakan tugas masing-masing pasca shalat subuh. Vonny yang nyaris tak tidur semalaman karena gelisah, kini membuka matanya dengan sempurna. Dia menghirup napas dalam lalu menghembuskannya. Ada secercah harapan yang muncul dalam benak. Setidaknya dia tak akan tidur di jalanan setelah keluar dari rumah itu. Dua koper berisi barang-barang terbaiknya sudah dia siapkan. Tak peduli dengan pesan Wicaksono untuk tak membawa barang berharga lain, Vonny tetap mengumpulkan perhiasan dan beberapa aksesoris brandednya ke dalam koper. Rencananya akan dia jual online setelah sampai di rumah Brama. Setidaknya bisa buat pegangan sampai tiga atau empat bulan. "Sudah bangun, Von? Butuh apa biar kubantu," ucap Meira saat tak sengaja berpapasan di dapur dengan perempuan berkursi roda itu. Vonny
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

BAB 84B

Jarum jam menunjuk angka enam saat Vonny memutuskan pergi dari kamar itu. Dia bergeming. Menatap kamarnya yang nyaman dan membuatnya tenang. Tak terasa air matanya luruh seketika. Rasa sesak, kesal, benci dan dendam itu begitu terasa dan terlihat dari sorot matanya yang tajam. Vonny tak terima begitu saja diperlakukan seperti itu. Dia tak akan tinggal diam saat impian dan masa depannya dihancurkan. Setelah berusaha tegar dan mengusap kedua matanya yang basah, Vonny membuka pintu kamarnya. Kebetulan ada Tari yang masih membantunya menyiapkan beberapa barang meski perempuan itu tak seramah sebelumnya. Sikapnya itu terjadi saat kabar Vonny anak selingkuhan Susi itu terdengar oleh seksi rumah, termasuk asisten Wicaksono. Mereka justru mewajarkan kabar itu karena selama ini selalu mengira jika Vonny bukanlah anak kandung Wicaksono. Mereka menganggap Vonny terlalu berbeda, tak seperti kedua kakaknya yang berwibawa, sopan, bertanggungjawab dan menghargai sesama. Sikap yang ditunjukkan Von
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

BAB 85

"Papa sudah sadar," ucap Sundari lirih saat Raka dan Ken masuk ke kamar inap Wicaksono. Wajah laki-laki yang terbaring di atas ranjang itu cukup pucat. Dari mimik wajah dan sorot matanya, tampak begitu letih. Mungkin karena terlalu memikirkan masalah Vonny sampai membuatnya seperti ini. Wicaksono yang sebelumnya begitu menyayangi dan menganggap perempuan itu sebagai anak kesayangan, mendadak harus terpisah karena kenyataan yang menyakitkan. "Ka ...." Wicaksono berusaha memanggil anak sulungnya yang berdiri di samping adiknya. Kakak beradik itu pun saling tatap lalu Ken mempersilakan kakaknya untuk mendekat ke arah ranjang. "Jangan terlalu banyak pikiran, Pa," lirih Sundari sembari mengusap lengan suaminya. Wicaksono tersenyum tipis lalu mengangguk pelan. "Kenapa, Pa? Apa papa mau bicara sesuatu?" tanya Raka setelah berdiri di samping papanya. Bapak dan anak itu saling tatap, lalu Wicaksono meminta anak sulungnya untuk mengambil kursi dan duduk di sampingnya. Tak hanya Raka, tapi
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

BAB 85B

"Kenapa begitu, Pa? Memangnya Mas Adrian nggak bisa menunggu Meira sampai kontraknya habis?" tanya Sundari ikut kaget mendengar cerita suaminya. Wicaksono yang sebelumnya menatap Raka, kini mengalihkan pandangannya pada Sundari, istrinya. "Papa juga kurang tahu, Ma. Cuma wajar saja kalau Adrian pengin melihat anak dan cucunya bahagia kan? Bukan berarti sekarang mereka menderita. Hanya saja, dia pasti ingin anak dan cucunya ikut merasakan apa yang dimilikinya sekarang. Apalagi Erina juga sudah menerima mereka dengan senang hati," balas Wicaksono lagi membuat Sundari mengerti. "Papa nggak bisa bujuk Om Adrian sampai kontrak Meira habis?" tanya Ken ikut menimpali. "Nggak bisa, Ken. Om Adrian cukup keras kepala kan? Tapi semua bisa diatur kalau kakakmu mau melakukan satu hal," ucap Wicaksono lagi dengan senyum tipisnya. Ken pun ikut tersenyum saat melirik Sundari. Ketiga orang itu saling lirik lalu sama-sama menatap Raka yang masih kebingungan. "Melakukan apa maksudnya, Pa?" tanya Ra
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

BAB 86

"Turun di sini, Pak," ucap Vonny setelah sampai di alamat yang dikirimkan Brama padanya. Dia kembali memeriksa pesan di aplikasi hijaunya. Benar. Alamatnya sudah pas. Perlahan supir taksi itu membantu Vonny turun dari mobil lalu membuka kursi rodanya yang terlipat agar bisa diduduki perempuan itu. Tak selang lama, dua koper di bagasi pun dikeluarkan dari mobil. Supir taksi pamit pergi setelah transaksi usai, sementara Vonny masih menatap rumah minimalis di depannya dengan sedikit resah. "Masuk," ucap seseorang setelah beberapa saat Vonny terdiam. Vonny mendongak menatap laki-laki bertato dan bercambang lebat yang kini berdiri di depannya. Brama. Laki-laki itu masih seperti dulu, hanya sedikit lebih kurus dibandingkan terakhir Vonny bertemu. "Makasih. Maaf merepotkan," balas Vonny dengan mata berkaca. Sebenarnya dia nggak mau melibatkan Brama dalam masalah ini, hanya saja dia tak punya pilihan lain. Vonny tak memiliki sanak saudara yang bisa dijadikan tempat menumpang beberapa hari
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status