Semua Bab DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Bab 171 - Bab 180

318 Bab

BAB 91B

"Maafkan papa, Meira. Papa yang salah dan terlalu pengecut," ujar laki-laki itu dengan mata berembun. Meira tersenyum, tapi kedua matanya menitikkan bulir bening. Dia menggeleng pelan sembari mengusap lengan papanya. "Papa nggak salah. Papa punya alasan tersendiri kenapa sampai selama itu membiarkan Meira di panti. Mei memaklumi dan tak sepenuhnya menyalahkan papa. Apa sebaiknya pernikahan Mei dengan Pak Raka ditunda dulu, Pa? Setidaknya agar Mei bisa bersama papa lebih lama dan melayani papa sehari-hari," ucapnya kemudian membuat Adrian sedikit shock. Adrian tak menyangka jika Meira berpikir sejauh itu. Dia tak menyangka jika Meira takut tak memiliki banyak waktu bersamanya setelah menikah dengan Raka. "Papa lebih senang kamu lekas menikah dengan Raka, Meira. Dengan begitu ada yang berkewajiban menjaga kamu saat papa nggak di sini. Papa akan lebih tenang kalau harus meninggalkanmu. Minggu depan papa harus balik ke Jakarta. Mama juga ikut karena ada beberapa acara yang terpaksa dit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

BAB 92

[Aku nggak bermaksud mengganggu hidupmu, Mei. Aku sudah ikhlas kamu pergi atau mungkin menikah dengan bosmu itu. Hanya saja, ini demi ibu. Aku tak tega membiarkannya seperti ini. Ibu masih kritis dan beberapa kali menyebut namamu. Aku juga nggak tahu kenapa hanya namamu saja yang disebutnya. Namun, aku berpikir mungkin ibu teringat kesalahan-kesalahannya di masa lalu padamu yang terlalu banyak. Boleh jadi ibu hanya ingin minta maaf padamu, Mei. Tolong, datanglah. Setidaknya ibu bisa lega jika sudah bertemu dan minta maaf padamu] Pesan panjang itu kembali muncul di layar. Meira masih bergeming di tempat duduknya, sementara Adrian masih mengobrol dengan seseorang melalui sambungan telepon. Perempuan itu memijit celah di antara kedua alisnya. Dia teramat pusing kenapa menjelang hari pernikahannya dengan Raka ada saja masalah yang menimpa. Terkadang, Mei berpikir apakah itu artinya mereka tak diizinkan bersama? Namun, kadang pula dia kembali yakin jika ini sekelumit ujian sebelum pernik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

BAB 92B

[Kata mama, kamu mau bertemu dengan Baim, Mei?] Balasan dari Raka membuat Meira tersenyum tipis. Meira memang tak jadi mengabari Raka soal itu karena dia sudah menelepon Sundari beberapa menit lalu. Namun, sepertinya Sundari gerak cepat untuk memberi tahu anak sulungnya. Padahal jelas, Meira bilang ingin menjenguk mertuanya di rumah sakit bukan sengaja bertemu mantan suaminya. [Mau jenguk ibu yang kritis di rumah sakit, Pak. Bukan sengaja bertemu Mas Baim] Meira membalas pesan Raka setelah membacanya. Tak selang lama, Raka pun mulai mengetik balasan. Meira masih menunggu balasan itu sembari menata baju Aldo ke dalam koper. [Sama saja. Nanti bertemu Baim juga kan? Berapa lama di sana?] Lagi-lagi Meira menggeleng pelan. Apakah dia bisa mengatakan kalau Raka cemburu pada Baim? Meira terdiam sejenak. Ingin rasanya mengiyakan pertanyaannya sendiri, tapi dia tak ingin besar kepala. Dia tak ingin merasa dicemburui oleh Raka hanya karena pesan singkat itu. Baginya, Raka masih abu-abu. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

BAB 93

"Ini rumah papa dan mama di Jakarta, Mei. Rumah kalian juga. Jadi, kapanpun kalian ingin pulang, pulanglah ke sini," ucap Adrian sembari menunjuk rumah megah di hadapannya. Mobil yang ditumpangi rombongan kecil itu sudah sampai di depan gerbang rumah berlantai dua di perumahan mewah kota metropolitan. Setelah gerbang terbuka, mobil melesat masuk ke garasi. Ada dua mobil lain yang parkir di garasi rumah itu. "Ini rumah Opa sama Oma?" tanya Aldo begitu takjub dengan kemegahan rumah itu setelah dia turun dari mobil. Adrian dan Erina saling tatap lalu tersenyum tipis. Laki-laki itu pun mengusap kepala Aldo lalu mengangguk pelan saat keduanya bertatapan. "Iya, ini rumah Opa sama Oma. Rumah bunda dan Aldo juga," balas Adrian kemudian. Senyum tipis tak lepas dari kedua sudut bibirnya saat bersitatap dengan anak laki-laki itu. Aldo tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia benar-benar takjub dengan rumah Opa dan Omanya yang ternyata mewah dan tak seperti yang dibayangkannya selama ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

BAB 93B

[Kamu sudah sampai di Jakarta, Mei? Apa kujemput saja? Rumah Pak Adrian di daerah mana?] Usai shalat ashar, Meira membaca pesan yang masuk ke aplikasi hijaunya. Lagi-lagi pesan dari Baim. Sebenarnya dia agak terganggu dengan pesan beruntun dari mantan suaminya itu. Hanya saja, Meira berusaha menghargai. Mungkin Baim terlalu khawatir atau justru senang karena Meira dan Aldo datang demi ibunya, makanya dia seantusias itu. Kali ini Meira cukup memaklumi dan tak ingin berpikir aneh-aneh. [Sudah jam dua tadi, Mas. Nggak usah repot-repot ya, kami diantar supir papa kok. Jam empat InsyaAllah ke sana sesuai jam besuknya] Meira lekas membalas pesan Baim. Jika tidak segera dibalas, laki-laki itu akan terus bertanya dan mengiriminya beragam pesan. Baim tersenyum tipis membaca balasan dari Meira. Dia cukup senang dan lega karena Meira dan Aldo akan datang. Bukan hanya karena ibunya, tapi Baim juga rindu mereka yang masih begitu dia cinta. [Oke, Mei. Ibu pasti sangat senang melihat kalian data
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 94

"Kam-- kamu mau menikah bulan depan, Mei?" tanya Baim begitu gugup. Baim tahu jika Meira dan Raka memang memiliki hubungan spesial. Dia pun tahu kalau mereka akan segera menikah, tapi Baim tak percaya jika bulan depan benar-benar bulan spesial mereka. Baim pikir kabar yang diterimanya beberapa hari lalu hanya kabar burung biasa. Tak disangka jika semuanya benar dan Meira sendiri yang menjelaskan kebenarannya. "Iya, Mas. Semua akan diurus mamanya Mas Raka dan ibu sambungku," balas Meira kemudian. Dia kembali tersenyum lalu menoleh pada Soraya yang mengusap lengannya pelan. "Nggak nyangka ya, Mei. Ternyata kamu anak Pak Adrian. Salah satu pengusaha ternama dan kaya di kota ini. Bahkan dia pemilik perusahaan dimana Baim bekerja. Ibu jadi malu sudah menghinamu begini begitu," lirih Soraya lagi. Wanita yang terbaring lemah di atas ranjang itu kembali membayangkan masa lalunya. Dia ingat bagaimana sikapnya dulu pada Meira, apalagi setelah suaminya meninggal dunia. Meira yang dijadikan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 94B

"Aldo ikut ke rumah sakit, Mei?" tanya Baim dan Soraya nyaris bersamaan. Meira mengangguk saat menatap ibu dan anak itu bergantian. "Iya, Mas, Bu. Cuma nggak diizinkan masuk kan, jadi dia di bawah sama asisten papa. Tadi Mei suruh jajan di mini market depan rumah sakit sih," balas Meira lagi. Tak membuang waktu, Meira dan Baim pamit pulang. Baim meminta ibunya untuk istirahat dan nanti gantian Rumi yang jaga di rumah sakit. Soraya pun mengiyakan. Dia mengusap pelan lengan Baim sebelum menyusul Meira keluar kamar.Dengan tergesa Meira sampai di area parkir. Di sana sudah ada Aldo dengan dua asisten papanya. Dua laki-laki dewasa itu masih ngobrol. Mereka duduk di samping kiri dan kanan Aldo yang masih asyik menikmati es krimnya. "Kita ke rumah ayahnya Aldo dulu ya, Mas," ucap Meira saat dia sampai di samping mereka. "Baik, Mbak Meira. Mari kami antar." Kedua asisten Adrian itu pun mengajak Meira dan Aldo ke mobil, sementara Baim hanya bisa menerima keputusan Meira yang menolak tawar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

BAB 95

Baim mengernyit. Dia kembali memikirkan pesan yang baru saja muncul di layar handphonenya. Pesan dari Dahlia. Baim ingat kembali kejadian beberapa waktu yang lalu. Mantan istri Raka itu memang sempat meminta nomornya saat tak sengaja bertemu di sebuah cafe. Dahlia sempat menawarkan kerja sama. Dia akan merebut Raka kembali dan Baim diminta untuk mencuri hati Meira demi anak mereka masing-masing. Awalnya Baim menolak karena dia tahu dan sadar diri tak ada lagi di hati Meira. Baim juga merasa kecil jika dibandingkan dengan Raka, apalagi setelah sikap semena-menanya selama ini. Apalagi dia juga tahu kalau keluarga Meira dan Raka sepadan bahkan saling mendukung hubungan Raka dan Meira. Seolah tak ada celah untuk Baim kembali masuk di antara mereka. Hanya saja, Dahlia terus meyakinkan. Perempuan itu bilang memiliki cara sendiri untuk melancarkan aksinya. Tak menolak pun tak membantah, Baim hanya diam saja. Dia mengikuti aturan main Dahlia. Baim pikir mungkin setitik keajaiban itu masih a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

BAB 95B

"Aku antar pulang ya? Sekalian berkenalan lebih dekat dengan keluargamu," ujar Baim setelah Meira pamit pulang. Bakda maghrib dia pamit setelah ditelepon papanya. Adrian ingin mengajak Meira dan Aldo makan siang bersama di luar, tapi sepertinya nggak jadi karena ada tamu spesial, katanya. "Nggak usah, Mas. Sudah ada Mas Kemal sama Mas Zikri yang antar," ucap Meira begitu sopan. Dua lelaki yang disebut namanya tadi tersenyum sembari sedikit membungkuk untuk menghormati anak atasannya. "Mereka biar mengikuti mobilku dari belakang. Kamu dan Aldo aku antar pulang," pinta Baim lagi. Awalnya Meira ingin menolak, tapi melihat Aldo yang sepertinya masih merindukan ayahnya, mau tak mau dia pun mengiyakan. Lebih nggak mungkin jika Meira membiarkan Aldo bersama ayahnya, sementara dia justru semobil dengan dua lelaki bukan mahramnya bukan? Meira tak ingin ada fitnah lebih banyak lagi jika itu terjadi. "Aldo duduk di sampingku dan kamu duduk di belakang. Aman, Mei. Aku juga nggak akan macam-m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

BAB 96

Malam ini Raka menginap di rumah Adrian. Sebenarnya dia ingin apartemen Ken karena dia juga sudah kembali ke Jakarta dua hari yang lalu. Namun, Adrian melarang. Dia ingin bercerita banyak hal dengan Raka mumpung dia ada di Jakarta. Sekian soal bisnis, Adrian juga ingin membahas soal pernikahan mereka. [Hebat kamu, Mas. Kamu tak mau menerimaku karena pernah berselingkuh. Sekalipun sekarang aku sudah berubah, tetap saja kamu tak ingin memberiku kesempatan kedua. Padahal kutahu jika di lubuk hatimu yang terdalam masih tersemat namaku. Iya kan? Kenapa kamu nggak mau menerimaku, tapi kamu mau menerima perempuan itu yang jelas masih menyukai mantan suaminya? Lihat foto-foto ini. Mereka terlihat begitu mesra bukan? Tatapan keduanya pun begitu terbaca kalau masih ada cinta di antara mereka] Raka kembali membaca pesan dari Dahlia yang diterimanya bakda ashar tadi saat dia sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta. Entah darimana foto-foto itu didapatkan Dahlia. Namun, Raka tahu jika foto itu di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status