All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 211 - Chapter 220

318 Chapters

BAB 112

"Kenapa tegang begitu, Pa? Ada masalah?" tanya Sundari cemas saat suaminya melangkah tergesa ke luar rumah. "Papa mau keluar sebentar, Ma. Ada yang harus diselesaikan. Mama nggak perlu cemas. Ini soal kecelakaan Raka dan Meira tempo hari," balas Wicaksono sembari membenarkan kemejanya. "Apa ada bukti lain, Pa?" Sundari ikut penasaran. Wicaksono memang cukup terbuka dalam hal apapun pada istrinya, termasuk soal penyelidikan kecelakaan itu. Makanya, Sundari ikut penasaran dengan hasil penyelidikan suaminya akhir-akhir ini. "Ada, Ma. Makanya, papa mau ke lokasi dulu. Doakan saja semua lekas terbongkar dan kita temukan dalang utamanya." Sundari mengangguk lalu mengusap puncak kepala Dee yang kini dalam gendongannya. "Hati-hati di jalan, Pa. Semoga dimudahkan semuanya." Wicaksono mengangguk lalu mengulurkan tangan kanannya, sementara Sundari mencium punggung tangan itu seperti biasa. Dee pun mengikuti apa yang dilakukan Omanya. Sundari mengantar suaminya sampai teras lalu meminta Pak
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 113

Meira melirik jam mungil di tangannya, hadiah spesial dari sang suami tempo hari. Jarum jamenunjuk angka satu leboh sedikit. Meira baru saja menidurkan Dee di kamarnya lalu segera menuruni tangga karena sudah janji akan menjemput Aldo sore ini."Hari ini sama besok, Aldo mau dijemput bunda. Boleh, Bun?" pinta Aldo setelah sarapan pagi tadi. Tanpa menolak, Meira pun mengiyakan. Jarang sekali Aldo minta dijemput, mungkin dia sedang merindukan bundanya atau memang karena menjelang hari lahirnya jadi sedikit manja. Biasanya Meira juga sering jemput Aldo di sekolah sembari jalan-jalan dengan Dee, hanya saja akhir-akhir ini memang cukup sibuk. Ada beberapa hal yang harus dia kerjakan setelah sah menjadi istri Raka. Terlebih pasca kecelakaan beberapa hari lalu. "Mbak, tolong nanti sesekali cek Dee ya? Dia sudah tidur di kamar. Saya mau jemput Aldo dulu," ujar Meira sembari membenarkan letak kruknya. Pasca kecelakaan beberapa hari lalu, Meira memang belum sembuh total. Dia masih minta ban
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

BAB 114

Dalam perjalanan pulang, Raka mampir ke toko kue. Dia membeli beberapa kue favorit istrinya. Hari ini sengaja pulang cepat karena Raka mendadak kangen dengan Meira. Tapi, saat masih mengantri di kasir, tiba-tiba handphonenya berdering. Nama Boy muncul di layar. Raka memang meminta Boy untuk menjaga Aldo dan Meira, memberikan informasi apapun tentang mereka saat di luar rumah karena tak ingin terjadi sesuatu hal buruk pada anak sambung dan istrinya itu. Biasanya Boy tak pernah menelepon atau memberi kabar tertentu, tapi kali dia mengirimkan beberapa foto Meira dan Aldo saat bertemu Baim di depan sekolah. [Bos, Ada Pak Baim di depan sekolah Mas Aldo. Sepertinya dia mau antar Bu Meira dan Mas Aldo pulang. Tapi tadi Bu Meira sempat menolak ajakannya.]Raka menatap layar handphonenya dengan wajah tegang. Meski dia tahu Meira dan Baim sepakat untuk sama-sama belajar menjadi orang tua yang baik bagi Aldo, membebaskan Baim bertemu dengan Aldo kapanpun dan berusaha memberikan kasih sayang ya
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

BAB 115

[Bapak kenal dengan Agus Dharmawangsa?] Pesan dari Surya membuat kedua mata Wicaksono membulat lebar. Cukup kaget melihat nama itu di layar handphonenya. Nama yang tak mungkin bisa dia lupakan setelah kejadian beberapa bulan silam. [Kenal, Sur. Ada apa? Dia yang menjadi dalang semua ini?]Tanpa basa-basi, Wicaksono membalas cepat. Jika memang Agus dalangnya, sungguh itu tak ada dalam benak Wicaksono sebelumnya. Dia pikir ada orang baru yang sengaja ingin mengusik keluarganya. [Bisa jadi, Pak. Kami masih terus menyelidikinya. Tapi beberapa bukti yang kami temukan memang mengarah ke sana.]Lagi-lagi pesan Surya membuat Wicaksono semakin gusar. Dia menghela napas panjang lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Teringat kembali kejadian beberapa tahun silam dengan laki-laki itu. Agus Dharmawangsa. Juragan tanah yang dulu sempat cekcok dengannya gara-gara pembangunan ruko. Bukan kesalahan Wicaksono sampai akhirnya laki-laki itu di penjara. Hanya saja, kejahatannya terbongkar sete
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

BAB 115B

Wicaksono turun dari mobil, diikuti Yudha dan Surya. Sementara Broto mencari tempat untuk parkir mobil. Kini, Wicaksono sudah berdiri di depan pagar rumah megah milik Agus Dharmawangsa. Pintu gerbang hitam yang menjulang tinggi tampak angkuh, seperti ingin menyembunyikan rahasia besar di baliknya.Surya yang berdiri di sebelah kanan Wicaksono, menekan bel di tembok samping pintu gerbang besi. Ketiga lelaki itu masih terdiam, menunggu respon penjaga rumah. Tak lama, seorang penjaga wanita paruh baya keluar dengan tergesa."Rumah sebesar ini nggak ada satpamnya, Pak?" lirih Surya pada bosnya. "Dulu sih ada. Sekarang kurang tahu. Sudah lama nggak ke sini." Wicaksono membalas sembari mengamati sekeliling yang cukup sepi. "Bisa saya bantu?" tanya wanita itu dengan nada datar setelah membuka sedikit gerbangnya. "Kami perlu berbicara dengan Pak Agus. Apakah Pak Agusnya ada?" Surya mewakili bosnya bertanya pada wanita itu. Penjaga itu terlihat ragu. Dia melirik ketiga lelaki yang kini berd
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 116

Malam itu, Raka duduk di sofa ruang keluarga sambil membaca koran yang sebenarnya tidak benar-benar dibacanya. Tatapannya sesekali melirik ke arah Meira yang menemani Aldo menelepon ayahnya. Suara Aldo terdengar semringah saat mengucapkan terima kasih karena kado dari ayahnya sudah dia buka. Raka tak pernah mempermasalahkan sikap Baim pada Aldo ataupun sebaliknya. Dia justru senang jika kini Baim sadar akan tanggungjawabnya sebagai ayah, sekalipun hak asuh Aldo tak jatuh ke tangannya. Namun, sebagai suami Raka cukup cemburu melihat kedekatan Meira dengan mantan suaminya itu. Apalagi dari tatapan Baim begitu ketara jika dia masih menyimpan rasa pada Meira. Cinta itu masih ada dan belum hilang."Mas, sudah selesai makannya? Maaf tadi ditinggal sebentar, soalnya Aldo minta ditemani," ujar Meira dengan senyum tipis, meski sebenarnya dia juga tahu jika suaminya dilanda cemburu. Wajah Meira tampak lelah karena aktivitasnya hari ini cukup padat, tapi tetap manis seperti biasanya."Nggak na
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

BAB 117

Meira sedang membereskan meja rias ketika sebuah notifikasi masuk ke ponselnya. Dia membuka layar dan mendapati undangan digital berwarna pastel yang mencantumkan nama Dina, sahabatnya, sebagai mempelai wanita. Dina adalah anak Lasmi, janda sederhana yang dulu menampung Meira dan Aldo saat pertama kali singgah di kota Jogja. "Dina? Nikah?" gumam Meira sambil mengernyitkan dahi.Dia langsung menekan ikon telepon di kontak Dina."Assalamualaikum, Mbak Meira. Gimana kabarnya sekarang? Mentang-mentang sudah nikah, sibuk sekali rupanya. Sampai nggak pernah main ke rumah," ujar Dina terdengar begitu cerita di seberang. "Alhamdulillah baik, Din. Kamu sendiri tentu jauh lebih baik kan sekarang ?" tanya Meira dengan tersenyum tipis. Terdengar tawa kecil Dina, pertanda kebahagiannya detik ini. "Ibu gimana? Sehat? Titip salam dan maafku pada ibu ya, Din. Maaf banget belum sempat datang ke sana beberapa hari belakangan ini. Kebetulan beberapa hari lalu Dee demam, terus sekarang Aldo lagi sedik
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

BAB 117B

[Mei, ada waktu nggak? Mau ngobrol sebentar bisa?] Pesan dari Ken membuat Meira kembali mengernyit. Tak biasanya Ken chat seperti itu, bahkan sampai minta waktu segala. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dibicarakannya. "Mungkinkah tengang Dina?" lirih Meira saat membaca kembali pesan WhatsApp dari adik iparnya itu. "Apa dia mau curhat? Tumben," gumamnya lagi. [Lagi di rumah, Mas. Main sama Dee. Ada apa?] Meira membalas pesan Ken sembari merapikan puzzle anak perempuannya yang berantakan itu. [Kamu tahu Dina mau nikah, Mei?] Meira tersenyum tipis. Benar dugaannya, Ken akan cerita soal Dina. Mungkin Ken juga sama sepertinya yang agak kaget mendengar kabar spesial ini, apalagi seperti yang Dina ceritakan jika hubungannya dengan Wisnu sebelumnya hanya sebatas teman. Bukan pacar. Cukup mengejutkan memang jika dari teman berubah menjadi calon suami. Mungkin Ken juga cukup kaget mendengar hal itu. [Barusan Dina juga kirim undangannya ke aku, Mas. Aku juga baru tahu hari ini. Dia tak
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

BAB 118

"Mas, langsung ke lokasi atau mau mampir-mampir dulu?" tanya Bagas, supir pribadi Ken di Jakarta. "Langsung ke lokasi saja, Gas. Mau lihat sudah sampai mana pembangunan ruko ini. Kamu sudah makan?" tanya Ken pada Bagas dan Ridho, bodyguardnya yang baru saja masuk mobil. "Sudah, Mas. Tadi Bi Mia yang nyiapin sarapannya. Memangnya Mas Ken belum makan?" tanya Ridho sembari memakai selt beltnya. "Sudah. Tadi ngopi sama roti bakar. Kalau gitu kita berangkat sekarang." Ridho dan Bagas mengangguk bersamaan. Ketiga lelaki itu pun meluncur ke lokasi proyek pembuatan beberapa ruko yang sedang digarap Ken. Dalam perjalanan, Ken membahas tentang bisnisnya itu pada Raka, kakak semata wayangnya. "Makanya, kamu harus serius biar papa percaya sama kamu, Ken. Jangan main-main terus. Ingat umur sudah kepala tiga. Waktunya berumah tangga juga. Kata Meira kamu dekat dengan seseorang. Kenapa nggak dikenalkan sama keluarga?" cecar Raka seolah punya kesempatan untuk memberikan wejangan panjang lebar p
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

BAB 119

"Siapa namanya, Gas?" Ken mulai penasaran dengan gadis sederhana yang ditemuinya tadi. "Kenapa, Mas? Penasaran juga?" sindir Bagas sembari mencebik. Ken menimpuk badan Ken dengan botol mineral yang kosong lalu kembali melanjutkan makannya bersama para pekerja. Ken memang sesederhana itu. Dia anak yang supel, jadi mudah bergaul dengan siapapun dan dari golongan apapun. "Hanum Salsabila. Nama yang cantik, secantik orangnya. Benar kan, Mas?" Ridho menimpali. Ken hanya tersenyum tipis, kembali membayangkan senyum manis Hanum saat mengucapkan terima kasih pada Bagas dan Ridho beberapa menit lalu. "Rumahnya di mana, Dho? Sekitar sini juga?" Ken tak bisa membendung rasa penasarannya. "Pak mandor bilang sih nggak terlalu jauh dari warungnya, Mas. Tapi sepertinya sudah punya calon. Entah pacar entah suami. Soalnya tadi kami sempat lihat ada laki-laki yang membawakan kue untuknya." Bagas terdiam sejenak, ikut mengingat kejadian di warung Hanum tadi. "Memangnya itu pacarnya, Dho? Jangan
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status