All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 231 - Chapter 240

318 Chapters

BAB 127

"Hanum, kamu serius menerima lamaranku?" tanya Ken sembari menatap gadis yang masihs aja menunduk dalam diam itu. Hanum tak mendongak. Dia hanya kembali mengangguk pelan. "Tapi maaf aku tak membawa apapun ke sini bahkan keluargaku. Tadinya-- "Nah kan. Dasar laki-laki mokondo. Untung suamiku nggak kaya dia yang cuma modal tampang doang. Jangan-jangan nggak bawa mahar juga, Pak," oceh Rena lagi membuat wajah Ken memanas. Tapi laki-laki itu masih berusaha tetap tenang sebab tak ingin menambah keributan di hari spesialnya nanti. Dia juga tak ingin memperkeruh masalah yang terjadi pada calon mertua dan calon istrinya. "Mas, perempuan itu sudah sangat keterlaluan. Apa perlu kami--Bagas berbisik, tapi Ken kembali menggeleng pelan. Dalam hati justru lega jika keluarga istrinya tak tahu siapa dia dan keluarga besarnya. Dengan begitu, Ken jadi tahu siapa yang tulus menerimanya dan siapa yang materialistis dan penuh perhitungan. "Oh iya mahar. Kamu bawa mahar, Ken?" tanya Rudy seolah diin
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

BAB 128

Tak butuh waktu lama menghafal ijab qabul itu, Rudy dan Ken sepakat untuk melakukan akad nikah itu. Selain tak ingin mengulur waktu lagi, penghulu juga harus menikahkan calon pengantin di tempat lain. "Yakin sudah hafal?" tanya Rudy memastikan. "InsyaAllah, Pak." Ken mengangguk yakin. "Kalau Pak Rudy dan Mas Ken sudah sama-sama siap, kita lakukan ijab qabulnya sekarang ya," ujar penghulu sembari menatap kedua lelaki itu. Rudy dan Ken sama-sama mengangguk lalu berjabat tangan. "Setelah Pak Rudy membacakan ijabnya, Mas Ken langsung susul dengan qabul." Penghulu kembali menjelaskan. Kedua lelaki yang berjabat tangan itu kembali mengangguk bersamaan. "Silakan Pak Rudy," ujar penghulu mempersilakan. "Terima kasih, Pak. Baiklah, sekarang kami mulai ijab qabulnya. Semua harap tenang dan tak ada yang berisik seperti tadi," pinta Rudy sembari melirik istri dan anak tirinya yang sejak tadi bikin gaduh. Kedua perempuan itu melengos kesal. Setelah menghela napas panjang, Rudy gegas mengucap
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

BAB 129

Acara pernikahan sederhana dua pasangan pengantin hari ini usai. Meski terjadi keributan, tapi akhirnya semua berjalan lancar. Rena dan Aziz masih terus saling pamer kemesraan, seolah sengaja membuat Hanum gerah dan sakit hati. Alih-alih sakit hati, Hanum sudah berjanji dalam hati untuk mengabdikan hidupnya pada sang suami. Belajar ikhlas dengan segala takdir meski awalnya begitu sulit diterima. Hanum yakin semua akan indah pada waktunya. "Mas, mau makan apa biar Hanum ambilkan," ujar Hanum sembari mengambil secenting nasi ke piring Ken. "Pakai ikan bakar sama sambal saja, Sayang," ujar Ken sedikit gugup saat menyebut panggilan itu untuk istrinya. Rena dan Aziz pun saling tatap, sementara Hanum diam saja meski debar di dadanya begitu terasa. Hanum berusaha mengontrol perasaannya yang campur aduk agar tak terlihat gugup dan salah tingkah. "Ini, Mas. Nanti kalau mau nambah, biar Hanum ambilkan lagi," ujar gadis itu dengan senyum tipis. Ken kembali mengangguk. Melihat kelembutan is
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

BAB 130

Ketukan di pintu kamar Hanum membuat sepasang pengantin itu menoleh bersamaan. Terdengar suara Rudy yang memanggil menantunya. "Mas Bagas mau bicara sama kamu, Ken. Maaf kalau bapak ganggu ya?" ujar Rudy dari balik pintu. "Oh, iya, Pak. Nggak ganggu kok, lagipula kami cuma sama-sama natap jarum jam," balas Ken dengan senyum lebar. Hanum pun tersenyum tipis mendengar candaan suaminya. Bukan sekedar canda karena memang benar adanya. Nyaris dua puluh menit duduk bersisihan di ranjang kamar itu, tak ada obrolan apapun diantara mereka. Yang ada hanya Ken yang melihat tiap sudut kamar lalu sama-sama fokus pada denting jarum jam. "Mau ikut keluar atau istirahat di kamar?" tanya Ken saat beranjak dari ranjang. "Di sini saja, Mas. Hanum capek, mau istirahat dulu," ujar gadis cantik dengan gamis abu tua itu. Ken mengangguk lalu pamit keluar untuk menemui Bagas dan Ridho. "Bapak nggak ganggu kalian kan?" tanya Rudy lagi sembari tersenyum tipis. Meski awalnya Hanum dan Ken tak saling kenal
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

BAB 131

"Miskin miskin terus yang dibahas dari tadi. Mulutmu juga bisa dibeli sam Mas Ken," ujar Bagas emosi, membuat Rena makin merah padam. "Apa kamu bilang? Coba ulangi sekali lagi!" sentak perempuan itu nyaris menarik kemeja Bagas. Aziz segera menarik istrinya yang mulai tantrum dan ngoceh tak karuan, sementara Ridho dan Ken menghalangi Bagas yang nyaris menimpali ocehan Rena. "Kalian pulang saja. Nanti kalau ada apa-apa kukabari. Besok tolong bawakan baju ganti. Soal duit, nanti aku ambil sendiri di ATM," ujar Ken sembari meminta Ridho untuk membawa Bagas ke mobil. "Dasar laki-laki nggak tahu diri. Ngomong seenak jidatnya sendiri. Memangnya punya duit berapa sih kalian bisa bayar mulutku, heh! Mahar aja cuma delapan ratus ribu, belagu!" sentak Rena lagi saat melihat dua lelaki itu keluar gerbang rumah orang tuanya. Bagas menoleh dengan melotot lebar, begitu tak terima mendengar penghinaan itu terlebih pada bosnya. Namun, lagi dan lagi Ridho memintanya untuk segera masuk ke mobil. "A
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

BAB 132

"Mas Ken ngapain malam-malam ngumpet di sini?" tanya Hanum lagi sembari melihat ke sekeliling. Hanum sengaja mencari suaminya sebab tak ada di dalam rumah. Dia pikir Ken akan kabur setelah menghalalkannya. Entah mengapa sering kali pikiran buruk itu muncul begitu saja dalam benaknya. "Mas Ken ada masalah?" tanya perempuan itu lagi. Dia tersenyum tipis, mencairkan ketegangan di wajah Ken. 'Sepertinya aman. Hanum nggak dengar obrolanku dengan papa dan mama tadi.' Ken membatin lalu membalas senyum manis istrinya. "Nggak ada, Dek. Tadi telepon mama sama papa. Kamu mau ngobrol sama mereka?" tanya Ken sembari duduk kembali di kursi teras. Hanum pun duduk di kursi sebelahnya. Ada meja kecil yang memisahkan kedua tempat duduk itu. "Malu, Mas. Papa sama mama Mas Ken pasti shock berat dengar kabar pernikahan dadakan ini kan? Mereka mungkin nggak setuju Mas nikah sama Hanum. Apalagi jika tahu kalau kita tak mengenal sebelumnya bahkan baru pertama kali bertemu," lirih Hanum merasa tak percay
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

BAB 133

Jarum jam mulai merambat naik. Suasana yang sebelumnya gaduh, mulai hening sebab para kerabat sudah pulang ke rumah masing-masing. Kedua orang tua Hanum pun sudah masuk ke kamarnya. Begitu pula dengan Rena dan Aziz, tapi sepertinya mereka masih terjaga, menikmati malam pertama mereka. Sesekali terdengar suara mereka yang cekikikan, entah apa yang membuat mereka tertawa. Berbeda dengan Hanum dan Ken yang masih sama-sama duduk di tepi ranjang sempit itu. Tak terlalu sempit, hanya saja begitu pas untuk mereka berdua, membuat badan tak bisa leluasa bergerak. "Emm ... aku tidur di bawah aja ya, Dek. Kamu pasti masih canggung kalau kita tidur bersama," ujar Ken memecah kebekuan di antara mereka. "Jangan, Mas. Tidur di sini saja nggak apa-apa. Lagipula kita sudah sah suami istri. Nggak elok kalau seorang istri membiarkan suaminya tidur di lantai, sementara dia tidur enak di ranjang." Hanum menatap Ken beberapa saat lalu pura-pura menata bantal. Padahal sebenarnya Hanum selalu salah tingka
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

BAB 134

[Pelaku utama kecelakaan kakakmu sudah tertangkap, Ken. Alhamdulillah. Kamu harus hati-hati, apalagi sekarang sudah menikah. Jaga istrimu dengan baik dan kenalkan segera pada kami. Minta Ridho mengawasi istrimu. Jika tak bisa dari dekat, bisa dari jauh yang penting dalam pengawasan. Papa khawatir adalagi rival bisnis kita yang mempunyai rencana sama, ingin menghancurkan keluarga kita. Persaingan bisnis memang sekejam itu, apalagi di kota besar. Ingat pesan papa, jangan sembarangan lagi. Sekarang harus lebih hati-hati] Pesan dari Wicaksono membuat kedua mata Ken membulat. Ternyata dugaan papanya benar jika kecelakaan kakak dan iparnya itu penuh rekayasa. Ken awalnya kurang yakin, tapi ternyata papanya yang lebih berpengalaman soal hal-hal seperti ini tak tinggal diam. Wicaksono memang gigih mengusut semuanya bahkan sampai mengerahkan beberapa orang kepercayaannya untuk mencari pelaku sampai ketemu. [Alhamdulillah kalau sudah tertangkap, Pa. Pelakunya apakah benar seperti yang papa cu
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

BAB 135

"Kamu nggak bikin sarapan, Num? Mentang-mentang libur jualan terus seenaknya begini?" tukas Rena baru pulang jogging bersama suaminya. "Nggak, Mbak. Aku juga ingin libur masak. Biasanya selalu sibuk di dapur," balas Hanum santai sembari menyeduh secangkir kopi untuk suaminya. "Ini bekas roti panggang siapa yang bikin?" tunjuk Rena ke atas meja. "Aku yang bikin buat kamu berdua. Kenapa memangnya?" "Kenapa nggak sekalian bikin buat kami sih?! Perhitungan banget cuma roti panggang doang." Rena mendengkus kesal. Dia sengaja tak beli sarapan di luar karena biasanya Hanum sudah masak banyak makanan. Sengaja lebih berhemat karena rencananya akan honeymoon ke Bali esok hari. "Kalian kan sudah keluar, kenapa nggak beli sarapan sekalian? Lagipula tugasku menyiapkan sarapan buat suami bukan orang lain, kebetulan bapak dan ibu nggak mau roti panggang. Kalau kamu mau ya bikin saja sendiri. Roti tawar dan selainya juga masih banyak di kulkas." "Hanum! Sudah berani bertingkah kamu ya sekarang.
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

BAB 136

Rena terlihat begitu kesal mendengar sindiran Ken soal resepsi dan honeymoon. Meski yang dikatakan Ken ada benarnya, tapi Rena merasa jika itu terlalu merendahkannya. Padahal maksud Ken hanya menasehati agar tak perlu bermewah-mewah jika semua berasal dari pinjaman. "Bilang saja iri nggak sanggup kasih mahar spesial kaya suamiku. Pakai ngomong soal utang segala. Kamu pikir Mas Aziz nggak sanggup bikin resepsi dan ajak honeymoon istrinya? Cuma kuli bangunan saja belagu. Kamu nggak tahu kalau Mas Aziz ini kerja kantoran di perusahaan besar dengan gaji jutaan tiap bulan? Jangan suka ngeremehin dia!" tukas Rena tak terima mendengar sindiran Ken. "Benar itu, Sayang. Kasih mahar puluhan juta saja bisa kok, masa resepsi sama honeymoon nggak bisa." Aziz menimpali. Rena menoleh dengan senyum tipis sembari bergelayut manja di lengan suaminya. "Aku percaya sama kamu kok, Mas. Nggak perlu dengerin ocehan dia. Paling cuma iri karena nggak sanggup membahagiakan istrinya. Namanya perempuan pasti
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status