All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 191 - Chapter 200

318 Chapters

BAB 101B

"Ada apa, Mas?" "Kamu tahu kalau aku menyesal sudah menjatuhkan talak itu kan?" ucapnya lirih. Baim hanya ingin mengutarakan isi hatinya. Dia benar-benar ingin Meira tahu kalau sampai saat ini cintanya masih tetap pada orang yang sama. Tak ada yang berubah, justru semakin bertambah. "Aku tahu. Kamu sudah berulang kali mengatakan itu, Mas Baim. Jadi, tak perlu diungkit dan diulang terus menerus.""Maaf, Mei. Aku hanya ingin kamu tahu dan yakin kalau sampai saat ini hanya namamu yang ada di hatiku. Aku belum bisa melupakanmu. Sekalipun kita sudah sah berpisah, tak.ada salahnya aku berharap sebuah keajaiban bukan? Aku tahu kamu sebentar lagi akan menikah. Aku tak akan mungkin menghalangi, hanya saja-- "Hanya saja aku tak ingin membahas ini lagi dan lagi, Mas Baim. Hubungan kita sudah berakhir dan sekarang cukuplah kita berhubungan sebagai partner atau sebatas orang tua Aldo saja. Aku nggak mau menyakiti hati yang lain jika kita terlalu dekat," balas Meira sedikit menaikan volume suara
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

BAB 102

Waktu terus bergulir. Segala persiapan pernikahan Meira dan Raka sudah 90%. Kini mereka mulai fitting baju untuk acara yang akan digelar dua minggu lagi. Warna putih gading akan dipakai untuk akad nikah, sementara warna peach digunakan saat resepsi. "Nanti fitting baju," ucap Raka saat berpapasan dengan Meira di tangga. Keduanya berhenti sejenak lalu saling tatap beberapa saat. "Hmm." Meira menggumam sembari mengangguk pelan. "Baim masih sering chat?" tanya Raka tanpa menoleh. "Nggak. Kan udah aku blok." Raka mengangguk lalu melanjutkan langkahnya ke lantai bawah, sementara Meira melangkah ke kamar Dee dengan membawa keranjang pakaian yang baru dia setrika. Selesai menata baju di lemari, Meira membenarkan letak tidur Dee yang sedikit tak nyaman karena tangannya tertindih badan. Diusapnya pelan wajah cantik anak asuhnya yang sebentar lagi akan menjadi anak sambungnya itu. Meira sangat menyayangi Dee sejak awal bertemu. Sejak dulu dia mendambakan anak perempuan untuk menemani Ald
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

BAB 102B

"Mau makan apa?" tanya Raka saat dalam perjalanan ke butik. Sundari bilang jika itu butik keponakannya. Intan adalah anak dari Susanti, adik semata wayang Sundari. "Apa saja yang penting halal, Mas," balas Meira singkat sembari membenarkan letak duduknya. Detik ini, mereka berada di mobil yang sama. Berdua saja karena Dee masih terlelap saat mereka pergi. Meira cukup canggung dan tak banyak bicara saat ini. Dia cukup gugup saat tak sengaja bersirobok dengan mata elang itu. Tak ingin semakin salah tingkah, Meira memilih menatap keluar jendela. Lalu lalang kendaraan dan pepohonan di tepi jalan membuatnya sedikit lebih tenang. "Seafood suka?" tanya Raka memecah keheningan yang sempat terjadi. Meira mengangguk saja. Dia suka udang tepung dan kepiting saos Padang. Namun, Meira tak menyebut menu favoritnya. Dia lebih memilih mengiyakan tawaran Raka untuk mampir ke restoran yang menyajikan menu andalan makanan laut. Mobil terhenti di depan sebuah restoran. Raka tampak membuka seat beltn
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

BAB 103

"Mbak, calon istriku," ucap Raka saat bertemu dengan Intan, sepupunya di butik. "Meira, Mbak," ucap Meira dengan senyum tipisnya. "Aku Intan, Mei. Sepupunya si kulkas ini," ucap Intan sembari tersenyum tipis lalu memeluk Meira sembari cipika cipiki dengannya. "Cantik dan lembut. Pantas saja Raka luluh ya?" puji Intan setelah berkenalan dengan Meira. "Mbak Intan bisa saja. Namanya perempuan ya cantik, Mbak. Kalau cowok baru ganteng," balas Meira membalas pujian sepupu Raka. Tawa keduanya pun terdengar. Raka menatap Meira sembari memasukkan tangannya di saku celana bagian kiri dan kanannya. Raka begitu bersyukur memiliki calon istri seperti Meira. Iya, dia memang cantik dan nyaris sempurna di matanya. Satu hal yang terpenting baginya, Meira begitu tulus menyayangi Dee seperti anak kandungnya sendiri. Raka merasakan ketulusan dan kelembutan itu, sampai akhirnya membuatnya luluh dan teramat mencintainya. "Duduk dulu, Mei. Kalau Raka biar saja berdiri," ucap Intan dengan kekehan kec
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

BAB 103B

Tiga hari sebelum hari H, Adrian mengajak Meira pulang ke rumah. Mereka bilang akan memingit calon pengantin supaya wajahnya bikin pangling saat menikah nanti. Mau tak mau Raka mengizinkan, apalagi saat kedua orang tuanya setuju dengan permintaan Adrian. "Boleh telepon atau kirim pesan kan, Ma?" tanya Raka saat melihat Meira keluar dari kamarnya bersama Aldo. "Nggak usahlah. Nanti saja pas hari H kalau mau ngobrol. Cuma tiga hari Raka, nggak lebih," balas Sundari sambil menggeleng pelan. "Tiga hari itu lama, Ma," balasnya singkat seolah tak peduli ada orang tua Meira yang masih asyik ngobrol dengan Wicaksono di depannya. "Bucin, Lu! Dasar sok jaim! Tahunya bucin akut," sahut Ken yang melangkah tergesa dari kamarnya. "Daripada jomblo terus," balas Raka singkat. "Yeee! Aku kan ngalah sama kamu, Mas. Calonnya sudah kamu ambil duluan. Gimana sih?!" Ken menghempaskan bobotnya ke sofa. Mendengar balasan adiknya, Raka menoleh seketika. Kedua mata Ken dan Raka pun bertemu. "Bercanda.
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

BAB 104

Acara spesial digelar. Tak terlalu banyak tamu yang diundang dalam acara ini. Sebagian besar kerabat, tetangga dan mitra bisnis dua keluarga termasuk teman-teman Raka. Meira juga mengundang bunda, Bi Lasmi dan dua sahabatnya, Dina dan Una. Hanya itu yang dia beri undangan karena memang Meira tak memiliki banyak teman. Pernikahan Raka dan Meira digelar outdoor di pusat kota Jogja. Hanya sekitar sepuluh menit saja dari Malioboro. Semua sudah lengkap dan diatur sedemikian rupa. Meja kursi tersusun rapi dengan bunga-bunga hias di kanan kirinya. Jalan menuju pelaminan pun ditata dengan cantik. Seorang laki-laki membacakan susunan acara pernikahan itu dari awal hingga akhir. Setelah pembukaan, acara selanjutnya pembacaan ayat suci Alquran oleh seorang hafidz. Suara merdunya membuat hati siapapun bergetar. Ken menemani kakaknya duduk di kursi yang sudah disediakan. Kursi yang akan dijadikan tempat akad beberapa menit kemudian. Ken tahu bagaimana perasaan Raka saat ini. Gugup, khawatir, ta
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

BAB 104B

"Pak Adrian melafalkan ijabnya, setelah itu baru Mas Raka melafalkan qabulnya. Seperti tadi ya, Mas. Tenang supaya bisa sekali jalan. Jangan lupa nama calon mertua, Rahmat Hidayat. Kalau Adrian itu nama bekennya, bukan begitu, Pak?" tanya penghulu sembari menoleh pada Adrian yang duduk di sampingnya. "Betul, Pak. Adrian nama kecil saya. Nama yang biasa dipakai sehari-hari sampai sekarang," balas Adrian dengan senyum lebar. Mendengar penjelasan Adrian, beberapa tamu sedikit berisik. Mungkin mereka baru tahu kenapa nama Adrian berbeda atau mungkin banyak di antara mereka yang belum tahu nama asli Adrian. Mereka lebih tahu nama bekennya saja."Kalau begitu kita mulai sekarang. Jangan lupa Basmallah," sambung laki-laki itu lagi dibalas dengan anggukan Raka. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau Raka Wicaksono Saputra bin Wicaksono Abdullah dengan anak perempuan saya Meira Althafunnisa dengan mas kawin emas lima puluh gram dan seperangkat alat shalat dibayar tunai," ucap Adrian dengan tena
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

BAB 105

Jarum jam mulai merambat naik. Dentingnya terdengar begitu jelas di telinga. Suasana di rumah Wicaksono yang sebelumnya masih cukup ramai, kini mulai lebih hening. Hanya terdengar suara lirih di ruang tengah, tak seperti tadi yang riuh dengan tawa dan obrolan ringan. Jam menunjuk angka sebelas malam saat Meira selesai membersihkan badan dan memakai piyama panjang. Tak lupa hijab simpel masih menutupi rambut panjangnya. Dadanya berdebar tak beraturan sejak memasuki kamar suaminya. Kamar yang biasanya dia masuki saat menjadi baby sitter Denada, hari ini statusnya telah berbeda. Bukan lagi baby sitter melainkan ibu sambungnya. Suara dehem Raka dari depan lemari membuat Meira terlonjak seketika. Laki-laki yang sebelumnya masih berada di ruang tengah itu, tiba-tiba sudah berada di kamar sembari mencari baju tidurnya. Meira tak menoleh saat Raka menatapnya. Dia memilih buru-buru ke kamar Dee lewat pintu tengah yang menghubungkan kamar papa dan anak itu. Pura-pura merapikan selimut Denada
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 105B

Meski tanpa make up, Meira memang tampak cantik. Meira berkulit putih dengan wajah bulat dan hidung yang bangir, alisnya tebal dan pas dengan bulu mata lentik. Senyumnya manis dengan tatapan yang teduh, membuat banyak orang merasa tenang dan nyaman saat bersamanya. Begitu pula dengan Raka yang sampai detik ini masih tak berhenti menatapnya. Meira benar-benar salah tingkah. Dia kembali berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Hanya rambut hitamnya saja yang terlihat, membuat Raka kembali tersenyum melihat kegugupan istrinya. "Tidur ya? Kamu pasti capek," ucap laki-laki itu sembari mengusap pelan puncak kepala Meira yang sedikit terlihat. Meira mengangguk tanpa membuka selimutnya. Wajah perempuan itu benar-benar memerah karena malu dengan tatapan Raka yang nyaris tak berkedip saat dia membuka hijab. "Tidurlah," ucap Raka kembali sembari mematikan lampu utama. Dia pun menyalakan lampu tidur yang temaram. Meira menghela napas lega. Dia sedikit lebih tenang sekarang. Oleh karena
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 106

Alarm di handphone Meira berdering nyaring membuat sepasang pengantin itu mulai terjaga. Meira memang selalu menyetel alarm di jam tiga dan empat pagi, tapi sepertinya alarm pertama terlewat. Meira tak mendengar apapun. Dia merasa sangat nyenyak tidur sampai lupa jika statusnya pagi ini telah berbeda. Bukan sekadar pengasuh Denada melainkan ibu sambungnya. Perlahan Meira membuka mata. Dia mengerjap pelan saat menyadari lengan kekar melingkar di perutnya. Hembusan napas hangat di tengkuknya membuat desir aneh menjalar di tubuhnya detik ini. Mendadak merinding dan kembali berdebar hebat. Butuh waktu beberapa detik sampai dia menyadari jika saat ini sudah sah menjadi istri Raka. Lelaki yang kini seolah tak mau melepaskan pelukannya. Meira berusaha melepaskan tangan itu dari perutnya, tapi Raka justru semakin menarik tubuh dan menciumi tengkuknya. Lagi-lagi Meira tercekat. Dia benar-benar nyaris tak bergerak karena takut pergerakannya semakin membuat Raka menarik tubuhnya lebih dekat sa
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status