Share

BAB 104B

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-11-28 20:04:34

"Pak Adrian melafalkan ijabnya, setelah itu baru Mas Raka melafalkan qabulnya. Seperti tadi ya, Mas. Tenang supaya bisa sekali jalan. Jangan lupa nama calon mertua, Rahmat Hidayat. Kalau Adrian itu nama bekennya, bukan begitu, Pak?" tanya penghulu sembari menoleh pada Adrian yang duduk di sampingnya.

"Betul, Pak. Adrian nama kecil saya. Nama yang biasa dipakai sehari-hari sampai sekarang," balas Adrian dengan senyum lebar.

Mendengar penjelasan Adrian, beberapa tamu sedikit berisik. Mungkin mereka baru tahu kenapa nama Adrian berbeda atau mungkin banyak di antara mereka yang belum tahu nama asli Adrian. Mereka lebih tahu nama bekennya saja.

"Kalau begitu kita mulai sekarang. Jangan lupa Basmallah," sambung laki-laki itu lagi dibalas dengan anggukan Raka.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Raka Wicaksono Saputra bin Wicaksono Abdullah dengan anak perempuan saya Meira Althafunnisa dengan mas kawin emas lima puluh gram dan seperangkat alat shalat dibayar tunai," ucap Adrian dengan tena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fitri Widya
Tunjukkan bucinya raka ke meira dulu yaah thor.. Jgn langsung tamat... Hihihi
goodnovel comment avatar
Ayue Sekartaji
samawa raka meira,, gimana thor mlm pertamanya es batu hahahaha jantung jedak jeduk,,,lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 105

    Jarum jam mulai merambat naik. Dentingnya terdengar begitu jelas di telinga. Suasana di rumah Wicaksono yang sebelumnya masih cukup ramai, kini mulai lebih hening. Hanya terdengar suara lirih di ruang tengah, tak seperti tadi yang riuh dengan tawa dan obrolan ringan. Jam menunjuk angka sebelas malam saat Meira selesai membersihkan badan dan memakai piyama panjang. Tak lupa hijab simpel masih menutupi rambut panjangnya. Dadanya berdebar tak beraturan sejak memasuki kamar suaminya. Kamar yang biasanya dia masuki saat menjadi baby sitter Denada, hari ini statusnya telah berbeda. Bukan lagi baby sitter melainkan ibu sambungnya. Suara dehem Raka dari depan lemari membuat Meira terlonjak seketika. Laki-laki yang sebelumnya masih berada di ruang tengah itu, tiba-tiba sudah berada di kamar sembari mencari baju tidurnya. Meira tak menoleh saat Raka menatapnya. Dia memilih buru-buru ke kamar Dee lewat pintu tengah yang menghubungkan kamar papa dan anak itu. Pura-pura merapikan selimut Denada

    Last Updated : 2024-11-29
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 105B

    Meski tanpa make up, Meira memang tampak cantik. Meira berkulit putih dengan wajah bulat dan hidung yang bangir, alisnya tebal dan pas dengan bulu mata lentik. Senyumnya manis dengan tatapan yang teduh, membuat banyak orang merasa tenang dan nyaman saat bersamanya. Begitu pula dengan Raka yang sampai detik ini masih tak berhenti menatapnya. Meira benar-benar salah tingkah. Dia kembali berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Hanya rambut hitamnya saja yang terlihat, membuat Raka kembali tersenyum melihat kegugupan istrinya. "Tidur ya? Kamu pasti capek," ucap laki-laki itu sembari mengusap pelan puncak kepala Meira yang sedikit terlihat. Meira mengangguk tanpa membuka selimutnya. Wajah perempuan itu benar-benar memerah karena malu dengan tatapan Raka yang nyaris tak berkedip saat dia membuka hijab. "Tidurlah," ucap Raka kembali sembari mematikan lampu utama. Dia pun menyalakan lampu tidur yang temaram. Meira menghela napas lega. Dia sedikit lebih tenang sekarang. Oleh karena

    Last Updated : 2024-11-29
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 106

    Alarm di handphone Meira berdering nyaring membuat sepasang pengantin itu mulai terjaga. Meira memang selalu menyetel alarm di jam tiga dan empat pagi, tapi sepertinya alarm pertama terlewat. Meira tak mendengar apapun. Dia merasa sangat nyenyak tidur sampai lupa jika statusnya pagi ini telah berbeda. Bukan sekadar pengasuh Denada melainkan ibu sambungnya. Perlahan Meira membuka mata. Dia mengerjap pelan saat menyadari lengan kekar melingkar di perutnya. Hembusan napas hangat di tengkuknya membuat desir aneh menjalar di tubuhnya detik ini. Mendadak merinding dan kembali berdebar hebat. Butuh waktu beberapa detik sampai dia menyadari jika saat ini sudah sah menjadi istri Raka. Lelaki yang kini seolah tak mau melepaskan pelukannya. Meira berusaha melepaskan tangan itu dari perutnya, tapi Raka justru semakin menarik tubuh dan menciumi tengkuknya. Lagi-lagi Meira tercekat. Dia benar-benar nyaris tak bergerak karena takut pergerakannya semakin membuat Raka menarik tubuhnya lebih dekat sa

    Last Updated : 2024-11-29
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 106B

    Meira mengusap kedua pipi Aldo yang basah. Ditatapnya lekat wajah tampan itu lalu memeluknya hangat. Meira tahu bagaimana perasaan Aldo saat ini. Dia pasti sedih melihat bunda dan ayahnya tak bisa bersama lagi, tapi kini dia juga bahagia saat melihat bundanya telah memiliki pengganti. "Ayah dan papa akan menyayangi Aldo. Aldo ingat janji ayah waktu itu kan? Meski sudah berpisah, tapi ayah bilang akan sering jenguk Aldo ke sini. Alhamdulillah ayah sekarang sudah menyadari kesalahannya. Jadi, Aldo mau kan memaafkan ayah?" tanya Meira dengan senyum tipis. Aldo menghela napas panjang lalu mengangguk pelan. Senyum tipis terukir di wajahnya yang tampan. Baim memang tak bisa menjadi suami yang terbaik untuk Meira, tapi kasih sayangnya pada Aldo tak mungkin terhapus begitu saja. Saat masih bersama Meira, Baim berusaha menjadi sosok yang terbaik untuk anak semata wayangnya. Dia ingin menjadi ayah terhebat untuk Aldo meski akhirnya masa-masa pahit itu menerpa mereka. Kini, Baim menyadari jik

    Last Updated : 2024-11-30
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 107

    Makan malam usai. Meira beranjak dari kursi untuk membereskan meja makan. Tak tinggal diam, Raka ikut membantunya. Dia tak ingin istrinya kerepotan sendirian. Meski ada asisten rumah tangga, tapi Meira tak ingin mengganggu istirahat mereka saat ini. Selagi bisa dan memiliki banyak waktu luang, dia berusaha melakukannya sendiri."Duduk aja, Mas. Biar aku yang bereskan," ucap Meira dengan senyum tipis.Tiga mangkok bekas bubur kacang hijau sudah dibawa Meira ke wastafel. Setelah itu dia mengelap meja dan menata kotak tissu dan beberapa peralatan makan ke tempat semula. Meira masih mencuci mangkok kotor saat tiba-tiba Raka memeluknya dari belakang. Jantung Meira seakan berlompatan saat itu, apalagi Raka meletakkan dagunya di pundak Meira. Perempuan itu seakan tak bisa bergerak saking gugupnya."Duduk, Mas. Aku bereskan ini dulu," ucap Meira lagi tanpa menoleh.Raka hanya tersenyum, tapi tetap tak bergerak. Dia membiarkan Meira menyelesaikan tugasnya. Setelah selesai membereskan peralatan

    Last Updated : 2024-11-30
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 107B

    "Kamu betah di sini?" Raka membingkai wajah cantik itu lalu menatapnya dalam. Meira mengangguk pelan."Alhamdulillah kalau kamu betah. Jadi, kamu bisa nyaman dan bahagia saat bersama mama dan papa, tapi sebagai seorang suami, wajar jika ingin menyiapkan tempat tinggal untuk istri dan anak-anaknya kan? Lagipula dalam agama kita juga disarankan untuk berpisah dengan orang tua saat sudah berumah tangga. Jadi, kapanpun kamu siap untuk pindah, kita sudah ada tujuan."Raka menjelaskan dengan suara pelan, membuat batin Meira merasa jauh lebih tenang dan nyaman. Dia baru sadar jika mantan bosnya itu tak sedingin yang dia bayangkan. Nyatanya setelah sah, dia jauh lebih tenang, terbuka dan banyak tanya. Justru berbanding terbalik dengan dirinya yang lebih banyak diam dan gelisah."Makasih banyak ya, Mas. Kamu sudah memikirkan semuanya dengan matang," lirih Meira sembari memeluk Raka. Dia benar-benar bersyukur memiliki Raka yang penyayang, lembut dan bertanggungjawab pada keluarganya.Setahun me

    Last Updated : 2024-11-30
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 108

    Alarm handphone Raka berdering. Suasana masih sangat hening, hanya terdengar detak jarum jam yang terus berputar. Kali ini, Raka memang bangun lebih pagi dibanding biasanya. Sengaja karena ingin menikmati keindahan paginya yang berbeda. Matanya tertuju pada sosok Meira yang masih terlelap di sampingnya. Ia tersenyum tipis, merasa tenang sekaligus tak percaya. Meira kini telah sah menjadi istrinya, dan malam yang baru saja berlalu terasa seperti mimpi yang menyatukan mereka dengan lebih mendalam.Raka bukanlah tipe pria yang pandai mengungkapkan perasaannya secara terbuka. Ia pria dingin yang lebih banyak diam. Namun, di balik sikapnya yang tenang dan tertutup, ia memiliki rasa cinta yang begitu dalam pada wanita yang kini ada di sampingnya. Meira tahu hal itu, meski Raka jarang mengucapkannya langsung."Istriku benar-benar cantik. Wajahnya teduh dan polos tanpa polesan make up ," lirih Raka sembari terus menatap wajah Meira. Saat melihat istrinya menggeliat, Raka salah tingkah. Dia

    Last Updated : 2024-12-01
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 108B

    Adzan subuh berkumandang. Raka sudah keluar dari kamar mandi. Entah mengapa dia merasa teramat gerah sampai akhirnya mandi untuk kedua kalinya. Meira pun tersenyum melihat suaminya muncul dengan rambut yang basah. "Buruan mandi, sholat subuh sendiri ya? Aku mau ke masjid sama papa." Raka tersenyum lalu buru-buru memakai baju lengan panjang dan sarung kesayangan. Tak lupa membawa sajadah di pundaknya. Setelah mengucap salam, Raka keluar kamar sementara Meira kembali menutup wajahnya dengan telapak tangan. Debar di dadanya masih begitu terasa. Dia teramat gugup sekarang, tapi di sudut hati lain terasa berbunga-bunga. Tak munafik jika detik ini dia teramat bahagia. Tak membuang waktu, Meira beranjak dari ranjang lalu mandi wajib. Setelahnya baru menjalankan ibadah dua rakaat. Tepat saat mengucap salam, Raka masuk ke kamar. Meira kembali menatap wajah tampan itu sembari membuka mukenanya. "Sudah selesai kan? Tunggu sebentar di sini."Melihat anggukan istrinya, Raka pun tersenyum lalu

    Last Updated : 2024-12-01

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 273

    "Berhari-hari nggak pulang, apa harus seperti ini sikapmu sama istri sendiri?!" sentak Rena lagi sembari membuka pintu utama dengan kasar lalu membantingnya. Ken yang akan beranjak dari tepi ranjang pun mengurungkan niatnya. Hanum menarik lengan suaminya agar duduk kembali. Mereka sepakat untuk tak ikut mencampuri urusan rumah tangga Rena dan Azziz. Membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali jika ada kekerasan, barulah mereka akan turun tangan. "Istri? Kamu masih begitu luwes menyebut diri sendiri sebagai istri, Ren? Setelah apa yang kamu lakukan selama ini, hah?!" sentak Azziz dengan mata memerah. "Apa seperti itu sikap seorang istri yang wajib dinafkahi, diberikan kasih sayang, cinta dan diperjuangkan hidupnya? Kamu nggak buta dan nggak tuli kan? Namamu sudah buruk di mata banyak orang setelah video itu viral, Rena. Sadar!" bentak Azziz lagi sembari memukul meja ruang tengah. Beberapa barang di atas meja itu berhamburan ke lantai. Di dalam kamar, Hanum mengucap

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 272

    "Sayang, aku punya sesuatu," ujar Ken saat masuk ke kamarnya. Hanum sudah ada di kamar sejak satu jam sebelumnya. Dia tengah menikmati senja di kamar sembari membaca novel online favoritnya. "Punya apa, Mas?" tanya Hanum saat menoleh ke arah pintu. Ken tersenyum lalu menyerahkan benda kecil ke tangan Hanum. "Apa ini, Mas?" tanya Hanum lagi sembari membolak-balik benda kecil itu. Ken duduk di tepi ranjang sembari menatap lekat istrinya yang terlihat penasaran dengan benda di tangannya. "Perekam suara ya, Mas?" tebaknya kemudian. Ken tersenyum lalu mengangguk. "Benar, Sayang. Itu alat perekam suara," balas laki-laki itu yakin. Hanum manggut-manggut lalu menatap suaminya. "Apa ada rekaman suaranya di dalam?" Lagi-lagi Ken mengangguk. "Suara siapa, Mas?" tanya Hanum lagi. Ken mengambil kembali alat perekam mini itu lalu menyambungkannya dengan USB di laptop. Hanum mendengarkan isi percakapan yang terekam di sana. "Suara Mbak Rena?" lirihnya seolah bertanya pada diri sendiri. Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 271

    Dua hari setelah penyelidikan diam-diam Hanum dan Ken di butik Clarissa, Ken duduk di warung kopi kecil dengan Bara. Pria berkacamata itu tampak serius sambil mengeluarkan benda kecil seukuran kancing dari tasnya."Ini alat perekam suara. Ukurannya kecil banget, bisa kamu selipin di tas, mobil atau kantong celana mereka. Baterainya tahan tiga hari, dan otomatis nyimpan suara kalau ada pembicaraan di radius 3 meter," ujar Bara menjelaskan. Ken mengangguk."Pas banget. Kita cuma butuh satu rekaman jelas buat Hanum tahu pasti niat buruk mereka berdua. Hanum masih nggak percaya kalau kakak tirinya bisa sejahat itu, sampai sekongkol dengan perempuan yang ingin menghancurkan rumah tangga kami." Ken menghela napas. "Soal foto-foto di hotel gimana, Bro? Kamu nggak langsung seret Rissa ke penjara?" tanya Bara sembari menatap Ken serius. "Sebenarnya aku masih kasih dia kesempatan untuk berubah, Bar. Aku masih lihat kebaikan mamanya selama ini dan hubungan kekerabatan kami. Tapi kalau dia maki

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 270

    Malam itu, Hanum duduk di ruang tengah sambil menatap layar ponsel. Ken duduk di sebelahnya sembari menyeruput teh hangat buatan istrinya. Potongan bolu terhidang di piring kecil sebagai pendamping. "Mbak Rena bilang mau ke butik bareng Clarissa, Mas. Tapi butik mana?" Hanum bergumam sambil membuka media sosial milik saudara tirinya itu. "Mbak Rena itu orangnya narsis. Biasanya dia update story tiap lima menit. Meski perempuan di sampingnya sengaja diblur, tapi Hanum yakin itu Rissa." Hanum kembali berujar lirih. Ken ikut melongok."Apa ada yang aneh, Sayang?" tanya Ken sembari menikmati sepotong bolu. Hanum menggulir layar ponselnya."Lihat deh, Mas. Tiga puluh menit lalu, Mbak Rena upload video di mobil bareng Clarissa. Meski wajahnya diblur, Hanum yakin itu style Rissa. Captionnya itu makin membuat Hanum bertanya-tanya," ujar Hanum lagi. "Memangnya dia bikin caption apa, Sayang?" Lagi-lagi Ken terlihat cukup tenang dan tak sepanik Hanum."Dia bilang persiapan untuk kejutan spesi

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 269

    "Sayang, kamu siap?" Ken berseru dari ruang tamu sambil merapikan kerah kemejanya. Rambutnya disisir rapi ke samping, dan aroma parfumnya menyusup masuk ke kamar.Hanum keluar dari kamar sambil tersenyum, membawa tas tangan kecil warna krem yang matching dengan gamis biru lembut yang dikenakannya."Siap! Kamu ganteng banget hari ini, Mas," godanya sambil menyentuh dagu Ken pelan. Ken nyengir. "Harus dong. Istri aku cantik, masa suaminya nggak pantes disandingin. Memangnya cuma hari ini aja gantengnya? Hari biasanya buruk rupa ya?" balas Ken sembari menjawil balik dagu istrinya. Hanum tertawa kecil dan mereka pun keluar rumah menuju mobil Ken yang terparkir di halaman. Rencananya mereka ingin jalan-jalan sekalian belanja di mall. Angin siang ini menampar wajah mereka, tapi suasana hati keduanya hangat. Keduanya masuk ke mobil dan memasang seat belt masing-masing. Perjalanan ke mall tak membutuhkan waktu lama. Sekitar setengah jam mereka sudah sampai mall yang dituju. Di mall, mereka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 268

    "Ya Allah, Rena! Ternyata semua gosip yang beredar itu benar!" pekik seseorang diantara kerumunan pengunjung. Ren amendelik saat tahu siapa yang berteriak dan kini jatuh pingsan di depan matanya itu. "Ibu! Ngapain ibu ke sini?!" teriaknya sembari berhamburan ke arah ibunya yang limbung. Azziz yang kini berdiri di sampingnya menatap tajam. Rahangnya mengeras. Dia benar-benar emosi melihat sepak terjang istrinya. Seolah tak ada kesempatan lagi, Azziz sudah muak dan tak ingin berkompromi lagi. Dia menyerah, apalagi saat tekad kuatnya untuk melunasi hutang demi membahagiakan istri justru dibalas dengan pengkhianatan demi pengkhianatan seperti ini. Harga dirinya sebagai suami dan kepala rumah tangga seakan mati. Azziz benar-benar melambaikan tangan ke kamera. Dia menyerah di pernikahannya yang menginjak di bulan ke enam. "Mau dibawa kemana, Mas?!" tukas Rena saat melihat Azziz membopong ibu mertuanya. "Minggir kamu! Urus saja bahagiamu sendiri! Puas-puasin sebelum kamu menyesal di kem

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 267

    "Papa! Gila, ini selingkuhan papa?!" sentak perempuan bernama Tamara itu sembari menunjuk wajah Rena yang kini mulai memerah. Beberapa pengunjung mall mulai merekam keributan itu dengan handphone masing-masing. Rena benar-benar benci hal ini. Nyaris tiga bulan berhubungan dengan Pramono, tak pernah terbesit sedikit pun di benaknya akan mengalami hal memalukan seperti ini. "Papa benar-benar kelewatan. Lihat usianya, Pa! Seumuran aku!" oceh Tamara lagi. Dia menggeleng-geleng tak percaya. "Tamara ... dengerin papa dulu," ujar Pramono sembari menenangkan putri bungsunya. Pramono memiliki dua orang putri bernama Salsa dan Tamara. Saat ini istrinya terbaring di rumah karena stroke yang dideritanya selama setahun belakangan. "Dengerin apalagi, Pa? Papa mau beralasan apa? Jelas-jelas papa begitu mesra dengan perempuan jalang itu!" sentak Tamara lagi. "Tutup mulutmu!" tukas Rena menepis telunjuk Tamara yang tepat di depan wajahnya. "Heh! Tutup mulutku apa?! Jelas-jelas Lo cuma manfaati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 266

    Rena melirik jam tangannya yang berkilau di bawah cahaya lampu cafe. Dia duduk manis di pojokan, memainkan sedotan dalam segelas mocktail warna pink sambil sesekali membetulkan rambutnya."Maaf lama, Ren. Tadi agak macet." Suara berat dan dewasa terdengar dari belakang. Pramono, pria paruh baya dengan jas abu-abu yang necis, menyapa dengan senyum genit. Seperti biasa, mereka pun cipika-cipiki tiap kali bertemu. "Kamu telat dua puluh menit, Om. Aku sampai jamuran nunggu di sini." Rena merajuk, bibirnya manyun manja."Maaf dong, jalanan macet. Tapi lihat deh ... masa Om telat masih disambut sama wajah secantik ini?" Pram mencubit dagu Rena lembut. Rena hanya tertawa kecil.Mereka menikmati hidangan sambil sesekali beradu pandang. Beberapa pasang mata mulai melirik ke arah mereka. Usia mereka terlalu jauh dan kemesraan itu terasa janggal. Meski tak ada yang menegur dan seolah tak peduli, tapi tetap saja pandangan aneh dan tak biasa terlihat. Namun, Rena cuek saja. Dia tak peduli dengan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 265

    "Sayang, bubur kacang hijaunya dihabisin ya? Biar kamu nggak mual-mual lagi." Ken menyiapkan bubur di mangkok untuk istrinya. "Iya, Mas. Temani makan ya?" balas Hanum dengan senyum tipis. Hanum berusaha tetap tenang, meski beberapa menit lalu hatinya bergemuruh kesal, emosi dan muak. Beragam pesan yang dikirimkan oleh Clarissa benar-benar membuat moodnya nggak karuan. Namun, di depan Ken dia berusaha untuk tetap tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. "Sini, duduk!" pinta Ken sembari menarik kursi di sampingnya. Hanum mendekat lalu duduk di samping suaminya. "Habiskan selagi masih hangat." Lagi-lagi Hanum mengangguk. "Kamu juga ikut makan, Mas. Ayo." Hanum membuka sebungkus bubur lalu menyiapkannya untuk Ken. "Tadinya mau barengan aja sekalian nyuapin kamu, Sayang." "Barengan juga boleh. Sini Hanum yang nyuapin." Sepasang suami istri itu saling melempar senyum. Hanum menyuapi Ken dengan semangkok buburnya, sementara Ken menyuapi Hanum dengan bubur miliknya. Setelah bubur habis,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status